Bak Neraka

"Nak, apakah cubitan nya sangat sakit?" tanya Luna sambil memeriksa kedua kaki dan kedua tangan Rio.

Beberapa bekas cubitan yang memerah dan membiru ada di kulit putranya tersebut, bahkan ada yang mengeluarkan cairan merah dan pasti itu amatlah sangat sakit di rasa.

"Sakit, Bu. Pedis sekali," ujar Rio tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya.

"Tunggu ya, Ibu ambilkan obat."

Sambil mengusap air matanya, Luna beranjak dari pembaringan itu untuk mengambil minyak tawon agar bisa sedikit menyembuhkan sakit sang anak. Setidaknya tidak membuat kulit kecil itu membengkak.

Ingin rasanya Luna memberikan perawatan terbaik agar Rio tidak merasakan sakit lagi. Tetapi dia tidak punya cukup uang untuk membawa anaknya itu berobat ke rumah sakit.

"Akh! Pedis, Bu."

Air mata Luna kembali tumpah saat jeritan Rio kembali terdengar. Siapa yang harus di salahkan karena semua ini? Luna bahkan tidak tahu.

"Rio. Maafkan Ibu, Nak. Tidak seharusnya kita ada di sini," ujar Luna tidak bisa menutupi rasa bersalah nya.

"Bu. Rio tau, Bapak jahat itu bilang semua ini karena membalas perbuatan Ayah kan?"

Luna tidak bisa mengiyakan ucapan Rio, karena dia tidak pernah percaya suami nya yang sangat baik dan penuh perhatian, serta sangat menyayangi Ia dan anak-anak berbuat seperti yang Daru ucapkan beberapa bulan lalu.

"Bu, kapan kita akan keluar dari sini?" tanya Rio lagi.

Luna hanya menggeleng sambil terus bercucuran air mata. Ia juga tidak tahu kapan mereka akan keluar dari neraka ini. Luna bahkan sudah di paksa menikah dengan Daru agar wanita itu tidak bisa kabur nantinya.

Walau Luna sudah berjanji akan mengganti semua kerugian yang di sebabkan oleh suami nya, Hendra.

Tapi Daru tidak bisa menerima ucapan itu, apalagi bukan cuma kerugian yang sudah Hendra lakukan pada perusahaan Daru. Tetapi juga hampir saja membunuh Ayah Daru, Damar.

Saat ini orang tua tersebut sedang menjalani perawatan di luar negeri, karena luka yang ia derita sangat parah karena perbuatan Hendra. Oleh sebab itu, Daru sangat dendam pada penghianat itu lalu akan melampiaskan nya pada Istri dan anak-anaknya.

Mengapa demikian? Karena Hendra bahkan tidak bisa mempertanggung jawabkan kejahatan yang dia lakukan, pria tidak tahu diri itu malah dengan sengaja bunuh diri demi terhindar dari masalah. Ia pikir dengan bunuh diri bisa semudah itu, tapi Ia lupa jika memiliki Istri dan anak.

Kerugian yang Hendra lakukan sangat lah besar. Hampir saja perusahaan Daru goyah karena ulahnya. Karena pria itu adalah orang kepercayaan keluarga ini namun berani berkhianat!

Sebelum nya Luna tidak kekurangan uang dan tercukupi semua kebutuhan nya bersama anak-anak. Tapi semua berubah saat kabar buruk itu sampai pada telinga nya.

Berulang kali Luna mencoba untuk percaya bukti-bukti yang Daru perlihatkan, tapi mengingat semua sikap suaminya membuat Luna hanya bisa terdiam dalam sedih. Logikanya selalu mengingat kan bahwa pasti semua ini ada kesalahpahaman.

Ya, seperti itu! Tetapi Luna hanya lah gadis yang berasal dari desa dan hanyalah tamatan SMP. Ia tidak punya kemampuan ataupun kuasa untuk bersuara mencari pembenaran.

"Kakak, kaki dan tangan mu kenapa?" tanya gadis kecil yang selalu terlihat pucat itu.

Luna meraihnya bersama anak bungsu dan memeluk mereka bersamaan.

"Kaki kakak di cubit sama Ibu jahat," jawab Rio dengan wajah sendu. Terlihat anak itu sangat sedih walau tiada lagi air matanya yang keluar.

"Kenapa Kakak di cubit, apa karena Putri lagi?"

Rio menggeleng dengan penuturan sang adik. Ia bahkan tidak tahu mengapa mendapatkan hukuman ini. Hanya karena pagi tadi Rio lewat saat Kevin tengah bermain.

Entah kenapa anak itu tiba-tiba menangis dan orang lain yang melihatnya mengira Rio lah penyebab anak cengeng itu menjerit tanpa sebab.

"Rio juga tidak tahu, Bu. Sungguh! Kevin menangis begitu saja dan Rio di salahkan," jelas Rio sekaligus memberitahu Luna bahwa dirinya tidak ada membuat Kevin menangis.

