Satya sedang disibukan dengan berkas dan dokumen yang harus diperiksa dan di tandangi oleh nya.
Tok Tok
"Masuk" Kata Satya tanpa mengalihkan pandangan nya pada salah satu berkas.
Ternyata yang mengetuk pintu ruangan Satya adalah seorang OB yang membawa sebuah dus kecil yang terbungkus rapi.
"Ada yang mengirim paket atas nama anda Tuan" OB tersebut menyerahkan dus kecil itu
Satya mendongak menatap OB itu dan mengerutkan kening nya.
"Dari siapa? Perasaan saya tidak memesan paket apapun" kata Satya heran
"Saya tidak tahu Tuan. Saya hanya menerima nya saja dan disini tidak ada nama pengirim nya" jelas OB
"Baiklah simpan saja disini" Kata Satya tak mau ambil pusing
OB pun menurut dan menyimpan dus kecil itu di meja kerja Satya. Setelah itu OB langsung undur diri dan pergi keluar ruangan Satya.
Satya masih sibuk dengan pekerjaan nya tanpa menghiraukan paket yang tadi. Setelah selesai dengan semua pekerjaan nya Satya penasaran juga dengan isi paket itu. Satya pun membuka paket itu dengan perlahan. Saat paket terbuka Satya mengerutkan kening nya karna di dalam nya hanya sebuah amplop coklat.
Dengan ragu ragu Satya membuka amplop itu dan menarik isinya yang ternyata sebuah foto. Satya membelalakan mata melihat foto itu.
Satya langsung bangkit dari duduk nya dengan wajah merah padam menahan amarah. Satya keluar ruangan dengan membawa foto yang sudah di masukan kembali ke dalam amplop coklat itu.
Satya sudah sampai di apartemen nya. Dia langsung masuk dengan amarah yang sudah membuncah.
"SALWA" teriak Satya penuh emosi
Salwa yang sedang di kamar langsung lari keluar kamar dan menghampiri suaminya. Salwa sangat takut saat melihat wajah Satya yang emosi.
"Dasar wanita muharan" Satya melempar amplop coklat itu tepat mengenai wajah Salwa.
Salwa mengambil amplop itu lalu membuka nya. Terlihat disana foto Salwa yang sedang berpelukan dengan ayah nya, Salwa yang dicium kening oleh ayahnya dan saat Salwa menyerahkan uang pada ayah nya. Salwa mengerutkan keningnya tak mengerti dengan semua ini.
"Mas ini Bapak aku" kata Salwa menjelaskan
"Hahaha. Lo bilang itu Bapak lo. Lo lupa kalau lo gak punya Bapak, buktinya waktu acara pernikahan pun lo nikah di wali hakim" amarah Satya sudah tidak bisa di kontrol lagi
"Tapi ini beneran Bap..."
"PERGI" bentak Satya memotong ucapan Salwa
Salwa sampai terlonjat kaget dan memejamkan matanya mendengar bentakan Satya.
"Gue gak sudi tinggal serumah dengan wanita Ja*lang kaya lo" kata Satya lagi
"Bereskan barang lo dan kembalikan kartu black card dan ATM yang gue kasih sama lo" kata Satya dingin
"Tapi Mas aku kan lagi hamil anak kamu" kata Salwa sudah menangis
"Hahaha. Lo fikir gue percaya itu anak gue. Bisa aja itu anak lo sama si tua bangka itu" kata Satya menunjuk foto yang di pegang Salwa
Salwa merasa dada nya sesak dan sakit mendengar ucapan Satya. Salwa lelah dengan semuanya. Salwa cape, mungkin ini adalah yang terbaik untuk nya meninggalkan suaminya dan semua luka yang diberikan suaminya pada Salwa.
Salwa pergi ke kamar nya dengan memegang dada nya yang terasa sesak. Salwa memasukan baju baju nya ke dalam tas besar sambil terus menangis sesenggukan. Sesekali Salwa menghapus air mata nya, tapi sialnya air mata itu tetap mengalir deras di pipi nya.
Salwa berjalan ke arah Satya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Salwa sudah siap dengan tas besar nya. Salwa sudah memantapkan hatinya untuk pergi dari kehidupan Satya selama nya. Salwa akan berusaha melupakan suaminya dan merawat anak mereka sendiri.
Salwa menyerahkan kartu black card, kartu ATM dan hasil foto USG kehamilan nya pada Satya. Tapi Satya tidak mau menerima nya. Salwa pun menyimpan nya di meja depan Satya.
"Mas jika kau sudah sadar dan tahu kebenaran nya saya minta kamu tidak perlu mencariku lagi." Salwa berjalan kearah pintu lalu berbalik lagi dengan bibir bergetar menahan isakan nya
"Terkadang apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar bukan lah kebenaran nya. Terkadang seseorang yang kita anggap salah belum tentu bersalah" kata Salwa dengan senyuman getir nya
"Aku pergi Mas. Semoga kamu bahagia. Assalamualaikum " Salwa berbalik dan berjalan ke arah pintu dengan air mata yang sudah tidak bisa di bendung lagi.
Satya hanya diam dengan perasaan tak menentu. Entah kenapa Dia merasa tidak rela melihat Salwa pergi. Tapi Satya juga sangat membenci nya. Satya merenung mengingat semua perkataan Salwa. Entah kenapa kata kata Salwa berhasil mengusik hati dan fikiran nya. Tapi Satya mencoba tidak peduli dengan perkataan Salwa yang mengandung banyak makna itu.
Penyesalan akan menantimu Satya, tunggulah saat nya.
Jangan lupa Vote nya 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
terharu😭kasihan salwa😭😭
2022-03-13
1
Rosita Husin Zen
Thor berlkan jjodoh Salwa yg bener2 mencintai nya dan mau menerima apa adanya Salwa ya lelaki yg baik banget dan tulus banget menyangi Salwa atuh Thor yaaaa
2022-02-28
0
🌷💚SITI.R💚🌷
bikin dia nyesel seaa nesyel² y thor..esmosi sy sm satya
2022-02-27
0