Kecurigaan

Nisa melihat sudut bibir Luna mengeluarkan darah segar, begitu kuat tamparan yang Daru berikan pada wanita ini.

Wanita yang berstatus Istri pertama tersebut mendekati suami nya, Ia memeluk pria gagah nan perkasa itu lalu mengelus pelan dada nya. Berharap agar amarah di dalam sana bisa mereda.

"Suami ku. Ada apa sebenarnya, Hmmm?" tanya nya lembut.

Luna hanya menunduk dengan pemandangan intim itu, pasangan suami istri tersebut tanpa peduli mempertemukan bibir mereka di depan Luna.

"Wanita itu tanpa tau malu datang meminta agar anaknya di beri obat."

Luna tidak asing lagi dengan perubahan itu, Daru memang akan menjadi patuh jika berhadapan dengan Istri nya tersebut. Bahkan tidak ada nada kasar saat suara itu keluar.

"Rupanya begitu," kata Nisa sambil tersenyum di depan suaminya. Mereka juga kembali bercumbu sekejap.

"Luna, kamu kembali lah ke kamar mu. Ayu akan mengantarkan obat untuk anak mu segera," tutur Nisa pada madu nya tersebut.

Entah masih pantas di sebut madu atau tidak, Daru bahkan tidak pernah mendatangi kamar Luna selama mereka menikah, dan Luna juga berharap agar Daru tidak pernah atau pun berpikir untuk mendatangi nya.

"Terimakasih," ucap Luna lalu segera berbalik untuk pergi dari sana.

Namun punggung nya seperti memiliki mata dan merasakan kalau pasutri itu kembali ber intim, tidak lama juga Luna mendengar pintu besar itu tertutup. Wanita tersebut tetap melanjutkan langkah dan tidak mau membayangkan apa yang dua orang tadi lakukan di dalam sana.

Luna segera ke kamarnya untuk menutupi luka yang saat ini ada pada wajahnya, tentu saja hal itu agar tidak di lihat oleh anak-anak.

Seperti yang Nisa katakan, tidak lama setelah Luna berada di kamar anak-anaknya, terdengar ketukan pintu. Luna segera membuka dan rupanya telah berdiri Ayu di depan pintu itu sambil menenteng wadah yang menjadi tempat obat Putri.

"Saya di tugaskan mengantarkan obat ini ke sini," jelas wanita yang mungkin hampir baya itu.

"Terimakasih."

Kepala pelayan itu langsung pergi tanpa berkata apa-apa setelah menyerahkan obat pada Luna. Ia hanya menjalankan tugas dan tidak mau memiliki kedekatan pada Istri penghianat itu.

Ayu sudah sangat lama mengabdi pada Keluarga Damar, Ia juga mengenal baik bagaimana Hendra dan sangat kecewa saat mengetahui pria itu berkhianat. Maka dari itu, Ayu juga sangat benci pada Istri dan anak Hendra.

"Ibu..., dada Putri sangat sakit," lirih putri mengeluhkan rasa sakit dengan suara tercekat.

"Iya sayang, tahan ya. Nenek Ayu sudah antarkan obat untuk Putri. Kalau sudah minum obat, pasti rasa sakitnya hilang."

Dengan pelan dan penuh perhatian, Luna membantu Putri meminum obatnya. Wanita itu seperti ikut merasakan sakit saat melihat Putri menahan rasa sakit bersama wajahnya yang selalu pucat.

Putri adalah salah satu anak yang menderita Tukak Saluran Pencernaan. Kerap kali anak sekecil itu sering muntah darah saat penyakitnya sedang kumat.

Untung lah selama mereka berada di sini, hal itu tidak pernah terjadi. Namun Putri malah lebih sering mengeluhkan dada nya yang sakit. Itulah mengapa Luna tidak bisa membiarkan Putri putus dengan obat nya. Ia sangat takut terjadi apa-apa pada putri kecilnya.

"Ibu, apa Putri akan cepat meninggal?" tanya anak itu dengan pelan.

Saat ini Bayu sudah tertidur dengan pulas karena hari telah malam.

"Adek jangan bicara begitu. Kakak tidak akan membiarkan hal itu cepat terjadi."

Bukan Luna yang menjawab, tapi Rio yang dari tadi menjaga Putri yang kesakitan.

Luna mengangguk bersama air matanya yang jatuh. Jantung nya sempat terkejut saat mendengar perkataan Putri, Ia juga terharu mendengar ucapan Rio yang menenangkan adik nya.

"Putri pasti sehat terus. Tolong jangan berkata seperti tadi Nak. Ibu sangat takut...," kata Luna sambil menunduk mengecup kening Putri, Rio juga melakukan hal yang sama sambil tersenyum.