Luna hanya mengangguk dengan sedih, ia sangat mempercayai anak-anak nya. Luna tidak pernah mengajarkan mereka untuk berbohong. Ibu dengan tiga anak itu merentangkan tangan meminta Rio untuk ikut bergabung ke dalam dekapan nya.

Anak malang itu dengan susah payah menggeser duduknya dan memasuki pelukan sang Ibu.

"Ibu tahu, Nak. Ibu tahu, maaf kan Ibu karena tidak bisa membela kalian."

Luna bergantian mencium wajah ke tiga anaknya, hatinya selalu sakit dan perih setiap hari mengingat nasib yang harus anak-anak tanpa dosa dan salah itu dapatkan.

Hanya karena ulah orang tua, mereka harus mendapatkan semua ini.

"Sudah pelukannya, kalian pasti lapar kan? Tunggu ya, Ibu mau ke dapur dan ambil makanan untuk kita sarapan."

Anak-anak baik itu dengan tertib menjauh dari pangkuan Luna, saat ini pasti orang-orang rumah sudah selesai makan. Maka dari itu mereka sudah bisa untuk mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi.

"Rio, Adek nya di jaga ya. Ibu mau ke dapur," kata Luna berpesan pada anak sulungnya.

Wanita itu memandang wajah sang putri dan ke tiga anaknya juga menatap dirinya.

Salah satu alasan Luna harus bertahan di sana adalah demi anak gadisnya itu, Luna tidak bisa menolak saat Daru bersedia membiayai perawatan Putri, anak kedua Luna.

Gadis kecil itu sudah tidak memiliki wajah bercahaya sejak lama, hanya obat-obatan yang membuat nyawanya bertahan sampai saat ini. Luna tahu Putri sudah sangat kuat bertahan sejauh ini. Maka dari itu Luna tidak bisa menyerah akan perjuangan sang putri.

Akhirnya wanita itu berjalan ke dapur untuk mengambil makanan untuk anak-anak nya, serta dirinya sendiri.

__________________

"Ekhem! Ada yang mau makan nih...," sindir salah seorang Maid yang saat ini sedang sibuk bebersih mencuci piring kotor.

Para Maid lain hanya melihat saja tanpa menyindir seperti Maid yang bernama Desi itu. Salah seorang Maid yang lebih berumur mendekati Nyonya baru tersebut.

"Nya, biar saya bantu," ujarnya dengan ramah.

"Terimakasih, Bi Murti," kata Luna terharu karena masih ada yang peduli padanya dalam kandang neraka itu.

"Murti, jangan sebanyak itu untuk memberi makan mereka. Kau pikir cuma mereka saja yang mau makan? Atau jatah makan mu juga ingin di berikan pada mereka!" omel Ayu saat melihat Murti menyendok banyak makanan untuk Luna.

Ia adalah kepala Maid yang menjadi kepercayaan dalam dapur besar itu.

"Tapi ketua. Nyonya Luna dan anak-anak nya tidak akan kenyang jika hanya di kasih sedikit."

Dengan pelan Murti mencoba untuk bernegosiasi pada Ayu, agar tidak keterlaluan sampai porsi makan pun harus di kurangi.

"Kau berani menjawab perkataan ku? Ingin mati kelaparan kau Murti....," lotot Ayu pada bawahnya itu. Ia tidak takut sama sekali jika Nyonya baru mereka itu kekurangan makan.

"Bi Murti. Sudah, tidak apa-apa. Sebaiknya tidak usah banyak-banyak. Sisakan juga untuk yang lain," ujar Luna kemudian.

Ia jadi merasa bersalah karena Murti harus ikut-ikutan kena marah karena dirinya.

"Maaf, Nya," sesal Murti karena tidak bisa memberi makanan yang lebih pada wanita dengan tiga anak itu.

"Tidak apa-apa, Bi. Ini sudah lebih dari cukup," kata Luna sambil tersenyum.

Akhirnya Luna harus membawa makanan yang cuma cukup untuk porsi satu orang dewasa dan satu anak. Namun Luna tetap membawa makanan itu dengan wajah bahagia, biarlah dia tidak makan pagi ini, asal ketiga anaknya bisa kenyang.

"Hore, Ibu datang bawa makan. Adek mau makan, Adek mau makan."

Luna tersenyum senang saat anak bungsu nya bersorak senang melihat Ibu mereka datang dengan menenteng makanan.

Namanya adalah Bayu, anak ke tiga Luna. Ia adalah yang paling kecil dan mungkin belum terlalu mengerti tentang banyaknya masalah yang saat ini orang-orang di sekitarnya hadapi.

.

.

.

Jangan lupa kembali besok pagi untuk membaca kelanjutannya. Langsung ikuti cerita ini agar tidak ketinggalan jam Update 🤗

Jika cerita di atas menarik minat kalian, semoga berkenan meninggalkan jejak berupa Like👍

Jika berkenan Author juga meminta agar teman-teman bersedia membagikan cerita ini pada yang lain agar semakin banyak yang membaca dan membuat cerita ini berkembang dengan baik.

