Flashdisk Berwarna Putih

Blazzz...!

Petir menyambar di suatu malam bersama hujan deras, guntur bersahutan mengeluarkan suara yang menggelegar.

"Bu, Rio tidak bisa tidur."

Si kecil Rio mendatangi kamar Putri serta Bayu yang juga nampak takut dengan suara petir yang menyambar memekakkan telinga.

"Sini, sama Ibu," panggil Luna dan Rio mendekat dan naik ke tempat tidur Putri ikut memeluk adik-adiknya.

"Bu, Ayah kapan pulang?" tanya Putri. Jika ada Hendra, gadis itu selalu menempeli sang Ayah yang selalu memanjakan dirinya.

"Di luar sedang hujan, mungkin Ayah masih berteduh. Kalian bobo ya, besok pagi kita bisa melihat Ayah.

Putri mengangguk karena memang hujan malam ini sangat deras. Pasti Ayahnya sedang menghindar dari hujan. Luna menenangkan anak-anak sampai mereka tertidur bahkan kini hujan mulai mereda.

Wanita itu terus mengintip di balik jendela menatap di depan, menunggu kemunculan sang suami yang belum terlihat juga sampai sekarang.

Cukup lama Luna menunggu, bahkan waktu telah memasuki lewat tengah malam. Dari kejauhan Luna melihat lampu mobil dan memasuki pekarangan.

Luna segera berjalan membuka pintu karena tahu itu adalah suaminya yang telah pulang. Ia melihat sang suami yang terlihat basah kuyup.

"Suami ku, apa kamu tidak berteduh, kenapa basah begini?" tanya Luna sambil melepaskan jas yang melekat di tubuh Hendra.

"Tidak sempat, hujan nya sangat deras," balas Hendra dan wajah nya seperti menyembunyikan kegelisahan.

"Suami ku, kamu kenapa. Di bibir mu juga berdarah," panik Luna melihat sudut bibir Hendra yang mengeluarkan darah, di tambah wajah sang suami juga terlihat pucat seperti tidak di aliri oleh darah.

"Kemari, kita bicara di dalam."

Hendra terlihat menarik Luna untuk masuk di dalam kamar. Mata pria itu sesekali melihat sekeliling seperti ada yang memperhatikan nya. Luna yang melihat itu merasa bingung sendiri.

"Suamiku, kamu kenapa seperti ketakutan begitu?" tanya Luna tapi Hendra tidak mengatakan apapun sampai mereka tiba dalam kamar dan Hendra mengunci rapat pintu kamar tersebut.

"Sayang, dengarkan baik-baik apa yang ku katakan. Jika terjadi sesuatu padaku tolong jaga anak-anak dengan baik," kata Hendra seperti menyembunyikan sesuatu dari Luna.

"Memangnya kamu kenapa, Suamiku? Apa terjadi sesuatu?" tanya Luna khawatir setelah mendengar perkataan Hendra, namun Hendra tidak menjawab dan hanya memeluk istrinya itu seperti menghilangkan ketegangan yang tengah Ia rasakan.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya mengkhawatirkan kalian, tolong jaga diri baik-baik," ucap Hendra seperti memendam sebuah masalah seorang diri.

"Kan ada kamu, kami akan selalu baik dan sehat jika memiliki Suami dan Ayah seperti mu," ujar Luna sambil tersenyum di balik pelukan Hendra. Namun tanpa Ia sadari saat ini Hendra justru mengusap air matanya yang tiba-tiba terjatuh, entah apa yang pria itu sembunyikan.

"Ya sudah, sekarang kamu bersihkan badan. Aku siapkan air hangat untuk mu mandi," kata Luna sambil melepaskan pelukannya.

"Tunggu. Ini, pegang baik-baik."

Hendra merogoh saku celananya dan memberikan flashdisk berwarna putih pada Luna.

"Suami ku, ini untuk apa?" tanya Luna tidak mengerti mengapa Hendra memberikan benda tersebut kepadanya.

"Di dalam situ ada hal penting. Jangan berikan pada siapa pun selain padaku dan berikan saat aku meminta nya. Apa kamu paham?"

Luna mengangguk dan kembali memeluk suaminya itu sejenak.

"Aku mengerti Suamiku," kata Luna.

