Rasa nyaman yang mulai tumbuh

Langkahku terasa canggung saat berjalan di samping Rika menuju kafe. Aku yang biasa hidup di dunia sendiri, kini terpaksa menghadapi kenyataan baru: berdua dengan Rika di tempat umum. Aku bahkan sampai menutupi wajahku dengan hoodie, khawatir kalau ada teman-teman sekelas yang melihat kami. Aku tahu betul bagaimana mereka akan melihatku—seperti orang aneh yang tiba-tiba dipilih oleh Rika, gadis paling populer di sekolah.

Rika tertawa kecil saat melihat aku memasang hoodie dan menutup wajah. "Hahaha, kamu lucu banget, Dayn. Kenapa kamu merasa malu sih?" katanya sambil menggandeng tanganku lebih erat.

Aku menggelengkan kepala, merasa sangat gugup. "Bukan malu, cuma... nggak enak aja kalau ada yang ngeliat," jawabku dengan suara pelan, berusaha agar suaraku tidak terdengar terlalu cemas.

Rika menatapku dengan tatapan serius. "Tenang aja, nggak ada yang bakal nyalahin kamu kok. Kalau mereka berani ngomong, bilang aja ke aku. Aku akan bantu kamu."

Aku hanya mengangguk, meskipun hatiku masih berdebar-debar. Rika berbeda dari gadis-gadis lain yang sering mengejekku. Bahkan saat kami nonton anime bareng di belakang sekolah, dia tidak menghina atau menyebutku wibu, seperti yang biasanya terjadi. Dia hanya menikmati waktu itu, seperti teman sejati.

Sesampainya di kafe, aku merasa sedikit lebih lega. Tempat ini kecil, tapi cukup tenang dan nyaman—seperti yang aku harapkan. Rika menarikku menuju meja dekat jendela. "Ayo, duduk dulu. Mau pesan apa?" tanya Rika dengan senyum lebar.

Aku ragu sebentar, lalu berkata, "Aku pesan kopi aja." Setelah itu, Rika memesan dua cangkir kopi dan kami duduk.

Suasana di kafe ini sedikit mengendurkan kegugupanku. Meski aku tetap merasa canggung, rasanya lebih nyaman dibandingkan dengan ketegangan yang kurasakan sebelumnya. Kami duduk dalam diam beberapa saat, hanya menikmati kopi sambil menatap keluar jendela.

Rika tiba-tiba memecah keheningan. "Dayn, aku sebenarnya penasaran banget, kenapa kamu lebih suka sendiri? Di sekolah, kamu sering banget nggak ada temen, selalu di belakang sekolah, dan nggak terlalu dekat sama orang lain."

Aku mengangkat kepala dan menatap Rika. Aku merasa terjebak, seperti ada sesuatu yang harus aku jelaskan, tapi aku tak tahu harus mulai dari mana. "Aku... nggak terlalu bisa percaya sama orang lain," jawabku akhirnya. "Pernah beberapa kali aku coba berteman, tapi selalu berakhir buruk. Jadi, lebih baik sendiri."

Rika mendengarkan dengan seksama, lalu mengangguk. "Aku paham kok. Tapi kamu nggak sendiri, Dayn. Kalau kamu butuh teman, aku ada di sini."

Aku terkejut dengan kata-kata Rika. Selama ini, aku merasa seperti aku nggak berhak untuk punya teman, tapi dia bilang begitu dengan tulus. Rasanya seperti ada secercah harapan yang muncul, meski aku tak tahu apa yang harus aku rasakan.

"Sama kayak waktu kamu nyelamatin aku di jalan," lanjut Rika, "Aku pikir kamu orang yang baik, cuma mungkin belum ada yang benar-benar ngerti kamu."

Aku menunduk, sedikit malu. Aku nggak tahu harus berkata apa. Semua yang Rika katakan terasa... jujur. Aku sudah terbiasa bersembunyi di balik dinding ketakutanku sendiri, tapi kini, ada seseorang yang membuka sedikit celah di antara dinding itu.

"Terima kasih, Rika," ucapku pelan. "Tapi aku... nggak tahu harus mulai dari mana."

