Pemberontakan Kecil

Keesokan harinya, Siaw Jin terbangun ketika matahari telah naik tinggi. Rasa haus dan lapar menerpa tubuhnya yang baru saja mendapatkan energi baru setelah istirahatnya semalam tak terganggu.

Meski tanpa perapian, dia dapat tidur dengan nyenyak sekali. Siaw Jin kini keluar dari kuil tua itu menuju ke sebuah pohon tinggi dan langsung melompat ke atas untuk melihat sekelilingnya.

Jauh di sebelah timur dia melihat anak sungai mengalir dan terdapat sebuah pondok kecil disana.

Tanpa rasa khawatir sedikitpun, Siaw Jin segera melompat turun dan menuju ke arah sungai itu dengan cepat.

Ketika sudah berjarak puluhan meter dari pinggir gubuk yang menghadap sungai itu, Siaw Jin berdiri memandang bengong melihat seorang kakek berambut putih yang memakai pakaian serba hitam.

"Xiansu?" Panggil Siaw Jin yang melihat Xiansu sedang memancing ikan hanya menggunakan tali rapia saja yang di pegang nya seperti orang sedang bermain main saja.

"Hei bocah, siapa kau? Mengapa memanggilku Xiansu?" Tanya kakek itu yang berwajah sangat mirip dengan Xiansu.

Siaw Jin yang memang cerdas itu segera mendekat dan memperhatikan dengan seksama.

Memang kakek ini sangat mirip dengan Xiansu. Namun jika diperhatikan lagi, kakek ini sedikit lebih kurus dan tinggi ketimbang Xiamsu.

Pakaian nya pun berbeda warna dan dari gerak geriknya, kakek ini tidak selembut Xiansu.

"Maaf kek, aku tadi salah mengenali orang". Siaw Jin segera menjura dengan sedikit membungkuk sambil mengepalkan kedua tangannya di depan dada.

"Siapa kau bocah kecil?" Tanya si kakek yang masih sibuk memancing.

Baru saja Siaw Jin berpikiran apa jangan jangan kakek itu gila memancing kok dengan tali tanpa gagang tanpa umpan dan mata pancing, tiba tiba tali plastik itu ditarik oleh si kakek dan seekor ikan sungai besar terbang mendarat tepat di ember yang ada di samping si kakek.

"Siapa kau?" kembali kakek itu bertanya saat melihat Siaw Jin bengong dengan mulut menganga.

"Namaku Siaw Jin kek, dan aku kebetulan tersesat di daerah ini. Bolehkah aku minta sedikit minum dan makanan pada mu?"

"Enak saja minta minta, ambil sendiri kau panggang sendiri. Kalau mau minum, minumlah, air sungai ini biasa ku minum". Jawab si kakek sepintas lalu.

Tanpa banyak membantah lagi, Siaw Jin pun melompat ke sungai untuk minum dan mandi. Sudah lama sekali rasanya dia tidak mandi hingga badan nya lengket dan gatal.

Setelah selesai, tanpa berbicara sepatah katapun, Siaw Jin membuat perapian dengan dua buah batu dan rumput kering ya g ada di gubuk itu.

Akhirnya dia mengambil dua ekor ikan besar di dalam ember dan segera memanggangnya.

"Dasar bocah rakus, ambil tanpa minta, sekali ambil dua yang besar besar pula". Gerutu si kakek.

"Satu untuk ku, satu untuk mu kek, aku tidak serakus itu". Balas Siaw Jin dengan kesal.

setelah selesai memanggang, Siaw Jin pun memberikan seekor ikan panggang kepada si kakek dan memakan seekor untuknya sendiri.

Setelah bercakap cakap, Siaw Jin pun akhirnya mengetahui bahwa kakek itu dikenal dengan sebutan Losian, sedangkan Xiansu adalah panggilan adik kembarnya yang sudah lama menjadi budak kaisar.

Sedangkan dia sendiri lebih senang menyatu dengan alam. Dan kakek Losian (dewa tua) hidup berkelana dari waktu ke waktu kemana saja sesuka hatinya.

Jika dia ingin menetap, begitulah, dia membuat gubuk seadanya dan bisa menetap hingga dua sampai tiga bulan di suatu tempat.

"Apa hubungan mu dengan Xiansu?" Tanya Losian setelah menghabiskan ikan panggang nya.

"Dia kakek angkat ku dan juga guru ku". Jawab Siaw Jin.

"Kalau begitu kau layani lah aku beberapa jurus". Baru habis kata katanya, Losian segera menyerang Siaw Jin yang kaget dan reflek menangkis serangan lawannya.

