Perjalanan Aneh

Pada masa itu, daerah pegunungan himalaya merupakan puncak puncak tempat dimana orang orang datang melewati masa liburnya.

Disana menjadi pusat destinasi wisata dari berbagai penjuru negeri. Bahkan ada pula dari benua eropa dan amerika yang datang berkunjung ke himalaya hanya untuk menyaksikan kemegahan paku bumi itu.

Namun sejak setahun yang lalu, hal itu banyak berkurang disebabkan desas desus hewan buas yang sedang marah di himalaya.

Mungkin hal itu ada benarnya sedikit. Namun, banyak kejadian yang terjadi di sana, pembunuhan pembunuhan yang terjadi banyak pula disebabkan oleh perebutan sebuah kitab dewa sakti.

Kitab dewa sakti merupakan sebuah kitab yang konon sudah ribuan tahun adanya. Karna diperebutkan oleh seluruh dunia persilatan, maka kitab itu dibawa oleh kakek guru Xiansu yang dikenal dengan nama Xian Cianpwe ke daerah puncak gunung yang paling ditakuti di himalaya.

Karena memperebutkan kitab dewa sakti itulah, banyak berjatuhan korban. Namun banyak juga para perampok yang tewas di tangan sepasang manusia iblis, begitulah sebutan masyarakat sekitar kepada sepasang suami istri yang sudah pembaca kenal diawal.

Mereka adalah Rambala dan Durgha yang tidak banyak berinteraksi dengan orang orang, namun jika ada yang mencari masalah dengan mereka, seperti telah kita ketahui di awal, sepasang manusia iblis tidak segan segan membunuh mereka.

Begitulah keadaan himalaya yang sebenarnya. Memang ada sosok beruang kutub besar yang menjaga gunung mong li tempat dimana kitab dewa sakti di simpan. Namun beruang putih itu tak akan melukai siapapun kecuali ada orang orang yang mencoba melanggar batas yang dijaganya.

Seperti sore itu, ada kelompok yang berjumlah delapan orang menuju ke gunung mong li dengan membawa senjata tajam di tangan mereka.

Baru setengah pendakian mereka, kedelapan orang itu segera di cegat oleh beruang kutub berbulu lebat berwarna putih keperakan.

Menyaksikan hal itu, ke delapan orang tersebut terdiam tak berkutik. Namun ada seorang yang nekat mencoba menyerang beruang tersebut yang membuat sang beruang murka dan langsung menghajar mereka.

Tujuh orang tewas dengan luka mengerikan, sedangkan yang seorang berhasil lolos melarikan diri menuruni tebing utara gunung mong li dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.

###~***~###

Di sebelah paling utara perbatasan deretan himalaya dengan tibet, terlihat Rambala yang sedang duduk menjadi mandor bagi dua orang yang sedang mengerjakan bagian belakang rumahnya.

Kedua orang itu adalah pimpinan perampok bersama wakilnya yang hingga kini masih dalam pengaruh sihir Rambala dan Durgha.

Kini gubuk yang dulu kecil dan reyot telah menjadi sebuah rumah yang layak huni berkat kegigihan dua orang itu yang layaknya seperti hewan piaraan bagi Rambala dan Durgha serta putri mereka.

Putri semata wayang mereka sering kali bermain main hanya untuk lucu lucuan mengerjai kedua rampok yang berasal dari Burma itu.

Terkadang Naya mengetes ilmu sihir yang dipelajarinya dari orangtuanya kepada kedua perampok itu.

Sungguh malang sekali nasib Balanga dan wakilnya diperlakukan seperti itu. Akan tetapi salah mereka sendiri juga. Mereka berani beraninya menindas orang orang yang kelihatan lemah itu.

Setelah selesai membuat sudut rumah itu, Rambala memanggil istrinya dan bertanya,

"Sayang, menurutmu apa yang harus kita lakukan dengan mereka? Kita tidak membutuhkan lagi tenaga mereka sekarang".

Durgha yang kini duduk disamping sang suami segera menghardik ke arah kedua perampok itu.

"Kesini kalian!!, mulai sekarang, kalian akan jadi pemburu dan hidup dengan baik. Jangan pernah menyakiti orang lain lagi. Dengar?"

Suara lantang Durgha langsung mendapat anggukkan dari keduanya.

