Bab 5. Tersinggung dan marah

Setibanya Rachel di rumah, ia tak langsung masuk ke dalam rumahnya, melainkan malah memandangi skuter matik keluaran terbaru itu dengan muka sedih. Kalau Helen tahu, ia pasti bakal kena marah sebab dikira menghamburkan uang untuk beli motor baru.

Tapi kalau ia tak memakai motor itu, ia bisa tahu kemarahan macam apa yang akan ia dapat dari Reiner karena di anggap membangkang.

Rachel merasa sangat pusing dengan keadaannya sekarang. Ketika hati sedang dilanda gundah gulana, sebuah pesan dari nomor cantik tiba-tiba masuk.

"Hel, udah aku transfer ya. Coba kamu cek!"

Rachel langsung terlihat senang demi melihat pesan dari Dilan. Tapi kebahagiaannya hanya bersifat fana sebab Helen yang sekarang sedang membuka pintu, sontak mendelik lantaran melihat motor baru yang di pandangi Rachel.

"Motor siapa ini? Kamu beli motor baru?" suara wanita itu sudah terdengar naik.

Rachel seketika menggeleng. "Enggak Bu, ini bukan motor Rachel!"

Helen langsung saja menarik rambut Rachel sampai wajah gadis itu mendongak. "Kalau bukan motor kamu motor siapa? Motor mu yang kemarin hanya rusak bagian depannya saja dan kau malah membeli yang baru?"

"Itu..." Rachel sungguh kesulitan mencari alasan. Ia berpacu dengan kulit kepalanya yang semakin terasa sakit sebab jambakan nya semakin kuat.

"Kamu tahu ayah kamu sedang perlu duit buat berobat. Kamu malah hambur-hamburkan uang. Kamu mau ayah kamu mati, iya?" Helen berteriak kencang. Naik pitam karena menduga Rachel menyembunyikan uang untuk membeli motor.

"Bu sakit, lepasin! Ini bukan motor Rachel Bu!" keluh Rachel sedikit melawan namun wanita itu semakin menarik rambutnya.

Helen yang kalap dan meradang langsung meraih rotan yang biasa ia gunakan untuk menjemur kasur lalu memukuli punggung Rachel tanpa ampun.

"Anak tidak tahu diri. Aku bahkan selalu menghabiskan waktuku diam di rumah untuk merawat ayahmu tanpa pernah memiliki kesempatan untuk bersenang-senang seperti orang lain. Tapi kau malah seenaknya. Kau mau membunuhku juga, hah?"

"Jangan Bu. Ampun Bu. Motor ini bukan milik Rachel, motor ini inventaris dari kak Dilan Bu!"

Dengan terengah-engah, Helen mengentikan pukulannya usai mendengar penjelasan Rachel. Merasa agak masuk akal, ia lalu masuk ke rumah dan membiarkan Rachel menangis merasakan sakit di punggungnya.

Ia hampir tak tahan dan ingin berteriak minta tolong. Tapi semua tetangganya pasti malas berurusan dengan Ibu tirinya yang selalu menang tiap adu mulut.

Ia semakin membenci Reiner. Gara-gara laki-laki itu ia harus sering mendapatkan permasalahan. Ia sangat ingin keluar dari kehidupan orang itu bila ada caranya.

Setibanya Rachel di kamar, ia melepas pakaiannya lalu melihat punggungnya yang memar parah dari pantulan cermin. Ia menangis merasakan nyeri yang luar biasa. Sakit dan perih sekali. Kenapa hidupnya semakin terasa berat. Ia bahkan hampir tak sanggup.

Ia memaksakan diri untuk mandi meksipun kulitnya terasa perih sewaktu terkena sabun. Sembari meringis menahan sakit, ia berusaha memakai kaos lalu menuju dapur. Ia membuka tudung saji namun yang tersisa hanya dua potong tahu dan sayur yang hampir basi karena tak di panaskan.

Tanpa ragu, ia mengambil nasi dengan dua potong tahu sembari memakannya dengan lahap. Ia tak boleh menyerah. Uang sudah di kantong dan besok ia harus membawa ayahnya ke rumah sakit.