Hampir 30 jurus mereka berkelahi dan setiap selesai sebuah jurus, Losian kaget menyaksikan apa yang dimainkan bocah itu.

"Cukup, darimana kau dapatkan latihan jurus jurus itu?" Tanya Losian yang kini beranjak duduk ke dalam gubuk sambil mengajak Siaw Jin.

"Hal ini harus ku rahasiakan kek. Aku telah berjanji pada Shifu". Sahut Siaw Jin.

"Hahaha, ternyata kau yang berjodoh dengan kitab itu. Ya, baguslah jika kau berani merahasiakannya". Dengan wajah senang, Losian berkata sambil menepuk bahu Siaw Jin.

###~***~###

Malam itu, terlihat ratusan orang berkumpul di luar tembok kota raja di sebuah rumah besar yang menjadi salah satu rumah persinggahan perdana menteri Ki.

Mereka terdiri dari para tokoh dunia sesat dan ada juga sebagian pendekar yang terkena bujuk rayu para pengikut perdana menteri.

Yang lebih aneh lagi adalah seorang panglima tua yang terkenal jujur dan setia ada dalam kelompok mereka.

Jenderal Bao duduk di bangku dekat perdana menteri Ki.

Beberapa minggu yang lalu, keluarga jenderal Bao di tangkap semua oleh datuk ahli silat pengikut perdana menteri.

Dengan hadiah yang muluk muluk, sang jenderal di ajak kerjasama untuk melakukan kudeta kepada kekaisaran qing beberapa hari lagi.

Yang membuat jenderal Bao terpaksa ikut dan patuh adalah keselamatan keluarganya. Mau dengan ribuan bujuk rayu yang muluk sekalipun, sang jenderal tak akan pernah mau berkhianat.

Tanpa sepengetahuan perdana menteri Ki, jenderal Bao telah menghubungi bala bantuan dimana pun berada termasuk Xiansu yang jauh di himalaya.

Setelah matang mengatur strategi, perdana menteri segera menyuguhkan hidangan yang lezat lezat.

Tanpa menampakkan isi hatinya, jenderal Bao ikut menyantap makanan dengan para pemberontak itu.

Setelah selesai acara malam itu, keesokan harinya, jenderal Bao dikawal oleh pembantu setianya menuju ke Cin An dimana perjanjian nya bertemu dengan para pembantu setia kaisar di adakan di sana.

Sesampainya jenderal Bao, disitu telah hadir para jenderal dan panglima tua dari luar daerah kota raja.

Bersama mereka ada pula Xiansu yang membawa dua orang gadis cilik imut dan lucu.

Segera mereka berunding dengan suasana mencekam. Hasil keputusan mereka, mereka akan bergerak lebih dulu tanpa diketahui pihak pemberontak dan jangan sampai membahayakan nyawa kaisar.

Dalam dua hari itu, diaturlah persiapan dari pihak pembela kaisar yang di pelopori jenderal Bao.

Seluruh kepala atau panglima yang setia kepada kaisar disusupkan ke seluruh tentara keamanan kota raja.

Dilain pihak, perdana menteri yang sangat yakin dengan ancaman nya kepada jenderal Bao pun melakukan persiapan sematang matangnya.

Memang ada sedikit keraguan pada diri perdana menteri bahwa jenderal itu akan berkhianat.

Namun kembali dia di yakinkan oleh para pengikut dan pendukungnya bahwa rencana mereka kali ini pasti berhasil tanpa menemui rintangan yang berarti sedikitpun.

Tibalah hari yang ditunggu tunggu dimana perdana menteri dan datuk datuk sesat yang kepandaiannya tinggi bergerak dari dalam.

Sedangkan lima ribu orang telah mengepung tembok besar kota raja. Mulailah siasat perang dimainkan oleh jenderal Bao yang seolah olah memihak perdana menteri Ki.

Namun di balik itu semua, sang jenderal menjadi pelopor utama dalam mengamankan keselamatan kaisar.

Perang besar pun terjadi antara pasukan kerajaan yang setia dan pasukan pemberontak yang sebagian besarnya merupakan pasukan kerajaan juga.

Sehari penuh perang itu terjadi membuat kota raja gempar. Namun saat malam hendak tiba, pemberontakan itupun dapat di atasi dengan sebaik baiknya.

Perdana menteri Ki yang sangat emosi segera melarikan diri ke rumah peristirahatannya di luar tembok kota.

Niatnya adalah untuk menghabisi keluarga jenderal Bao. Namun saat tiba di sana, beberapa penjaga tahanan di rumah nya itu melaporkan ada seorang kakek yang melumpuhkan para penjaga dan membebaskan keluarga jenderal Bao sehingga kini tidak ada lagi satupun tawanan perdana menteri yang tersisa.

Dengan amarah meluap, perdana menteri dibantu para datuk yang selamat segera melarikan diri ke arah utara dimana mulai saat itu, perdana menteri menjadi pelarian dari kerajaan Qing.

Kaisar pun kini baru sadar atas kesalahannya selama ini. Akhirnya kaisar mencabut hukuman untuk Xiansu dan seluruh rombongan Panglima Bu.

Atas surat resmi kaisar, panglima Bu diminta menjadi panglima kembali sedangkan Xiansu kembali menjadi koksu negara.

Namun dengan halus, Xiansu yang saat itu turut hadir menolak dengan halus. Yang paling membuat kaisar menyesal adalah putra semata wayangnya yang sengaja dari kecil disembunyikan demi keselamatannya kini telah tewas akibat keputusan yang pernah dibuat kaisar saat itu.

Begitulah pemberontakan kecil itu dapat dipadamkan. Dalam pertempuran antara pemberontak dan kerajaan, sebenarnya ada sosok yang sangat besar jasanya yaitu si bocah sakti atau Siaw Jin.

Namun anak ini selalu menyembunyikan diri jika seseorang akan menghadapkannya kepada baginda kaisar di kota terlarang.

BERSAMBUNG. . .

