Pengalaman Besar

Dalam tiga hari ini, semakin banyak saja orang yang berkeliaran di daerah pegunungan mong li.

Tampak dari pakaian ringkas dan senjata yang mereka bawa bahwa orang orang yang berseliweran disana bukanlah sekedar pemburu biasa.

Mereka merupakan ahli ahli beladiri yang memang bisa di tebak apa keperluan mereka kesitu.

Pagi itu, rombongan Xiansu kembali melanjutkan perjalanan. Jika saat mereka memasuki perbatasan kemarin dulu tempat itu tampak sepi, pagi ini mereka banyak berpapasan dengan orang orang dari dunia persilatan yang berlalu lalang di sekitaran pegunungan mong li.

Gunung itu terdiri dari batu stalaktit dan stalakmit yang ditutupi rimbunan salju serta diselimuti pohon pohon besar yang rindang.

Bahkan beberapa tempat curam terlihat lebih rimbun daunnya sampai sampai tidak terlihat tebing gunung tersebut.

Kini, rombongan Xiansu hanya berjarak tiga ratusan meter saja dari gunung mong li. Semakin tampak bahwa banyak orang orang yang duduk mengaso di dekat kaki gunung mong li itu.

Karena hari masih lumayan pagi menjelang siang, Xiansu pun tergerak hatinya untuk sekedar berteduh sejenak di kaki gunung Mong Li sambil mengistirahatkan kaki anak anak dan para wanita di rombongan mereka.

"Benar kata Xiansu, kita istirahat disini dulu hingga waktu makan siang tiba". Seru paman Bu kepada rombongan nya.

Mereka beristirahat di kaki gunung sebelah selatan. Sejenak kemudian, terjadi keributan dari arah kaki gunung mong li sebelah utara.

"Jangan dilihat. Biarkan mereka dengan urusannya sendiri". Ucap Xiansu ketika melihat Siaw Jin yang ingin bangkit dari duduknya.

Dengan tarikan muka kecewa, Siaw Jin segera duduk kembali di dekat Xiansu.

Selama dalam perjalanan ini, banyak pelajaran yang di berikan oleh Xiansu kepada Siaw Jin. Karena sejak Xiansu mengobati Siaw Jin, memang kakek itu telah mempersiapkan Siaw Jin menjadi penerus ilmu ilmu yang ada padanya.

Dari teori semedi, cara mengatur tenaga dasar, mengontrol tenaga dalam, ilmu pernapasan hingga dasar dasar ilmu pengobatan semua diajarkannya kepada Siaw Jin.

Memang Siaw Jin merupakan anak yang cerdas. Bahkan dia mempunyai otak yang jenius dimana sekali saja didengar atau dipelajarinya, langsung meresap masuk ke otaknya.

Begitu juga saat itu. Xiansu yang melihat wajah kekecewaan Siaw Jin segera menambah pelajaran lainnya tanpa memperdulikan perkelahian yang terdengar dari tempat mereka mengaso.

Akhirnya Siaw Jin pun larut dalam pelajaran yang diberikan oleh Xiansu hingga dia benar benar konsentrasi seratus persen kepada ilmu ilmu yang di ajarkan Xiansu.

Sedangkan sebelah utara kaki gunung mong li perkelahian semakin sengit. Dua kelompok pendekar saling berkelahi gara gara memperebutkan Kitab Dewa Sakti yang entah dimana adanya.

Tak lama berselang, teriakan teriakan kesakitan semakin terdengar akibat pertarungan mereka.

Xiansu yang tidak tahan lagi mendengar telah banyak jatuhnya korban dikedua pihak, segera bergerak cepat seperti terbang ke arah mereka dan melerai perkelahian itu.

"Hentikan perkelahian konyol ini". Sesampainya Xiansu disitu, langsung dia mengibaskan lengan baju panjang tangannya yang mengeluarkan desiran angin kencang menahan senjata senjata kedua kelompok itu hingga perkelahian terhenti sebentar.

