Bab 10. Heartless

Marlon tahu bahwa Reiner sedang marah. Tapi ia masih bisa meredam dengan kalimat yang ia susun dengan sangat hati-hati.

"Tuan, pria itu baru saja di berikan injeksi. Saya bisa saja membawa pria itu kemari, tapi tentu anda tidak mau kehilangan senjata pada nona Rachel kan?"

Dengan napas yang masih memburu, Reiner yang mendengar ucapan Marlon seketika membanting semua hal yang bisa ia jangkau di sana. Membuat tempat itu seketika menjadi kacau balau.

Marlon hanya terlihat diam sebab memang seperti itulah Reiner jika melampiaskan kemarahan. Ia paham seperti apa Reiner jika kalut dalam emosi.

"Cari tahu siapa laki-laki yang dekat dengan gadis itu!" teriak Reiner murka.

"Baik tuan!"

Marlon membungkuk hormat lalu pamit. Segera menjalankan tugas Reiner per segera. Beberapa saat kemudian, Reiner yang masih di liputi perasaan marah memilih pergi seorang diri menuju club dan malah tak sengaja bertemu dengan seseorang yang paling tidak ingin dia jumpai.

"Reiner!" tegur pria bercambang halus menyentuh bahu lebar Reiner.

"Singkirkan tangan kotormu!" sengit Reiner terlihat sangat tak suka.

"Kau masih membenciku? Apakah mau masih tak percaya kalau bukan aku yang melakukannya. Vena mening..."

BUG!

Reiner tak suka mengulang ucapan dua kali. Tanpa embel-embel ia langsung menghajar pria itu sampai tubuhnya membentur meja bartender dan membuat kekacauan di sana. Beberapa pengunjung wanita menjerit dan terlihat dua orang petugas keamanan berlari.

"Itu balasan atas tanganmu yang lancang!" kata Reiner.

"Kau benar-benar sombong Reiner. Sampai kapan kau tidak mend..."

BUG!

Lagi, Reiner menjotos pria itu dengan kekuatan penuh. Reiner sepertinya benar-benar tak mengizinkan pria itu berbicara barang sedikit pun padanya . Pria itu kemudian membalas Reiner namun dengan sigap Reiner menghindar. Suasana berubah mencekam sebab mereka tahu siapa orang yang sedang berkelahi di sana.

"Hatimu sungguh buta. Kau akan menyesal Reiner!" ucap pria tersebut dengan napas terengah-engah.

Reiner yang merasa tak lagi mood untuk minum di sana memilih pergi. Melihat pria bernama Bryan itu membuat dadanya kembali bertalu-talu. Ia tak ingin segala sesuatu mengenai masalalu nya yang kelam terusik kembali.

***

CEKLEK!

Suara pintu yang terbuka membuat penghuni rumah mengalihkan perhatian. Helen langsung menyambut Rachel yang pulang dengan wajah lelah.

"Bagaimana, apa tuan Reiner memaafkan mu?"

Rachel menatap tak percaya Ibunya. Kenapa dari sekian keadaan, harus orang itu dulu yang di khawatirkan, kenapa bukan Ayahnya yang notabene masih menjadi suaminya?

"Apakah Ibu lebih memperdulikan orang itu daripada Ayah?"

"Tentu saja, gara-gara kamu dia marah. Apa kau tahu, dari penampilannya dia pasti bukan orang sembarangan. Kau harus bisa menjaga perasaannya agar ayahmu bisa berobat dengan layak!"

Rachel menggeleng lelah lalu pergi. Percuma saja berbicara dengan Helen.

"Heh, kenapa kau pergi. Kau...".

"Cukup Bu. Aku sangat lelah hari ini!" ia memotong ucapan Helen karena sungguh benar-benar lelah dengan semua yang ada.

Melihat sorot mata marah Rachel, Helen tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Ia lalu pergi ke kamar dan memilih mengambil ponselnya menelpon seseorang.

Di kamar, Rachel duduk melihat foto masa kecilnya bersama Ayah dan Ibunya. Masa paling menyenangkan nyaris tanpa kerisauan esok hari. Ia memeluk foto tersebut sembari menarik napas dalam-dalam. Bertapa ia merindukan kehadiran Ibunya

***

Di lain pihak, Dilan yang barusaja mengatakan sesuatu kepada kakaknya Jay, soal cerita Rachel tadi merasa makin khawatir. Pasalnya, Rachel mengatakan bila pria itu sangat kejam.

"Apakah mereka benar-benar nyata kak? Mafia macam mereka itu ada di negara kita?"

Jay meletakkan bolpoin yang ia pegang. "Apa kau yakin karyawan mu itu tidak mengarang cerita? Kalau sampai kita menggeledah dan tidak menemukan bukti nyata, kita yang bakal berada dalam masalah besar!"

Dilan yakin kalau Rachel bukan orang yang gemar berdusta. Tapi ucapan kakaknya barusan membuatnya tak tenang. Ia menyelidiki dan mengetik nama seorang Reiner Sebastian dalam laman pencarian.

