Bab 20. Purnama lagi

Sebagian orang sedang menguburkan jasad nya Fira, sebagian lagi mendatangi rumah Rizal yang cukup bagus karena dia anak nya orang berada. hanya saja orang tua Rizal jarang ada di rumah, sebab mereka sering jualan kekota untuk mencari uang sehingga pemuda itu ada di rumah sendirian untuk mengurus kebun nya juga.

Sama seperti hari ini saat banyak warga yang datang, rumah Rizal terlihat sepi dan mereka sudah tau bahwa tidak ada orang tua nya Rizal di rumah. paling hanya ada pria berusia tiga puluh tahun lebih itu, di desa usia segitu sudah di bilang bujang tua dan memang benar bahwa mereka pasti bablas tidak akan menikah.

Sibuk para warga berusaha menggedor pintu rumah nya Rizal agar di buka kan atau pemuda itu mau keluar dari dalam rumah, namun hanya suara mereka saja yang terdengar karena Rizal sama sekali sudah tidak ada di rumah nya. entah kemana pergi nya dia, atau hanya sembunyi saja di dalam rumah akibat ketakutan.

Tapi bila dia memang pembunuh berantai, tidak mungkin punya rasa takut menghadapi para warga. sebab dia adalah orang yang berilmu sehingga pasti akan melawan, ini warga saja agak takut mau mendobrak pintu, takut nya nanti akan kena amuk dari Rizal yang di yakini sekarang adalah pembunuh.

Mereka sangat yakin karena Angga dan Bima bilang ada darah di tubuh pria itu, apa lagi kata apak Hombing malam minggi lapo tuak tidak ada antri sama sekali, hanya ada Rizal dan Samsul saja yang membeli. jadi sudah jelas bahwa alasan Rizal hanya kebohongan saja, pasti dia lama karena membunuh Arjun dan orang tua nya.

"Tolong keluar dari rumah, Rizal!" Pak Lurah mengetuk pintu.

"Kenapa ini tidak ada yang menjawab, apa mungkin Rizal pergi?" ujar Angga penasaran mengintip dari jendela.

"Pasti dia sembunyi di dalam, atau sudah kabur!" tebak Bima.

"Bahaya bila sampai kabur, kita bisa di incar karena sudah bilang pada warga." Angga mendadak cemas.

"Coba aku intip dari jendela yang sana." Bima juga berusaha untuk mengintip.

Usman dan yang lain mengintip dari pintu belakang rumah, barang kali saja dia ada di bagian belakang sana. namun bagian belakang juga tertutup rapat, entah kemana Rizal sekarang karena mereka memang tidak ada yang melihat dia.

"Apa harus kita dobrak pintu nya?" Usman bertanya pada Pak Lurah.

Saat mereka sedang rundingan harus bagai mana, sebuah mobil pick up memasuki halaman rumah. dia adalah orang tua Rizal yang baru pulang dari pasar kota sehabis berjualan, mereka heran karena rumah di penuhi banyak warga.

"Maaf menggangu kalian yang lelah habis jualan, tapi kami memang ingin bicara." Pak Lurah menyongsong kedatangan Pak Rusdi dan istri nya.

"Ah ya tidak apa apa, ini ada apa ya?" Pak Rusdi agak bingung dan menyuruh mereka masuk kedalam rumah.

Rumah memang kosong sama sekali tidak ada penghuni nya, membuat mereka yakin bahwa Rizal tidak ada di rumah. sekarang hanya tinggal bilang pada orang tua nya atas dugaan hal itu, entah bagai mana ini reaksi mereka.

"Tidak mungkin!" Bu Reni langsung berteriak kaget setelah mendengar penjelasan Pak Lurah.

"Apa saja bukti nya sehingga kalian bisa menuduh anak saya?" Pak Rusdi juga nampak tidak terima.

"Di leher Rizal malam itu ada darah nya, dan dia pergi sangat lama saat beli tuak! esok pagi ada yang meninggal, Arjun dan orang tua nya." jelas Angga.

"Bisa saja lapo tuak sedang antri, kalian ini teman nya kok malah asal nuduh saja!" Bu Reni tidak terima.

"Yang membeli tuak malam itu hanya Rizal dan Samsul, setelah itu tidak ada lagi." jelas Pak Hombing pula.

