Tiga - Menikahi Asyifa

Entah apa yang dilakukan Naura, tapi Adrian memang akhirnya menuruti keinginan gila istrinya itu untuk menikahi Asyifa.

Hanya saja, Asyifa dibawa Adrian ke sebuah rumah kecil di perumahan baru agar tak seatap dengan Naura.

Kini sepasang suami istri baru itu berada di sana.

Adrian memperhatikan lingkungan yang belum banyak dihuni, bahkan masih banyak rumah yang belum selesai dibangun.

“Asyifa, nanti kalau ada apa-apa kamu bilang sama asistenku. Nanti uang bulanan kamu saya titipkan padanya dan dia yang akan aku utus ke sini,” ucap pria itu pada akhirnya.

“Baik, Pak,” ucap Asyifa, takzim.

Adrian menghela napas panjang. “Ya sudah, saya pergi dulu.”

“Yoga tolong bantu angkat koper Asyifa, dan setelah itu langsung ke kantor, kita bahas meeting dengan klien kita!” perintah Adrian pada asistennya.

“Baik, Tuan,” jawab Yoga dengan hormat.

Adrian langsung meninggalkan mereka. Dia tidak ingin lama-lama di rumah Asyifa karena masih tak nyaman dengan istri keduanya itu.

Di sisi lain, Yoga tampak membantu Asyifa memasukkan barang miliknya.

Sebenarnya, barang bawaan Asyifa hanya sedikit. Namun entah Naura membawakan apa lagi, sampai ada dua koper yang ada di sini..

Untungnya, tak butuh waktu lama, semua pun rapi.

“Terima kasih, Pak Yoga, sudah membantu saya,” ucap Asyifa.

“Ah iya, Nyonya, sama-sama. Saya pamit ke kantor ya? Menyusul Tuan Adrian.”

“Iya, Pak. Tapi, jangan panggil saya Nyonya lagi, ya?” pinta Asyifa.

“Loh kenapa? Bukannya benar saya panggil Nyonya? Kan Nyonya istri kedua Tuan Adrian?” bingung pria itu.

“Sudah panggil saja Asyifa, jangan Nyonya lagi,” ucap Asyifa.

“Ya sudah saya panggil Mbak Asyifa saja. Sepertinya, Mbak Asyifa masih muda sekali?” ujar Yoga.

“Saya masih dua puluh dua tahun, Pak.”

“Pantas saja!” ujar Yoga. “Ya sudah saya pamit, Mbak. Nanti Tuan menunggu lama,” pamit Yoga.

“Baik, Pak. Hati-hati, ya.”

Yoga tersenyum, lalu segera pergi. Hanya saja, itu tak berlangsung lama karena begitu tiba di kantor, Adrian tampak geram.

“Kamu tahu aku sudah berapa lama menunggu kamu, Yoga? Dari mana saja sih? Disuruh bawakan masuk koper saja lama sekali?”

“Iya, maaf, Tuan. Tadi saya ngobrol dulu sama Istri mudanya Tuan,” jelasnya.

”Oh iya, dia baik sekali. Beruntung sekali Tuan punya istri muda yang ramah dan sopan santunnya terjaga,” puji Yoga lagi.

Bukannya senang, Adrian justru tambah geram.“Beruntung? Asal kamu tahu Yoga, kalau bukan karena aku sangat mencintai Naura dan tak mau bercerai darinya, aku tidak akan menikahi Asyifa yang kerempeng dan dekil.

“Dia bagai langit dan bumi dengan Naura!” kesal atasannya itu.

“Maaf, Tuan. Tapi, saya rasa Nyonya Asyifa hanya belum dipoles dengan berbagai macam skincare. Coba Tuan kasih perawatan yang sama dengan Nyonya Naura,” ucap Yoga berani, “Kalau sudah kenal perawatan tubuh, bakalan kalah Nyonya Naura, Tuan!”

“Orang sudah setelannya begitu, ya tetap begitu lah! Gak mungkin berubah!” ucap Adrian.

“Jangan salah tuan, nanti kalau Istri Muda Tuan sudah glowing bisa-bisa Tuan kepincut deh,” ledek Yoga.

