Siaw Jin Tertangkap

Pagi itu, disebuah hutan rimbun yang lebat. Terlihat dua orang gadis kecil bersama kakak lelaki mereka sedang di bawa oleh beberapa orang pria kasar dengan paksa.

"Lepaskan aku, lepaskan,, Plaaakh,," Jeritan gadis kecil berusia 8 lebih terhenti setelah menerima tamparan pria kasar yang menggendongnya.

Mereka bertiga dibawa menuju ke puncak bukit yang tampak seram dari situ. Setelah menaiki bukit ular itu, para pria kasar yang merupakan bawahan ratu bukit ular dihadang oleh seorang remaja yang menunggangi seekor kuda hitam.

"Mau kalian apakan ketiga orang itu?" Seru remaja tampan yang duduk dengan tenang di atas kudanya.

"Lim Siaw, kami di culik, tolong ka,," belum sempat anak kembar itu habis berkata, mulutnya telah dibekap oleh kepala bandit.

"Lepaskan kan mereka sebelum bocah sakti menghajar kalian". Kata kata yang di keluarkan oleh Shu Meng Shi membuat pria kasar itu pucat.

Tanpa berkata kata lagi, mereka segera menyerang Siaw Jin yang langsung melawan mereka semua dengan kepandaian nya.

Tendangan dan tamparan mengenai wajah para bandit itu. Beberapa puluh menit kemudian, terlihat kereta bersama beberapa pengawal tiba di sana.

Saudagar Shu yang melihat para bandit yang menculik anaknya kini di hajar oleh Siaw Jin tampak sangat gembira.

"Tuan muda, mereka telah menculik anak anakku. Tolong kami".

Kata kata yang dikeluarkan oleh Saudagar Shu cukup membuat Siaw Jin semakin berat menghajar mereka.

Jika sebelumnya para bandit itu hanya mendapat memar saja dari tendangan dan tamparan bocah sakti, kini ada beberapa yang terkilir serta patah lengan tangan dan kakinya.

Setelah semua bandit itu dapat di lumpuhkan, Siaw Jin segera meminta Saudagar Shu untuk segera pergi membawa keluarganya.

"Mengshi, mengyao, minho, cepat naik kereta". Perintah ayah mereka dengan wajah panik.

Baru saja tuan Shu pergi dari tempat itu, datang lah bos para bandit itu yang dikenal dengan sebutan datuk bukit ular atau ratu bukit ular.

Melihat belasan anak buahnya dihajar, nenek tua itu segera menyerang Siaw Jin. Awalnya dia memandang rendah karena menganggap Siaw Jin hanyalah seorang bocah yang bisa berkelahi.

Namun ketika beberapa gebrakan pertama dirasakannya, wanita tua itu segera mendapatkan kenyataan bahwa kemampuan beladiri bocah itu memang sangat tinggi.

"Siapakah kau bocah tampan?" seru wanita itu dengan suara kasar.

"Dia bocah sakti ratu, tugas kami digagalkannya". Sahut bawahan ratu bukit ular yang masih meringis kesakitan.

Dengan kemarahan meluap, wanita tua itu segera bersuit nyaring. Tak berapa lama, datang lah hampir seratus orang bandit yang tadinya berpencar di daerah itu.

Setelah Siaw Jin dikeroyok beramai ramai, akhirnya dengan jaring khusus yang di lemparkan para bandit itu, Siaw Jin pun tertangkap yang kemudian langsung dibawa ke markas mereka di puncak bukit atas perintah ratu ular.

Dengan sikap tenang, Siaw Jin yang dibalut berlapis lapis jaring hitam itu dibawa bersama kuda dan buntalan pakaiannya yang digantung di punggung kudanya.

Sesampainya mereka semua di markas ratu bukit ular, Siaw Jin segera di jebloskan ke penjara ruangan bawah yang pengap dan gelap.

Siaw Jin tanpa takut duduk diam bersemedi di ruangan kecil itu hingga sore harinya makanan dan minuman diantarkan.

###~***~###

Telah lama kita tidak melihat keadaan di tempat Xiansu. Dimana lima orang murid langsung Xiansu sedang berlatih pagi itu di ruang belakang rumah yang luas itu.

Setelah mereka berlatih hingga hampir siang, Xiansu memanggil mereka semua ke tempat duduk berjajar bulat yang ada di ruang Lianbutia.

"Siaw Gin, Sie Liong, besok aku akan ke kota raja bersama Meilan dan Naya. Kalian jagalah Siaw Kim dan Tetap berlatih bersama paman Bu".

"Kenapa aku tidak dibawa Guru? Aku juga ingin ikut ke kota raja". Seru Siaw Kim ngambek.