"Siapa kau kakek tua berani mencampuri urusan kami?" Seru salah seorang yang berdiri paling dekat dengan Kek Xiansu.

"Aku kebetulan lewat, tak sengaja melihat perkelahian ini. Apa yang kalian ributkan?" Desak Xiansu kepada penanya tadi.

"Pergi saja kau orang tua, sebelum golok ku menebas putus jakun mu". Ucap orang kedua dari kelompok yang berbeda.

"Sudahlah, tak perlu kita ributkan lagi masalah ini. Kitab nya saja belum ketemu, malah kita saling membunuh sendiri." Seruan ketua kelompok kedua membuat semua nya menyimpan kembali senjata mereka.

"Untung saja kau diselamatkan oleh ketua, kalau tidak, habislah kau". Seorang anggota yang merasa kurang puas masih saja mengomel kepada Xiansu.

Xiansu hanya tersenyum tenang melihat gelagat ahli silat itu. Namun, saat sang ketua berkata,

"Apa yang kau bicarakan alung? Bukan aku yang menyelamatkannya, tapi dia yang mengampuni nyawamu". Setelah mengatakan hal itu, si ketua segera menjura sebagai tanda hormat ke arah Xiansu.

"Bukankah saya berhadapan dengan Xiansu si manusia dewa?" ucapnya sambil menjura.

"aku hanya dikenal sebagai Xiansu saja. Adapun manusia dewa itu tak pernah ku dengar". Jawab Xiansu merendah sambil tersenyum tenang.

Beberapa anggota kelompok yang sok sok an sombong tadi pun kini segera menjura sambil membungkuk.

"ah, maafkan kami yang tidak sadar ada langit diatas kami".

"Tak perlu dipersoalkan, yang penting kita semua selamat dan aman". Kembali Xiansu berkata sambil sedikit terkekeh.

"Kek, ayo kita makan." Siaw Jin yang berlari ke situ sudah menarik tangan Xiansu untuk kembali ke rombongannya.

Sedangkan kedua kelompok yang berseteru tadi kini sibuk melihat teman teman yang terluka dan menguburkan yang tewas.

Baru mereka sadar, seandainya saja Kakek sakti itu tidak melerai mereka, tentu mereka kini telah menjadi mayat seperti kawan kawan yang mereka kuburkan.

Kita kembali ke rombongan Xiansu yang kini sedang makan roti dan dendeng panggang yang telah siap dipersiapkan oleh para wanita.

"Kek, aku sudah bosan disini. Kapan kita akan melanjutkan perjalanan?" Seru Siaw Jin kepada Xiansu.

"Tenanglah adik Jin, sabarlah sedikit tunggu kek Xiansu selesai makan". Celetuk Siaw Gin yang duduk tak jauh dari mereka.

"Setelah semuanya selesai makan, kita berangkat". Seru paman Bu yang mendapat sinyal dari Xiansu.

Tak berselang lama, berangkatlah mereka serombongan melanjutkan perjalanan. Baru saja rombongan Xiansu tiba di sebelah barat pegunungan mong li, tiba tiba ada badai salju yang sangat kencang.

Keadaan menjadi hiruk pikuk, angin kencang disertai terpaan salju serta bongkahan salju yang runtuh dari atas tebing gunung menambah ruwet suasana saat itu.

Siaw Jin dan Siaw Kim berpegangan pada sebatang pohon dan mereka berdua saling peluk. Sedangkan Siaw Gin, dipegang oleh panglima Bu dan istrinya.

Beberapa prajurit yang terseret bersama istri mereka terpaksa berpegangan erat di tubuh Xiansu.

Namun hal yang tidak terduga pun terjadi. Pohon dimana Siaw Jin dan Siaw Kim berpegangan tercabut hingga ke akar. Saat yang genting itu masih terlihat oleh Xiansu yang segera melompat ke arah kedua anak tersebut.

