Hari hari berlalu begitu cepat, Waktu bergulir dengan seiring nya kesabaran Salwa. Tidak terasa sebulan sudah sejak kejadian malam itu. Semuanya masih sama tanpa ada yang berubah. Satya selalu memperlakukan Salwa layaknya seorang pembantu dan wanita rendahan. Salwa masih bersabar dan bertahan dengan semua perlakuan suaminya.
Pagi ini Salwa merasa tidak enak dengan perut nya. Rasanya seperti di aduk aduk, mual itulah yang Salwa rasakan. Salwa sudah beberapa kali bolak balik kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.
Wajah nya sangat pucat dan tubuh nya makin hari makin kurus. Salwa mengira mungkin mual yang Dia alami adalah efek dari penyakitnya. Karna selama 2 bulan pernikahan nya bersama Satya, Salwa hanya melakukan satu kali kemoterapi untuk penyakit kanker nya.
Salwa tidak mau terus terusan di anggap wanita penggila uang karna telah menghabiskan uang suaminya untuk biaya pengobatan nya yang tidak sedikit. Salwa cukup menggunakan uang suaminya itu untuk pengobatan adik nya saja.
Salwa lebih baik berkorban untuk adik kesayangan nya. Salwa rela melakukan apapun untuk nya. Salwa merasa hidup nya sudah tidak ada harapan lagi. Rumah tangga nya pun tak kunjung membaik. Tapi Salwa merasa kalau adik nya masih mempunyai masa depan yang panjang. Salwa akan berusaha sekuat tenaga agar adik nya bisa sembuh kembali, tak peduli Dia diperlakukan tidak baik oleh suaminya itu.
Hari ini Salwa pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan adiknya. Salwa telah mendengar penjelasan dari dokter kalau keadaan adiknya itu masih sama seperti sebelum nya. Belum ada perkembangan apapun.
Salwa tetap percaya pada Tuhan nya kalau semua cobaan adalah atas kehendak Nya. Salwa keluar dari ruang rawat adiknya dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan gontai.
Salwa merasa kepala nya sangat pusing dan mual yang tadi pagi kembali Dia rasakan. Penglihatan Salwa mengabur semuanya menjadi buram.
Brukkk
Salwa jatuh pingsan dan langsung di tolong oleh perawat yang kebetulan sedang berada disana. Salwa di bawa keruangan UGD untuk diperiksa. Saat brangkar Salwa akan di dorong masuk ke ruang UGD tiba tiba dokter Rini datang dan langsung mengambil alih pasien. Karna memang Salwa pasien nya.
Dokter Rini segera memeriksa keadaan Salwa. Dokter Rini langsung lemas saat mengetahui keadaan Salwa sebenarnya. Entah kenapa dokter Rini merasakan kasian pada Salwa. Dokter Rini tahu betul kalau Salwa adalah wanita yang baik. Tapi Salwa juga pribadi yang sangat tertutup sehingga tidak ada yang tahu masalah apa yang sedang di hadapi Salwa.
Salwa mengerjapkan matanya dan melihat langit langit yang berwarna putih. Salwa memegang kepala nya yang terasa pusing. Salwa ingat terakhir kali Dia berada di rumah sakit dan Salwa langsung menoleh ke arah dokter wanita yang sangat Salwa kenal.
"Dokter Rini" panggil Salwa lirih
Dokter Rini yang sedang memainkan ponsel langsung mengangkat kepala nya melihat ke arah Salwa.
"Kau sudah sadar Salwa"Dokter Rini langsung memberi Salwa minum
"Salwa kenapa kau tidak penah chek up lagi?" tanya dokter Rini yang memang sangat penasaran dengan kisah hidup Salwa.
Salwa hanya diam dengan mata berkaca kaca. Jika boleh jujur Salwa lelah dengan hidupnya ini. Tapi Salwa tidak mau membebani orang lain dengan masalah hidupnya.
"Salwa... Hey Salwa kenapa kau diam saja? Ceritalah sama saya. Anggap saya adalah kakamu Salwa" kata Dokter Rini yang memang sudah menganggap Salwa sebagai adiknya. Entah kenapa dokter Rini menyayangi Salwa seperti adiknya sendiri.
"Bagaimana keadaan saya Dok?" tanya Salwa tanpa menjawab pertanyaan dokter Rini tadi karna Salwa memang sengaja mengalihkan pembicaraan.
Dokter Rini menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya dengan kasar.
"Kau hamil Salwa dan usia kandungan mu sudah menginjak 4 minggu. Tapi..." Dokter Rini menggantungkan ucapan nya karna Dia tak sanggup menjelaskan yang sebenarnya pada Salwa.
"Alhamdulillah akhirnya kamu hadir di rahim Bunda sayang" Salwa mengelus perutnya dengan mata berbinar bahagia.
"Tapi seharusnya kamu tidak boleh hamil dalam kondisi kamu yang seperti ini Salwa." kata Dokter Rini
"Memang nya kenapa dengan kehamilan ku dokter?" tanya Salwa cemas
"Salwa keadaanmu sekarang sangat memprihatin kan. Kanker darah yang kamu derita telah mencapai stadium 4 dan sekarang kamu hamil, itu akan sangat beresiko untuk kamu dan bayi mu" Jelas dokter Rini
Salwa diam dengan mata berkaca kaca. Kenapa cobaan terus menghampiri nya? Salawa sangat mengharapkan kehadiran bayi ini. Salwa hanya akan merawat bayi ini sendiri jika Satya tidak mau mengakui nya. Salwa hanya menginginkan teman hidup jika suatu saat Satya benar benar akan membuang nya.
"Kamu harus menggugurkan kandungan mu Sal" kata dokter Rini menunduk sedih
Duar
Bagai tersambar petir di siang bolong, hati Salwa sangat hancur mendengar ucapan dokter Rini. Salwa tidak akan pernah mau menggugurkan kandungan nya apapun yang terjadi padanya nanti.
"Saya tidak mau mengugurkan kandungan saya Dokter. Apa tidak ada jalan lain selain itu?" tanya Salwa penuh harap
Dokter Rini hanya bisa menghela nafas nya karna Dia sudah tahu Salwa akan menolak usul nya.
"Kamu harus terus melakukan kemoterapi Salwa. Untuk operasi tulang sum sum belakang saat ini tidak mungkin dilakukan karna kondisi kamu yang sedang hamil" menarik nafas sebelum melanjutkan ucapan nya
"Tapi kamu menderita kanker darah yang sudah parah Salwa. Jika nanti kamu melahirkan maka akan berakibat patal untukmu" kata Doter Rini lagi
"Apa saya akan meninggal dokter?" tanya Salwa
"Itu bisa saja terjadi Salwa... Tapi saya akan berusaha sebisa mungkin agar kamu tetap bisa merawat bayimu nanti" Dokter Rini memeluk Salwa dan menangis
Tangis Salwa pun pecah saat mendengar keterangan dari dokter Rini. Salwa hanya berharap Satya bisa menerima bayi nya sehingga Salwa akan tenang jika memang Dia harus meninggalkan bayi nya nanti. Salwa ikhlas dengan takdir Allah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Ellya Salam
aku sakit sekali bacanya
2023-01-31
0
Erma Wahyuni
ga sanggup😭😭😭😭
2022-03-13
1
Nadia Alisya Azzahra
bawang merahnya kebanyakan inih
2022-01-28
1