BAB 5. GERBANG ANTARA DUNIA LAIN

Di tengah kesunyian yang menggantung, bisikan-bisikan halus terus mengitari mereka, melayang-layang di udara seperti suara dari dunia lain. Suara itu menggema pelan, menyatu dengan keheningan malam dan membuat suasana semakin mencekam.

Langkah mereka di atas lantai kayu rumah tua itu menimbulkan bunyi derit seram, seolah-olah memperingatkan bahwa ada yang memperhatikan dari dalam bayang-bayang.

Alexa, Maxim, dan Leo merasa semakin terserap dalam kegelapan yang pekat, diliputi oleh udara berat yang membuat setiap napas terasa menyesakkan.

 "Apa maksud perkataan itu..??? apakah kalian mendengar nya?? "tanya Lexa ketakutan.

  "Yah kami mendengar nya. " jawab Maxim dan Leo berbarengan.

 "Siapa yang mau balas dendam??? Balas dendam dengan siapa??? Apakah itu suara Hiltja??? tanya Alexa lagi.

Kerena mereka bertiga ketakutan mereka pun berlari menuju pintu keluar dari bawah tanah. Dengan cepat cepat didalam gelap bawah tanah mereka pun berlari.

Sehingga lilin lilin yang tadi nya mereka pegang dalam keadaan menyala mati semua. Hanya tinggal senter yang menjadi alat penerang jalan mereka.

Dan saat mereka mau menuju pintu keluar bawah tanah. Tatapan mata mereka terkejut saat mereka ternampak sebuah cermin besar dengan bingkai yang kokoh dan indah terletak didinding ruang bawah tanah itu. Cermin yang berada didalam kamar itu tiba-tiba pindah ke ruang bawah tanah.

Cermin itu tampak memantulkan cahaya samar samar dari senter yang mereka pegang, menambah kesan angker yang menetap di udara.

Mereka yakin, cermin itu merupakan cermin yang pertama kali mereka lihat. Walaupun pun mereka tidak ingat bagaimana tiba tiba cermin itu bisa ada disitu.

"Ini... cermin yang kita lihat pada waktu pertama kita berada dirumah ini kan?" tanya Leo.

Aneh... bukan kah seharusnya cermin itu didalam kamar tempat semula waktu kita temukan??? kenapa tiba-tiba ada disini??? "tanya Leo penuh heran dan terdengar gugup.

Alexa dan Maxim mengangguk. Saling berpandangan yang merasakan keanehan. Kenapa cermin itu ada disitu.

“Iya, sepertinya,” Mungkin ada seseorang yang memindah kan nya. " jawab Alexa pelan, berbisik, menahan napas tanpa sadar.

 "Seseorang..??? maksud nya ada orang masuk kerumah ini atau roh Hiltja yang memindahkan nya. "tanya Leo lagi penuh rasa heran dan takut.

Dorongan rasa ingin tahu mendorong Alexa untuk mendekati cermin itu. Begitu dia berdiri tepat di depan cermin itu, ia merasakan ada sesuatu dalam bayangannya sendiri yang terasa asing.

Wajahnya tampak pucat di pantulan itu, dengan mata yang terlihat memerah dan tajam. Suara di sekitar menghilang seolah-olah hanya ada dia dan cermin itu.

 "Alexa, hati-hati," seru Maxim, terdengar mendesak. Tetapi Alexa tetap diam dan tak peduli Maxim memanggilnya untuk menasihati nya harus hati hati dengan cermin itu.

Alexa melihat ada yang aneh dengan cermin itu. Tidak seperti waktu dia lihat pertama kali. Seperti ada sesuatu yang terlihat didalam cermin itu. Sesuatu yang siap menyambut siapa saja yang mendekati nya

Yang aneh nya bayangan dia tiba-tiba memudar dan berangsur-angsur bayangan dia tiba-tiba menghilang dan tidak terlihat lagi didalam cermin.

Bayangan Lexa tiba-tiba digantikan oleh pemandangan asing yang kelam dan tak berwarna sebuah dunia yang sunyi, suram, dan hampa. Semuanya tampak tidak bewarna.