"Aku kesana dalam keperluan rahasia. Sie Meilan dan Naya tidak ada yang mengenali. Sedangkan kau sudah dikenal oleh mereka. Dengar saja kata ku, kelak aku pasti akan membawamu ke tempat yang lebih bagus". Tutup Xiansu yang lalu mengajak mereka makan siang bersama.

Tugas memasak makanan untuk mereka dibagi secara bergilir. Jadi Xiansu dapat fokus mengajar silat kepada murid muridnya.

Benarkah Xiansu tidak membawa Siaw Kim karena alasan yang dikemukakannya? Sebenarnya itu hanya alasan saja.

Diantara kelima muridnya, Xiansu melihat bakat yang berbeda beda. Namun bakat terbesar ada di dalam diri Naya dan Meilan.

Tujuan Xiansu membawa kedua gadis kecil itu adalah untuk melatih cara menghimpun tenaga dalam yang sangat tepat dilakukan oleh Meilan yang berusia 7 tahun itu.

Sedangkan Naya yang usianya 10 tahun itu akan dilatih kecepatannya dalam ilmu meringankan tubuh. Memang selain tujuan tersebut, Xiansu baru saja mendapatkan surat beberapa hari yang lalu untuk berkunjung ke rumah jenderal Bao karena sesuatu keadaan yang sangat genting.

Maka selesai mereka semua makan, latihan pun kembali di lanjutkan.

Durgha dibantu nyonya Bu terlihat mempersiapkan pakaian Xiansu dan kedua anak yang akan dibawa besok.

Sore harinya, seorang kusir tiba disana mengendarai kereta kuda kecil yang dapat menampung ketiganya.

Xiansu yang dipanggil oleh Rambala segera menjumpai kusir kereta itu.

"Biar aku sendiri yang membawa kereta, kau boleh pulang duluan dengan kuda itu. Jangan lupa sampaikan terimakasih ku kepada Sie Han". Ucap Xiansu sesampainya dia di situ.

"Baik, saya mohon diri tuan tuan". Jawab si kusir yang memang salah seorang pekerja Sie Han di perbatasan Tibet.

Sekembalinya Xiansu ke tempat melatih muridnya, dari jauh dia melihat Siaw Kim, Siaw Gin dan Sie Liong seperti bermalas malasan dalam latihannya.

Memang, ketiga murid nya itu, seperti kurang berminat dan semangat dalam berlatih. Entah karena sudah merasa lebih bisa dari Meilan dan Naya.

Atau mungkin mereka merasa telah dewasa sehingga sedikit enggan menuruti segala latihan yang di berikan Xiansu.

Begitulah keseharian Xiansu yang sudah di cap sebagai manusia dewa, namun masih ada juga rasa kekecewaan yang bersarang di hatinya.

Di lain tempat, Siaw Jin masih saja bersemedi setelah lewat tengah malam. Makanan yang dibawa oleh bandit bandit itu dilahapnya dengan rakus.

Sedikitpun dia tidak menyangka bahwa dalam makanan dan minuman yang diberikan padanya, dicampurkan dengan racun racun yang dapat melumpuhkan otot otot tenaga dalam.

Sungguh sangat licik kelakuan ratu bukit ular itu. Namun tanpa dia sadari sedikitpun, justru racun yang diberikan kepada Siaw Jin untuk mencelakakannya malah menjadi energi pembuka jalan darah di tubuh Siaw Jin berkat Racun dan ramuan pemunah bisa yang dulu di dapatnya semasa di rumah hartawan Ki.

Pemilik bukit ular itu ingin agar bocah sakti menjadi bocah lemah, namun dia telah salah perhitungan. Siaw Jin yang memang telah kuat, jauh berpuluh kali lipat lebih kuat setelah memakan makanan beracun yang berkontraksi dengan ramuan Shifu, ramuan Xiansu dan racun berbisa yang diberikan oleh hartawan Ki dahulu.

Malam itu, malam ke tujuh Siaw Jin berada di dalam kurungan bawah tanah di rumah ratu bukit ular. Cuaca malam itu sangat bagus dengan bulan purnama yang di kelilingi bintang bintang terang menyinari langit hingga ke bumi.

Dalam tubuh Siaw Jin berjibaku antara beberapa macam tenaga yang saling berlawan ingin keluar.

Siaw Jin yang dikurung, tiba tiba melompat menembus kerangkeng kayu kuat yang hancur akibat gempuran tubuhnya yang mengandung tenaga dahsyat.

Kentongan dibunyikan dan puluhan orang menyerbu ke tempat itu. Semua yang mendekat kearahnya ibarat laron mendekati api besar yang langsung berjatuhan kesana kemari terkena amukan Siaw Jin yang seperti bukan dirinya lagi.

