Bab 8. Dangerous Man

Reiner tersenyum karena melihat wajah takut Rachel. Ini yang dia mau. Melihat reaksi polos Rachel, membuat perasaan pria itu semakin senang.

"Manusia seperti apa kau sebenarnya?" ucap Rachel yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa tak sukanya pada pria jahat di depannya.

Dan melihat sorot mata yang mempertontonkan ketakutan itu, Reiner segera menarik Rachel ke kamar khusus lalu mengikat kedua tangan dan kaki Rachel sehingga membuat posisi perempuan itu merentang.

Rachel memberontak sewaktu di belenggu. Tapi kekuatan yang dimiliki sama sekali bukan menjadi ancaman bagi seorang Reiner.

"Apa yang kau lakukan, apa kau gila? Lepaskan aku!" dengan wajah panik dan gerakan memberontak Rachel berusaha menggoyangkan rantai yang membelenggunya.

Tapi tentu saja usahanya itu menjadi sia-sia. Yang ada kaki tangannya malah semakin sakit karena tekanan dan gerakan kasar.

Reiner merayap naik ke ranjang dengan kasur berwarna hitam itu lalu mulai menyentuh payudara Rachel. Membuat wanita itu kontan menggeliat sembari menatap marah."Jangan sentuh aku, pria brengsek!" ia memaki dan berusaha mempertahankan diri.

Tapi Reiner malah semakin memilin puncak kuncup lembut itu dengan wajah penuh gairah. Rachel sudah mau menangis karena ia benar-benar tersiksa, takut dan malu.

"Kau yakin tak mau mencobanya? Ini akan sangat nikmat!" kata Reiner seraya terus memutar kuncup dada yang perlahan-lahan mulai mengeras.

Rachel berusaha memberontak sebisanya, namun semakin ia memberontak, kaki dan tangannya semakin terasa sakit. Dan lebih sial lagi, ia tak bisa menahan gelenyar aneh yang merambat dalam diri manakala Reiner terus memutar kuncup nya.

Hingga sejurus kemudian,

SREK!

Dengan kasar, Reiner menarik paksa rok yang di kenakan Rachel sehingga memperlihatkan CD berwarna hitam yang di kenakan olehnya. Dengan tatapan penuh selera, Reiner menjilat sendiri jarinya lalu menekankannya ke pangkal paha Rachel.

 Membuat wanita itu seketika menahan napas.

"Ah!" Rachel terlihat resah sebab des*ahan lirih malah meluncur tanpa bisa ia redam.

Reiner memperhatikan reaksi wajah Rachel yang mati-matian melawan gejolak alami dari diri sewaktu jemari Reiner bergerak liar di bagian lembab itu. Reiner menang.

"Ku mohon lepaskan aku, tuan!" Rachel kini menangis karena ia merasa telah di lecehkan sangat buruk. Ia harus memohon karena sepertinya Reiner tak suka di lawan.

"Diamlah, ini akan enak!"

Air mata semakin membajiri pelupuk mata, sementara sebuah sulutan panas kian membuat tubuhnya merinding tak karuan.

"Tuan, stop! Aku mohon henti...ah!"

Tapi Reiner terus menggerakkan jemarinya sebab sesuatu di bawah sana sudah sangat lembab dan licin. Rachel semakin mende*sah keras sebab ledakan dari dalam diri makin sukar ia tolak apalagi di tepis.

"Ahhh!"

Reiner menyeringai. Wajah memerah penuh ketidakberdayaan yang di tunjukkan oleh Rachel membuatnya puas.

Dan Rachel makin tak karuan, ia merasa tiap syarafnya seolah seperti di aliri arus yang belum pernah ia rasakan. Mengikat dan membuatnya terseret arus paling melenakan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Dan demi apapun yang ada di dunia ini, Rachel seperti mau menjerit ketika Reiner kini sudah melepaskan CD milik Rachel lalu menyapukan lidahnya dengan dramatis ke area kewanitaannya dengan beringas.

***

Di lain pihak, Dilan sebenarnya sedang berniat memanggil beberapa kepala karyawan untuk pertemuan terbatas, tapi kemunculan seorang gadis cantik membuatnya urung.

CEKLEK!

"Kakak mau pergi?" ucap gadis tersebut tanpa babebo.

"Hm, ada apa? Minta uang lagi?" Dilan langsung saja bertanya. Sebab seringnya memang seperti itu.

Gadis cantik itu pun tersenyum meringis. Memperlihatkan giginya yang putih dan rapih. "Mau minta ke kak Jay gak berani!"

Dilan pun tersenyum lalu menekan ponselnya dan sejurus kemudian menunjukkan bukti transfer kepada adiknya. "Udah!"

"Makasih kakak ku yang ganteng dan jomblo!" gadis itu segera mengecup pipi kakak keduanya lalu pergi sembari menjulurkan lidahnya.

