Malam itu, sepasang suami istri beradegan panas di ranjang tanpa henti. Nafsu keduanya bagaikan bara lahar gunung merapi. Melahap, menghempas dan menyesap ke bagian pori-pori yang sensitif.
Malam terlewati dan pagi pun datang menjelang. Keduanya yang hanya tidur beberapa jam, terlihat begitu kelelahan. Tapi, tugas bisnis tidak bisa di tunda. Semua persiapan sudah dilakukan.
"Cepat pulang ya sayang. Jika tidak, aku akan menyusulmu kesana." ucap sang istri dengan manja sambil bergelayut mesra di leher suaminya.
"Perjalanan kali ini cukup lama, setahun." jawab sang suami sambil mencium bibir sang istri yang makin menggodanya.
"Jika waktu masih ada, aku ingin itu lagi. Biar aku cepat hamil," balas sang istri sambil ******* ganas bibir suaminya.
"Hentikan mam, anak-anak pasti sudah bangun," kata sang suami yang ngos-ngosan menahan gejolak birahinya.
"Oke, jika mama kangen. Mama akan ke tempat papa." balas sang istri sambil beranjak dari ranjangnya.
"Jika papi ijinkan, mama boleh menjengukku ke Belanda. Anak-anak biar bersama bibi dan paman Jhon di rumah." jawab sang suami sambil beranjak ke kamar mandi.
Persiapan keberangkatan ke Amsterdam, Belanda pun selesai. Tuan Roger mencium ketiga pangerannya bergantian. Lalu mencium kening dan bibir wanita yang sangat dicintainya dengan mesra. Ketiga putranya malu dan menutup mata mereka dengan tangan masing-masing.
"Titip istri dan putra-putraku ya papi. Kalian tidak boleh bandel. Aku berangkat dulu," pamit tuan Roger kepada sang bangsawan, sambil mencium tangan beliau.
"Jaga dirimu disana. Jangan khawatirkan Oshi dan anak-anak. Jika urusan disana beres, cepat kembali." jawab sang bangsawan sambil mencium putranya itu.
Tuan Roger akhirnya berangkat setelah mencium hormat tangan sang bangsawan. Dengan pelukan hangat, sang bangsawan melepaskan putranya pergi. Dia ke bandara diantar paman Jhon.
Hari demi hari pun berlalu. Keinginan Oshi untuk hamil lagi belum tercapai. Sang suami menangani bisnis di Amsterdam setahun lamanya. Sungguh waktu yang tidak pendek baginya. Baru beberapa bulan saja, dia sudah rindu belaian dan ciuman sang suami. Apalagi keinginan untuk hamil yang keempat. Dia membutuhkan suaminya.
Sang nyonya rumah benar-benar kesepian. Dengan tekad bulat, dia minta ijin kepada sang mertua agar diperbolehkan menyusul suaminya.
"Papi, ijinkan saya menyusul Roger ya?" kata Oshi dengan memelas agar diperbolehkan menyusul suaminya.
"Pergilah, tapi anak-anak tidak boleh ikut." jawab sang mertua singkat sambil membaca koran.
"Baiklah papi, titip anak-anak ya. Saya pasti cepat kembali." jawab Oshi dengan gembira.
"Mama, aku ikut. Hikz," kata Lucas yang menahan tangis.
"Lucas harus menjaga adik-adikmu. Mama akan cepat pulang kok." cegah Oshi dengan lembut sambil mengusap rambut Lucas.
"Jangan lama-lama ya ma. Kami seperti anak yatim. Tanpa papa, sekarang tanpa mama," ucap Frandes pelan menangis disisi kakeknya.
"Ada kakek di sini. Ayo, kalian mau ke taman bermain kan?" tanya sang kakek menghibur cucu-cucunya.
"Mau kakek, asyiiik...." sahut Arden kecil dengan semangat.
"Bersiap-siaplah Oshi. Anak-anak biar aku yang urus." kata sang mertua sambil beranjak dari kursi tuanya. Beliau keluar mengajak ketiga cucunya pergi.
Oshi mengangguk, hatinya sangat tenang karena ada mertua dan para pelayan yang bisa mengurus ketiga putranya. Tekadnya sudah bulat, dia tidak akan kembali sebelum bisa hamil lagi.
Akhirnya Oshi berangkat menyusul suaminya ke Amsterdam, Belanda. Suaminya yang mengetahui kedatangan Oshi, sangat gembira. Nafsunya pun melonjak hebat.
Akhirnya setelah dua bulan bersama suaminya, Oshi positip hamil. Kehamilan yang keempat yang sangat didambakannya. Seorang putri, Oshi menginginkan bayi perempuan.
Kabar kehamilannya membuat sang mertua sangat bahagia dan gembira. Seratus cucu pun beliau mau. Tapi, sang mertua tidak tahu keinginan terpendam dari menantunya itu.
Saat di USG, janin dalam kandungan Oshi ternyata laki-laki lagi. Karena terobsesi ingin anak perempuan, timbul niat kejam Oshi untuk menggugurkan kandungannya yang sudah menginjak 5 bulan.
Mati-matian, sang suami mencegah niat kejam Oshi. Namun berbagai upaya menggugurkan telah dilakukan Oshi. Dia menelan berbagai macam pil atau obat yang bisa membuatnya keguguran.
Kehamilan yang keempat yang tidak diinginkan. Ajaib sekali, janinnya begitu kuat dan bertahan di dalam kandungannya. Seolah-olah janin itu ingin hidup meski ibunya tidak menginginkannya.
Pertengkaran demi pertengkaran sering terjadi. Hingga akhirnya sang suami menyerah dan membuat perjanjian.
"Lahirkan putraku dengan selamat. Maka aku bersumpah menjadi budakmu seumur hidupku. Apapun yang kamu inginkan, ke depannya pasti aku lakukan." kata sang suami penuh harap.
"Aku benci anak ini. Aku tidak mau melahirkannya. Yang kuinginkan adalah bayi perempuan. Bukan bayi laki-laki lagi!" kata Oshi dengan nada keras dan ketus sambil memukul-mukul perut besarnya.
"Dia adalah darah daging kita. Kita membuatnya dengan penuh cinta dan bahkan nafsumu sangat menggebu demi hamil dirinya. Jadilah ibu yang normal istriku," kata sang suami berusaha meredam kekerasan hati istrinya dan mencegah tangan itu memukul-mukul perutnya.
"Aku mau anak perempuan. Aku sudah capek melahirkan anak laki-laki terus. Tahukah papa? Selama ini aku kesepian. Ketiga putraku sudah di kuasai kakeknya. Papa gila kerja. Aku sendirian papa, aku sangat kesepian...." sahut Oshi menangis pilu dalam rengkuhan sang suami.
"Maafkan aku istriku. Aku mengerti apa yang kau rasakan. Lahirkanlah putra kita, aku sanggup melakukan apapun untukmu. Kumohon, jangan bunuh putra kita," kata sang suami lembut sambil memeluk istrinya yang menangis tiada henti.
"Baiklah papa...akan kulahirkan bayi ini. Tapi aku membencinya. Jauh-jauh aku menyusulmu kesini. Tapi dia yang hadir tanpa aku kehendaki!" jawab Oshi yang masih dongkol akan kehamilan keempatnya.
"Sungguh malang nasib putra keempatku ini. Tidak diinginkan oleh ibunya sendiri. Jika kelak dia tahu, pasti akan membencimu. Semoga dia tidak mirip denganmu!" balas sang suami dengan sedih sambil geleng-geleng kapala.
Akhirnya sang istri luluh hatinya. Meski dengan hati dongkol pada kandungannya. Hari demi hari, dia berharap cepat melahirkan agar bisa hamil lagi. Keinginannya untuk memiliki anak perempuan tidak akan pernah padam.
Sejak dalam kandungan, putra keempat ini tidak diinginkan ibunya. Bahkan berbagai cara telah dilakukan oleh ibunya untuk melenyapkannya. Namun Tuhan sangat menyayangi bayi ini. Tuhan beri kekuatan yang hebat dengan bertahan hidup di dalam kandungan sang ibu. Lalu diberi anugrah ketampanan yang sangat luar biasa yang bisa memikat semua orang.
Lalu...pada musim dingin di negri Belanda, lahirlah putra keempat tuan Roger Verjision Naraya. Kehamilan yang keempat Oshi akhirnya berakhir sudah. Bayinya lahir dengan selamat dan sangat tampan sekali. Dengan rambut emas menyilaukan dan mata hijau crystal yang sangat tajam.
Green van Verjision Naraya...nama putra keempat tuan Roger Verjision Naraya. Karena dia lahir di Belanda, nama khas negara itu disandingkan dengan namanya. Nama yang berbeda dari ketiga kakaknya. Green van yang tidak diinginkan oleh ibu kandungnya.
Kelahirannya justru membawa keajaiban. Bayi mungil berambut emas itu tidak menangis sedikit pun. Hanya tangan dan kakinya yang aktif bergerak. Para dokter dan suster yang membantu kelahirannya langsung jatuh hati pada bayi mungil itu.
Calon pria dengan ketampanan yang luar biasa. Suatu hari nanti, para wanita akan tergila-gila oleh kehadirannya. Biarpun sang ibu tidak menginginkan kehadirannya, namun dunia menginginkannya dan memujanya. Hijau Crystal si batu dingin...Green van Verjision Naraya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Pemenang YAWW 9 😴🤕
aku mampir sambil nyuci thor...😀🤗
2022-02-07
1
Aris Pujiono
aku mampir lagi
2022-01-14
1
Umi Asmarani
mampir juga ya thor _Istri Suamiku_ di tunggu like baliknya thor
2021-02-25
1