"Maaf Ibu," ucap Putri merasa bersalah karena Luna malah menangis mendengar kata-katanya tadi.

"Tidak apa-apa. Sekarang kalian tidur, ya. Kan besok Putri mau masuk sekolah, kak Rio juga harus sekolah dengan rajin."

Kedua anak itu patuh, Rio mulai memposisikan diri tidur di samping Bayu dan menempatkan anak kecil itu di tengah nya dan Putri. Luna juga segera keluar untuk beristirahat di kamarnya sendiri.

"Maaf Tuan Daru, ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

Sang sekretaris menutup pintu dan berkata seperti itu setelah dia berada di hadapan Daru.

"Hmmm. Duduk lah."

Daru juga langsung meletakkan dokumen-dokumen yang sedang di periksa nya, dan fokus pada Sekretaris yang bernama Kenzo atau biasa di panggil Ken itu. Nampaknya Kenzo membawa berita penting sehingga menampilkan wajah seserius ini.

"Kecurigaan anda benar, Tuan. Ahli bedah menemukan ini dalam kepala Hendra," jelas Kenzo memulai sambil menyerahkan sebuah benda kecil pada Daru.

Pria pemilik mata bak elang itu meneliti benda tersebut dengan seksama.

"Apa ini masih berfungsi?" tanyanya tanpa melepaskan mata dari benda kecil mematikan itu. Hanya orang-orang IT yang bisa memiliki benda itu, dan tentu saja alat pengendali otak itu bisa saja meledak kapan saja.

"Tidak lagi Tuan. Mungkin mulai di matikan setelah Hendra bunuh diri," tebak Kenzo yang juga tidak tahu pasti.

Pria blasteran itu juga sangat terkejut benda berbahaya tersebut ada dalam kepala manusia, ia tidak bisa percaya saat mendengar penjelasan dokter yang juga seorang Ilmuan.

Tuk

Tuk

Tuk

Jemari Daru menari di atas mejanya sambil tetap menatap benda tersebut.

"Aman kan alat ini, Ken. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahui kebenaran ini sebelum kita tahu dalang di balik nya," ujar Daru menyerah kan kembali benda tersebut pada Kenzo.

Ia sungguh terkejut dan tidak sabar untuk menangkap pelaku atau mungkin rekan Hendra yang ingin melihat mereka hancur. Tapi mengapa harus ada alat pengendali itu di dalam kepala Hendra?

"Apa yang kalian bicarakan? nampaknya serius sekali."

Mereka berdua di kejutkan dengan Nisa yang tiba-tiba bersuara dan rupanya sudah berada dalam ruangan Daru.

Kenzo dengan pelan menyembunyikan benda tadi di dalam kepalan tangan nya, karena Daru mengatakan untuk jangan mengatakan pada siapa pun sebelum semuanya terbongkar.

Wanita anggun itu berjalan mendekati suami nya sambil memegang beberapa map di tangan nya. Mungkin Nisa ingin menyerahkan hal tersebut pada Daru.

"Tuan Daru, Bu Nisa. Saya izin keluar."

Nisa mengangguk dan tersenyum mempersilahkan Kenzo keluar, ia lalu beralih duduk di kursi yang tadi Kenzo duduki.

"Sayang, ada apa? Wajah kalian sangat tegang saat aku masuk tadi," tanya Nisa penasaran.

Saat ini dia tidak menyebut Daru, Tuan atau Pak seperti biasa saat di tempat kerja, karena wanita itu benar-benar penasaran.

"Bukan apa-apa, hanya masalah pekerjaan yang Kenzo tangani di luar kota," jelas Daru. Sangat terlihat pria itu menatap wanita yang kini ada di depannya penuh cinta. Ia tidak mau memberitahu Nisa karena takut sang Istri kepikiran masalah yang tidak penting ini.

"Oh, rupanya begitu," ujar Nisa sambil tersenyum. Sebenarnya dia tahu jika Daru terlihat menyembunyikan sesuatu, tapi Nisa tidak bisa memaksa Daru untuk mengatakan nya. Wanita itu percaya semua yang Daru lakukan adalah yang terbaik.

"Pak, saya mengantar laporan ini untuk anda periksa."

Nisa lalu menyodorkan benda yang di bawanya di depan Daru. Pria itu hanya terkekeh dengan panggilan Nisa yang sudah berganti. Itu artinya, sekarang Nisa dalam mode serius kerja.

.

.

.

Jangan lupa kembali malam nanti untuk membaca kelanjutannya. Langsung ikuti cerita ini agar tidak ketinggalan jam Update 🤗

Jika cerita di atas menarik minat kalian, semoga berkenan meninggalkan jejak berupa Like👍

Jika berkenan Author juga meminta agar teman-teman bersedia membagikan cerita ini pada yang lain agar semakin banyak yang membaca dan membuat cerita ini berkembang dengan baik.