Setiap pukulan dan tendangan bocah itu mengandung aroma maut yang mengincar siapa saja yang berani mendekat.

Tak lama kemudian, terlihatlah ratu bukit ular di temani seorang kakek yang wajah nya sangat buruk sekali dengan kesaktian yang luar biasa.

Namun lawan mereka kali ini meskipun masih kecil, bukanlah anak biasa. Melainkan bocah sakti yang kini bertambah besar tenaga keluar dari tangan nya yang masih sedikit mungil itu.

Saat kedua datuk itu menyerang Siaw Jin, mereka terkejut sekali mendapat kenyataan pukulan mereka dapat di tangkis dan lengan mereka terasa sakit.

Para bandit bawahan ratu bukit ular kini terlihat berkeliling di sekitar arena pertarungan.

Sejam kemudian, mulai lah tampak bahwa meskipun di keroyok dua datuk sesat, Siaw Jin tak kalah lihai, bahkan perlahan dia mampu mendesak sepasang kakek nenek itu yang mulai mundur mundur di terpa pukulan dan tendangan Siaw Jin.

Hingga satu saat ketika kaki bocah itu mendarat di pipi ratu bukit ular dan tinju nya mengenai kepala datuk tua itu yang membuat keduanya terlempar beberapa meter.

Kesempatan itu dipakai oleh Siaw Jin untuk melarikan diri secepatnya melewati arah utara bukit setelah menjatuhkan 13 orang bandit bawahan ratu ular.

Lolos lah Siaw Jin dalam keremangan malam itu. Sebenarnya jika mereka semua mengejar, akan mudah terlihat karena malam itu memang lumayan terang.

Namun kedua datuk itu merasa jerih kepada bocah super sakti yang tidak seperti manusia biasa.

Setelah lari dengan kencang, jauh sebelah utara bukit ular, Siaw Jin beristirahat di sebuah kuil yang sudah tidak terpakai hingga dia tertidur nyenyak setelah letih tubuhnya mengeluarkan banyak energi.

BERSAMBUNG. . .

