Bab 16. Over protektif

Saat mengetahui bila Reiner dan Marlon akan segera kembali, Rachel yang takut ketahuan cepat-cepat berbalik dan malah tak sengaja menabrak seorang pria.

"Ma-maaf!" ia cepat-cepat menghindari pria itu usai mengutarakan permohonan maaf sebelum Rainer dan Marlon tahu bila dia membuntutinya.

"Hey, mau kemana sayang? Kenapa kau buru-buru sekali?" ucap pria itu malah tergiur dengan penampilan Rachel yang menggoda.

Rachel ketakutan karena pria itu malah menarik pergelangan tangannya. "Lepaskan. Tolong!" ia memberontak.

"Kau tidak mau berkenalan denganku? Kau cantik sekali!" kata pria itu semakin tertarik.

Namun suara Reiner yang tiba-tiba terdengar membuat sekujur tubuh Rachel membeku.

"Apa yang kau lakukan? Singkirkan tanganmu!" hardik Reiner yang tak suka bahkan cenderung marah kala melihat tangan Rachel di pegang paksa oleh pria itu.

Si pria terlihat terganggu dengan larangan Reiner. Ia menatap dan menantang dengan tak suka. "Memangnya siapa kau? Jangan sok ikut campur!"

Tak suka basa-basi, Reiner merangsek maju kemudian melepaskan paksa cekalan tangan itu dengan kasar, lalu kemudian menarik tangan si pria dan membenturkannya ke dinding, sejurus kemudian Reiner menancapkan sebilah pisau tepat di tengah-tengah telapak tangan pria itu.

CREK!

Membuat pria itu seketika mengerang kesakitan. Pria itu terus berteriak namun Reiner semakin menekan pisau itu sampai menimbulkan suara mengerikan.

"Aku sungguh tidak suka berkata dua kali!" tukas Reiner kemudian berjalan menuju ke arah Rachel yang gemetaran karena melihat kekejaman Reiner.

Pria yang kesakitan itu langsung di urus oleh Marlon serta beberapa penjaga restoran. Sepertinya dia telah salah mengganggu orang.

"Sedang apa kau di sini!" tanya Reiner sesaat setelah ia tiba di hadapan Rachel.

"A-aku, mau ke toilet. Tiba-tiba dia..." Rachel jadi gagap. Takut antara ketahuan, juga takut karena keberingasan Reiner.

Untung saja Reiner percaya dengan ucapan Rachel. "Cepatlah ke toilet, aku tunggu di sini!"

Rachel mengangguk dan akhirnya masuk betulan ke dalam toilet. Di sana ia masih menenangkan diri yang terus tremor karena melihat Reiner yang dengan mudahnya menancapkan pisau kepada pria bajingan tadi.

"Astaga, Reiner benar-benar kejam sekali. Padahal pria itu hanya mengganggu ku..."

Di luar, keadaan sudah sangat bertambah ramai akibat kejadian barusan. Dan alih-alih membalas atau menuntut, pria itu bahkan menjadi ketakutan karena akhirnya tahu siapa Reiner sebenarnya.

Beberapa waktu kemudian, Reiner dan orang-orangnya akhirnya keluar dan melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah tempat. Sepanjang perjalanan, Rachel tak berani mengatakan apapun karena takut. Berkali-kali masih heran mengapa Reiner begitu sadis membalas, padahal pria itu hanya mengganggunya, bagiamana kalau ada yang mencelakainya? Astaga.

***

Entah sudah berapa kali Rachel merasa takjub akan kuasa Reiner. Ia kini sudah tiba di sebuah rumah berlantai tiga. Meskipun ukurannya tidak se besar mansion Reiner, tapi tempat ini sangat mewah.

"Kita akan ada di sini selama tiga hari. Anda bisa istirahat dulu di kamar!" ucap Marlon yang diminta oleh Reiner untuk mengantarkan Rachel.

"Tunggu dulu!"

Marlon memandang tangan Rachel yang memegang tangannya seperti menahan.

"Jangan seperti ini, kalau tuan melihatnya, tangan ku bisa di potong!"

Maka dengan cepat Rachel buru-buru menarik tangannya. Takut kalau-kalau yang di ucapkan Marlon akan benar-benar terjadi.

"Aku... bolehkah aku meminta ponselku? Aku tidak masuk kerja berhari-hari dan belum izin kepada bosku!" Rachel menyuguhkan raut resah sewaktu mengutarakan ganjalan yang terselip di hatinya.

"Saya tidak bisa janji. Tapi akan saya coba sampaikan kepada tuan!"

Rachel mengangguk. Berbicara kepada Marlon memang lebih wajar ketimbang berbicara kepada Rainer.