Asistennya itu memang berani karena sudah lama dengan Adrian.

Meski kaya, atasannya itu sebenarnya tak suka membanding-bandingkan orang. Yoga bahkan sudah dianggap Adrian seperti saudaranya sendiri.

Tak segan, Adrian memberikan biaya kuliah untuk dua adik Yoga, sampai perawatan ibunya di rumah sakit.

Hanya saja, mood-nya berubah akhir-akhir ini akibat menghadapi kelakuan Naura.

Sebenarnya, Yoga sedikit berharap pada Asyifa. Mungkin dengan adanya istri kedua, mampu membuat Adrian kembali menjadi seperti dulu?

“Ck! Jangan bahas soal Asyifa. Aku yakin perempuan itu cuma mau duit saja, makanya mau jadi istri kedua!” gerutu Adrian, “Lebih baik, kita segera ketemu klien!”

Yoga menggelengkan kepala. “Ya sudah pasti lah, pasti butuh duit. Nyonya Naura juga pastinya nyari perempuan yang sedang butuh banyak uang.”

“Gak mungkin orang sudah kaya raya dan cantik jelita mau dijadikan istri kedua yang hanya diminta anaknya saja, kan? Nanti, gak bisa ditindas dong!” ucap asisten Adrian itu lagi.

Mata Adrian sontak menatap Yoga tajam, seolah mengingatkan agar Yoga tak terlalu banyak bicara.

Namun, Yoga hanya mengendikan bahu, tak takut.

Percayalah, dia ingin terbaik untuk Adrian.

Dan Naura, sepertinya bukanlah orang yang tepat untuk mendampingi pria sebaik dirinya….

Sayangnya, enam bulan sudah berlalu dari hari itu.

Tapi, Adrian sama sekali tidak pernah menemui Asyifa lagi.

Ia hanya mengutus Yoga untuk membawakan jatah bulanannya.

Kabar Asyifa, selalu didapatkannya dari Yoga. Entah mengapa, asistennya itu selalu  antusias menceritakan kabar istri keduanya itu padanya meski tidak diminta.

“Tuan, yakin Tuan gak mau menemui Asyifa? Sudah setengah tahun, Tuan. Pasti Tuan akan terkejut kalau melihat Nyonya Muda,” ucap Yoga tiba-tiba.

“Gak ada topik pembicaraan lain, Ga? Aku lagi riweh ngurus Naura, jangan kau tambah dengan pembicaraan gak penting soal Asyifa!” kesal Adrian.

Memang, apa hal dari Asyifa yang bisa membuatnya terkejut?

“Serius, Tuan! Asyifa sekarang udah glowing. Jadi, ngapain yang riweh diurusi? Sedangkan di tempat lain ada yang lebih baik? Gak riweh, dan gak neko-neko. Kayaknya penurut juga,” kata Yoga lagi.

“Memang benar-benar ya kamu, Ga? Balik ke ruang kerjamu kalau hanya ingin bahas Asyifa!” perintah Adrian.

“Oke, Bos!” Yoga langsung keluar dari ruangan Adrian, sebelum atasannya itu bertambah geram padanya.

Sebenarnya, ada hal yang tidak pernah diinfokan Yoga pada Adrian.

Dia sendiri menginginkan Istri yang seperti Asyifa, tapi sayangnya dia sudah milik sang atasan.

**

Di sisi lain, Adrian meremas rambutnya. Sebenarnya, ia sadar bahwa Yoga tak salah.

Kepalanya sudah pusing dengan kelakukan Naura yang semakin hari semakin menjadi.

Pulang kumpul dengan teman-temannya sampai malam.

Rumah tidak diurus.

Kalau Adrian pulang kerja, selalu tidak disambut dengan baik.

Dan, yang lebih membuat Adrian naik darah, Naura sama sekali tidak mau disentuh Adrian karena Adrian tidak mau menemui Asyifa. Dia lebih memilih main solo dibandingkan minta jatah pada Adrian.

Pria itu sampai tidak tahu harus bicara dari mana untuk menasehati istrinya. Padahal, di kota berbeda, ibu Adrian dan ibu Naura sudah sangat menginginkan cucu dan meneror dirinya.