Tapi bagiamana ia izin besok? Besok ia masuk pagi dan niatnya saat sore ingin mengantar sang Ayah dulu ke rumah sakit.

***

Keesokan paginya, ia yang barusaja mengambil uang menemui Helen dan mengatakan kepada perempuan itu untuk membawa Ayahnya ke rumah sakit.

"Memangnya kau sudah ada uangnya?" tanya Helen.

Rachel mengangguk. "Ini hasil pinjaman satu Tahun aku tak mengambil libur, Bu. Aku mohon pergunakan dengan baik. Mungkin aku tidak akan pernah bisa meminjam lagi!"

"Mana?" seru Helen tak memperdulikan sederet kalimat yang di ucapan Rachel. Lebih tertarik ingin melihat sejumlah uang yang sedang di bawa oleh Rachel.

Rachel menyerahkan amplop ke Helen. Dan perempuan itu langsung menyambarnya dengan cepat. Wajah Helen terlihat senang. "Biar aku saja yang bawa sekarang ke rumah sakit. Kau pergi bekerja saja. Waktumu bisa habis nanti!"

"Apa Ibu bisa sendiri?" Rachel bertanya cemas.

"Tentu. Asal ada uang apa yang tidak bisa. Jangan lupa datang ke rumah sakit kalau kau sudah pulang kerja!" kata Helen sembari berlalu dari hadapan Rachel.

Rachel sedikit berlega hati mendengar hal itu. Beberapa waktu kemudian, ia sudah terlihat fokus menyelesaikan pekerjaannya lalu cepat-cepat datang ke mansion Reiner. Tak mau membuang waktu barah sedikitpun.

Setibanya di sana, ia tak mendapati Reiner di kamar. Tapi ia tak peduli, yang penting ia melakukan tugasnya. Toh lebih baik jika pria itu memang tidak ada. Ia bisa leluasa bekerja tanpa adanya intimidasi atau gangguan semacamnya.

Namun meskipun sedang tak berada di tempat, Reiner dapat melihat video di ponselnya guna memantau Rachel. Dimana rekaman itu telah terhubung ke CCTV kamarnya. Ia terdiam sembari melihat Rachel yang keluar ruang ganti menuruti kemauannya dengan memakai pakaian seksi.

Untuk hal ini Reiner cukup senang. Perempuan itu masih ingat dan menuruti perintahnya.

Saat melihat video tersebut, Marlon datang dan terlihat membawa sebuah barang dalam kotak. Reiner mencium barang itu sebentar lalu mengangguk kepada Marlon. Setelahnya datang seorang pria yang mulutnya terus bergerak mengunyah bubble gum.

"Kakap lima kwintal. Pelabuhan Javi pukul 00!" kata si pria pengunyah bubble gum.

Mereka berdua tampak berjabat tangan lalu sejurus kemudian pria pengunyah itu pergi. Kini Reiner membuang puntung rokok lalu menginjaknya untuk sejurus kemudian masuk ke dalam mobil.

***

Rachel sedang menutup gorden kamar Reiner ketika pria itu membuka pintu. Rachel semula sempat berhenti, tapi ia segera melanjutkan pekerjaannya dan memilih acuh dengan kehadiran Reiner. Ia akan segera pulang sebab sedari tadi kepikiran dengan sang Ayah.

"Kau sudah makan?" tanya Reiner sembari melepaskan tuxedo.

Rachel yang masih sakit hati dan merasa karena Reiner lah ia sempat mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Helen, memilih tak menjawab.

"Hey, aku sedang bicara padamu!" bentak Reiner yang tak suka di acuhkan. Pria itu menarik pundak Rachel agar mau menghadap ke arahnya.

"Awh!" Rachel merintih dan meringis kesakitan saat tangan kekar Reiner tak sengaja menyentuh kasar punggungnya yang penuh luka.

Melihat Rachel meringis kesakitan, Reiner yang curiga langsung menarik paksa baju Rachel lalu melihat banyak sekali luka yang menyebar di punggung mulusnya.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Reiner dengan muka tegang.

"Ini bukan apa-apa. Hanya bekas luka biasa. Maaf, tugas saya sudah selesai tuan, saya izin pulang!"