"Ayo, lekas mandi. Mungkin kamu pucat karena kedinginan terkena hujan," lanjut Luna setelah meletakkan barang pemberian Hendra dalam laci di kamar mereka.

"Tolong temani aku mandi," pinta Hendra.

"Hahaha. Baiklah, ayo Suami ku. Aku akan menemanimu dan bahkan memandikan mu. Tapi tunggu sebentar selagi aku memasak air untuk mu."

________________

Luna mengenang masa saat bersama dengan Hendra, Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Hendra saat itu. Namun sampai saat ini Ia masih menyimpan dengan baik apa yang Hendra berikan tersebut.

Tidak lama setelah kejadian itu, Hendra sudah tidak pulang dan tiba-tiba Daru bersama Kenzo datang mengabarkan jika Hendra telah meninggal dunia meninggalkan utang yang sangat banyak.

"Pernahkah Hendra memberikan mu sesuatu atau memberitahu sesuatu pada mu?" tanya Daru setelah mendengar cerita Luna.

Namun Luna tidak bercerita tentang Hendra yang memberikannya sebuah flashdisk seperti apa yang ada dalam ingatannya tadi.

"Tidak, Ia adalah tipe suami yang tidak mau membebani saya dan anak-anak. Saat saya bertanya tentang luka di wajahnya juga Ia tidak mau memberitahu," bohong Luna.

Seperti apa yang Hendra katakan, agar tidak memberikan benda tersebut pada siapapun. Maka dari itu Luna tidak mau mengungkapkannya kepada Daru yang mungkin saja akan mengambil flashdisk itu jika Ia tahu.

"Apa kau ingat kapan kejadian itu terjadi?"

Daru terlihat seperti mengintrogasi Luna, wanita itu jadi merasa was-was takut apa yang Ia katakan bisa berbahaya untuk mereka.

"Kejadian itu terjadi sekitar tiga hari sebelum Suamiku tidak pernah pulang lagi," kata Luna mengingat-ingat.

Daru menatap penuh selidik pada wajah Luna membuat wanita itu merasa gugup.

"Apa kau yakin menceritakan semua kejadian malam itu secara mendetail?"

Entah mengapa Daru curiga Luna hanya bercerita setengah-setengah. Sepertinya ada hal lain yang terjadi dan Luna sengaja merahasiakan itu dari Daru.

"Ti_tidak Tuan. Semua kejadian malam itu sudah saya ceritakan pada anda," jawab Luna tergagap karena takut ketahuan berbohong.

"Kau berbohong!"

Daru menatap tajam wajah Luna dan membuat wanita itu agak ketakutan. Bagaimana Daru bisa tahu jika dia berbohong.

"Tidak, saya tidak membohongi anda," jawab Luna meyakinkan tapi Daru tetap yakin ada hal yang Luna rahasiakan darinya.

"Jangan ragu untuk mengatakan semuanya jika sudah merasa yakin," kata Daru sambil berdiri dan bangkit dari duduknya.

Ia tahu Luna tidak mempercayai nya dan pasti apa yang dia sembunyikan itu adalah hal penting yang mungkin bisa mengungkapkan siapa pelaku sebenarnya.

Sepertinya Daru harus mengambil kepercayaan Luna agar wanita itu bisa bercerita secara jujur dan terbuka tentang apa yang malam itu sudah mereka bicarakan.

Luna menatap kepergian Daru dari kamarnya sampai pria itu menghilang, Ia agak kurang percaya Daru melepaskan nya begitu saja. Luna segera bangkit dan berjalan mendekati sebuah lemari lalu mengambil sebuah kotak. Wanita itu membuka benda tersebut dan mengeluarkan isi di dalamnya.

Flashdisk berwarna putih itu Luna pandangi dengan seksama.

"Apa yang ada dalam Flashdisk ini?" tanya Luna pada diri sendiri.

Jika ia punya perangkat untuk melihat isi dalam flashdisk itu, pasti Luna sudah mengecek isi di dalamnya dan menghilangkan rasa penasarannya, jadi Ia hanya bisa menyimpan dengan baik benda tersebut.