"Darah itu juga banyak, Bu! bentuk nya seperti sedang terciprat." Bima juga mulai buka suara.

Mendengar banyak nya fakta yang mengarah pada putra nya, membuat Bu Reni dan Pak Rusdi tidak bisa mengelak lagi sekarang. maka mereka pun mencari Rizal sampai kekamar juga, sayang nya pemuda itu memang tidak ada di dalam kamar.

"Dia pasti kabur karena merasa kita sudah mencium borok nya!" lirih Pak Lurah lemas sekali.

"Tapi aku yakin ini Purnama!" Mus malah menyalahkan Purnama pula.

"Kau ini bicara apa sih, Mus?! apa bukti nya yang bisa di tuduhkan pada Mbak Pur!" bentak Angga tak terima.

"Kita bicara dengan dia kemarin, bisa jadi sekarang dia menculik Rizal agar kita semua yakin bahwa Rizal adalah pelaku nya! dia orang pertama yang tau bahwa kita curiga pada Rizal." Mus memberikan pendapat nya.

Semua nya saling pandang karena malah ada dua tersangka sekarang, namun Pak Lurah yang awal nya curiga pada Purnama. kini yakin bahwa Rizal adalah pelaku, walau Purnama adalah orang yang banyak berurusan dengan hal ghaib, namun bukti nya banyak pada Rizal.

"Aku setuju dengan Mus, bisa saja Purnama memfitnah Rizal." Lubis sudah ada di pihak Mus sekarang.

"Iya, Purnama orang nya sangat misterius sekali." Usman juga setuju.

"Gila kalian! ini bukti semua nya pada Rizal, malah sekarang menuduh orang lain tanpa bukti." kesal Bima.

"Kau boleh percaya dengan dia, tapi kami tidak akan percaya!" geram Mus sudah yakin sekali.

Angga dan Bima membuang nafas kasar karena masalah makin melebar, kenapa orang orang tidak fokus saja mencari Rizal yang sekarang entah di mana. sekarang malah menuduh Purnama, sudah pasti ini akan kerumah Purnama untuk mengintrogasi wanita cantik berwajah antagonis tersebut.

"Kau lihat pria itu, aku malah mendukung pembunuh berantai untuk membunuh dia saja!" Xiela kesal sekali pada Mus.

"Iya, kenapa dia tidak di bunuh juga tadi malam!" Nilam juga kesal.

"Ini kok malah mendukung pembunuh sih!" kesal Maharani.

"Ya itu gara gara dia, enak sekali mulut nya menuduh Purnama loh." Xiela ingin menampar mulut Mus karena kesal.

"Bila dia makin menjadi menuduh Purnama, maka siap siap saja mendapat kan hukuman seperti Risman." ancam Maharani.

"Kasihan sekali ketua ku yang malah dapat tuduhan, padahal baru saja mau anteng dan tidak mengurus orang orang sialan ini." Xiela kesal sekali.

"Ku rasa tidak akan ada waktu untuk Purnama bersantai, karena memang dia di beri kekuatan untuk mengurus hal begini." lirih Nilam.

"Aku pun merasa begitu, maka nya kita jadi setan lagi juga ya." Maharani tersenyum kecut.

Tidak ada yang melihat bahwa tiga setan cantik itu rundingan segala macam, bahka Mus juga tidak menyadari bahwa dia bisa celaka akibat mulut nya yang tidak di jaga dan sembarangan saja menuduh Purnama, orang biasa tidak akan tau bahwa Purnama punya banya telinga yang mendengarkan gunjingan untuk nya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

kali ini hanya calon pengantin wanita yg di bunuh .. tidak seperti biasa nya .. mungkinkah Rizal itu sedang menuntut ilmu hitam

2024-11-20

0

Apriyanti

Apriyanti

seenak nya aja si Mus nuduh si Pur yg ada bukti nya,,bisa ngamuk si Pur,, lanjut thor

2024-11-20

0

ika yoon

ika yoon

wah si mus udh dpt no antrian ke hell prison blm y😂😂😂 hbs risman kluar gnt mus yg masuk😂😂