Namun hanya Siaw Kim saja yang berhasil terpegang pundak bajunya. Sedangkan Siaw Jin terlempar dibawa badai terjun ke jurang sebelah kiri bersama pohon tumbang itu.

"Kakak Jiiiin,," teriakan Siaw Kim membuat semua orang gugup dan tegang. Ditengah keadaan yang berat itu, mereka hanya bisa meratapi dengan hati pedih atas kehilangan Siaw Jin.

Tubuh dan semangat mereka masih harus terus mempertahankan diri agar bisa selamat dari bencana tersebut.

Para ahli silat yang ada di sekeliling kaki gunung mong li juga sudah ada yang tewas dan jatuh ke jurang.

Bahkan banyak pula yang terpisah dari rombongan nya. Badai besar itu ternyata hanya badai lalu saja yang tak lama kemudian reda.

Saat semuanya selamat dalam rombongan Xainsu dan paman Bu kecuali Siaw Jin, disitulah baru meledak tangis riuh redam. Terutama dari Siaw Kim, gadis cilik yang tampaknya lebih sayang kepada Siaw Jin ketimbang abang kandungnya sendiri yakni Siaw Gin.

Para wanita istri paman Bu dan prajurit pun ikut menangis. Ada yang hanya meneteskan air mata seperti paman Bu. Yang kelihatan biasa saja hanyalah Xiansu.

Namun dari kerutan di kening nya, terlihat juga di wajah Xiansu sedikit rasa khawatir dan duka atas hilang dan tewas nya Siaw Jin.

Benarkah Siaw Jin tewas? Mungkin bagi orang orang yang ada dalam rombongan itu menganggap Siaw Jin telah tewas.

Bagaimana tidak? Jurang dimana Siaw Jin terjatuh sangatlah dalam bahkan tidak tampak dasarnya.

Namun, kalian tentu tau, mana mungkin Siaw Jin tewas, kalau dia tewas, yang jadi pemeran utamanya siapa? Ya gak sih? Mari kita ikuti pengalaman Siaw Jin yang terjatuh ke jurang samping kiri tebing.

Ketika Siaw Jin melihat pohon dimana dia dan adiknya berpegangan itu hampir tercabut akarnya, Siaw Jin segera memegang tangan Siaw Kim dan menarik agar terlepas pelukan Siaw Kim ke pohon dan tubuhnya.

Dalam pikiran Siaw Jin, dari pada kami berdua yang tewas, lebih baik aku saja. Makanya dia seperti mengorbankan dirinya agar Siaw Kim selamat.

Namun saat pegangan mereka berdua terlepas, Siaw Jin langsung terlempar ke arah jurang bersama pohon yang tumbang itu.

Jika saja mereka semua tau bahwa Siaw jin tidak terhempas ke dasar jurang, dia hanya tersangkut sedalam 300 meter dari bibir jurang, mungkin mereka semua akan menolongnya terutama Xiansu yang memiliki kepandaian tinggi.

Siaw Jin di selamatkan oleh tiga pohon. Pertama adalah pohon dimana dia berpegangan ketika di atas. Lalu sekitar 300 an meter ke dalam jurang, ada dua pohon lain yang tumbuh di dinding jurang tersebut.

Pohon yang di peluk Siaw Jin tersangkut di dua pohon dinding tebing jurang itu sehingga Siaw Jin yang memang nanar, begitu terhempas keras, langsung pingsan hingga tiga jam lamanya.

Namun cengkraman nya pada pohon itu benar benar sangat kuat sehingga dia tetap rebah memeluk pohon sambil menggenggam hiasan gelang rantai yang ada di tangannya.

Tentu saja pembaca tau gelang siapa itu bukan? Gelang hiasan itu merupakan peninggalan ibu angkat nya yang di berikan kepada Siaw Jin untuk kelak diberikan kepada orang yang di cintainya.