Maaf bila merepotkan dan Terimakasih atas bantuannya 🙏

Episodes
1 Mendapatkan Hukuman
2 Ganti Rugi
3 Bak Neraka
4 Obat Untuk Putri
5 Kecurigaan
6 Drama
7 Hilang
8 Pergi
9 Operasi
10 Di Hukum
11 Di Obati
12 jika tidak dengan dirimu
13 Jasad Hendra Hilang
14 Pecundang
15 Flashdisk Berwarna Putih
16 Rahasia
17 Album
18 Sebuah Fakta
19 Tabrak
20 Katakan atau Cerai
21 Tangkap Wanita Ini
22 Kepulangan Damar
23 Rio Hilang
24 Kau Harus Bertanggung Jawab!
25 Umpan
26 Tidak Ada Pilihan Lain
27 Ayah
28 Bukan Ayahku
29 Memprovokasi
30 Badan Tanpa Nyawa
31 Hak
32 Pria Misterius
33 Meminta Mati
34 Lumpuh
35 Sedang Apa Kalian?
36 Jangan Menyebut Orang Itu
37 Mati Semua
38 Dari Mana Kamu Tahu
39 Mencuri
40 Kedua Dada
41 Kenapa?
42 Mengonsumsi Racun
43 Racun
44 Mayatnya Sudah Hilang
45 Roy
46 Gagal
47 Stroke
48 Wanita Itu Berbohong!
49 Cemas
50 Tidak Mau Masuk Penjara
51 Maaf
52 Seekor Ular Mematikan
53 Mama dan Daddy
54 Mulai Menjalankan Aksi
55 Rahasia?
56 Besuk
57 Memanggil Desi
58 Kunci Cadangan
59 Akhirnya
60 Tidak Percaya
61 Penasaran
62 Sangat Penasaran
63 Belanja
64 Obat Bius
65 Isi Flashdisk
66 Mengaku
67 Cepat Berikan Flashdisk Itu
68 Saya Akan Bicara
69 Pecundang
70 Kosong
71 Cerai
72 Daru Kecil
73 Kau Pikir Bisa Menipuku
74 Kayla
75 Hidup Dengan Tenang
76 Dia Adalah Nyawa Anda
77 Kamu Adalah Orangnya
78 Istri Orang
79 Aku Adalah Suaminya
80 Ayo Kita Kembali Menikah
81 Kembali Menikah
82 Mengantar Kue
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mendapatkan Hukuman
2
Ganti Rugi
3
Bak Neraka
4
Obat Untuk Putri
5
Kecurigaan
6
Drama
7
Hilang
8
Pergi
9
Operasi
10
Di Hukum
11
Di Obati
12
jika tidak dengan dirimu
13
Jasad Hendra Hilang
14
Pecundang
15
Flashdisk Berwarna Putih
16
Rahasia
17
Album
18
Sebuah Fakta
19
Tabrak
20
Katakan atau Cerai
21
Tangkap Wanita Ini
22
Kepulangan Damar
23
Rio Hilang
24
Kau Harus Bertanggung Jawab!
25
Umpan
26
Tidak Ada Pilihan Lain
27
Ayah
28
Bukan Ayahku
29
Memprovokasi
30
Badan Tanpa Nyawa
31
Hak
32
Pria Misterius
33
Meminta Mati
34
Lumpuh
35
Sedang Apa Kalian?
36
Jangan Menyebut Orang Itu
37
Mati Semua
38
Dari Mana Kamu Tahu
39
Mencuri
40
Kedua Dada
41
Kenapa?
42
Mengonsumsi Racun
43
Racun
44
Mayatnya Sudah Hilang
45
Roy
46
Gagal
47
Stroke
48
Wanita Itu Berbohong!
49
Cemas
50
Tidak Mau Masuk Penjara
51
Maaf
52
Seekor Ular Mematikan
53
Mama dan Daddy
54
Mulai Menjalankan Aksi
55
Rahasia?
56
Besuk
57
Memanggil Desi
58
Kunci Cadangan
59
Akhirnya
60
Tidak Percaya
61
Penasaran
62
Sangat Penasaran
63
Belanja
64
Obat Bius
65
Isi Flashdisk
66
Mengaku
67
Cepat Berikan Flashdisk Itu
68
Saya Akan Bicara
69
Pecundang
70
Kosong
71
Cerai
72
Daru Kecil
73
Kau Pikir Bisa Menipuku
74
Kayla
75
Hidup Dengan Tenang
76
Dia Adalah Nyawa Anda
77
Kamu Adalah Orangnya
78
Istri Orang
79
Aku Adalah Suaminya
80
Ayo Kita Kembali Menikah
81
Kembali Menikah
82
Mengantar Kue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!