Tapi Reiner menghalangi langkahnya. "Jawab pertanyaan ku dengan jujur!"

Dan demi apapun yang ada di dunia ini, Rachel sungguh tak ingin berbicara barang sepatah katapun pada Reiner. Laki-laki jahat yang aneh dan kerap melemparkannya pada permasalahan.

"Saya terjatuh saat naik motor baru itu karena tidak terlalu menguasai motor baru!" jawab Rachel tampak meluapkan kekesalannya. Ia mati-matian memberanikan diri menatap iris coklat yang tatapannya tajam bagai burung elang.

Reiner langsung tertawa. "Kau pikir aku bodoh?" ia tentu tak percaya.

Rachel menatap tak suka Reiner. "Saya sudah mengatakan yang sejujurnya. Terserah anda mau percaya atau tidak!"

PRYAANG!

Rachel tergeragap kaget saat vas kecil bernilai mahal tiba-tiba di banting oleh Reiner. Membuat pecahan beling menyebar atas lantai yang barusaja ia bersihkan. Reiner terpancing emosinya dan marah karena Rachel selalu tak bisa bersikap kooperatif dan menurut padanya.

"Kau benar-benar ingin melihat seperti apa kemarahan ku. Baik, biar aku tunjukkan hukuman apa yang pas untuk orang yang tidak menghormati ku!"

Rachel shock bukan main saat Reiner tiba-tiba menyeretnya lalu melu*mat bibirnya dengan kasar. Pria itu terus mencium bibirnya dengan sangat kasar serta menyakitkan dan membuat wanita itu reflek memukuli tubuhnya karena tak bisa bernapas.

Rachel ketakutan setengah mati. Pria itu menindihnya dengan beringas sembari tak memberikan kesempatan padanya untuk mengelak. Bagiamana ini, apakah jika ia berteriak seseorang akan datang menolong?