Karna menurut Siaw Jin, Siaw Kim adik angkatnya itu pun di cintanya, maka ketika Siaw Kim merengek meminta gelang itu, langsung di kasih saja oleh Siaw Jin.

Dan ternyata gelang itu kini malah terlepas dari tangan Siaw Kim ke tangan Siaw Jin kembali.

Akankah Siaw Kim mendapatkan gelang itu kembali?

BERSAMBUNG. . .

Episodes
1 Awal Mula
2 Jebakan Licik
3 Bentrokan Awal
4 Fitnah Membara
5 Hancurnya Harapan
6 Petualangan
7 Perjalanan Aneh
8 Pengalaman Besar
9 Suratan Takdir
10 Guru Yang Unik
11 Pertemuan 3 Gadis Cilik
12 Latihan Berat
13 Kemelut Kerajaan
14 Misi Sang Jenderal
15 Bocah Sakti
16 Siaw Jin Tertangkap
17 Pemberontakan Kecil
18 Kekalahan Menyakitkan
19 Melatih Bakat Alami
20 Reuni Terselubung
21 Penyesalan Kecil
22 Perbuatan Terkutuk
23 Rencana Apik
24 Siasat Balasan
25 Mangkatnya Kaisar
26 Butiran Cinta Nyata
27 Pengumuman
28 Kehancuran Pemberontak
29 Tiga Pedang Pusaka
30 Dendam Kesumat
31 Takdir Alamiah
32 Waktu Berlalu
33 Hampir Menjadi Korban
34 Menghimpun Kekuatan
35 Membongkar Sekte Sesat
36 Tugas Baru
37 Mengikat Janji
38 Iblis Hitam
39 Mengukir Nama Harum
40 Spot Jantung
41 Cinta Kedua Bersemi
42 Memasuki Tempat Rahasia
43 Melawan Jiwa Iblis
44 Kewajiban Diri
45 Sandiwara Dara Jelita
46 Memastikan Kecurigaan
47 Kenyataan Yang Pedih
48 Hal Tak Terduga
49 Sesuatu Yang Baru
50 Menolong Orang Baik
51 Hajaran Keras
52 Prasangka Kuat
53 Persiapan Pibu
54 Timbulnya Keikhlasan
55 Sistem Eliminasi
56 Suasana Kacau Balau
57 Metode Pibu Lanjutan
58 Terpilihnya Bengcu
59 Membungkam Kesombongan
60 Kisah Cinta Bengcu
61 Persekongkolan Rahasia
62 Pergerakan Musuh
63 Musuh Dalam Selimut
64 Bencana Kecil
65 Rencana Licik
66 Kehancuran Bengcu
67 Perubahan Besar
68 Petualang Rahasia
69 Amukan Sadis
70 Mendapat Luka
71 Merawat Luka
72 Ancaman Menakutkan
73 Kejadian Buruk Terjadi
74 Pertaruhan Nyawa
75 Kemenangan Semu
76 Tipuan Sang Koksu
77 Menembus Penjagaan
78 Samaran Baru
79 Sandiwara Menyakitkan
80 Pengepungan Bunga Merah
81 Rahasia Masa Lalu
82 Mengejar Pasukan
83 Pertaubatan Setian Lama
84 Memburu Musuh
85 Serangan Pancingan
86 Sandiwara Kematian
87 Pengakuan Terberat
88 Keajaiban Cinta
89 Kabar Gembira
90 Gerakan Gertakan
91 Awal Kehancuran
92 Pembebasan Bersyarat
93 Godaan Si Cantik Jelita
94 Memupuk Kekuatan
95 Sergapan Tiba Tiba
96 Persiapan Perang Tanding
97 Hilangnya Keangkuhan
98 Serangan Balik
99 Duka Mendalam
100 Bukan Yang Dicari
101 Bertemu Orang Baru
102 Menyusul Ke Bhutan
103 Taktik Cinta
104 Menjadi Calon Tamu
105 Masuk Tanpa Undangan
106 Cinta Yang Baru
107 Yang Di Rahasiakan