Maaf bila merepotkan dan Terimakasih atas bantuannya 🙏

Episodes
1 Mendapatkan Hukuman
2 Ganti Rugi
3 Bak Neraka
4 Obat Untuk Putri
5 Kecurigaan
6 Drama
7 Hilang
8 Pergi
9 Operasi
10 Di Hukum
11 Di Obati
12 jika tidak dengan dirimu
13 Jasad Hendra Hilang
14 Pecundang
15 Flashdisk Berwarna Putih
16 Rahasia
17 Album
18 Sebuah Fakta
19 Tabrak
20 Katakan atau Cerai
21 Tangkap Wanita Ini
22 Kepulangan Damar
23 Rio Hilang
24 Kau Harus Bertanggung Jawab!
25 Umpan
26 Tidak Ada Pilihan Lain
27 Ayah
28 Bukan Ayahku
29 Memprovokasi
30 Badan Tanpa Nyawa
31 Hak
32 Pria Misterius
33 Meminta Mati
34 Lumpuh
35 Sedang Apa Kalian?
36 Jangan Menyebut Orang Itu
37 Mati Semua
38 Dari Mana Kamu Tahu
39 Mencuri
40 Kedua Dada
41 Kenapa?
42 Mengonsumsi Racun
43 Racun
44 Mayatnya Sudah Hilang
45 Roy
46 Gagal
47 Stroke
48 Wanita Itu Berbohong!
49 Cemas
50 Tidak Mau Masuk Penjara
51 Maaf
52 Seekor Ular Mematikan
53 Mama dan Daddy
54 Mulai Menjalankan Aksi
55 Rahasia?
56 Besuk
57 Memanggil Desi
58 Kunci Cadangan
59 Akhirnya
60 Tidak Percaya
61 Penasaran
62 Sangat Penasaran
63 Belanja
64 Obat Bius
65 Isi Flashdisk
66 Mengaku
67 Cepat Berikan Flashdisk Itu
68 Saya Akan Bicara
69 Pecundang
70 Kosong
71 Cerai
72 Daru Kecil
73 Kau Pikir Bisa Menipuku
74 Kayla
75 Hidup Dengan Tenang
76 Dia Adalah Nyawa Anda
77 Kamu Adalah Orangnya
78 Istri Orang
79 Aku Adalah Suaminya
80 Ayo Kita Kembali Menikah
81 Kembali Menikah
82 Mengantar Kue
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mendapatkan Hukuman
2
Ganti Rugi
3
Bak Neraka
4
Obat Untuk Putri
5
Kecurigaan
6
Drama
7
Hilang
8
Pergi
9
Operasi
10
Di Hukum
11
Di Obati
12
jika tidak dengan dirimu
13
Jasad Hendra Hilang
14
Pecundang
15
Flashdisk Berwarna Putih
16
Rahasia
17
Album
18
Sebuah Fakta
19
Tabrak
20
Katakan atau Cerai
21
Tangkap Wanita Ini
22
Kepulangan Damar
23
Rio Hilang
24
Kau Harus Bertanggung Jawab!
25
Umpan
26
Tidak Ada Pilihan Lain
27
Ayah
28
Bukan Ayahku
29
Memprovokasi
30
Badan Tanpa Nyawa
31
Hak
32
Pria Misterius
33
Meminta Mati
34
Lumpuh
35
Sedang Apa Kalian?
36
Jangan Menyebut Orang Itu
37
Mati Semua
38
Dari Mana Kamu Tahu
39
Mencuri
40
Kedua Dada
41
Kenapa?
42
Mengonsumsi Racun
43
Racun
44
Mayatnya Sudah Hilang
45
Roy
46
Gagal
47
Stroke
48
Wanita Itu Berbohong!
49
Cemas
50
Tidak Mau Masuk Penjara
51
Maaf
52
Seekor Ular Mematikan
53
Mama dan Daddy
54
Mulai Menjalankan Aksi
55
Rahasia?
56
Besuk
57
Memanggil Desi
58
Kunci Cadangan
59
Akhirnya
60
Tidak Percaya
61
Penasaran
62
Sangat Penasaran
63
Belanja
64
Obat Bius
65
Isi Flashdisk
66
Mengaku
67
Cepat Berikan Flashdisk Itu
68
Saya Akan Bicara
69
Pecundang
70
Kosong
71
Cerai
72
Daru Kecil
73
Kau Pikir Bisa Menipuku
74
Kayla
75
Hidup Dengan Tenang
76
Dia Adalah Nyawa Anda
77
Kamu Adalah Orangnya
78
Istri Orang
79
Aku Adalah Suaminya
80
Ayo Kita Kembali Menikah
81
Kembali Menikah
82
Mengantar Kue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!