Chapter 16

"Bbbuuuuaaaahhhhaaaa..." Loly tertawa.

"Kok malah di ketawain sih." Ucap ku kesal.

"Sayang banget kalo kamu suaminya kambing. Kayak nggak ada cewek yang mau aja." Gumam Loly yang masih dapat ku dengar. Dia berusaha menahan tawanya agar tidak meledak.

"Emang nggak ada cewek yang mau." Celetuk ku kesal.

"Masa'? Terus itu tiap hari valentine. Ada yang ngirim paket coklat, bunga. Cieee... Insecure." Loly mendorong bahu ku pelan.

"Auch ahc..." Aku mengedikkan bahu. Aku menatap lurus ke depan menikmati pemandangan.

Sesaat tidak ada pembicaraan di antara aku dan Loly. Loly terlihat menikmati angin sejuk yang menerpa wajahnya. Dia memejamkan matanya.

"Nathan," panggilnya. Sontak aku menatap lurus kembali.

"Hmmm..."

"Cewek idaman kamu kayak gimana sih?"

Ehh, kok nanya dia? Hmmm.. kesempatan aku nih. Kasih kode biar Loly tau, kalo aku sebenarnya suka sama dia.

"Cewek idaman aku?"

"Hmmm.. kebiasaan, kalo di tanya malah balik nanya. Iyaa, Nathan, cewek idaman kamu. Tapi bukan kambing 'kan?"

"Teruuuusss... Ngejek teruuuusss.." ku pencet hidungnya gemas.

"Aduuuhhh.. sakit tauk! Lepasin iiihhh..!" Loly memukul-mukul tangan ku. Sedetik kemudian Loly mencubit tangan ku.

"Aaauuu..." Ku elus-elus tangan ku bekas cubitan Loly. Loly mengelus-elus hidungnya yang sedikit memerah.

"Jadi, cewek idaman kamu yang kayak gimana, Nat?" Loly mengulang pertanyaannya.

"Lama-lama kamu kayak si Amang jualan bakso. Kepo!"

"Yaa 'kan kali aja aku bisa bantu cari buat kamu."

Aku mendelik mendengar penuturan Loly. Dahi ku mengernyit. "Cari apa?"

"Cari cewek idaman kamu, Nat. Ayoo dong, kasih taaauu..." Loly menggoyang-goyangkan lengan ku.

"Haaaccciiimmm..." Loly tiba-tiba bersin. Dia mengucek hidungnya yang terasa gatal. Terlihat hidungnya sedikit memerah.

"Kamu kedinginan?" Tanya ku khawatir.

Loly mengangguk.

Ku lepas jaket lalu ku berikan padanya. "Nih, pake' jaket aku aja."

Ehh malah diam aja nih bocil. "Kenapa diem? Mau di pakein?"

Loly meraih jaketnya cepat lalu memakainya. "Enggak!"

"Sorry! Kalo tadi nggak nyuruh kamu pake' jaket. Niatnya sih mau makan bakso doang. Tapi ke inget pemandangan di sini. Jadi aku ajak deh kamu ke sini."

Loly melihat ke arah ku yang hanya mengenakan kaos oblong. Mungkin takut aku kedinginan. Diihh.. ngarep!

"Jadi bisa di bilang ini surprise dong."

"Hmmm.."

"Buat aku?"

"Iyaa."

"Demi apa?"

"Yaa ampun, bawel amat sih." Kata ku sedikit meninggi. Aku nggak suka di tanya-tanya mulu kayak gitu. Apalagi kayak tadi. Mau di cariin cewek.

Oohh astaga! Loly, kamu nyadar nggak sih. Aku itu cinta sama kamu, sayang sama kamu, Loly. Kamu nggak perlu cari cewek lain buat aku. Ingin rasanya aku berteriak mengatakan itu padanya. Tapi rasanya sulit bibir ku untuk berbicara sayang padanya.

Loly menunduk. "Maaf, Nat! Aku cuma.."

"Udah lah, jangan bahas cewek-cewek. Aku nggak suka! Dan satu lagi, jangan cariin cewek buat aku. Aku udah punya cewek, tapi orangnya nggak peka-peka."

Loly diam menatap lurus. Dia tidak menjawab kayak biasanya. Aku jadi merasa bersalah padanya.

Aku menghela nafas panjang. "Loly, besok aku ke luar kota. Perusahaan cabang lagi ada masalah. Ayah meminta ku untuk mengurusnya."

Aku memang selalu berpamitan padanya jika aku mau mengurus perusahaan cabang. Ayah juga udah mengatakan dua hari yang lalu.

Flashback On

"Nathan," Ayah masuk ke ruangan ku. Lalu duduk di sofa. Ku hampiri Ayah yang kelihatan seperti lesu.

Di usianya yang sudah tak muda lagi, Ayah masih bekerja keras. Aku sudah menyarankannya untuk berhenti kerja. Biar aku yang menghandle perusahaan. Tidak tega rasanya melihatnya kelelahan seperti ini.

"Kenapa, Yah? Ada yang Ayah pikirkan?" Aku duduk di sebelahnya.

"Ada kendala di perusahaan cabang, Nat. Ayah tau kamu pandai dalam bidang IT. Sejak kecil kamu di ajari oleh Bunda bukan. Ayah ingin kamu mengurus perusahaan yang ada di sana. Ayah yakin kamu bisa mengurusnya."

Tanpa pikir panjang, aku mengangguk mengiyakan permintaan Ayah. Memang Bunda sudah mengajarkan berbagai ilmunya pada ku. Dari bidang IT, hacker, meracik racun, ilmu agama. Di tambah lagi pembelajaran yang di berikan oleh Ayah pada ku.

Lengkap sudah ilmu kedua orang tua ku mengalir di darah daging ini. Alhamdulillah.. Bunda selalu mengajari ku membagi waktu agar masa depan ku tidak berantakan.

"Ayah tenang saja! Nathan bakal urus semuanya. Ayah jangan berpikiran yang berat-berat hmmm.. aku nggak mau Ayah kenapa-kenapa."

Ayah mengangguk. "Terima kasih yaa, Nak. Kamu sudah sangat baik sama Ayah, sama Bunda. Ayah bangga punya anak seperti kamu." Ayah mengusap kepala.

Ku peluk Ayah erat. "Ayah ngomong apa sih. Sudah kewajiban Nathan berbakti sama Ayah, sama Bunda."

Flashback On

Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 TAMAT
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!