“Sudah di rumah bertengkar mulu sama Naura, di sini malah diajak ribut sama asisten sendiri,” gerutu pria itu kesal.

Sepulangnya dari kantor, Adrian merasa harus membicarakan ini segera dengan Naura. Tapi, lagi-lagi istrinya itu justru menolak.

“Mas! Kalau kamu mau kita seintim dulu, kamu harus sentuh Asyifa dan hamili dia segera!” teriak Naura sembari menyingkirkan tangan Adrian, “apa susahnya sih Mas? Toh, dia istrimu juga, bukan orang lain!”

Tangan Adrian, mengepal menahan amarah.

Pria tampan itu bisa saja memaksa Naura untuk “melayaninya”, tapi ia tak mau melakukan tindakan kasar yang akan disesalinya.

“Baik. Jika itu maumu,” geramnya.

Adrian lalu memilih keluar rumah dan mengambil kunci mobilnya. Tak lupa, dia juga membawa kunci serep rumah Asyifa.

Terpopuler

Comments

Nafeeza_🎈🎈

Nafeeza_🎈🎈

lanjut oiii lanjut seruuuuuuu

2024-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Satu - Menikah Lagi
2 Dua - Menemui Calon Madu
3 Tiga - Menikahi Asyifa
4 Empat - Kedatangan Yoga
5 Lima - Baju Pink
6 Enam - Apa Mau Saya Sentuh Sekarang?
7 Tujuh - Iya, Sekarang Juga Siap!
8 Delapan - Aku Kira Kamu?
9 Sembilan - Ada Yang Ketingalan
10 Sepuluh - Jangan Salahkan Aku Berpaling
11 Sebelas - Gaun Merah
12 Dua Belas - Lebih Cepat Lebih Baik
13 Tiga Belas - Kita Lakukan Sekarang
14 Empat Belas - Seperti Tersengat Lebah
15 Lima Belas - Saya Asyifa, Pak.
16 Enam Belas - Salahkah Bilaku Jatuh Cinta Lagi?
17 Tujuh Belas - Aku Kangen
18 Delapan Belas - Godaan
19 Sembilan Belas - Aku Mau Menyapu Kamu Saja.
20 Dua Puluh - Apa Kamu Mencintaiku?
21 Dua Puluh Satu - SAH
22 Dua Puluh Dua - Maaf Aku Jatuh Cinta Lagi
23 Dua Puluh Tiga - Katakan Kamu Mencintaiku
24 Dua Puluh Empat - Sama-Sama Membuat Kesal
25 Dua Puluh Lima - Pasar Malam
26 Dua Puluh Enam - Jangan Bahas Soal Perasaan
27 Dua Puluh Tujuh - Kamu Kejam, Mas!
28 Dua Puluh Delapan - Jangan Ceraikan Aku, Mas
29 Dua Puluh Sembilan - Jangan Bahas Naura, Saat Masih Bersama
30 Tiga Puluh - Hargai Keputusanku!
31 Tiga Puluh Satu - Naura Sakit
32 Tiga Puluh Dua - Kamu Naura, Bukan Asyifa!
33 Tiga Puluh Tiga - Kamu Licik, Naura!
34 PEGUMUMAN CERITA BARU
35 Tiga Puluh Empat - Aku Juga Cemburu!
36 Tiga Puluh Lima - Seperti Orang Ngidam.
37 Tiga Puluh Enam - Nama Yang Sama
38 Tiga Puluh Tujuh - Aku Yakin, Itu Bukan Anakku!
39 Tiga Puluh Delapan - Naura Pingsan
40 Tiga Puluh Sembilan - Kekhawatiran Adrian
41 Empat Puluh - Kedatangan Naura
42 Empat Puluh Satu - Ancaman Asyifa
43 Empat Puluh Dua - Bikin Khawatir
44 Empat Puluh Tiga - Tuduhan Adrian
45 Empat Puluh Empat - Mas Egois!
46 Empat Puluh Lima - Tinggalkan Adrian Sekarang Juga!
47 Empat Puluh Enam - Baju Dinas
48 Empat Puluh Tujuh - Dia Adik Maduku
