Salwa sudah berada di kamar rawat adiknya Syaida. Salwa mengelus pipi Syaida yang terlihat pucat lalu Salwa mengecup kening adik nya yang tertutup perban.
"Cepatlah sadar sayang.. Kaka sangat merindukan mu" kata Salwa dengan air mata yang menetes ke pipi Syaida.
Ceklek
Pintu ruangan itu terbuka oleh dokter Gio yang akan memeriksa keadaan Syaida. Salwa tersenyum dan segera menghapus air mata nya.
"Selamat pagi Salwa" kata Doketr Gio tersenyum ramah
"Pagi dokter" kata Salwa membalas senyuman dokter Gio
Gio pun segera memeriksa ke adaan Syaida. Setelah selesai memeriksa keadaan Syaida dokter Gio pun kembali menghampiri Salwa yang sedang menunggu di luar ruangan.
"Bagaimana keadaan Syaida dokter?" tanya Salwa setelah dokter Gio menghampirinya
"Keadaan nya masih sama seperti sebelum nya. Kita hanya bisa berdoa semoga Syaida bisa cepat sadar" kata Dokter Gio pesemis
Salwa hanya bisa mengangguk dengan mata yang sudah berkaca kaca. Gio yang melihat bagaimana Salwa menyayangi adiknya menjadi tidak tega jika Dia harus gagal menyelamatkan nyawa Syaida.
"Kamu tenang saja Salwa. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan Syaida" kata Gio menguatkan
"Terimakasih Dokter" kata Salwa tersenyum
"Kalau begitu saya permisi dulu ya Salwa" kata Dokter Gio yang di jawab anggukan oleh Salwa.
Setelah kepergian dokter Gio Salwa kembali masuk ke ruangan adik nya. Dia duduk dikursi samping tempat tidur pasien.
"Syaida kaka pulang dulu ya. Kamu cepatlah sadar nanti kalau kamu sudah sadar kamu akan kaka kenalkan sama suami kaka" kata Salwa dengan suara parau menahan tangisnya
"Suami kaka sangat tampan loh Syaida. Dia juga sangat menyayangi kaka"tangis Salwa pun pecah saat mengatakan itu semua.
Salwa tidak yakin bisa mengenalkan suaminya pada adiknya nanti. Karna sampai sekarang pun suaminya tak pernah menganggap nya seorang istri. Salwa merasa dada nya sesak, Dia terus menangis dengan menyadarkan kepala nya di tempat tidur Syaida dengan tangan di lingkarkan dan menyembunyikan wajah nya diantara tangan nya itu. Salwa menangis sesenggukan menahan sesak di dadanya.
Tanpa sepengetahuan Salwa seseorang telah mendengarkan ucapan nya. Dokter Gio yang berniat memeriksa pasien lain langsung diurungkan saat mendengar Salwa berbicara pada adiknya. Awalnya Gio hanya penasaran apa yang tengah dilakukan Salwa. Tapi saat dokter Gio mendengar kata 'suami kaka' wajah dokter Gio langsung berubah kecewa.
Jujur saja sejak pertama kali bertemu dengan Salwa dokter Gio sudah jatuh cinta padanya. Tapi sekarang dokter Gio harus mengubur semua rasa cinta nya. Dia bukan orang yang egois yang ingin bahagia di atas penderitaan orang lain.
Dokter Gio terlihat mengerutkan kening nya saat mendengar isakan tangis Salwa. Isakan nya terdengar sangat menyakitkan. Terdengar isakan yang penuh luka di dalam nya. Dokter Gio semakin penasaran dengan kisah hidup Salwa.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan mu Salwa. Kenapa kamu juga tak pernah membawa suami mu ke sini" gumam dokter Gio lirih dan hanya terdengar oleh nya saja.
Salwa yang sudah berhenti menangis pun berdiri dan merapikan pakaian nya. Salwa berjalan ke arah pintu. Gio yang melihat Salwa akan keluar langsung bergegas pergi. Gio tidak mau Salwa tahu kalau Dia menguping omongan nya dengan Syaida.
Salwa bergegas pulang ke apartemen suaminya itu. Salwa tidak mau kalau sampai suaminya sudah pulang dan tidak mendapati dirinya di apartemen.
Sesampainya di apartemen, Salwa segera masuk dan memebersihkan diri lalu Dia shalat dzuhur. Setelah selesai shalat dzuhur Salwa bergegas membereskan apartemen suaminya. Salwa membersihkan dan membereskan apartemen suaminya itu hanya bagian lantai bawah. Karna suaminya melarang Salwa untuk naik ke lantai atas yang Salwa tahu adalah kamar suaminya dan ada dua ruangan lagi yang Salwa tidak tahu ruangan apa itu.
Setelah selesai dengan kegiatan nya Salwa bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu karna sebentar lagi waktunya ashar.
Setelah selesai mandi dan shalat ashar, Salwa bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Salwa menyiapkan bahan bahan untuk masakan nya. Tapi saat Salwa akan mengambil pisau untuk memotong sayuran, tiba tiba kepalanya kembali berdenyut sangat sakit dan seperti biasa darah kental telah mengalir dari lubang hidung nya sampai menetes ke lantai meja kompor. Salwa memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Apa yang kau lakukan wanita bodoh"
Satya sengaja pulang cepat karna nanti malam Dia akan pergi dinner sama Bella. Satya ingin istirahat lebih dulu sebelum pergi bersama Bella nanti malam.
Saat Satya memasuki apartemen nya Satya melihat apartemen nya dalam keadaan rapi,bersih dan wangi. Tanpa sadar Satya tersenyum melihat hasil kerja Salwa yang memuaskan. Satya bergegas ke dapur karna Dia lapar dan belum makan dari tadi siang. Tapi saat Satya menghampiri Salwa yang sedang di dapur matanya langsung tertuju pada lantai meja kompor yang penuh dengan darah.
Salwa terlonjak kaget mendengar suara suaminya yang tiba tiba muncul. Salwa segera membalikan badan nya dan menunduk saat melihat suaminya.
"Kau bodoh sekali. Kenapa membiarkan darah mu yang menjijikan itu menetes di sini hah?" tanya Satya penuh emosi
"Pokonya mulai sekarang kau harus menjaga kebersihan dalam memasak untuk saya. Awas kalau sampai saya melihat dapur saya kotor oleh darah mu yang sangat menjijikan" kata Satya langsung berlalu pergi
Salwa hanya bisa menangis sambil mengelap darah nya yang sudah berceceran di lantai meja kompor. Salwa tidak menghiraukan lagi kepala nya yang masih terasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
satya bodoh😠😠kejam😠😠😠😠
2022-03-13
0
Kesyaaprilia
wehh dpt suami kyak gitu tag operkan sapi sja sklian ada untunya lah ini mkan ati
2022-03-03
0
Rosita Husin Zen
semogah aja kebusukan dan kelicikan yg bellla berbuat dan Bella lakukan c cepat di ketahui Satya dan keluarga nya ya Thor ..
mampus lo Bella Satya
2022-02-28
0