Setelahnya Marlon berbalik lalu berjalan meninggalkan Rachel. Ia bersama Reiner langsung pergi menuju ke sebuah tempat. Di sana, mereka rupanya melakukan sebuah transaksi yang sangat penting.

"Kabar kau tak memiliki hati teryata benar. Baru sampai di Vuma tapi kau sudah membuat orang ketakutan!" ucap seorang pria berjenggot dengan tawanya yang khas.

Reiner malas menanggapi. "Tak perlu membahas hal remeh. Apa yang mau kau tawarkan?"

Pria itu kemudian mengajak Reiner berjalan masuk. Ruangan itu mirip gudang, namun lebih rapih dan wangi. Di sana, ia melihat kardus dan karung yang di susun rapih. Pria itu sejurus kemudian terlihat membuka salah satu karung dan di dalamnya terdapat serbuk putih yang mereka sebut Nark***.

"Ini yang terbaik. Best seller. Tapi, aku kesulitan untuk mengirim ke wilayah mu. Padahal di wilayah mu merupakan bagian yang sangat strategis. Tapi aku rasa...kau pasti punya kenalan..." pria berjenggot itu sengaja menggantung kalimatnya. Membaca reaksi Reiner sewaktu ia menyentil soal petugas keamanan yang patut di suap.

"Aku baru membeli sebuah wilayah yang tak jauh dari tempat ku. Kalian bisa mengirimkannya ke sana dulu. Beberapa hari ini ada yang curiga karena keteledoran ku. Tapi itu bukan masalah!" terang Reiner demi teringat Dilan yang membawa polisi untuk menggeledah rumahnya.

"Baiklah, aku percaya padamu. Kalau kau mau bersenang-senang, aku sudah menyiapkan yang terbaik untukmu!"

Saat pria berjenggot mengatakan hal itu, datang seorang wanita sexy yang mengenakan pakaian sangat minim. Wanita itu meraba tubuh Reiner. Tapi sikap Reiner selanjutnya membuat kesemua orang terkejut.

"No need!" kata Reiner sembari melangkah pergi menuju ke meja bar. Menuang minuman dan terlihat tak berminat dengan kesenangan yang di tawarkan.

Pria berjenggot itu terbengong. Sebab biasanya Reiner tak mungkin menolak. Ia akhirnya meminta sang wanita untuk kembali masuk. Ia lalu duduk dan ikut minum bersama Reiner.

"Maaf jika itu tidak seperti selera mu. Tapi aku bisa menyiapkan yang lain!"

Reiner masih menuang kembali wine ke dalam gelasnya, ketika pria berjenggot terus berbicara. Sejak memasuki tubuh Rachel yang masih Virgin, entah mengapa selera untuk bercumbu dengan wanita lain seolah lenyap.

"Aku tidak butuh wanita. Aku hanya butuh orang-orang yang setia. Kau tau kan maksudku?"

Pria berjenggot menatap dalam netra Reiner. Ia lalu mengangguk demi menyadarkan luka dalam yang bisa ia baca dari kilatan mata Reiner. Kalimatnya sungguh dalam dan berat.

"Aku sangat benci pengkhianatan!"

Pria berjenggot kembali mengangguk. Tapi kali ini ia merasa bila Reiner terlihat agak sedih. Apa yang sebenarnya terjadi?

Dua jam kemudian, mereka akhirnya kembali menuju ke rumah. Dan begitu baru menginjakkan kaki di halaman depan, Marlon buka suara.

"Nona Rachel meminta ponselnya. Dia berkata belum meminta izin kepada bos tempatnya bekerja!"

Reiner langsung berhenti berjalan dan terlihat mencibir. "Tempat rendahan. Apa pentingnya tidak izin. Aku bahkan bisa menutup tempat itu jika aku mau!"

"Sikap nona sudah jauh lebih baik. Saran saya tolong anda pertimbangkan lagi soal itu!" Marlon membungkuk hormat lalu kemudian pergi menuju ke belakang. Terserah mau di lakukan atau tidak, yang jelas Marlon sudah mengungkapkan.

Reiner termenung seorang diri. Ia mendecak kesal karena dilanda kegelisahan usai mendengar laporan Marlon barusan. Kenapa ia harus jadi terganggu dengan permintaan Rachel?