Episodes
1 Awal Mula
2 Jebakan Licik
3 Bentrokan Awal
4 Fitnah Membara
5 Hancurnya Harapan
6 Petualangan
7 Perjalanan Aneh
8 Pengalaman Besar
9 Suratan Takdir
10 Guru Yang Unik
11 Pertemuan 3 Gadis Cilik
12 Latihan Berat
13 Kemelut Kerajaan
14 Misi Sang Jenderal
15 Bocah Sakti
16 Siaw Jin Tertangkap
17 Pemberontakan Kecil
18 Kekalahan Menyakitkan
19 Melatih Bakat Alami
20 Reuni Terselubung
21 Penyesalan Kecil
22 Perbuatan Terkutuk
23 Rencana Apik
24 Siasat Balasan
25 Mangkatnya Kaisar
26 Butiran Cinta Nyata
27 Pengumuman
28 Kehancuran Pemberontak
29 Tiga Pedang Pusaka
30 Dendam Kesumat
31 Takdir Alamiah
32 Waktu Berlalu
33 Hampir Menjadi Korban
34 Menghimpun Kekuatan
35 Membongkar Sekte Sesat
36 Tugas Baru
37 Mengikat Janji
38 Iblis Hitam
39 Mengukir Nama Harum
40 Spot Jantung
41 Cinta Kedua Bersemi
42 Memasuki Tempat Rahasia
43 Melawan Jiwa Iblis
44 Kewajiban Diri
45 Sandiwara Dara Jelita
46 Memastikan Kecurigaan
47 Kenyataan Yang Pedih
48 Hal Tak Terduga
49 Sesuatu Yang Baru
50 Menolong Orang Baik
51 Hajaran Keras
52 Prasangka Kuat
53 Persiapan Pibu
54 Timbulnya Keikhlasan
55 Sistem Eliminasi
56 Suasana Kacau Balau
57 Metode Pibu Lanjutan
58 Terpilihnya Bengcu
59 Membungkam Kesombongan
60 Kisah Cinta Bengcu
61 Persekongkolan Rahasia
62 Pergerakan Musuh
63 Musuh Dalam Selimut
64 Bencana Kecil
65 Rencana Licik
66 Kehancuran Bengcu
67 Perubahan Besar
68 Petualang Rahasia
69 Amukan Sadis
70 Mendapat Luka
71 Merawat Luka
72 Ancaman Menakutkan
73 Kejadian Buruk Terjadi
74 Pertaruhan Nyawa
75 Kemenangan Semu
76 Tipuan Sang Koksu
77 Menembus Penjagaan
78 Samaran Baru
79 Sandiwara Menyakitkan
80 Pengepungan Bunga Merah
81 Rahasia Masa Lalu
82 Mengejar Pasukan
83 Pertaubatan Setian Lama
84 Memburu Musuh
85 Serangan Pancingan
86 Sandiwara Kematian
87 Pengakuan Terberat
88 Keajaiban Cinta
89 Kabar Gembira
90 Gerakan Gertakan
91 Awal Kehancuran
92 Pembebasan Bersyarat
93 Godaan Si Cantik Jelita
94 Memupuk Kekuatan
95 Sergapan Tiba Tiba
96 Persiapan Perang Tanding
97 Hilangnya Keangkuhan
98 Serangan Balik
99 Duka Mendalam
100 Bukan Yang Dicari
101 Bertemu Orang Baru
102 Menyusul Ke Bhutan
103 Taktik Cinta
104 Menjadi Calon Tamu
105 Masuk Tanpa Undangan
106 Cinta Yang Baru
107 Yang Di Rahasiakan
108 Rancangan Terakhir
109 Pukulan Terakhir
110 Akibat Cinta
111 Keputusan Terakhir
112 Penyelamatan Terakhir
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Mula
2
Jebakan Licik
3
Bentrokan Awal
4
Fitnah Membara
5
Hancurnya Harapan
6
Petualangan
7
Perjalanan Aneh
8
Pengalaman Besar
9
Suratan Takdir
10
Guru Yang Unik
11
Pertemuan 3 Gadis Cilik
12
Latihan Berat
13
Kemelut Kerajaan
14
Misi Sang Jenderal
15
Bocah Sakti
16
Siaw Jin Tertangkap
17
Pemberontakan Kecil
18
Kekalahan Menyakitkan
19
Melatih Bakat Alami
20
Reuni Terselubung
21
Penyesalan Kecil
22
Perbuatan Terkutuk
23
Rencana Apik
24
Siasat Balasan
25
Mangkatnya Kaisar
26
Butiran Cinta Nyata
27
Pengumuman
28
Kehancuran Pemberontak
29
Tiga Pedang Pusaka
30
Dendam Kesumat
31
Takdir Alamiah
32
Waktu Berlalu
33
Hampir Menjadi Korban
34
Menghimpun Kekuatan
35
Membongkar Sekte Sesat
36
Tugas Baru
37
Mengikat Janji
38
Iblis Hitam
39
Mengukir Nama Harum
40
Spot Jantung
41
Cinta Kedua Bersemi
42
Memasuki Tempat Rahasia
43
Melawan Jiwa Iblis
44
Kewajiban Diri
45
Sandiwara Dara Jelita
46
Memastikan Kecurigaan
47
Kenyataan Yang Pedih
48
Hal Tak Terduga
49
Sesuatu Yang Baru
50
Menolong Orang Baik
51
Hajaran Keras
52
Prasangka Kuat
53
Persiapan Pibu
54
Timbulnya Keikhlasan
55
Sistem Eliminasi
56
Suasana Kacau Balau
57
Metode Pibu Lanjutan
58
Terpilihnya Bengcu
59
Membungkam Kesombongan
60
Kisah Cinta Bengcu
61
Persekongkolan Rahasia
62
Pergerakan Musuh
63
Musuh Dalam Selimut
64
Bencana Kecil
65
Rencana Licik
66
Kehancuran Bengcu
67
Perubahan Besar
68
Petualang Rahasia
69
Amukan Sadis
70
Mendapat Luka
71
Merawat Luka
72
Ancaman Menakutkan
73
Kejadian Buruk Terjadi
74
Pertaruhan Nyawa
75
Kemenangan Semu
76
Tipuan Sang Koksu
77
Menembus Penjagaan
78
Samaran Baru
79
Sandiwara Menyakitkan
80
Pengepungan Bunga Merah
81
Rahasia Masa Lalu
82
Mengejar Pasukan
83
Pertaubatan Setian Lama
84
Memburu Musuh
85
Serangan Pancingan
86
Sandiwara Kematian
87
Pengakuan Terberat
88
Keajaiban Cinta
89
Kabar Gembira
90
Gerakan Gertakan
91
Awal Kehancuran
92
Pembebasan Bersyarat
93
Godaan Si Cantik Jelita
94
Memupuk Kekuatan
95
Sergapan Tiba Tiba
96
Persiapan Perang Tanding
97
Hilangnya Keangkuhan
98
Serangan Balik
99
Duka Mendalam
100
Bukan Yang Dicari
101
Bertemu Orang Baru
102
Menyusul Ke Bhutan
103
Taktik Cinta
104
Menjadi Calon Tamu
105
Masuk Tanpa Undangan
106
Cinta Yang Baru
107
Yang Di Rahasiakan
108
Rancangan Terakhir
109
Pukulan Terakhir
110
Akibat Cinta
111
Keputusan Terakhir
112
Penyelamatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!