Dilan hanya geleng-geleng kepala. Sejak orangtua mereka meninggal, Dilan dan kakaknya Jay selalu berusaha membuat hidup adiknya cukup.

Ia lalu melihat kalender. Hari ini seharusnya Rachel masuk kerja bukan? Tapi ia sedari tadi tak melihat perempuan itu.

Dan yang di pikirkan kini sedang menatap jijik Reiner yang baru aja membuatnya mendesah sembari mengeluarkan cairan yang tak bisa ia tahan. Membuat sekujur tubuhnya lemas.

"Bagaimana, kau menikmatinya?" tanya Reiner sembari menjilati leher Rachel yang tak berhenti menangis.

"Aku bisa membuatmu menjerit semalaman dan kau akan memohon padaku untuk terus melakukannya, hm?"

Rachel membuang muka dengan perasaan campur aduk. Malu, marah, kesal, jijik, sedih, nelangsa. Semua bercampur jadi satu. Ia sendiri tak tahu kenapa tubuhnya merespon seperti demikian, saat otaknya saja sebenarnya ingin menolak.

Kini ia menutupi tubuhnya dengan cepat begitu belenggu itu di lepaskan. Merasa ketakutan dan semakin ingin menghindari Reiner yang tak hanya kejam tetapi juga membahayakan.

Reiner menuang minuman sembari memandangi Rachel yang sibuk menutupi diri. Kemudian berkata, "Aku mengampuni mu hari ini. By the way, aku suka milik mu!" ucap Reiner menyeringai.

Rachel tak mau menatap dan menunduk dalam rasa malu. Ia tahu bila Reiner kini sedang berjalan mendekat ke arahnya, tapi ia masih tak mau mendongak.

Dan saat wajah Reiner berada di dekatnya, Rachel langsung menampar wajah pria itu. Ia tak peduli, ia sangat marah karena di lecehkan. Sementara Reiner yang di tampar langsung mencengkeram rahang Rachel.

"Kau mau mati?" teriaknya marah.

Rachel mengeluarkan napas yang memburu. "Bunuh saja aku. Kau sungguh bukan manusia! Aku benci padamu!"

Tapi Reiner segera tersenyum kembali sembari melepaskan cengkeramannya perlahan-lahan saat mendengarkan makian Rachel.

Apa dia bilang ? Membunuh? Hah, melepaskannya saja tak mungkin apalagi membuat mainannya itu mati. Never ever!

" Aku belum puas menyiksa mu. Jadi, jangan mati dulu. Lagipula, bukankah aku sudah berjanji bila aku akan membuat mu menjerit semalaman?"

Tawa Reiner membuat tangis Rachel pecah. Ia ingin lepas dari pria mengerikan ini. Harus, ia harus lepas. Melihat Reiner pergi, ia segera berlari dan berniat meninggalkan mansion.

***

Sejak kejadian tempo hari, Rachel memblokir nomor Reiner dan tak lagi datang ke mansion. Ia tak peduli. Ia sangat benci dia pria itu. Ia takut bila ia bakal di perlakukan lebih gila lagi. Ia hanya pergi bekerja ke cafe lalu kembali ke rumah sakit menemani Ayahnya.

Namun di hari ke empat ini, saat ia mendatangi ruangan VIP tempat dimana ayahnya tinggal, ia melihat Helen dan Sonia terduduk murung dengan wajah ketakutan.

"Ibu, apa yang terjadi di mana Ayah?" tanya Rachel dengan muka pias.

PLAK!

Alih-alih mendapatkan jawaban, sebuah tamparan malah tiba-tiba mendarat di pipi Rachel. Ia kontan memegangi pipinya yang berdenyut dan panas.

"Apa yang kau lakukan sehingga tuan Reiner marah besar, hah?" kata Helen dengan kesabaran yang telah sirna. "Dia datang dengan muka marah lalu membawa Ayahmu dengan kasar. Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kenapa kau selalu membuat kami sial, kau anak sial!"

