KETAKUTAN

Namun tidak dengan Dika, sekali lagi dia akan melepaskan tembakan ke arah Dara. Perempuan itu harus mati sekarang juga, itulah ambisi Dika saat ini.

DOR!!!

Dika melepaskan pistol di tangannya, sebab terkena tembakan. Kepalanya bergerak ke kiri dengan cepat, begitu pula dengan kedua orang tuanya serta adiknya.

Rupanya tanpa disadari Dito sudah berdiri tak jauh dari mereka dengan menggenggam senapan. Dialah yang sudah menembak tangan Dika guna menghadang serangan Dika terhadap Dara.

Dara tersenyum lega, Anjani yang berada di dalam tubuh Dara tidak dapat menahan atmosfer perasaan nya. Ia terkulai ke lantai.

Sebelum dirinya kehilangan kesadaran, perlahan sebuah jiwa nampak melesat cepat. Bersamaan dengan itu, Serigala betina yang sudah mempertaruhkan nyawanya untuk Dara tewas.

****

Dara membuka kelopak matanya, dan orang pertama yang ia lihat adalah Dito. Rupanya pria itu tengah memperhatikan Dara.

" Akhirnya, Kau siuman juga"

Dara masih merasa pening , ia memijit pelipisnya sembari memperhatikan ke sekeliling. Dirinya baru menyadari jika saat ini berada di dalam kamar Dito.

Dito mengambilkan segelas teh hangat, kemudian disodorkan kepada Dara. Anjani mengernyit, tentu itu sangat tidak nyaman baginya.

" Terimakasih, Maaf aku tidak suka teh"

Dito terdiam mendapatkan penolakan dari Dara. Namun ia pun meletakkan kembali gelas di atas nakas. Dan kembali duduk di bibir kasur.

Dara beringsut, ia sedikit menegakkan punggung nya meskipun dibantu oleh sebuah bantal.

" Sebenarnya kau siapa?"

Tiba-tiba Dito melemparkan pertanyaan yang mengejutkan.

" A- Apa maksud mu?" Dara jadi gugup.

Dito menyeringai tipis, ia mengedarkan pandangannya.

" Tidak ada orang disini, hanya kita berdua. Lebih baik kau jujur saja, Kau bukan Dara yang aku kenal " Dito sedikit menekankan kalimat terakhirnya.

Dara menelan ludah, tenggorokan nya mendadak kering sekali.

" Ceritakan lah, aku siap menjadi pendengar yang baik " Lanjut Dito.

Dara diam, ia mulai bimbang. Sedangkan Dito sedikitpun tidak melepaskan pandangan nya dari sang istri.

Harus kah aku jujur? Bisik Anjani dalam sanubari.

" Harus!!!" Sahut Dito cepat, Bola mata Dara terangkat. Ia sedikit kaget namun akhirnya sadar jika Dito mampu mendengar suara Anjani.

Dara mengangguk pelan, ia berpikir tidak ada salahnya jika Dito tahu. Toh kejadian musnah nya klan hutan pakis bukan kesalahan Dito.

" Aku Anjani "

Akhirnya Dara membuka suara. Dito mengerutkan keningnya.

" Aku adalah siluman serigala yang dibantai oleh orang suruhan Kakekmu"

Bola mata Dito membesar, tidak pernah terpikirkan hal itu sama sekali olehnya. Ia mengira jika mungkin saja gadis yang kini ada dihadapannya adalah kembaran Dara.

" Aku tidak terima, jiwaku menjadi gentayangan dan tanpa sengaja masuk ke dalam tubuh gadis ini "

Kini giliran Dito yang merasa tercekat, ia merinding ngeri. Jika benar Dara dirasuki siluman, bisa-bisa dia dimakan hidup-hidup. Lutut Dito bergetar, Dara menyadari itu. Cepat Dito memegang kedua lututnya.

" Jangan takut, Aku tidak bisa melakukan apapun padamu " Dara sedikit mengulum senyum.

" Gadis ini mungkin sangat mencintaimu, dan juga sangat menyayangi si tua bangka. Karena aku tidak bisa menggerakkan tubuh nya dikala aku ingin menyerang kalian "

Dito tercengang, hatinya sedikit tergugah. Dulu ia selalu menuduh Dara sebagai perempuan yang menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya raya. Termasuk memikat hati Kakeknya sehingga menikah kan mereka berdua.

Meskipun Kakeknya sudah menjelaskan alasan yang sebenarnya. Tapi Dito menolak untuk percaya.