Setelah memberikan bekal mereka dijalan, Rambala dan Durgha segera menyuruh keduanya pergi ke arah Tibet melanjutkan perjalanan mereka.

Dan mulai saat itu, mereka menjadi sosok yang di katakan oleh Durgha hingga keadaan merubah mereka kelak. Sementara ini kita tinggalkan dulu kedua orang itu yang kelak akan menjadi musuh besar bagi keluarga Rambala dan Durgha.

"Ibu, kenapa kedua paman itu diusir?" Tanya Naya kepada ibunya sesampainya di situ.

"Mereka hanya menambah beban kita disini. Kita harus berbagi makanan dan rumah dengan mereka. Lebih asyik kita tinggal bertiga saja seperti sebelumnya". Jawab Durgha sembari mengelus kepala Naya.

"ah,, aku jadi tidak bisa mengerjai mereka lagi". Naya merengut manja yang dibalas dengan senyuman dari kedua orangtua nya.

"Bagaimana perkembangan pelajaran yang ayah berikan padamu Naya? Apa kau sudah hafal?" Tanya Rambala sambil memegang tangan anak nya menuju kedalam rumah.

"Pelajaran dari ayah susah, enak belajar sama ibu mudah di ingat dan pelajaran nya gampang gampang".

"Ok, sekarang ibu akan memberi pelajaran baru padamu, ayo ikut ibu ke dapur. Biarkan ayah mandi dulu".

"Pasti aku disuruh memasak lagi. Membosankan!!" Gerutu bocah sembilan tahun itu dengan cemberut.

Meskipun begitu, dia tetap mengikuti sang ibu yang masih menggandengnya.

Setelah memasak selesai, mereka pun makan siang bersama di meja ruang tengah sambil terus mengobrol bersama anak mereka. Dari obrolan obrolan ringan hingga berat mereka bincangkan, tujuan mereka adalah untuk mengetahui tumbuh kembang putri mereka yang sangat mereka cintai itu.

###~***~###

Setelah beristirahat di hutan dekat dusun perbatasan, Xiansu dan paman Bu segera mengajak mereka melanjutkan perjalanan.

Semua orang merasa takut dan ngeri setelah mendengar cerita paman Bu. Namun lain halnya dengan Siaw Jin. Dia tetap saja berjingkrak sana sini tertawa bermain tanpa menghiraukan masalah cerita seram paman Bu.

"Siaw Jin, jangan terlalu jauh. Nanti kau bisa tersesat". Seru Xiansu yang kini telah menganggap anak itu sebagai cucunya sendiri.

"Baik kek, tenang saja. Aku cuma bermain disekitaran kalian saja. Ayo adik Kim, kejar aku". Seru Siaw Jin yang kini mengajak adik angkatnya berlari larian kesana kemari.

Mulailah hawa dingin menyelimuti tubuh mereka. Rombongan yang kini hanya tinggal 17 orang setelah sebagian besar rombongan tidak ikut mereka kini buru buru mengambil baju tambahan untuk dipakai menghalau rasa dingin sore hari itu.

Hanya tiga orang saja yang tidak menambah baju luar. Mereka adalah Xiansu, paman Bu dan Siaw Jin.

Ketika perjalanan semakin jauh mereka tempuh melewati barisan kaki gunung yang terkadang merupakan tebing batu, terkadang rerumputan yang di tutupi salju, dan kadang pepohonan yang menjulang tinggi dengan hiasan putih salju menutupi bagian atas dedaunan.

Hingga tibalah mereka di sebuah tempat dimana Xiansu menunjuk sebuah pegunungan yang tampak jelas dari situ.

"Itulah gunung Mong Li, tempat kakek guruku bertapa dahulu".

Semua orang mengarahkan pandangannya ke sana. Termasuk Siaw Jin yang memang sangat penasaran dari awal, mengapa sebuah buku yang bernama Kitab Dewa Sakti itu sampai menjadi rebutan seluruh ahli ahli di dunia persilatan.

Sedikitpun Siaw Jin tidak pernah terpikir bahwa perlahan lahan takdir akan membawanya semakin dekat dengan kitab itu.

Ketika matahari telah tenggelam, Xiansu menyarankan agar malam itu mereka istirahat di situ. Dimana terdapat bekas bangunan reyot yang sudah lama terbengkalai, bahkan atap nya pun sudah tidak ada.

Perapian pun segera dibuat. Dalam rombongan tersebut terdapat enam orang wanita termasuk Siaw Kim.