Episodes
1 Mendapatkan Hukuman
2 Ganti Rugi
3 Bak Neraka
4 Obat Untuk Putri
5 Kecurigaan
6 Drama
7 Hilang
8 Pergi
9 Operasi
10 Di Hukum
11 Di Obati
12 jika tidak dengan dirimu
13 Jasad Hendra Hilang
14 Pecundang
15 Flashdisk Berwarna Putih
16 Rahasia
17 Album
18 Sebuah Fakta
19 Tabrak
20 Katakan atau Cerai
21 Tangkap Wanita Ini
22 Kepulangan Damar
23 Rio Hilang
24 Kau Harus Bertanggung Jawab!
25 Umpan
26 Tidak Ada Pilihan Lain
27 Ayah
28 Bukan Ayahku
29 Memprovokasi
30 Badan Tanpa Nyawa
31 Hak
32 Pria Misterius
33 Meminta Mati
34 Lumpuh
35 Sedang Apa Kalian?
36 Jangan Menyebut Orang Itu
37 Mati Semua
38 Dari Mana Kamu Tahu
39 Mencuri
40 Kedua Dada
41 Kenapa?
42 Mengonsumsi Racun
43 Racun
44 Mayatnya Sudah Hilang
45 Roy
46 Gagal
47 Stroke
48 Wanita Itu Berbohong!
49 Cemas
50 Tidak Mau Masuk Penjara
51 Maaf
52 Seekor Ular Mematikan
53 Mama dan Daddy
54 Mulai Menjalankan Aksi
55 Rahasia?
56 Besuk
57 Memanggil Desi
58 Kunci Cadangan
59 Akhirnya
60 Tidak Percaya
61 Penasaran
62 Sangat Penasaran
63 Belanja
64 Obat Bius
65 Isi Flashdisk
66 Mengaku
67 Cepat Berikan Flashdisk Itu
68 Saya Akan Bicara
69 Pecundang
70 Kosong
71 Cerai
72 Daru Kecil
73 Kau Pikir Bisa Menipuku
74 Kayla
75 Hidup Dengan Tenang
76 Dia Adalah Nyawa Anda
77 Kamu Adalah Orangnya
78 Istri Orang
79 Aku Adalah Suaminya
80 Ayo Kita Kembali Menikah
81 Kembali Menikah
82 Mengantar Kue
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mendapatkan Hukuman
2
Ganti Rugi
3
Bak Neraka
4
Obat Untuk Putri
5
Kecurigaan
6
Drama
7
Hilang
8
Pergi
9
Operasi
10
Di Hukum
11
Di Obati
12
jika tidak dengan dirimu
13
Jasad Hendra Hilang
14
Pecundang
15
Flashdisk Berwarna Putih
16
Rahasia
17
Album
18
Sebuah Fakta
19
Tabrak
20
Katakan atau Cerai
21
Tangkap Wanita Ini
22
Kepulangan Damar
23
Rio Hilang
24
Kau Harus Bertanggung Jawab!
25
Umpan
26
Tidak Ada Pilihan Lain
27
Ayah
28
Bukan Ayahku
29
Memprovokasi
30
Badan Tanpa Nyawa
31
Hak
32
Pria Misterius
33
Meminta Mati
34
Lumpuh
35
Sedang Apa Kalian?
36
Jangan Menyebut Orang Itu
37
Mati Semua
38
Dari Mana Kamu Tahu
39
Mencuri
40
Kedua Dada
41
Kenapa?
42
Mengonsumsi Racun
43
Racun
44
Mayatnya Sudah Hilang
45
Roy
46
Gagal
47
Stroke
48
Wanita Itu Berbohong!
49
Cemas
50
Tidak Mau Masuk Penjara
51
Maaf
52
Seekor Ular Mematikan
53
Mama dan Daddy
54
Mulai Menjalankan Aksi
55
Rahasia?
56
Besuk
57
Memanggil Desi
58
Kunci Cadangan
59
Akhirnya
60
Tidak Percaya
61
Penasaran
62
Sangat Penasaran
63
Belanja
64
Obat Bius
65
Isi Flashdisk
66
Mengaku
67
Cepat Berikan Flashdisk Itu
68
Saya Akan Bicara
69
Pecundang
70
Kosong
71
Cerai
72
Daru Kecil
73
Kau Pikir Bisa Menipuku
74
Kayla
75
Hidup Dengan Tenang
76
Dia Adalah Nyawa Anda
77
Kamu Adalah Orangnya
78
Istri Orang
79
Aku Adalah Suaminya
80
Ayo Kita Kembali Menikah
81
Kembali Menikah
82
Mengantar Kue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!