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban pertama
2 Bab 2. Heboh
3 Bab 3. mencari dukun
4 Bab 4. Purnama berdarah
5 Bab 5. Kecemasan Zidan
6 Bab 6. Bukan malam purnama
7 Bab 7. Gunjingan
8 Bab 8. Gempar lagi
9 Bab 9. Maharani dan Nilam
10 Bab 10. Nino datang
11 Bab 11. Terlambat
12 Bab 12. Tuduhan
13 Bab 13. Korban ke4
14 Bab 14. pembagian tugas
15 Bab 15. iri hati
16 Bab 16. Mengerjai Risman
17 Bab 17. Memasukan dalam penjara
18 Bab 18. Kegagalan N&X
19 Bab 19. Semua tau
20 Bab 20. Purnama lagi
21 Bab 21. Kerumah Purnama
22 Bab 22. Patah tangan
23 Bab 23. Mengambil alih
24 Bab 24. Tugas masing²
25 Bab 25. Xiela bertemu
26 Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27 Bab 27. Terluka parah
28 Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29 Bab 29. Mendapatkan nya
30 Bab 30. Risman keluar
31 Bab 31. Dingin
32 Bab 32. ketahuan
33 Bab 33. Prasangka Arya
34 Bab 34. di datangi warga
35 Bab 35. Arya datang
36 Bab 36. Purnama turun tangan
37 Bab 37. mendatangi sekolahan
38 Bab 38. Purnama curiga
39 Bab 39.mengajak Arya
40 Bab 40. Menemukan senjata
41 Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42 Bab 42. Menemukan bukti lain
43 Bab 43. Arya ragu
44 Bab 44. Datang lagi
45 Bab 45. Ternyata memang dia
46 Bab 46. Di ikat warga
47 Bab 47. Di ikat semalaman
48 Bab 48. Ternyata
49 Bab 49. Ada arwah
50 Bab 50. Serangan mendadak
51 Bab 51. Melawan para srigala
52 Bab 52. Warga percaya
53 Bab 53. Wira
54 Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55 Bab 55. Kisah Rizal
56 Bab 56. Flasback part 2
57 Bab 57. Xiefa kehilangan
58 Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59 Bab 59. Percakapan cinta
60 Bab 60. Tantangan Arya
61 Bab 61. Percakapan Kakak adik
62 Bab 62. Ulah Nino
63 Bab 63. Membawa kerumah sakit
64 Bab 64. Tempur
65 Bab 65. Pergulatan
66 Bab 66. Sudah operasi
67 Bab 67. Amukan Cakra
68 Bab 68. Dalam kafan hitam
69 Bab 69. Mendapatkan air
70 Bab 70. Risman
71 Bab 71. Tidak pakai dalaman
72 Bab 72. Kekalahan
73 Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74 Bab 74. Siksaan Nino
75 Bab 75. Lembah kematian
76 Bab 76. Memasuki goa air
77 Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78 Bab 78. Siksaan demi siksaan
79 Bab 79. Zidan dan Cakra
80 Bab 80. Berhasil keluar
81 Bab 81. Curhatan
82 Bab 82. Bagas dan Xiela
83 Bab 83. Jadian
84 Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85 Bab 85. Nilam kabur
86 Bab 86. Penyiksaan lagi
87 Bab 87. Leha kena panah
88 Bab 88. Pacaran
89 Bab 89. Cakra di remehkan
90 Bab 90. Kencan
91 Bab 91. Kuburan Wira
92 Bab 92. Di hajar dewi kucing
93 Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94 Bab 94. Menertawakan Xiefa
95 Bab 95. Nasihat Arya
96 Bab 96. Terungkap
97 Bab 97. Di dekati ular
98 Bab 98. Sungai kematian
99 Bab 99. Tuduhan Jalak
100 Bab 100. Hasutan Halda
101 Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102 Bab 102. Aksara terpengaruh
103 Bab 103. Curhat dua besty
104 Bab 104. Mendatangi mereka
105 Bab 105. kejutan
106 Bab 106. Bantingan maut
107 Bab 107. Batu biru
108 Bab 108. Maharani mengamuk
109 Bab 109. Aksara datang
110 Bab 110. Nilam mengamuk
111 Bab 111. Semua mau protes
112 Bab 112. Di dukung penuh
113 Bab 113. Di hajar Nilam
114 Bab 114. Bagas malu
115 Bab 115. Muak cinta
116 Bab 116. Ahkir