Istri paman Bu yang memimpin setiap kali mereka singgah dan memasak untuk makan mereka. Sedangkan empat wanita yaitu istri bekas tentara bawahan paman Bu membantu nyonya Bu memasak dan mempersiapkan bahan bahan masakannya.

Siaw Kim yang memang senang sekali memasak selalu ikut nimbrung membantu Bibi mei, begitulah panggilannya kepada istri mantan panglima Bu.

"Siaw Kim, kau duduk saja menunggu di dekat perapian, disini dingin".

"Tidak apa bibi Mei, aku tahan kok, bajuku pun sudah tiga lapis. Aku ingin belajar masak sama bibi Mei". Sahut Siaw Kim menggemaskan.

"Baiklah kalau begitu. Jika kelak kau pintar memasak, untuk siapa kau akan memasak makanan?" Tanya nyonya Bu berkelakar.

"Untuk kak Siaw Jin". Celetukan Siaw Kim membuat para wanita yang lain tertawa.

Namun nyonya Bu merasakan jawaban Siaw Kim sedikit berbeda. Jangan jangan...

BERSAMBUNG. . .

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

terus 💪berkarya. moga novel ini sukses banyak pembacanya.

2024-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Jebakan Licik
3 Bentrokan Awal
4 Fitnah Membara
5 Hancurnya Harapan
6 Petualangan
7 Perjalanan Aneh
8 Pengalaman Besar
9 Suratan Takdir
10 Guru Yang Unik
11 Pertemuan 3 Gadis Cilik
12 Latihan Berat
13 Kemelut Kerajaan
14 Misi Sang Jenderal
15 Bocah Sakti
16 Siaw Jin Tertangkap
17 Pemberontakan Kecil
18 Kekalahan Menyakitkan
19 Melatih Bakat Alami
20 Reuni Terselubung
21 Penyesalan Kecil
22 Perbuatan Terkutuk
23 Rencana Apik
24 Siasat Balasan
25 Mangkatnya Kaisar
26 Butiran Cinta Nyata
27 Pengumuman
28 Kehancuran Pemberontak
29 Tiga Pedang Pusaka
30 Dendam Kesumat
31 Takdir Alamiah
32 Waktu Berlalu
33 Hampir Menjadi Korban
34 Menghimpun Kekuatan
35 Membongkar Sekte Sesat
36 Tugas Baru
37 Mengikat Janji
38 Iblis Hitam
39 Mengukir Nama Harum
40 Spot Jantung
41 Cinta Kedua Bersemi
42 Memasuki Tempat Rahasia
43 Melawan Jiwa Iblis
44 Kewajiban Diri
45 Sandiwara Dara Jelita
46 Memastikan Kecurigaan
47 Kenyataan Yang Pedih
48 Hal Tak Terduga
49 Sesuatu Yang Baru
50 Menolong Orang Baik
51 Hajaran Keras
52 Prasangka Kuat
53 Persiapan Pibu
54 Timbulnya Keikhlasan
55 Sistem Eliminasi
56 Suasana Kacau Balau
57 Metode Pibu Lanjutan
58 Terpilihnya Bengcu
59 Membungkam Kesombongan
60 Kisah Cinta Bengcu
61 Persekongkolan Rahasia
62 Pergerakan Musuh
63 Musuh Dalam Selimut
64 Bencana Kecil
65 Rencana Licik
66 Kehancuran Bengcu
67 Perubahan Besar
68 Petualang Rahasia
69 Amukan Sadis
70 Mendapat Luka
71 Merawat Luka
72 Ancaman Menakutkan
73 Kejadian Buruk Terjadi
74 Pertaruhan Nyawa
75 Kemenangan Semu
76 Tipuan Sang Koksu
77 Menembus Penjagaan
78 Samaran Baru
79 Sandiwara Menyakitkan
80 Pengepungan Bunga Merah
81 Rahasia Masa Lalu
82 Mengejar Pasukan
83 Pertaubatan Setian Lama
84 Memburu Musuh
85 Serangan Pancingan
86 Sandiwara Kematian
87 Pengakuan Terberat
88 Keajaiban Cinta
89 Kabar Gembira
90 Gerakan Gertakan
91 Awal Kehancuran