Rika tersenyum. "Nggak usah buru-buru. Kita bisa mulai pelan-pelan. Yang penting kamu nggak sendiri lagi."

Aku hanya bisa mengangguk, merasa bingung sekaligus terharu. Aku nggak pernah membayangkan ada orang yang bisa memahami diriku begitu saja. Rika benar-benar berbeda.

Setelah beberapa saat, kami menyelesaikan minum kopi, aku dan Rika berdiri. "Mau pergi sekarang? Atau kamu ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?"

Aku ragu sebentar, tapi akhirnya berkata, "Ayo pulang. Aku rasa aku harus kembali ke rumah."

Kami berjalan keluar dari kafe, dan meskipun aku masih merasa canggung, aku juga merasa sedikit lebih ringan. Perjalanan pulang ini terasa lebih tenang, lebih nyaman daripada yang aku bayangkan sebelumnya.

Dan akhirnya kamipun sampai kembali di depan gerbang sekolah, dan kami berpisah dari situ.

"Sampai jumpa besok, Dayn," ujar Rika sebelum berpisah di depan gerbang sekolah.

Aku hanya mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. "Iya, sampai jumpa."

Saat aku berjalan pulang sendirian, aku merasa ada sesuatu yang berubah dalam diriku. Mungkin aku belum bisa sepenuhnya mengubah cara berpikirku, tapi setidaknya aku tahu sekarang bahwa ada seseorang yang peduli.

Eps 4 bersambung...

Episodes
1 awal mula
2 keraguan
3 rasa ingin tahu
4 Rasa nyaman yang mulai tumbuh
5 rasa bersalah
6 permintaan maaf yang tulus
7 Perasaan yang mulai tumbuh
8 Spesial:sudut pandang Rika perasaan yang misterius
9 perdebatan yang mulai membuat suasana tidak nyaman
10 perasaan yang semakin membingungkan
11 Perubahan sikap Rika yang membuat dayn semakin bingung
12 pengungkapan perasaan yang tiba tiba
13 keputusan yang sangat berat
14 perasaan yang tersembunyi
15 Pernyataan perasaan dari Meira yang sangat mengejutkan
16 situasi yang semakin buruk
17 Rumor yang menyebar dan Rasa saling mengerti
18 Suasana yang mulai membaik
19 dayn yang mulai berani melawan
20 Langkah baru dari sebuah hubungan
21 Langkah baru yang cukup sulit
22 Rasa lelah yang tak tertahankan
23 jarak yang semakin terasa
24 perasaan lega sekaligus menyesal
25 Perhatian yang sepihak
26 Perubahan kecil dayn dan Kesedihan meira
27 Spesial eps:Sudut pandang Meira
28 Pertemuan yang di halangi
29 Kembalinya seseorang yang dayn kenal
30 Rika dan meira yang merasa terasingkan
31 Munculnya masalah baru
32 Perasaan kesal di antara mereka bertiga
33 spesial eps:sudut pandang Rika, rasa kesal yang semakin besar
34 Antara perasaan dan rasa bersalah
35 Hubungan yang kembali mulai membaik
36 Munculnya bibit masalah baru
37 Dayn yang mulai lebih aktif dan keanehan rika
38 Gelisah dan khawatir satu sama lain
39 Langkah awal perubahan
40 Keraguan Rika terhadap Yuka
41 Ketegasan ketua OSIS
42 Rasa khawatir dan juga sikap keras kepala
43 Tidak masuk sekolah
44 Meira yang kelihatan aneh
45 Spesial:sudut pandang Meira, rasa frustasi
46 Kebaikan yang disalah artikan
47 Tekad dan nasihat ibu
48 Kesungguhan perasaan yang ditanyakan
49 Rasa khawatir dan firasat buruk
50 Firasat buruk yang benar terjadi
51 sudut pandang Meira:Malam sebelum kepergian
52 Sudut pandang Meira:Hati yang masih ragu
53 Petunjuk dari yuka
54 Menunggu dengan penuh harapan
55 Tekad dayn yang membuat hati Meira luluh
56 Menginap satu malam
57 Dayn yang melupakan seseorang
58 Firasat buruk
59 Masalah baru
60 Rasa kesal yang muncul
61 Emosi yang berlebihan
62 Keadaan yang semakin rumit
63 Dilema yang dirasakan dayn
64 Dimulainya festival olahraga sekolah
65 Pada akhirnya siapa yang harus dipilih?
66 Pertanyaan Meira yang membuat dayn ragu untuk menjawab
67 kencan dan rasa bersalah
68 Tekad dan keputusan yang ditanyakan
69 Dilema yang semakin mendalam
70 kerumitan hubungan
71 keputusan berat yang harus dipilih
72 Pilihan terbaik?
73 Luka yang harus dirasakan
74 Kenyataan yang menyakitkan
75 Keseharian yang harus terus berlanjut
76 Hati yang masih ragu, bisa membuat hancur
Episodes