Terpopuler

Comments

Yumna

Yumna

Makasih upnya mom engg.. bntr lanjut up lag yah🤭

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tersugesti fantasi
2 Bab 2. Cara Reiner
3 Bab 3. Pria mengerikan
4 Bab 4. Main ganti aja
5 Bab 5. Tersinggung dan marah
6 Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7 Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8 Bab 8. Dangerous Man
9 Bab 9. Menurut lah padaku!
10 Bab 10. Heartless
11 Bab 11. Kau sakit Reiner!
12 Bab 12. Dia dan hidupnya
13 Bab 13. Sebenarnya peduli
14 Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15 Bab 15. Anti Depresan?
16 Bab 16. Over protektif
17 Bab 17. Kau candu ku
18 Bab 18. Pria otoriter
19 Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20 Bab 20. Waktu jelang subuh
21 Bab 21. Ternyata dia baik
22 Bab 22. Dia adalah ketua
23 Bab 23. Khawatir
24 Bab 24. Bertemu sahabat
25 Bab 25. Marlon di hajar
26 Bab 26. Penawar marah
27 Bab 27. Intervensi keluarga
28 Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29 Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30 Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31 Bab 31. Agar adil
32 Bab 32. Mual lagi?
33 Bab 33. Terlambat datang bulan?
34 Bab 34. Pernyataan Dilan
35 Bab 35. Hamil
36 Bab 36. Akhir Helen
37 Bab 37. Serangan untuk Reiner
38 Bab 38. Membelot?
39 Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40 Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41 Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42 Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43 Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44 Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45 Bab 45. Keterkejutan Reiner
46 Bab 46. Karena aku menyukaimu
47 Bab 47. Semua ada bagiannya
48 Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49 Bab 49. Pergi dengan tenang
50 Bab 50. Tidur di pangkuan
51 Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52 Bab 52. Namanya juga kangen
53 Bab 53. Hati seorang Ayah
54 Bab 54. Kesedihan Rachel
55 Bab 55. Sisi lain Reiner
56 Bab 56. Karma
57 Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58 Bab 58. Bertemu pria itu
59 Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60 Bab 60. Jadi melankolis
61 Bab 61. Romansa side story
62 Bab 62. Sentuhan ajaib
63 Bab 63. Akan melahirkan
64 Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65 Bab 65. Namanya Zyon
66 Bab 66. Jangan marah lagi
67 Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68 Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69 Bab 69. Satu VS Tiga
70 Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71 Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72 Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73 Bab 73. Rachel tahu
74 Bab 74. Nasihat kakak ipar
75 Bab 75. Perbincangan suami istri
76 Bab 76. Satu bagian penebusan
77 Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78 Bab 78. Pain to be happy
79 Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80 Bab 80. Bos yang baik
81 Bab 81. The end
82 Attention!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Tersugesti fantasi
2
Bab 2. Cara Reiner
3
Bab 3. Pria mengerikan
4
Bab 4. Main ganti aja
5
Bab 5. Tersinggung dan marah
6
Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7
Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8
Bab 8. Dangerous Man
9
Bab 9. Menurut lah padaku!
10
Bab 10. Heartless
11
Bab 11. Kau sakit Reiner!
12
Bab 12. Dia dan hidupnya
13
Bab 13. Sebenarnya peduli
14
Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15
Bab 15. Anti Depresan?
16
Bab 16. Over protektif
17
Bab 17. Kau candu ku
18
Bab 18. Pria otoriter
19
Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20
Bab 20. Waktu jelang subuh
21
Bab 21. Ternyata dia baik
22
Bab 22. Dia adalah ketua
23
Bab 23. Khawatir
24
Bab 24. Bertemu sahabat
25
Bab 25. Marlon di hajar
26
Bab 26. Penawar marah
27
Bab 27. Intervensi keluarga
28
Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29
Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30
Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31
Bab 31. Agar adil
32
Bab 32. Mual lagi?
33
Bab 33. Terlambat datang bulan?
34
Bab 34. Pernyataan Dilan
35
Bab 35. Hamil
36
Bab 36. Akhir Helen
37
Bab 37. Serangan untuk Reiner
38
Bab 38. Membelot?
39
Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40
Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41
Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42
Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43
Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44
Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45
Bab 45. Keterkejutan Reiner
46
Bab 46. Karena aku menyukaimu
47
Bab 47. Semua ada bagiannya
48
Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49
Bab 49. Pergi dengan tenang
50
Bab 50. Tidur di pangkuan
51
Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52
Bab 52. Namanya juga kangen
53
Bab 53. Hati seorang Ayah
54
Bab 54. Kesedihan Rachel
55
Bab 55. Sisi lain Reiner
56
Bab 56. Karma
57
Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58
Bab 58. Bertemu pria itu
59
Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60
Bab 60. Jadi melankolis
61
Bab 61. Romansa side story
62
Bab 62. Sentuhan ajaib
63
Bab 63. Akan melahirkan
64
Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65
Bab 65. Namanya Zyon
66
Bab 66. Jangan marah lagi
67
Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68
Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69
Bab 69. Satu VS Tiga
70
Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71
Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72
Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73
Bab 73. Rachel tahu
74
Bab 74. Nasihat kakak ipar
75
Bab 75. Perbincangan suami istri
76
Bab 76. Satu bagian penebusan
77
Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78
Bab 78. Pain to be happy
79
Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80
Bab 80. Bos yang baik
81
Bab 81. The end
82
Attention!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!