Episodes
1 Awal Mula
2 Jebakan Licik
3 Bentrokan Awal
4 Fitnah Membara
5 Hancurnya Harapan
6 Petualangan
7 Perjalanan Aneh
8 Pengalaman Besar
9 Suratan Takdir
10 Guru Yang Unik
11 Pertemuan 3 Gadis Cilik
12 Latihan Berat
13 Kemelut Kerajaan
14 Misi Sang Jenderal
15 Bocah Sakti
16 Siaw Jin Tertangkap
17 Pemberontakan Kecil
18 Kekalahan Menyakitkan
19 Melatih Bakat Alami
20 Reuni Terselubung
21 Penyesalan Kecil
22 Perbuatan Terkutuk
23 Rencana Apik
24 Siasat Balasan
25 Mangkatnya Kaisar
26 Butiran Cinta Nyata
27 Pengumuman
28 Kehancuran Pemberontak
29 Tiga Pedang Pusaka
30 Dendam Kesumat
31 Takdir Alamiah
32 Waktu Berlalu
33 Hampir Menjadi Korban
34 Menghimpun Kekuatan
35 Membongkar Sekte Sesat
36 Tugas Baru
37 Mengikat Janji
38 Iblis Hitam
39 Mengukir Nama Harum
40 Spot Jantung
41 Cinta Kedua Bersemi
42 Memasuki Tempat Rahasia
43 Melawan Jiwa Iblis
44 Kewajiban Diri
45 Sandiwara Dara Jelita
46 Memastikan Kecurigaan
47 Kenyataan Yang Pedih
48 Hal Tak Terduga
49 Sesuatu Yang Baru
50 Menolong Orang Baik
51 Hajaran Keras
52 Prasangka Kuat
53 Persiapan Pibu
54 Timbulnya Keikhlasan
55 Sistem Eliminasi
56 Suasana Kacau Balau
57 Metode Pibu Lanjutan
58 Terpilihnya Bengcu
59 Membungkam Kesombongan
60 Kisah Cinta Bengcu
61 Persekongkolan Rahasia
62 Pergerakan Musuh
63 Musuh Dalam Selimut
64 Bencana Kecil
65 Rencana Licik
66 Kehancuran Bengcu
67 Perubahan Besar
68 Petualang Rahasia
69 Amukan Sadis
70 Mendapat Luka
71 Merawat Luka
72 Ancaman Menakutkan
73 Kejadian Buruk Terjadi
74 Pertaruhan Nyawa
75 Kemenangan Semu
76 Tipuan Sang Koksu
77 Menembus Penjagaan
78 Samaran Baru
79 Sandiwara Menyakitkan
80 Pengepungan Bunga Merah
81 Rahasia Masa Lalu
82 Mengejar Pasukan
83 Pertaubatan Setian Lama
84 Memburu Musuh
85 Serangan Pancingan
86 Sandiwara Kematian
87 Pengakuan Terberat
88 Keajaiban Cinta
89 Kabar Gembira
90 Gerakan Gertakan
91 Awal Kehancuran
92 Pembebasan Bersyarat
93 Godaan Si Cantik Jelita
94 Memupuk Kekuatan
95 Sergapan Tiba Tiba
96 Persiapan Perang Tanding
97 Hilangnya Keangkuhan
98 Serangan Balik
99 Duka Mendalam
100 Bukan Yang Dicari
101 Bertemu Orang Baru
102 Menyusul Ke Bhutan
103 Taktik Cinta
104 Menjadi Calon Tamu
105 Masuk Tanpa Undangan
106 Cinta Yang Baru
107 Yang Di Rahasiakan
108 Rancangan Terakhir
109 Pukulan Terakhir
110 Akibat Cinta
111 Keputusan Terakhir
112 Penyelamatan Terakhir
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Mula
2
Jebakan Licik
3
Bentrokan Awal
4
Fitnah Membara
5
Hancurnya Harapan
6
Petualangan
7
Perjalanan Aneh
8
Pengalaman Besar
9
Suratan Takdir
10
Guru Yang Unik
11
Pertemuan 3 Gadis Cilik
12
Latihan Berat
13
Kemelut Kerajaan
14
Misi Sang Jenderal
15
Bocah Sakti
16
Siaw Jin Tertangkap
17
Pemberontakan Kecil
18
Kekalahan Menyakitkan
19
Melatih Bakat Alami
20
Reuni Terselubung
21
Penyesalan Kecil
22
Perbuatan Terkutuk
23
Rencana Apik
24
Siasat Balasan
25
Mangkatnya Kaisar
26
Butiran Cinta Nyata
27
Pengumuman
28
Kehancuran Pemberontak
29
Tiga Pedang Pusaka
30
Dendam Kesumat
31
Takdir Alamiah
32
Waktu Berlalu
33
Hampir Menjadi Korban
34
Menghimpun Kekuatan
35
Membongkar Sekte Sesat
36
Tugas Baru
37
Mengikat Janji
38
Iblis Hitam
39
Mengukir Nama Harum
40
Spot Jantung
41
Cinta Kedua Bersemi
42
Memasuki Tempat Rahasia
43
Melawan Jiwa Iblis
44
Kewajiban Diri
45
Sandiwara Dara Jelita
46
Memastikan Kecurigaan
47
Kenyataan Yang Pedih
48
Hal Tak Terduga
49
Sesuatu Yang Baru
50
Menolong Orang Baik
51
Hajaran Keras
52
Prasangka Kuat
53
Persiapan Pibu
54
Timbulnya Keikhlasan
55
Sistem Eliminasi
56
Suasana Kacau Balau
57
Metode Pibu Lanjutan
58
Terpilihnya Bengcu
59
Membungkam Kesombongan
60
Kisah Cinta Bengcu
61
Persekongkolan Rahasia
62
Pergerakan Musuh
63
Musuh Dalam Selimut
64
Bencana Kecil
65
Rencana Licik
66
Kehancuran Bengcu
67
Perubahan Besar
68
Petualang Rahasia
69
Amukan Sadis
70
Mendapat Luka
71
Merawat Luka
72
Ancaman Menakutkan
73
Kejadian Buruk Terjadi
74
Pertaruhan Nyawa
75
Kemenangan Semu
76
Tipuan Sang Koksu
77
Menembus Penjagaan
78
Samaran Baru
79
Sandiwara Menyakitkan
80
Pengepungan Bunga Merah
81
Rahasia Masa Lalu
82
Mengejar Pasukan
83
Pertaubatan Setian Lama
84
Memburu Musuh
85
Serangan Pancingan
86
Sandiwara Kematian
87
Pengakuan Terberat
88
Keajaiban Cinta
89
Kabar Gembira
90
Gerakan Gertakan
91
Awal Kehancuran
92
Pembebasan Bersyarat
93
Godaan Si Cantik Jelita
94
Memupuk Kekuatan
95
Sergapan Tiba Tiba
96
Persiapan Perang Tanding
97
Hilangnya Keangkuhan
98
Serangan Balik
99
Duka Mendalam
100
Bukan Yang Dicari
101
Bertemu Orang Baru
102
Menyusul Ke Bhutan
103
Taktik Cinta
104
Menjadi Calon Tamu
105
Masuk Tanpa Undangan
106
Cinta Yang Baru
107
Yang Di Rahasiakan
108
Rancangan Terakhir
109
Pukulan Terakhir
110
Akibat Cinta
111
Keputusan Terakhir
112
Penyelamatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!