49 Empat Puluh Delapan - Jangan Menjilat Ludah Sendiri!
50 Empat Puluh Sembilan - Harus Memilih Salah Satu
51 Lima Puluh - Kamu Anak Papa
52 Lima Puluh Satu - Aku Ingin Rujuk
53 Lima Puluh Dua - Asyifa!
54 Lima Puluh Tiga - Nama Bayi
55 Lima Puluh Empat - Naura Cemburu
56 Lima Puluh Lima - Asyifa Cemburu
57 Lima Puluh Enam - Kompak
58 Lima Puluh Tujuh - Harta Yang Paling Berharga
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Satu - Menikah Lagi
2
Dua - Menemui Calon Madu
3
Tiga - Menikahi Asyifa
4
Empat - Kedatangan Yoga
5
Lima - Baju Pink
6
Enam - Apa Mau Saya Sentuh Sekarang?
7
Tujuh - Iya, Sekarang Juga Siap!
8
Delapan - Aku Kira Kamu?
9
Sembilan - Ada Yang Ketingalan
10
Sepuluh - Jangan Salahkan Aku Berpaling
11
Sebelas - Gaun Merah
12
Dua Belas - Lebih Cepat Lebih Baik
13
Tiga Belas - Kita Lakukan Sekarang
14
Empat Belas - Seperti Tersengat Lebah
15
Lima Belas - Saya Asyifa, Pak.
16
Enam Belas - Salahkah Bilaku Jatuh Cinta Lagi?
17
Tujuh Belas - Aku Kangen
18
Delapan Belas - Godaan
19
Sembilan Belas - Aku Mau Menyapu Kamu Saja.
20
Dua Puluh - Apa Kamu Mencintaiku?
21
Dua Puluh Satu - SAH
22
Dua Puluh Dua - Maaf Aku Jatuh Cinta Lagi
23
Dua Puluh Tiga - Katakan Kamu Mencintaiku
24
Dua Puluh Empat - Sama-Sama Membuat Kesal
25
Dua Puluh Lima - Pasar Malam
26
Dua Puluh Enam - Jangan Bahas Soal Perasaan
27
Dua Puluh Tujuh - Kamu Kejam, Mas!
28
Dua Puluh Delapan - Jangan Ceraikan Aku, Mas
29
Dua Puluh Sembilan - Jangan Bahas Naura, Saat Masih Bersama
30
Tiga Puluh - Hargai Keputusanku!
31
Tiga Puluh Satu - Naura Sakit
32
Tiga Puluh Dua - Kamu Naura, Bukan Asyifa!
33
Tiga Puluh Tiga - Kamu Licik, Naura!
34
PEGUMUMAN CERITA BARU
35
Tiga Puluh Empat - Aku Juga Cemburu!
36
Tiga Puluh Lima - Seperti Orang Ngidam.
37
Tiga Puluh Enam - Nama Yang Sama
38
Tiga Puluh Tujuh - Aku Yakin, Itu Bukan Anakku!
39
Tiga Puluh Delapan - Naura Pingsan
40
Tiga Puluh Sembilan - Kekhawatiran Adrian
41
Empat Puluh - Kedatangan Naura
42
Empat Puluh Satu - Ancaman Asyifa
43
Empat Puluh Dua - Bikin Khawatir
44
Empat Puluh Tiga - Tuduhan Adrian
45
Empat Puluh Empat - Mas Egois!
46
Empat Puluh Lima - Tinggalkan Adrian Sekarang Juga!
47
Empat Puluh Enam - Baju Dinas
48
Empat Puluh Tujuh - Dia Adik Maduku
49
Empat Puluh Delapan - Jangan Menjilat Ludah Sendiri!
50
Empat Puluh Sembilan - Harus Memilih Salah Satu
51
Lima Puluh - Kamu Anak Papa
52
Lima Puluh Satu - Aku Ingin Rujuk
53
Lima Puluh Dua - Asyifa!
54
Lima Puluh Tiga - Nama Bayi
55
Lima Puluh Empat - Naura Cemburu
56
Lima Puluh Lima - Asyifa Cemburu
57
Lima Puluh Enam - Kompak
58
Lima Puluh Tujuh - Harta Yang Paling Berharga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!