Bel pulang sekolah berbunyi , Alana bersama ketiga Sabahat nya keluar dari kelas beriringan . sampai di parkiran tiba tiba ada sebuah motor sport yang menghampiri mereka . Mereka sangat tahu siapa pemilik motor sport itu.
" ikut gue " ucap xavier tegas.
Mereka bertiga saling berpandangan siapa yang di maksud xavier . Tidak mendapat respon dari alana akhirnya Xavier menatap alana.
" Lo naik ke motor gue ! " ucap xavier tidak ingin di bantah.
Alana menunjuk dirinya sendiri . Hatinya berdebar sangat kencang . Dia teringat perkataan Xavier saat di lapangan basket . Xavier yang mengatakan bahwa dia adalah milik nya . membayangkan hal itu pipi terlihat bersemu , debaran itu semakin kencang dia rasakan.
" Hm , maaf aku naik angkot aja " tolak Alana lembut . Alana harus segara pergi meninggalkan Xavier agar jantung nya aman.
" Ck gue enggak terima penolakan , asal lo tau gue paling enggak suka di tolak " paksa Xavier.
" aku enggak peduli , lagian siapa kamu ngatur ngatur " jawab alana.
" Gue kan udah bilang waktu di lapangan basket kamaren . Apa lo lupa ? Oh kalau lo lupa biar gue ingatin lagi " ujar Xavier . Xavier hendak membuka suaranya tapi terhenti takkala alana naik ke boncengan motornya.
Alana enggak mau jadi bahan pembicaraan orang orang kalau mereka tau xavier sudah mengklaim alana sebagai miliknya . Tanpa alana sadari hal yang alana lakukan justru menimbulkan pembicaraan para siswa SMA candrawisih.
Tanpa menghiraukan warga SMA candrawisih Xavier langsung melajukan motornya . ini awal dari perjuangan Xavier untuk meluluhkan hati alana.
Kedua Sabahat Alana merasa cengo , tiba tiba mereka linglung ketika sang pangeran sekolah membawa sahabat nya pergi.
" itu beneran alana di bonceng Xavier " ucap vivi dengan bingung.
Letta mengangguk lemah , dia juga masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi . sejak kapan sahabat nya berhubungan dengan pangeran sekolah.
" Gila sih alana , sumpah gue speechless liat alana bareng Xavier " ucap letta heboh.
" Eh tunggu , terus farraz gimana ? tanya vivi menatap letta . Letta menggeleng kan kepala nya.
" terserah Alana lah mau sama farraz apa Xavier yang penting dia bahagia . kita cuman bisa mendoakan saja " kata letta menimpali.
" Gue setuju , kita juga harus lebih ekstra buat jagain alana . karena saat ini gue yakin pasti akan ada masalah . Lo tau sendiri kan fans Xavier banyak nya melebihi farraz . apa lagi angel yang udah terang terangan menyukai xavier " ucap vivi.
Sedangkan dua sejoli yang sedang di bicarakan saat ini sedang diam dengan pikiran nya masing masing . Xavier yang bingung memulai percakapan dengan alana dan alana merasa canggung dengan Xavier.
Tak lama motor yang mereka tumpangi mereka berhenti di sebuah warung bakso . Xavier berhenti kemudian turun dari motornya yang diikuti alana.
" Kok kita kesini ? * hanya alana dengan raut wajah bingungnya .
" makan dulu gue lapar " jawab xavier . Alana mengikuti Xavier memasuki warung bakso tersebut . Mereka duduk di pojokan , kemudian Xavier bangkit untuk memesan bakso.
Alana hanya menatap Xavier , enggak nyangka kalau Xavier mau makan di pinggir jalan begini . Alana pikir Xavier makan di restoran mewah.
Tak lama kemudian bakso pesanan Xavier datang , hanya keheningan yang menyapa mereka . Mereka makan dengan lahap.
Setelah menghabiskan semangkok bakso Xavier langsung berdehem untuk memulai pembicaraan dengan alana.
Alana hanya diam , jujur dia bingung dengan apa yang saat ini terjadi. " Maaf sebenarnya ada apa ya ? kenapa kamu ngajak aku pergi " ucap Alana karena tak ada obrolan apa pun sejak tadi
" gue kan udah bilang kalau lo milik gue jadi terserah gue kan mau ajak Lo kemana mana . kita pacaran ucap xavier.
" Ck aku enggak pernah nerima kamu jadi pacar aku , lagian kita juga baru kenal . Kita enggak sedekat itu buat pacaran " jelas alana dengan tegas.
" terus kenapa lu bisa suka sama farraz ? Lo aja baru kenal dia " kata Xavier penuh intimidasi.
" A....aku...aku enggak tau " ucap alana sambil menunduk . jujur saat ini dia merasa malu.
Xavier tersenyum sinis " kenapa Lo enggak pernah ngasih gue kesempatan . Lo tau ? gue susah sekali buat dekat sama cewek tapi setelah gue menemukan cewek yang mulai mengusik hati gue ternyata dia suka sahabat gue sendiri " Xavier terkekeh . Tapi dari raut wajah nya menyiratkan kesakitan yang luar biasa.
Alana meremas kedua tangan nya bertaut di pahanya . Dia merasa sesak di dadanya saat melihat mata Xavier berkaca kaca.
" Maafin aku tapi aku enggak ada rasa apa apa sama kamu " ucap alana pada akhirnya.
" gue cuman mau lu kasih gue kesempatan buat gue buktiin keseriusan gue " kata xavier dengan serius.
Alana menghela napas lelah " oke kalau begitu aku mau berteman sama kamu . kita mulai hubungan dengan pertemanan " ucap alana pada akhirnya.
" Gue enggak mau jadi temen lo , tapi gue mau nya jadi pacar Lo dan itu enggak bisa di bantah " putus xavier.
" Dasar pemaksaa , nyebelin " maki Alana sambil memukul dada xavier . Xavier memegang tangan alana dan menghentikan kelakuan alana . di kecup nya punggung tangan alana dengan penuh cinta.
" Lo mau kan jadi pacar gue ? " tanya xavier.
Alana masih diam " harus mau " putusnya.
" Terserah " jawab alana acuh . Xavier tersenyum lebar . melihat senyum xavier membuat alana terhipnotis dia tidak bisa menghindar kan wajahnya . Senyum xavier terlalu mahal untuk di lewatkan.
" Gue tau gue tampan " ucap xavier dengan dengan narsis . " dan asal lo tau aja , ketampanan gue cuman buat alana " rayunya.
alena berdecak sebal dia jadi meragukan julukan kulkas sepuluh pintu yang di sematkan untuk Xavier , bagi nya Xavier adalah perayu ulung . dia terlalu ahli buat merayu.
" Aku mau pulang " ucap alana . Xavier mengangguk kemudian menggenggam tangan alana untuk di ajak berjalan . sebelum berdiri tak lupa Xavier meninggalkan uang dua lembar warna merah di meja.
Xavier menuntun Alana naik motornya kemudian memakaikan helm miliknya untuk alana.
" buat kamu aja , kamu kan di depan " kata alana saat Xavier hendak memasangkan helm miliknya.
" enggak , ini buat kamu . aku enggak mau kamu masuk angin " ucap Xavier.
" aku enggak selemah itu yah " kata alana tidak terima .
" aku tau , tapi bagiku kamu adalan berlian yang begitu mahal jadi aku harus menjaganya dengan baik " kata Xavier yang mengubah cara bicara nya menjadi aku kamu.
Tak ingin berdebat Alana lebih memilih diam , dia juga buru buru harus berangkat kerja . meladeni Xavier tidak akan pernah habisnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments