Balada ngidam

Sadam buru-buru menghampiri Mahira dan juga Danu. Sedangkan Syifa sudah masuk terlebih dahulu ke dalam mobil.

Sadam yang melihat pemandangan dimana tangan istrinya masih di cengkram kuat oleh Danu, ia merasa tidak terima, dadanya pun serasa terbakar, dan tanpa berfikir panjang.

Bugh

Satu pukulan telak, tepat mengenai perut Danu, hingga akhirnya Danu melepaskan cengkraman tangannya.

Sadam buru-buru merangkul Mahira. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Sadam sangat khawatir

Sedangkan Danu malah jatuh tersungkur.

"Jangan pernah sedikitpun kau menyentuh istriku, brengsek!" bentak Sadam

Melihat wajah Tuan Sadam seperti itu, Danu buru-buru mendekat dan meminta maaf sambil mengatupkan kedua tangannya. Posisi Danau saat ini yakni bertumpu pada kedua dengkul kakinya.

Melihat hal itu, Mahira benar-benar tidak habis fikir, karena melihat mantan Suaminya itu seperti sedang bersujud dan memohon ampun, baginya mantan suaminya kali ini alias Danu, sudah tidak memiliki harga diri lagi.

"Enyahlah kau dari hadapanku, bedebah! Sekali lagi kau menyentuh atau pun menyakiti Mahira! Aku tidak akan segan-segan untuk segera menghabisi mu!" ancam kembali Sadam.

'hey Tuan! Kenapa anda sangat membela mantan istriku? Jangan bilang kau mulai ada rasa terhadap Mahira?' gerutu Danu dalam hati.

Karena takut jika Sadam semakin murka padanya, Danu memutuskan untuk segera pergi dari taman tersebut sambil membawa Syifa pergi bersamanya.

"Kamu beneran tidak apa-apa?" tanya kembali Sadam dengan sikapnya yang lembut.

Mahira hanya menggeleng dan masih menatap heran dengan sikap suaminya saat ini.

'Anda kenapa Tuan? Aku merasa ada yang aneh dalam diri, Tuan!' batin Mahira menjadi penasaran

Akhirnya Sadam bergegas membawa Mahira masuk ke dalam Apartemen.

Setibanya di dalam Apartemen, Mahira memberanikan diri menanyakan sesuatu kepada Suaminya.

"Maaf, Tuan! tumben Tuan sudah pulang jam segini? Dan apakah nanti istri Tuan tidak akan curiga jika Tuan pulang kesini?" tanya Mahira tidak berani menatap wajah Sadam.

Mendengar hal itu, Sadam malah melemparkan senyum kepada Mahira. Di angkatnya dagu Mahira oleh tangannya.

" Jika sedang berbicara dengan Suamimu, biasakanlah kamu menatap wajahnya, itu tidaklah sopan!"

Mahira cukup terkejut atas perkataan dari Tuan Sadam, biasanya juga sikapnya yang seperti itu tidak pernah di permasalahkan saat berbicara dengan Suaminya jika tidak menatap wajahnya.

Mahira pun mengangguk.

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir ranum Mahira.

Mahira sendiri cukup kaget atas sikap suaminya yang secara tiba-tiba itu.

"Lain kali, kalau kau bertemu lagi dengan mantan Suamimu, kau tidak boleh pergi seorang diri, dan aku yang akan menemanimu. Faham kamu Mahira?"

Mahira semakin heran dengan sikap Suaminya yang mulai mengatur dirinya, biasanya juga selalu masa bodo.

Kali ini sikap Sadam terhadap Mahira mulai posesif, Sadam sepertinya tidak terima jika Mahira bertemu apalagi sampai kontak fisik dengan pria lain, termasuk mantan suaminya.

'Tidak akan ku biarkan si bedebah Danu sesuka hati menyentuhmu, Mahira! Aku tidak akan pernah rela. Kau adalah milikku dan selamanya hanya untukku, tidak boleh ada yang bisa memilikimu, selain aku!' ucap Sadam dalam hati.

Keesokan harinya

Pagi-pagi Sadam merasakan mual yang sangat hebat ketika mencium aroma nasi yang sengaja Mahira masak di dalam sebuah magic com.

"MAHIRA ...!" teriak Sadam dari dalam kamar mandi yang posisinya berada di dalam kamar, Suaranya yang menggema membuat Mahira menjadi sangat ketakutan.

"Astaghfirullah, kenapa Tuan Sadam berteriak memanggilku? Apakah aku telah melakukan kesalahan?" tanya Mahira bermonolog.

Ia pun bergegas menuju lantai dua Apartemen, Mahira cukup kaget saat melihat wajah Suaminya yang pucat.

"T tuan, anda kenapa?"

"Kau sedang memasak apa hah? Baunya membuat aku memuntahkan seluruh isi perutku!" bentak Sadam masih sangat kesal.

"S saya tidak sedang memasak apapun Tuan, hanya sedang memasak nasi saja!" sahut Mahira terbata sembari mengernyitkan dahinya.

"Buang makanan yang kau sebutkan barusan itu keluar, aku tidak ingin mencium aromanya lagi, sungguh sangat menjijikan!"

"Baiklah Tuan, sebaiknya anda segera rebahan di atas tempat tidur, nanti akan aku buatkan teh manis hangat agar perut Tuan bisa lebih enakkan." usul Mahira mencoba membujuk Suaminya agar tidak marah-marah lagi padanya.

"Baiklah, terserah kau saja!"

Kini Mahira membantu memapah tubuh Sadam yang terlihat lemas itu, dan akhirnya Sadam memutuskan. Untuk tidak masuk ke kantor karena sakit.

Mahira sendiri buru-buru membuang nasi yang sedang ia masak, padahal ia sudah sangat lapar akibat kejadian semalam, dan beruntungnya masih ada roti dan juga selai di atas meja makan. Mahira memakan roti berisikan selai tersebut dengan terburu-buru.

Setelah selesai menyantap sepotong roti dan membuatkan satu gelas teh manis hangat, Mahira bergegas untuk menemui suaminya.

Mencium aroma teh manis hangat, rasa mual yang sedang Sadam alami, berangsur menghilang, dan ia segera meminum nya.

Mahira sendiri sangat mengkhawatirkan akan kondisi suaminya.

"T tuan, apa sebaiknya Tuan periksa saja kondisi anda ke dokter, aku takut Tuan kenapa-kenapa!"

Mendengar Mahira menghawatirkan dirinya, tiba-tiba saja wajah Sadam berubah menjadi merona, debaran jantungnya semakin tak terkendali.

"Terima kasih sudah menghawatirkan aku, aku tidak butuh seorang dokter saat ini, tapi aku membutuhkan dirimu selalu ada di sisiku!" tanpa tersadar Sadam mengatakan hal manis seperti itu, otomatis kini gantian, raut wajah Mahira berubah menjadi merona. Ia sendiri tidak berani berkata apapun, dan hanya bisa terdiam. Mendadak suasana kamar menjadi hening.

"Emmh, kau pasti lapar kan? Maaf gara-gara ulahku, nasi yang kau masak, malah suruh aku buang. Kita pesan delivery saja ya, mulai saat ini kau tidak usah masak lagi, terkecuali jika aku tidak pulang ke sini, faham kamu?"

"Faham Tuan, tapi Tuan sudah dua hari di sini, apakah nanti istrinya Tuan tidak akan curiga?" tanya Mahira sangat penasaran dengan jawaban dari suaminya.

Sadam pun langsung terdiam sejenak.

"Aku sudah tidak peduli Alisa curiga ataupun tidak, entah kenapa bisa seperti itu, aku pun tidak tahu!" jawab Sadam sembari fokus menatap lekat wajah Mahira.

Di tatap seperti itu, Mahira malah menjadi salah tingkah, ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Baiklah, nanti kau segera ke lantai satu, aku sudah memesankan sarapan untuk kita, tapi maaf tidak ada nasi dalam menu hari ini."

Mahira pun tersenyum tipis

"Tidak apa-apa Tuan, kan bisa di ganti dengan yang lainnya, Karbo itu tidak harus selalu nasi, bisa di ganti dengan gandum, roti, kentang, jagung dan lain sebagainya!"

"Syukurlah kalau kau sudah faham, maaf sudah merepotkan mu!" ucap Sadam.

Mahira cukup terkejut atas permintaan maaf dari Suaminya, pria yang selalu bersikap dingin dan menakutkan itu, tiba-tiba saja menjadi jinak, seperti seekor domba kecil, sangat menggemaskan.

Mahira sendiri tidak habis fikir jika Tuan Sadam bisa bersikap manis dan lembut seperti ini, ia pun sangat senang di buatnya.

Selesai sarapan pagi, Sadam meminta Mahira untuk terus berada di sampingnya, bahkan kepalanya sampai bersandar di kedua pangkal paha Mahira, dengan mata terpejam, Sadam terus saja memasang wajah cerianya.

'kenapa aku begitu nyaman berada di dekatmu seperti ini Mahira, kalau seandainya pernikahan kita di ketahui oleh Alisa, aku sudah tidak peduli dengan hal itu, yang aku butuhkan saat ini hanyalah kamu seorang, bukan Alisa, maafkan aku Alisa! Aku tidak bisa selamanya setia padamu!' gumam Sadam dalam hati.

......................

"Mommy...!" panggil Alisa sembari memeluk ibunya dengan wajah penuh dengan linangan air mata.

"Sayang, kamu kenapa, Nak? Tanya Nyonya Anggita, ibunda dari Alisa.

"Hiks...hiks! Mas Sadam Mom, dia sudah dua hari tidak pulang!"

"Lantas, kenapa bisa begitu Sayang, apa yang telah terjadi antara dirimu dan juga Suami mu?" tanya Nyonya Anggita sangat khawatir.

Akhirnya Alisa menceritakan semua kejadiannya, mulai dari sikap Sadam yang berubah serta jarang pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan.

"Alisa, kamu harus waspada, Mommy yakin jika suamimu itu sudah memiliki wanita lain, bukannya Mommy menakuti dirimu, tapi feeling Mommy berkata demikian!" sahut Nonya Anggita.

Mendengar Mommy nya berkata seperti itu, tangisan Alisa semakin menjadi-jadi.

Nyonya Anggita pun buru-buru menangkan putri semata wayangnya.

"Alisa, jangan menangis seperti itu Nak, kau bukanlah seorang anak kecil lagi, kau sudah tidak pantas menangis seperti itu." tegur Nyonya Anggita.

"Aku kesal Mom, hatiku benar-benar sangat sakit, apakah ini adalah karma atas semua kelakuanku di masalalu?"

"Sudahlah, kau tidak usah membahas masalalu, langkah mu sudah sangat tepat meninggalkan masalalu mu yang tidak tidak jelas itu, jika kau masih mempertahankan nya sampai saat ini, Mommy yakin kau sudah menjadi seorang gembel!" cetus Nyonya Anggita.

Alisa langsung terdiam seketika, ia justru malah mengingat kembali masalalunya, terbesit rasa penyesalan di dalam hatinya.

"Begini saja Alisa, menurut Mommy kau mulai mencari seseorang untuk memata-matai Suamimu itu, dan kalau bisa coba kau periksa isi ponsel Suamimu itu, Mommy yakin, pasti Sadam memiliki nomer ponsel selingkuhannya, kau harus menjadi wanita pintar Nak, jangan mau di bodohi oleh seorang pria, karena mulut pria itu hanya 50% saja yang jujur, sisanya ya pembohong!" usul Nyonya Anggita

Tanpa berfikir panjang, Alisa langsung setuju dengan usul dari Mommy nya tersebut.

'Benar apa kata Mommy, aku harus segera menyelidiki Mas Sadam, aku tidak akan tinggal diam, jika seandainya Suamiku benar-benar telah berselingkuh di belakangku.' geram Alisa dalam hati.

Bersambung...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

alisa,,kasihan deh kmu ,emg bnr suami mu punya selingkuhan ,eh ..istri kedua yg jls lbh baik dri mu segalanya 😂😂

2024-11-24

1

ipeeeeehhhhhh

ipeeeeehhhhhh

alisa itu kayanya mantan istrinya azzam odara sepupu mahira deh

2025-02-17

1

Dwi Ning

Dwi Ning

jangan jangan alisa itu istrinya azzam

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Menjatuhkan Talak
2 Saling bertemu
3 Terpaksa berbohong
4 Sah
5 permintaan yang mengejutkan
6 Memintanya kembali
7 Menaklukan mu
8 kotak berwarna biru dari Sadam
9 Terbayang wajahmu
10 Hal yang tidak di duga
11 Terserang Virus Cinta
12 Akhirnya ketahuan juga
13 Terus memikirkan mu
14 Kado spesial dari Sadam
15 Akhirnya Bertemu
16 Rindu yang menggebu
17 Bersikap aneh
18 Balada ngidam
19 Pergi ke Dokter kandungan
20 Mahira Hamil
21 Akhirnya Mahira tahu
22 Rencana busuk
23 Menerimamu apa adanya
24 Rencana Hans
25 Mulutmu harimau mu
26 Cemburu menguras hati
27 Mengunjungi sekolah baru untuk Syifa
28 Si manusia pandai berkelit
29 Hukuman untuk Mahira
30 Mengatakan yang sejujurnya
31 Rencana busuk tiga serangkai
32 Mengantar Syifa ke sekolah
33 Mahira sakit
34 Dijenguk oleh mertua
35 Mengakui kesalahan
36 Serigala berbulu Domba
37 Bertemu dengan seseorang di masalalu
38 Salah faham
39 Seekor Singa yang jinak
40 Bom waktu
41 Rencana busuk Alisa
42 Kembali ke kampung halaman
43 Hans akhirnya buka mulut
44 Betapa bodohnya dirimu
45 Rasa yang terpendam
46 Acara pengajian empat bulan kehamilan Mahira
47 Hukuman untuk Sadam
48 Meminta maaf
49 Kenyataan yang mulai terungkap
50 Kisah Si Combro di masalalu
51 Mengusut masalah konyol di masalalu
52 Samuel unjuk taring
53 Mendadak sakit
54 Apakah kau mengenalnya?
55 Di kejar wanita kaya
56 Pergi ke klinik
57 Mengintrogasi
58 Keputusan Sadam
59 Terpaksa menemuinya, demi satu misi
60 Kabar baik untuk Sadam
61 Awal mula kebencian
62 Kembali ke Apartemen
63 Dia lagi yang berulah
64 Kejutan untuk Hans
65 Menjadi tersangka
66 Menguak masalalu
67 Aksi nekat Alisa
68 Sulit di percaya
69 Kenapa kau sangat menyebalkan?
70 Berita bagus untuk Hans
71 Alisa yang malang
72 Kondisi Alisa
73 Nazwa dan Syifa di culik part 1
74 Nazwa dan Syifa di culik part 2
75 Lupakanlah masalalu
76 Surprise
77 Syarat yang berat
78 Pergi bertamasya
79 Liburan yang menyenangkan
80 Bangkai yang sudah tercium
81 Menemui orang penting
82 Jebakan untuk Sadam
83 Misi di mulai part 1
84 Misi di mulai part 2
85 Misi penyelamatan berakhir
86 Permintaan Ibrahim
87 Ta'aruf
88 Meyakinkan Azzam
89 Berbahagialah selalu tapi tidak untuk Alisa
90 Merayakan ulang tahun Mahira
91 Jangan pernah menolak ku lagi
92 Mendapatkan restu
93 Rencana busuk Alisa
94 Menjebak Mahira
95 Sungguh menyakitkan
96 Menerima semuanya dengan ikhlas
97 Mukjizat dari Tuhan
98 Badai telah berlalu
99 Welcome baby Rayyan
100 Akhir yang bahagia
101 Bonchap 1
102 Bonchap 2
103 Bonchap 3
104 promo karya terbarunya othor 2025
105 pengumuman karya terbaru lagi
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Menjatuhkan Talak
2
Saling bertemu
3
Terpaksa berbohong
4
Sah
5
permintaan yang mengejutkan
6
Memintanya kembali
7
Menaklukan mu
8
kotak berwarna biru dari Sadam
9
Terbayang wajahmu
10
Hal yang tidak di duga
11
Terserang Virus Cinta
12
Akhirnya ketahuan juga
13
Terus memikirkan mu
14
Kado spesial dari Sadam
15
Akhirnya Bertemu
16
Rindu yang menggebu
17
Bersikap aneh
18
Balada ngidam
19
Pergi ke Dokter kandungan
20
Mahira Hamil
21
Akhirnya Mahira tahu
22
Rencana busuk
23
Menerimamu apa adanya
24
Rencana Hans
25
Mulutmu harimau mu
26
Cemburu menguras hati
27
Mengunjungi sekolah baru untuk Syifa
28
Si manusia pandai berkelit
29
Hukuman untuk Mahira
30
Mengatakan yang sejujurnya
31
Rencana busuk tiga serangkai
32
Mengantar Syifa ke sekolah
33
Mahira sakit
34
Dijenguk oleh mertua
35
Mengakui kesalahan
36
Serigala berbulu Domba
37
Bertemu dengan seseorang di masalalu
38
Salah faham
39
Seekor Singa yang jinak
40
Bom waktu
41
Rencana busuk Alisa
42
Kembali ke kampung halaman
43
Hans akhirnya buka mulut
44
Betapa bodohnya dirimu
45
Rasa yang terpendam
46
Acara pengajian empat bulan kehamilan Mahira
47
Hukuman untuk Sadam
48
Meminta maaf
49
Kenyataan yang mulai terungkap
50
Kisah Si Combro di masalalu
51
Mengusut masalah konyol di masalalu
52
Samuel unjuk taring
53
Mendadak sakit
54
Apakah kau mengenalnya?
55
Di kejar wanita kaya
56
Pergi ke klinik
57
Mengintrogasi
58
Keputusan Sadam
59
Terpaksa menemuinya, demi satu misi
60
Kabar baik untuk Sadam
61
Awal mula kebencian
62
Kembali ke Apartemen
63
Dia lagi yang berulah
64
Kejutan untuk Hans
65
Menjadi tersangka
66
Menguak masalalu
67
Aksi nekat Alisa
68
Sulit di percaya
69
Kenapa kau sangat menyebalkan?
70
Berita bagus untuk Hans
71
Alisa yang malang
72
Kondisi Alisa
73
Nazwa dan Syifa di culik part 1
74
Nazwa dan Syifa di culik part 2
75
Lupakanlah masalalu
76
Surprise
77
Syarat yang berat
78
Pergi bertamasya
79
Liburan yang menyenangkan
80
Bangkai yang sudah tercium
81
Menemui orang penting
82
Jebakan untuk Sadam
83
Misi di mulai part 1
84
Misi di mulai part 2
85
Misi penyelamatan berakhir
86
Permintaan Ibrahim
87
Ta'aruf
88
Meyakinkan Azzam
89
Berbahagialah selalu tapi tidak untuk Alisa
90
Merayakan ulang tahun Mahira
91
Jangan pernah menolak ku lagi
92
Mendapatkan restu
93
Rencana busuk Alisa
94
Menjebak Mahira
95
Sungguh menyakitkan
96
Menerima semuanya dengan ikhlas
97
Mukjizat dari Tuhan
98
Badai telah berlalu
99
Welcome baby Rayyan
100
Akhir yang bahagia
101
Bonchap 1
102
Bonchap 2
103
Bonchap 3
104
promo karya terbarunya othor 2025
105
pengumuman karya terbaru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!