Semua serba hitam dan abu abu. Seperti bayangan dunia yang fana. Dunia yang jauh dari kehidupan normal. Apakah bayangan itu menunjukkan bayangan Dunia Lain. Dunia alam roh. "fikir Alexa.

Kerena Alexa tidak mengindahkan panggilan Maxim. Maxim pun penasaran. Apa sebenarnya yang diperhatikan Lexa didalam cermin itu. Leo pun heran juga dan mereka bertiga berdiri tepat didepan cermin itu.

 " Apakah kalian melihat juga??? Sama seperti apa yang aku lihat sekarang??? "tanya Lexa kepada kedua teman nya itu.

 "Ya kami melihat nya Dunia Fana. Dunia lain " ucap Maxim dan Leo berbarengan.

Ruangan di dalam cermin itu tampak bergetar, berdenyut seolah hidup, seolah mengundang mereka untuk masuk lebih dalam.

Mereka melihat gagak bertengker di sebuah pokok besar. dan gagak itu melihat tajam matanya kearah mereka bertiga seolah-olah siap mematuk dan menerkam mereka.

 "Kenapa gagak itu berada disana??? apakah yang kita lihat semalam adalah gagak yang sama?? tanya Alexa pulak.

 "Jangan bilang gagak itu memang jelmaan Hiltja?? ucap Lexa lagi ketakutan.

Semakin tampak jelas dunia lain yang mereka lihat. didalam cermin itu. Dan dengan tiba-tiba gagak itu terbang menghilang dari pokok besar tempat dia bertengker.

Dan sekita muncul bayangan merah kembali. Dengan suara tawa nya yang memecahkan keheningan malam disaat itu. Membuat bulu kuduk mereka bertiga berdiri.

 "Hihihihi.... Aku akan membalas kalian. "ucap bayangan merah itu.

"Aku akan membawa kalian. Hihihi.... ucap nya lagi.

Apakah disini saat kita harus memusnahkan dia. Disini lah dunia lain itu. " ucap Maxim.

Alexa dan Leo pun cepat cepat menggambarkan simbol yang seperti sebelumnya untuk menjadi pelindung mereka. Dan lingkaran simbol itu sudah selesai. Mereka pun menatap Hiltja yang berusaha mau keluar dari cermin itu.

Mata Hiltja terlihat semakin membesar dan tajam, matanya memerah karena kebencian yang mendalam. Ia tampak berusaha menembus simbol-simbol itu, tetapi gagal.

Dia berteriak dan marah, ia pun mencoba lagi untuk menembus simbol simbol untuk kedua kali nya tapi tetap saja ia gagal. Ia berteriak dan tertawa.

 "Hihihi... kalian sudah menantang ku. Kalian tidak akan aku biarkan pergi dari sini. "ucap nya penuh amarah.

Maxim, Lexa dan Leo pun takut mendengar perkataan Hiltja. Maxim pun membaca mantra mantra yang dia tau dan Leo juga Lexa pun ikut membaca nya.

Kali ini kamu harus pergi Hiltja. Dunia mu dibalik cermin itu bukan disini. Kembali lah kamu kedunia mu jangan ganggu kami !!! ucap maxim dengan tegas diselimuti persaan takut.

 "Aku belum mau pergiiiiii..... "ucap nya. Dan seiring suara jeritan Hiltja terdengar tiba tiba lambat laun bayangannya mulai memudar.

Cermin itu berangsur-angsur menjadi gelap kembali. Cermin yang tadinya menjadi portal ke dunia lain kini tampak seperti cermin biasa yang tenang, namun menyimpan kegelapan di dalamnya. Akhirnya, ruangan menjadi sunyi.

Cermin itu kembali ke bentuk aslinya, tanpa pantulan dunia lain, tanpa bayangan Hiltja yang menakutkan. Alexa, Maxim, dan Leo terduduk di lantai, kelelahan setelah pertempuran tak terlihat yang mereka alami.

Mereka bertiga saling memandang dalam ketenangan yang penuh ketegangan. Mereka tahu bahwa meski saat ini mereka berhasil menghentikan Hiltja, cermin itu masih tetap ada, seperti gerbang yang menunggu untuk terbuka kembali. Satu hal pasti mereka telah melangkah terlalu jauh untuk berbalik.

(Apakah misterinya ini sudah selesai???)

BERSAMBUNG...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***