Di sana tertera pria itu memiliki sejumlah club minum juga perjudian legal. Maklum saja kalau kekayaannya sangat tidak wajar. Tapi, bagiamana bisa Rachel tahu semuanya? Kini ia menjadi curiga kepada Rachel.

Dan keesokan harinya, ia memanggil Rachel dan menanyakan langsung kenapa Rachel kenapa bisa berada di lingkup seorang Reiner Sebastian.

Rachel gugup dan takut. Tapi sejurus kemudian ia berkata. " Aku terpaksa bekerja di sana karena aku telah merusak mobilnya yang mahal."

"Apa kau bilang?" mata Dilan membelalak.

Rachel lalu menceritakan semua itu kepada Dilan dengan muka murung. Namun tentu saja ia tak sampai menceritakan kegilaan Reiner yang pernah menjilati kewanitaannya.

"Aku pernah melihat Reiner menembak kepala seseorang di mansion itu. Dan sekarang, Ayahku sedang di sekap di sana. Aku takut kalau..."

Dilan yang mendengar hal itu segera melapor kepada pihak berwajib. Meksipun ragu, Rachel menyetujui saran Dilan untuk sidak ke mansion Reiner bersama polisi.

Reiner yang melihat polisi datang bersama Dilan juga Rachel terlihat tenang. Namun dadanya seperti terbakar manakala melihat tangan Dilan yang menggenggam tangan Rachel.

"Kami mendapat laporan bahwa anda menyembunyikan seseorang di mansion ini. Ini surat penggeledehan!" ucap salah seorang polisi.

Reiner melihat sejenak surat tersebut tanpa mau menyentuhnya. "Aku sangat menyesal karena sampai ada orang yang mencurigai tempat ku. Tapi aku sangat menghargai hukum. Silahkan!" Reiner mempersilahkan orang-orang itu untuk masuk.

Jujur saja, Rachel sangat ketakutan saat ini. Karena itulah , tangannya tanpa sadar reflek menggamit erat lengan Dilan seolah mencari perlindungan. Dari sana, Reiner menatap tajam dengan rahang kokoh nya yang terus berkedut. Memikirkan hukuman apa yang patut di terima Rachel karena telah berani melangkah seperti ini.

Lama sekali para polisi menggeledah tempat itu namun tak menemukan apapun. Membuat Rachel sekian pucat.

"Kami meminta maaf telah membuat kekacauan di mansion anda. Tempat anda bersih dari tuduhan. Atas kejadian ini, kami memohon maaf!"

"Tidak apa-apa pak. Saya sangat memaklumi kebodohan beberapa orang!" sindir Reiner melirik tajam Rachel yang hanya bisa terus menunduk.

Rachel terlihat resah dengan pikiran yang bercabang. Bagaimana bisa tempat ini bersih? Padahal beberapa saat yang lalu Rachel melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa ada banyak sekali orang yang di masukkan peti.

"Tunggu!" sergah Reiner kepada beberapa orang yang sudah mulai melangkah pergi.

Membuat Dilan dan Rachel menghentikan langkahnya.

"Kau tentu tidak lupa kan, berapa kompensasi untuk pencemaran nama baik?" Reiner tersenyum licik.

"Apa maksud anda?" sahut Dilan terlihat tak suka.

"Aku tidak ada urusan denganmu." balas Reiner sombong kepada Dilan yang sekarang hanya bisa menggenggam erat tangannya menahan marah.

Sejurus kemudian ia menatap tajam ke arah Rachel. " Kembali bekerja besok. Jika tidak, aku bakal menuntut mu!"

"Hey!"

"Kak Dilan, sudah. Aku yang salah!" Rachel berusaha meredam suasana yang begitu mencekam di sana.

Setibanya mereka di luar. Dilan menangkup wajah Rachel yang semakin terlihat ketakutan.

"Apa kau ingin kita memeriksa kembali sekali lagi?"

Rachel menggeleng. "Maafkan aku karena kalian harus mendapat malu barusan. Tapi aku sungguh tidak bohong. Aku juga tidak tahu kenapa mereka bisa membuat keadaan menjadi berbeda secepat itu."

Dilan menarik Rachel ke dalam pelukannya. Melihat sikap Reiner tadi, ia pun sebenarnya juga tak serta merta percaya begitu saja. "Aku akan membantu mu!"

Dari atas kamarnya yang gelap, Reiner mengepalkan tangannya demi melihat Dilan yang memeluk Rachel. Puas-puas lah kalian berpelukan sekarang. Besok dia akan membuat tubuh Rachel remuk.