" Sekarang kau sudah tahu siapa aku? Apa yang akan kau lakukan ?" Lanjut Dara.

Dito tidak menjawab, ia masih nelangsa dan bingung.

>>

Seorang pelayan memperbaiki perban di tangan Dika. Setelah selesai, ia pun pergi.

Lindu, Yunita dan Anindita diam seribu bahasa. Mereka tidak bergeming hanya memperhatikan si pelayan merawat Dika.

Seperginya pelayan itu, Lindu menghela nafas berat. Sejak kejadian kemarin, dimana Dito berhasil menyelamatkan Dara. Mereka seperti dihantui ketakutan.

Meskipun Dito tidak mengatakan apa-apa, tapi dia berhasil mengintimidasi Lindu beserta keluarga nya dengan diamnya.

Ada rasa was-was Dito akan melaporkan mereka ke polisi, Apa lagi mengingat ucapan Dara? Mereka semakin ketakutan.

" Belum ada kabar apapun mengenai Dito dari rumah besar itu. Anin takut Pa?"

Yunita merangkul pundak putri nya, dia sedikit khawatir sebab Anindita tengah hamil.

" Dito sangat licik, Dia berhasil menyiksa kita dengan tindakan nya ini" Ucap Dika.

Kecemasan melanda begitu pekat, sehingga mampu mengusik ketenangan keluarga Lindu.

Kita beralih kepada Antonio,,,,

Baru saja dia dihubungi oleh desainer langganan nya untuk mencoba gaun pengantin yang sudah dipesan.

Dengan semangat Antonio langsung menyanggupi panggilan itu, dan segera menghentikan pekerjaannya untuk sementara waktu.

Ia pergi sendiri, dan berniat menjemput Anindita ke rumah nya.

Namun langkah panjangnya perlahan terhenti ketika melihat seorang gadis yang sangat ia kenal berdiri menyender di depan mobil nya.

" Rose... "

Perempuan itu menoleh dan tersenyum manis. Ia membuka kaca mata nya. Antonio terkesima, Perempuan itu nampak berbeda. Ataukah ini disebabkan karena sudah lama tidak berjumpa.

" Hay... " Rose melambaikan tangannya manja.

Antonio memperhatikan ke sekeliling, kemana bodyguard yang dibayar nya untuk menjaga mobil nya. Karena kejadian ini sudah diprediksi oleh Antonio, Rose pasti akan menghalalkan segala cara untuk menemuinya kembali.

" Kau mencari mereka ?"

Rose menunjuk ke bawah samping mobil yang sedikit tertutup. Antonio cepat mendekat, ternyata dua bodyguard itu terbaring saling tindih di tanah.

Bola mata Antonio bergulir menatap wajah Rose penuh tanda tanya. Namun gadis itu hanya tersenyum puas.

" Aku pakai ini"

Rose menunjukkan alat kejut listrik. Antonio tidak percaya jika Rose bisa melakukan hal itu, setahu dia. Rose adalah perempuan yang lembut.

" Kau mau apa sekarang ?" Tanya Antonio, Senyuman di bibir Rose langsung hilang. Berubah wajahnya menjadi bengis.

" Masuk!!!"

Rose menggerakkan kepalanya seperti perintah supaya Antonio masuk ke dalam mobil nya.

" Kau tunggu di apartemen, aku ada acara penting hari ini " Antonio memberikan alasan.

" Masuk!!"

Namun Rose tidak terpengaruh, ia tetap menyuruh Antonio masuk. Tidak ada pilihan lain, Antonio pun patuh. Akan tetapi ia akan berusaha untuk mencari cara supaya bisa lolos dari Rose.

Sayangnya, Rose bisa mendengar suara hati Antonio. Dia tersenyum miring, dengan melangkah gontai masuk dan duduk di kursi sebelah kemudi.

" Kita mau kemana ?" Tanya Antonio sebelum menyalakan mesin mobil.

" Aku ingin kita bercinta disini " Jawab Rose tenang.

Antonio terbelalak kaget, ia hendak protes. Tapi tercekat sebab Rose sudah mencengkram kerah baju nya dan menarik nya mendekat.

" Jangan ge-er, Aku sudah tidak bernafsu dengan mu. Aku hanya ingin bermain-main saja, hem??" Rose menggerakkan sebelah alisnya, Antonio gelojotan. Ia merinding dan gemetar.

Tatapan mata Rose yang begitu dekat sangat mengerikan. Bukan seperti dulu yang begitu lembut hingga mengundang hasratnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***