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Korban pertama
2
Bab 2. Heboh
3
Bab 3. mencari dukun
4
Bab 4. Purnama berdarah
5
Bab 5. Kecemasan Zidan
6
Bab 6. Bukan malam purnama
7
Bab 7. Gunjingan
8
Bab 8. Gempar lagi
9
Bab 9. Maharani dan Nilam
10
Bab 10. Nino datang
11
Bab 11. Terlambat
12
Bab 12. Tuduhan
13
Bab 13. Korban ke4
14
Bab 14. pembagian tugas
15
Bab 15. iri hati
16
Bab 16. Mengerjai Risman
17
Bab 17. Memasukan dalam penjara
18
Bab 18. Kegagalan N&X
19
Bab 19. Semua tau
20
Bab 20. Purnama lagi
21
Bab 21. Kerumah Purnama
22
Bab 22. Patah tangan
23
Bab 23. Mengambil alih
24
Bab 24. Tugas masing²
25
Bab 25. Xiela bertemu
26
Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27
Bab 27. Terluka parah
28
Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29
Bab 29. Mendapatkan nya
30
Bab 30. Risman keluar
31
Bab 31. Dingin
32
Bab 32. ketahuan
33
Bab 33. Prasangka Arya
34
Bab 34. di datangi warga
35
Bab 35. Arya datang
36
Bab 36. Purnama turun tangan
37
Bab 37. mendatangi sekolahan
38
Bab 38. Purnama curiga
39
Bab 39.mengajak Arya
40
Bab 40. Menemukan senjata
41
Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42
Bab 42. Menemukan bukti lain
43
Bab 43. Arya ragu
44
Bab 44. Datang lagi
45
Bab 45. Ternyata memang dia
46
Bab 46. Di ikat warga
47
Bab 47. Di ikat semalaman
48
Bab 48. Ternyata
49
Bab 49. Ada arwah
50
Bab 50. Serangan mendadak
51
Bab 51. Melawan para srigala
52
Bab 52. Warga percaya
53
Bab 53. Wira
54
Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55
Bab 55. Kisah Rizal
56
Bab 56. Flasback part 2
57
Bab 57. Xiefa kehilangan
58
Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59
Bab 59. Percakapan cinta
60
Bab 60. Tantangan Arya
61
Bab 61. Percakapan Kakak adik
62
Bab 62. Ulah Nino
63
Bab 63. Membawa kerumah sakit
64
Bab 64. Tempur
65
Bab 65. Pergulatan
66
Bab 66. Sudah operasi
67
Bab 67. Amukan Cakra
68
Bab 68. Dalam kafan hitam
69
Bab 69. Mendapatkan air
70
Bab 70. Risman
71
Bab 71. Tidak pakai dalaman
72
Bab 72. Kekalahan
73
Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74
Bab 74. Siksaan Nino
75
Bab 75. Lembah kematian
76
Bab 76. Memasuki goa air
77
Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78
Bab 78. Siksaan demi siksaan
79
Bab 79. Zidan dan Cakra
80
Bab 80. Berhasil keluar
81
Bab 81. Curhatan
82
Bab 82. Bagas dan Xiela
83
Bab 83. Jadian
84
Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85
Bab 85. Nilam kabur
86
Bab 86. Penyiksaan lagi
87
Bab 87. Leha kena panah
88
Bab 88. Pacaran
89
Bab 89. Cakra di remehkan
90
Bab 90. Kencan
91
Bab 91. Kuburan Wira
92
Bab 92. Di hajar dewi kucing
93
Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94
Bab 94. Menertawakan Xiefa
95
Bab 95. Nasihat Arya
96
Bab 96. Terungkap
97
Bab 97. Di dekati ular
98
Bab 98. Sungai kematian
99
Bab 99. Tuduhan Jalak
100
Bab 100. Hasutan Halda
101
Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102
Bab 102. Aksara terpengaruh
103
Bab 103. Curhat dua besty
104
Bab 104. Mendatangi mereka
105
Bab 105. kejutan
106
Bab 106. Bantingan maut
107
Bab 107. Batu biru
108
Bab 108. Maharani mengamuk
109
Bab 109. Aksara datang
110
Bab 110. Nilam mengamuk
111
Bab 111. Semua mau protes
112
Bab 112. Di dukung penuh
113
Bab 113. Di hajar Nilam
114
Bab 114. Bagas malu
115
Bab 115. Muak cinta
116
Bab 116. Ahkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!