108 Rancangan Terakhir
109 Pukulan Terakhir
110 Akibat Cinta
111 Keputusan Terakhir
112 Penyelamatan Terakhir
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Mula
2
Jebakan Licik
3
Bentrokan Awal
4
Fitnah Membara
5
Hancurnya Harapan
6
Petualangan
7
Perjalanan Aneh
8
Pengalaman Besar
9
Suratan Takdir
10
Guru Yang Unik
11
Pertemuan 3 Gadis Cilik
12
Latihan Berat
13
Kemelut Kerajaan
14
Misi Sang Jenderal
15
Bocah Sakti
16
Siaw Jin Tertangkap
17
Pemberontakan Kecil
18
Kekalahan Menyakitkan
19
Melatih Bakat Alami
20
Reuni Terselubung
21
Penyesalan Kecil
22
Perbuatan Terkutuk
23
Rencana Apik
24
Siasat Balasan
25
Mangkatnya Kaisar
26
Butiran Cinta Nyata
27
Pengumuman
28
Kehancuran Pemberontak
29
Tiga Pedang Pusaka
30
Dendam Kesumat
31
Takdir Alamiah
32
Waktu Berlalu
33
Hampir Menjadi Korban
34
Menghimpun Kekuatan
35
Membongkar Sekte Sesat
36
Tugas Baru
37
Mengikat Janji
38
Iblis Hitam
39
Mengukir Nama Harum
40
Spot Jantung
41
Cinta Kedua Bersemi
42
Memasuki Tempat Rahasia
43
Melawan Jiwa Iblis
44
Kewajiban Diri
45
Sandiwara Dara Jelita
46
Memastikan Kecurigaan
47
Kenyataan Yang Pedih
48
Hal Tak Terduga
49
Sesuatu Yang Baru
50
Menolong Orang Baik
51
Hajaran Keras
52
Prasangka Kuat
53
Persiapan Pibu
54
Timbulnya Keikhlasan
55
Sistem Eliminasi
56
Suasana Kacau Balau
57
Metode Pibu Lanjutan
58
Terpilihnya Bengcu
59
Membungkam Kesombongan
60
Kisah Cinta Bengcu
61
Persekongkolan Rahasia
62
Pergerakan Musuh
63
Musuh Dalam Selimut
64
Bencana Kecil
65
Rencana Licik
66
Kehancuran Bengcu
67
Perubahan Besar
68
Petualang Rahasia
69
Amukan Sadis
70
Mendapat Luka
71
Merawat Luka
72
Ancaman Menakutkan
73
Kejadian Buruk Terjadi
74
Pertaruhan Nyawa
75
Kemenangan Semu
76
Tipuan Sang Koksu
77
Menembus Penjagaan
78
Samaran Baru
79
Sandiwara Menyakitkan
80
Pengepungan Bunga Merah
81
Rahasia Masa Lalu
82
Mengejar Pasukan
83
Pertaubatan Setian Lama
84
Memburu Musuh
85
Serangan Pancingan
86
Sandiwara Kematian
87
Pengakuan Terberat
88
Keajaiban Cinta
89
Kabar Gembira
90
Gerakan Gertakan
91
Awal Kehancuran
92
Pembebasan Bersyarat
93
Godaan Si Cantik Jelita
94
Memupuk Kekuatan
95
Sergapan Tiba Tiba
96
Persiapan Perang Tanding
97
Hilangnya Keangkuhan
98
Serangan Balik
99
Duka Mendalam
100
Bukan Yang Dicari
101
Bertemu Orang Baru
102
Menyusul Ke Bhutan
103
Taktik Cinta
104
Menjadi Calon Tamu
105
Masuk Tanpa Undangan
106
Cinta Yang Baru
107
Yang Di Rahasiakan
108
Rancangan Terakhir
109
Pukulan Terakhir
110
Akibat Cinta
111
Keputusan Terakhir
112
Penyelamatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!