Terpopuler

Comments

putrie_07

putrie_07

😬😬

2025-02-22

0

Yumna

Yumna

Run rachel run…. 😱😱😱

2024-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tersugesti fantasi
2 Bab 2. Cara Reiner
3 Bab 3. Pria mengerikan
4 Bab 4. Main ganti aja
5 Bab 5. Tersinggung dan marah
6 Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7 Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8 Bab 8. Dangerous Man
9 Bab 9. Menurut lah padaku!
10 Bab 10. Heartless
11 Bab 11. Kau sakit Reiner!
12 Bab 12. Dia dan hidupnya
13 Bab 13. Sebenarnya peduli
14 Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15 Bab 15. Anti Depresan?
16 Bab 16. Over protektif
17 Bab 17. Kau candu ku
18 Bab 18. Pria otoriter
19 Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20 Bab 20. Waktu jelang subuh
21 Bab 21. Ternyata dia baik
22 Bab 22. Dia adalah ketua
23 Bab 23. Khawatir
24 Bab 24. Bertemu sahabat
25 Bab 25. Marlon di hajar
26 Bab 26. Penawar marah
27 Bab 27. Intervensi keluarga
28 Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29 Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30 Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31 Bab 31. Agar adil
32 Bab 32. Mual lagi?
33 Bab 33. Terlambat datang bulan?
34 Bab 34. Pernyataan Dilan
35 Bab 35. Hamil
36 Bab 36. Akhir Helen
37 Bab 37. Serangan untuk Reiner
38 Bab 38. Membelot?
39 Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40 Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41 Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42 Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43 Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44 Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45 Bab 45. Keterkejutan Reiner
46 Bab 46. Karena aku menyukaimu
47 Bab 47. Semua ada bagiannya
48 Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49 Bab 49. Pergi dengan tenang
50 Bab 50. Tidur di pangkuan
51 Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52 Bab 52. Namanya juga kangen
53 Bab 53. Hati seorang Ayah
54 Bab 54. Kesedihan Rachel
55 Bab 55. Sisi lain Reiner
56 Bab 56. Karma
57 Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58 Bab 58. Bertemu pria itu
59 Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60 Bab 60. Jadi melankolis
61 Bab 61. Romansa side story
62 Bab 62. Sentuhan ajaib
63 Bab 63. Akan melahirkan
64 Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65 Bab 65. Namanya Zyon
66 Bab 66. Jangan marah lagi
67 Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68 Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69 Bab 69. Satu VS Tiga
70 Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71 Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72 Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73 Bab 73. Rachel tahu
74 Bab 74. Nasihat kakak ipar
75 Bab 75. Perbincangan suami istri
76 Bab 76. Satu bagian penebusan
77 Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78 Bab 78. Pain to be happy
79 Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80 Bab 80. Bos yang baik
81 Bab 81. The end
82 Attention!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Tersugesti fantasi
2
Bab 2. Cara Reiner
3
Bab 3. Pria mengerikan
4
Bab 4. Main ganti aja
5
Bab 5. Tersinggung dan marah
6
Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7
Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8
Bab 8. Dangerous Man
9
Bab 9. Menurut lah padaku!
10
Bab 10. Heartless
11
Bab 11. Kau sakit Reiner!
12
Bab 12. Dia dan hidupnya
13
Bab 13. Sebenarnya peduli
14
Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15
Bab 15. Anti Depresan?
16
Bab 16. Over protektif
17
Bab 17. Kau candu ku
18
Bab 18. Pria otoriter
19
Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20
Bab 20. Waktu jelang subuh
21
Bab 21. Ternyata dia baik
22
Bab 22. Dia adalah ketua
23
Bab 23. Khawatir
24
Bab 24. Bertemu sahabat
25
Bab 25. Marlon di hajar
26
Bab 26. Penawar marah
27
Bab 27. Intervensi keluarga
28
Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29
Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30
Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31
Bab 31. Agar adil
32
Bab 32. Mual lagi?
33
Bab 33. Terlambat datang bulan?
34
Bab 34. Pernyataan Dilan
35
Bab 35. Hamil
36
Bab 36. Akhir Helen
37
Bab 37. Serangan untuk Reiner
38
Bab 38. Membelot?
39
Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40
Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41
Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42
Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43
Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44
Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45
Bab 45. Keterkejutan Reiner
46
Bab 46. Karena aku menyukaimu
47
Bab 47. Semua ada bagiannya
48
Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49
Bab 49. Pergi dengan tenang
50
Bab 50. Tidur di pangkuan
51
Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52
Bab 52. Namanya juga kangen
53
Bab 53. Hati seorang Ayah
54
Bab 54. Kesedihan Rachel
55
Bab 55. Sisi lain Reiner
56
Bab 56. Karma
57
Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58
Bab 58. Bertemu pria itu
59
Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60
Bab 60. Jadi melankolis
61
Bab 61. Romansa side story
62
Bab 62. Sentuhan ajaib
63
Bab 63. Akan melahirkan
64
Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65
Bab 65. Namanya Zyon
66
Bab 66. Jangan marah lagi
67
Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68
Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69
Bab 69. Satu VS Tiga
70
Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71
Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72
Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73
Bab 73. Rachel tahu
74
Bab 74. Nasihat kakak ipar
75
Bab 75. Perbincangan suami istri
76
Bab 76. Satu bagian penebusan
77
Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78
Bab 78. Pain to be happy
79
Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80
Bab 80. Bos yang baik
81
Bab 81. The end
82
Attention!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!