92 Pembebasan Bersyarat
93 Godaan Si Cantik Jelita
94 Memupuk Kekuatan
95 Sergapan Tiba Tiba
96 Persiapan Perang Tanding
97 Hilangnya Keangkuhan
98 Serangan Balik
99 Duka Mendalam
100 Bukan Yang Dicari
101 Bertemu Orang Baru
102 Menyusul Ke Bhutan
103 Taktik Cinta
104 Menjadi Calon Tamu
105 Masuk Tanpa Undangan
106 Cinta Yang Baru
107 Yang Di Rahasiakan
108 Rancangan Terakhir
109 Pukulan Terakhir
110 Akibat Cinta
111 Keputusan Terakhir
112 Penyelamatan Terakhir
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Mula
2
Jebakan Licik
3
Bentrokan Awal
4
Fitnah Membara
5
Hancurnya Harapan
6
Petualangan
7
Perjalanan Aneh
8
Pengalaman Besar
9
Suratan Takdir
10
Guru Yang Unik
11
Pertemuan 3 Gadis Cilik
12
Latihan Berat
13
Kemelut Kerajaan
14
Misi Sang Jenderal
15
Bocah Sakti
16
Siaw Jin Tertangkap
17
Pemberontakan Kecil
18
Kekalahan Menyakitkan
19
Melatih Bakat Alami
20
Reuni Terselubung
21
Penyesalan Kecil
22
Perbuatan Terkutuk
23
Rencana Apik
24
Siasat Balasan
25
Mangkatnya Kaisar
26
Butiran Cinta Nyata
27
Pengumuman
28
Kehancuran Pemberontak
29
Tiga Pedang Pusaka
30
Dendam Kesumat
31
Takdir Alamiah
32
Waktu Berlalu
33
Hampir Menjadi Korban
34
Menghimpun Kekuatan
35
Membongkar Sekte Sesat
36
Tugas Baru
37
Mengikat Janji
38
Iblis Hitam
39
Mengukir Nama Harum
40
Spot Jantung
41
Cinta Kedua Bersemi
42
Memasuki Tempat Rahasia
43
Melawan Jiwa Iblis
44
Kewajiban Diri
45
Sandiwara Dara Jelita
46
Memastikan Kecurigaan
47
Kenyataan Yang Pedih
48
Hal Tak Terduga
49
Sesuatu Yang Baru
50
Menolong Orang Baik
51
Hajaran Keras
52
Prasangka Kuat
53
Persiapan Pibu
54
Timbulnya Keikhlasan
55
Sistem Eliminasi
56
Suasana Kacau Balau
57
Metode Pibu Lanjutan
58
Terpilihnya Bengcu
59
Membungkam Kesombongan
60
Kisah Cinta Bengcu
61
Persekongkolan Rahasia
62
Pergerakan Musuh
63
Musuh Dalam Selimut
64
Bencana Kecil
65
Rencana Licik
66
Kehancuran Bengcu
67
Perubahan Besar
68
Petualang Rahasia
69
Amukan Sadis
70
Mendapat Luka
71
Merawat Luka
72
Ancaman Menakutkan
73
Kejadian Buruk Terjadi
74
Pertaruhan Nyawa
75
Kemenangan Semu
76
Tipuan Sang Koksu
77
Menembus Penjagaan
78
Samaran Baru
79
Sandiwara Menyakitkan
80
Pengepungan Bunga Merah
81
Rahasia Masa Lalu
82
Mengejar Pasukan
83
Pertaubatan Setian Lama
84
Memburu Musuh
85
Serangan Pancingan
86
Sandiwara Kematian
87
Pengakuan Terberat
88
Keajaiban Cinta
89
Kabar Gembira
90
Gerakan Gertakan
91
Awal Kehancuran
92
Pembebasan Bersyarat
93
Godaan Si Cantik Jelita
94
Memupuk Kekuatan
95
Sergapan Tiba Tiba
96
Persiapan Perang Tanding
97
Hilangnya Keangkuhan
98
Serangan Balik
99
Duka Mendalam
100
Bukan Yang Dicari
101
Bertemu Orang Baru
102
Menyusul Ke Bhutan
103
Taktik Cinta
104
Menjadi Calon Tamu
105
Masuk Tanpa Undangan
106
Cinta Yang Baru
107
Yang Di Rahasiakan
108
Rancangan Terakhir
109
Pukulan Terakhir
110
Akibat Cinta
111
Keputusan Terakhir
112
Penyelamatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!