Episodes
1 Bab 1. Tersugesti fantasi
2 Bab 2. Cara Reiner
3 Bab 3. Pria mengerikan
4 Bab 4. Main ganti aja
5 Bab 5. Tersinggung dan marah
6 Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7 Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8 Bab 8. Dangerous Man
9 Bab 9. Menurut lah padaku!
10 Bab 10. Heartless
11 Bab 11. Kau sakit Reiner!
12 Bab 12. Dia dan hidupnya
13 Bab 13. Sebenarnya peduli
14 Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15 Bab 15. Anti Depresan?
16 Bab 16. Over protektif
17 Bab 17. Kau candu ku
18 Bab 18. Pria otoriter
19 Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20 Bab 20. Waktu jelang subuh
21 Bab 21. Ternyata dia baik
22 Bab 22. Dia adalah ketua
23 Bab 23. Khawatir
24 Bab 24. Bertemu sahabat
25 Bab 25. Marlon di hajar
26 Bab 26. Penawar marah
27 Bab 27. Intervensi keluarga
28 Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29 Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30 Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31 Bab 31. Agar adil
32 Bab 32. Mual lagi?
33 Bab 33. Terlambat datang bulan?
34 Bab 34. Pernyataan Dilan
35 Bab 35. Hamil
36 Bab 36. Akhir Helen
37 Bab 37. Serangan untuk Reiner
38 Bab 38. Membelot?
39 Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40 Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41 Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42 Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43 Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44 Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45 Bab 45. Keterkejutan Reiner
46 Bab 46. Karena aku menyukaimu
47 Bab 47. Semua ada bagiannya
48 Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49 Bab 49. Pergi dengan tenang
50 Bab 50. Tidur di pangkuan
51 Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52 Bab 52. Namanya juga kangen
53 Bab 53. Hati seorang Ayah
54 Bab 54. Kesedihan Rachel
55 Bab 55. Sisi lain Reiner
56 Bab 56. Karma
57 Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58 Bab 58. Bertemu pria itu
59 Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60 Bab 60. Jadi melankolis
61 Bab 61. Romansa side story
62 Bab 62. Sentuhan ajaib
63 Bab 63. Akan melahirkan
64 Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65 Bab 65. Namanya Zyon
66 Bab 66. Jangan marah lagi
67 Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68 Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69 Bab 69. Satu VS Tiga
70 Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71 Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72 Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73 Bab 73. Rachel tahu
74 Bab 74. Nasihat kakak ipar
75 Bab 75. Perbincangan suami istri
76 Bab 76. Satu bagian penebusan
77 Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78 Bab 78. Pain to be happy
79 Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80 Bab 80. Bos yang baik
81 Bab 81. The end
82 Attention!
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Tersugesti fantasi
2
Bab 2. Cara Reiner
3
Bab 3. Pria mengerikan
4
Bab 4. Main ganti aja
5
Bab 5. Tersinggung dan marah
6
Bab 6. Kenapa selalu seenaknya?
7
Bab 7. Aku mau kau terus melayaniku
8
Bab 8. Dangerous Man
9
Bab 9. Menurut lah padaku!
10
Bab 10. Heartless
11
Bab 11. Kau sakit Reiner!
12
Bab 12. Dia dan hidupnya
13
Bab 13. Sebenarnya peduli
14
Bab 14. Terpaksa berpura-pura
15
Bab 15. Anti Depresan?
16
Bab 16. Over protektif
17
Bab 17. Kau candu ku
18
Bab 18. Pria otoriter
19
Bab 19. Jangan coba membuatnya cemburu
20
Bab 20. Waktu jelang subuh
21
Bab 21. Ternyata dia baik
22
Bab 22. Dia adalah ketua
23
Bab 23. Khawatir
24
Bab 24. Bertemu sahabat
25
Bab 25. Marlon di hajar
26
Bab 26. Penawar marah
27
Bab 27. Intervensi keluarga
28
Bab 28. Reiner dan perempuan lain?
29
Bab 29. Ketidakberesan dalam hati
30
Bab 30. Jangan campuri hidup ku!
31
Bab 31. Agar adil
32
Bab 32. Mual lagi?
33
Bab 33. Terlambat datang bulan?
34
Bab 34. Pernyataan Dilan
35
Bab 35. Hamil
36
Bab 36. Akhir Helen
37
Bab 37. Serangan untuk Reiner
38
Bab 38. Membelot?
39
Bab 39. Gelisah di hati Reiner
40
Bab 40. Mulan jadi kunci jawaban
41
Bab 41. Mengetahui kehamilan Rachel
42
Bab 42. Tatapan penuh kerinduan
43
Bab 43. Mengetahui Rachel Hamil
44
Bab 44. Demi anak yang ada dalam kandungan ku
45
Bab 45. Keterkejutan Reiner
46
Bab 46. Karena aku menyukaimu
47
Bab 47. Semua ada bagiannya
48
Bab 48. Sudut pandang dua anak manusia
49
Bab 49. Pergi dengan tenang
50
Bab 50. Tidur di pangkuan
51
Bab 51. Welcome to my world, my wife!
52
Bab 52. Namanya juga kangen
53
Bab 53. Hati seorang Ayah
54
Bab 54. Kesedihan Rachel
55
Bab 55. Sisi lain Reiner
56
Bab 56. Karma
57
Bab 57. Harus tau sulitnya membujuk perempuan
58
Bab 58. Bertemu pria itu
59
Bab 59. Pria itu ternyata Bryan
60
Bab 60. Jadi melankolis
61
Bab 61. Romansa side story
62
Bab 62. Sentuhan ajaib
63
Bab 63. Akan melahirkan
64
Bab 64. Perjuangan seorang Ibu
65
Bab 65. Namanya Zyon
66
Bab 66. Jangan marah lagi
67
Bab 67. Takdir yang mempertemukan
68
Bab 68. Sebuah tato bunga menjadi pengingat
69
Bab 69. Satu VS Tiga
70
Bab 70. Pertengkaran pertama Papa Mama
71
Bab 71. Inikah rasanya di marahi?
72
Bab 72. Orang itu adalah Bryan
73
Bab 73. Rachel tahu
74
Bab 74. Nasihat kakak ipar
75
Bab 75. Perbincangan suami istri
76
Bab 76. Satu bagian penebusan
77
Bab 77. Menyatakan pertanggung jawaban
78
Bab 78. Pain to be happy
79
Bab 79. Takdir, selalu memiliki caranya
80
Bab 80. Bos yang baik
81
Bab 81. The end
82
Attention!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!