Chapter 10

Dira tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Aku masuk dulu yaa."

Dira mengangguk. Dia lanjut menyapu dan lap meja.

Ku daratkam pant*t di kursi kerja. Meletakkan tas di atas meja. Tangan menyentuh dahi, memijatnya.

Terasa pening memikirkan kejadian semalam. Apa aku jujur aja ke Nathan kalo aku udah baca buku agendanya. Sudah mendengar obrolannya tadi malam saat Nathan di kamar Bunda, Ayah.

Tapi aku takut Nathan marah pada ku. Aku nggak mau itu terjadi. Aku harus bagaimana?

Semakin pusing saja aku memikirkan ini semua. Ku hela nafas panjang. Lebih baik ku sibukkan saja di sini. Biar cepat kelar kerjaannya.

Ku buka berkas-berkas. Mengecek keuangan cafe, pengeluaran dan pemasukan. Kepala ku semakin pusing melihat berkas-berkas ini. Ku hela nafas berat.

Biasanya aku tidak pusing begini. Apa gara-gara aku masih kepikiran perkataan Nathan semalam. Oohh ya tuhan, aku bisa gila kalo begini.

Lebih baik aku turun tangan sendiri aja deh ikut karyawan yang lainnya. Dari pada duduk di sini dan pegang berkas-berkas. Makin bikin pusing kepala saja.

Aku tersenyum pada karyawan-karyawan ku. "Mari, Bapak, Ibu. Silahkan duduk. Mau pesan apa?" Tanya ku pada pelanggan. Tak lupa ku tampilkan senyuman ramah.

"Mbak, ngapain di sini? Biar saya aja, Mbak." Bisik Dira.

"Udah nggak papa. Aku bosen pegang berkas mulu. Sekali-kali turun tangan sendiri." Balas ku berbisik.

"Caffe latte dua sama camilannya kentang goreng."

"Baik, silahkan di tunggu yaa, Pak, Bu."

"Nih, sana buatkan pesanan." Ku berikan catatan pada Dira.

Dira menatap ku aneh. Mungkin dia berpikir, tidak seperti biasanya aku turun tangan begini. Yaa mau gimana lagi. Lagi pusing pikiran ku.

Lebih baik bantu karyawan aja dari pada makin pusing pegang berkas-berkas yang menumpuk itu. Nggak banyak sih, cuma tiga berkas doang.

Aku lanjut melayani beberapa pelanggan. Asik juga langsung turun tangan sendiri kayak gini. Capek sih iyaa. Tapi kalo di nikmatin yaa nggak terlalu capek-capek amat.

Nggak kerasa sudah sore aja. Ku ambil tas di ruangan ku. Menata berkas yang sedikit berantakan. Aku lalu keluar dari cafe.

Aku pulang sama siapa nih. Biasanya kalo mobil ku di bengkel, Nathan yang selalu antar jemput. Mau minta jemput Nathan. Takut ganggu dia.

Pesan ojol aja deh. Baru mau pesan ojol si Dira sudah nongol. "Mbak Ly, nggak di jemput Nathan yaa?"

"Kayaknya sih enggak. Mungkin masih sibuk." Mengingat kejadian semalam. Sepertinya Bunda bakalan melarang Nathan menjemput ku.

"Gimana kalo aku anterin aja?"

Aku berpikir sejenak. Selama ini kalo mobil lagi di bengkel aku nggak pernah di antar cowok. Biasanya Nathan yang antar jemput. Kalo lagi sibuk atau nggak bisa jemput, aku naik ojol atau taksi.

"Yaelah malah ngelamun segala!"

"Aahh yaa.. kenapa?"

"Aku anterin kamu pulang. Mau yaa?"

"Hmmm.. ya udah deh." Aku langsung naik di jok belakang motor Dira.

"Nih," Dira memberiku helm. Gegas ku pakai.

"Pegangan, ntar jatoh."

"Iyaa, iyaa."

.

.

.

Dira mematikan mesin motornya ketika sudah sampai di depan gerbang rumah.

"Makasih yaa, Dir. Udah anterin aku."

Aku langsung turun dari motor. Ketika tangan ku hendak mendorong pintu gerbang, Dira memanggil.

"Mbak Loly," aku menoleh.

"Iyaa, ada apa, Dir?" Dira berdiri di hadapan ku.

"Nanti malam nonton yuk! Filmnya bagus lho."

Aku mengerutkan kening. "Emang film apaan?"

"Film drama korea. Ceritanya romantis. Bisa yaa?" Aku menghela napas panjang. Bingung, mau jawab apa.

"Gak bisa!" Tiba-tiba Nathan menjawab dari belakang punggung ku. Aku mendongak menatapnya. Karena tinggi badan ku lebih pendek darinya.

"Loly, gak suka film begituan." Dahi Dira berkerut.

"Emang Mbak Loly sukanya film apa?"

"Film India," jawab Nathan ketus.

"Nathan iiihhh.." Aku nyeletuk. Asal jawab amat. Rese' banget sih nih anak.

“Udah pulang sana!” Nathan mendorong bahu Dira.

"Beneran, kamu suka film India, Mbak Ly?" Jelaslah Dira gak percaya. Lagian Nathan, asal jawab amat.

Baru saja mulut ku mau jawab, Nathan sudah menyela lagi.

“Iya bener. Gak percayaan amat. Udah pulang sana! Loly cepat masuk ke dalam!”

Ku hela nafas sebelum menjawab. "Iyaa, Nathan."

Aku gegas masuk meninggalkan Nathan dan Dira yang masih berdebat. Aku jalan sambil senyum-senyum. Melihat tingkah Nathan yang masih bersikap protektif terhadap ku. Semoga selamanya Nathan seperti ini. Aamiin.

Walaupun Nathan rese' tapi aku sudah terbiasa dengan sikapnya. Jika sikapnya berubah, aku yang jadi aneh. Karena nggak biasa dengan sikapnya yang berubah.

Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 TAMAT
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!