Updated 76 Episodes

1
awal mula
2
keraguan
3
rasa ingin tahu
4
Rasa nyaman yang mulai tumbuh
5
rasa bersalah
6
permintaan maaf yang tulus
7
Perasaan yang mulai tumbuh
8
Spesial:sudut pandang Rika perasaan yang misterius
9
perdebatan yang mulai membuat suasana tidak nyaman
10
perasaan yang semakin membingungkan
11
Perubahan sikap Rika yang membuat dayn semakin bingung
12
pengungkapan perasaan yang tiba tiba
13
keputusan yang sangat berat
14
perasaan yang tersembunyi
15
Pernyataan perasaan dari Meira yang sangat mengejutkan
16
situasi yang semakin buruk
17
Rumor yang menyebar dan Rasa saling mengerti
18
Suasana yang mulai membaik
19
dayn yang mulai berani melawan
20
Langkah baru dari sebuah hubungan
21
Langkah baru yang cukup sulit
22
Rasa lelah yang tak tertahankan
23
jarak yang semakin terasa
24
perasaan lega sekaligus menyesal
25
Perhatian yang sepihak
26
Perubahan kecil dayn dan Kesedihan meira
27
Spesial eps:Sudut pandang Meira
28
Pertemuan yang di halangi
29
Kembalinya seseorang yang dayn kenal
30
Rika dan meira yang merasa terasingkan
31
Munculnya masalah baru
32
Perasaan kesal di antara mereka bertiga
33
spesial eps:sudut pandang Rika, rasa kesal yang semakin besar
34
Antara perasaan dan rasa bersalah
35
Hubungan yang kembali mulai membaik
36
Munculnya bibit masalah baru
37
Dayn yang mulai lebih aktif dan keanehan rika
38
Gelisah dan khawatir satu sama lain
39
Langkah awal perubahan
40
Keraguan Rika terhadap Yuka
41
Ketegasan ketua OSIS
42
Rasa khawatir dan juga sikap keras kepala
43
Tidak masuk sekolah
44
Meira yang kelihatan aneh
45
Spesial:sudut pandang Meira, rasa frustasi
46
Kebaikan yang disalah artikan
47
Tekad dan nasihat ibu
48
Kesungguhan perasaan yang ditanyakan
49
Rasa khawatir dan firasat buruk
50
Firasat buruk yang benar terjadi
51
sudut pandang Meira:Malam sebelum kepergian
52
Sudut pandang Meira:Hati yang masih ragu
53
Petunjuk dari yuka
54
Menunggu dengan penuh harapan
55
Tekad dayn yang membuat hati Meira luluh
56
Menginap satu malam
57
Dayn yang melupakan seseorang
58
Firasat buruk
59
Masalah baru
60
Rasa kesal yang muncul
61
Emosi yang berlebihan
62
Keadaan yang semakin rumit
63
Dilema yang dirasakan dayn
64
Dimulainya festival olahraga sekolah
65
Pada akhirnya siapa yang harus dipilih?
66
Pertanyaan Meira yang membuat dayn ragu untuk menjawab
67
kencan dan rasa bersalah
68
Tekad dan keputusan yang ditanyakan
69
Dilema yang semakin mendalam
70
kerumitan hubungan
71
keputusan berat yang harus dipilih
72
Pilihan terbaik?
73
Luka yang harus dirasakan
74
Kenyataan yang menyakitkan
75
Keseharian yang harus terus berlanjut
76
Hati yang masih ragu, bisa membuat hancur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!