Terpopuler

Comments

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲

Rein jgn jahat " ya sma Rachel. awas lho lma " nanti bucin 🤭❤️🔥

2025-01-23

0

Winda Bembeng

Winda Bembeng

nnti kn bucin juga

2025-02-10

0

Yumna

Yumna

Sumpahh maksa banget sih rainer… jgn kejam2 bnget donk…. 🤬

2024-11-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tersugesti fantasi
2 Bab 2. Cara Reiner
3 Bab 3. Pria mengerikan
4 Bab 4. Main ganti aja
5 Bab 5. Tersinggung dan marah
6 Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7 Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8 Bab 8. Dangerous Man
9 Bab 9. Menurut lah padaku!
10 Bab 10. Heartless
11 Bab 11. Kau sakit Reiner!
12 Bab 12. Dia dan hidupnya
13 Bab 13. Sebenarnya peduli
14 Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15 Bab 15. Anti Depresan?
16 Bab 16. Over protektif
17 Bab 17. Kau candu ku
18 Bab 18. Pria otoriter
19 Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20 Bab 20. Waktu jelang subuh
21 Bab 21. Ternyata dia baik
22 Bab 22. Dia adalah ketua
23 Bab 23. Khawatir
24 Bab 24. Bertemu sahabat
25 Bab 25. Marlon di hajar
26 Bab 26. Penawar marah
27 Bab 27. Intervensi keluarga
28 Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29 Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30 Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31 Bab 31. Agar adil
32 Bab 32. Mual lagi?
33 Bab 33. Terlambat datang bulan?
34 Bab 34. Pernyataan Dilan
35 Bab 35. Hamil
36 Bab 36. Akhir Helen
37 Bab 37. Serangan untuk Reiner
38 Bab 38. Membelot?
39 Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40 Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41 Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42 Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43 Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44 Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45 Bab 45. Keterkejutan Reiner
46 Bab 46. Karena aku menyukaimu
47 Bab 47. Semua ada bagiannya
48 Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49 Bab 49. Pergi dengan tenang
50 Bab 50. Tidur di pangkuan
51 Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52 Bab 52. Namanya juga kangen
53 Bab 53. Hati seorang Ayah
54 Bab 54. Kesedihan Rachel
55 Bab 55. Sisi lain Reiner
56 Bab 56. Karma
57 Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58 Bab 58. Bertemu pria itu
59 Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60 Bab 60. Jadi melankolis
61 Bab 61. Romansa side story
62 Bab 62. Sentuhan ajaib
63 Bab 63. Akan melahirkan
64 Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65 Bab 65. Namanya Zyon
66 Bab 66. Jangan marah lagi
67 Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68 Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69 Bab 69. Satu VS Tiga
70 Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71 Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72 Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73 Bab 73. Rachel tahu
74 Bab 74. Nasihat kakak ipar
75 Bab 75. Perbincangan suami istri
76 Bab 76. Satu bagian penebusan
77 Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78 Bab 78. Pain to be happy
79 Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80 Bab 80. Bos yang baik
81 Bab 81. The end
82 Attention!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Tersugesti fantasi
2
Bab 2. Cara Reiner
3
Bab 3. Pria mengerikan
4
Bab 4. Main ganti aja
5
Bab 5. Tersinggung dan marah
6
Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7
Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8
Bab 8. Dangerous Man
9
Bab 9. Menurut lah padaku!
10
Bab 10. Heartless
11
Bab 11. Kau sakit Reiner!
12
Bab 12. Dia dan hidupnya
13
Bab 13. Sebenarnya peduli
14
Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15
Bab 15. Anti Depresan?
16
Bab 16. Over protektif
17
Bab 17. Kau candu ku
18
Bab 18. Pria otoriter
19
Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20
Bab 20. Waktu jelang subuh
21
Bab 21. Ternyata dia baik
22
Bab 22. Dia adalah ketua
23
Bab 23. Khawatir
24
Bab 24. Bertemu sahabat
25
Bab 25. Marlon di hajar
26
Bab 26. Penawar marah
27
Bab 27. Intervensi keluarga
28
Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29
Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30
Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31
Bab 31. Agar adil
32
Bab 32. Mual lagi?
33
Bab 33. Terlambat datang bulan?
34
Bab 34. Pernyataan Dilan
35
Bab 35. Hamil
36
Bab 36. Akhir Helen
37
Bab 37. Serangan untuk Reiner
38
Bab 38. Membelot?
39
Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40
Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41
Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42
Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43
Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44
Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45
Bab 45. Keterkejutan Reiner
46
Bab 46. Karena aku menyukaimu
47
Bab 47. Semua ada bagiannya
48
Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49
Bab 49. Pergi dengan tenang
50
Bab 50. Tidur di pangkuan
51
Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52
Bab 52. Namanya juga kangen
53
Bab 53. Hati seorang Ayah
54
Bab 54. Kesedihan Rachel
55
Bab 55. Sisi lain Reiner
56
Bab 56. Karma
57
Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58
Bab 58. Bertemu pria itu
59
Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60
Bab 60. Jadi melankolis
61
Bab 61. Romansa side story
62
Bab 62. Sentuhan ajaib
63
Bab 63. Akan melahirkan
64
Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65
Bab 65. Namanya Zyon
66
Bab 66. Jangan marah lagi
67
Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68
Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69
Bab 69. Satu VS Tiga
70
Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71
Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72
Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73
Bab 73. Rachel tahu
74
Bab 74. Nasihat kakak ipar
75
Bab 75. Perbincangan suami istri
76
Bab 76. Satu bagian penebusan
77
Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78
Bab 78. Pain to be happy
79
Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80
Bab 80. Bos yang baik
81
Bab 81. The end
82
Attention!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!