Bab 19. Semua tau

Pak Darto syok bukan main melihat anak nya terbaring di ranjang dengan keadaan tubuh sudah tidak punya kepala, istri nya pingsan melihat sang anak yang remuk begini. jangan kan orang tua nya, warga lain saja merasa kasihan dan tidak sanggup melihat jasad nya Fira yang sangat mengenaskan sekali keadaan tubuh nya.

Seperti biasa bagian kepala sudah lepas dari raga dan jantung tidak ada di badan, dada nya Fira koyak lebar menampakan organ dalam nya yang merah akibat darah. kasur dan seprai juga sudah tidak berbentuk lagi, karena semua nya berantakan sekali keadaan barang yang di pakai untuk tidur nya si korban.

Membayangkan mungkin saja saat Fira sedang tidur pulas di buai mimpi karena mau jadi calon pengantin, mendadak leher di potong sehingga mati lah sudah gadis tersebut. polisi juga sudah datang untuk mengamankan tkp, namun warga sudah malas karena tidak percaya pada tindakan polisi yang menurut nya hanya itu itu saja.

Fira sudah korban kesepuluh yang di bantai oleh pembunuh misterius, hampir tiga bulan lama nya kasus ini sejak di mulai dari kasus Sandi dan Rea. polisi masih juga tidak bisa menangkap siapa pembunuh itu, bayaran yang di berikan juga lumayan besar, hanya sia sia saja karena tidak ada bukti.

"Ya allah kenapa anak ku harus mati begini?" keluh Pak Darto lemas.

"Firaaaaa! huaaaa, calon istriku!" Mus juga sudah ada di sana menangis.

"Tangkap pembunuh ituuu! anak ku, ya allah anak ku." Pak Darto lemas sekali rasa nya.

"Apa salah anak ku, kenapa dia harus di bunuh begini." Bu Nah memelas setelah tersadar dari pingsan nya.

"Yang sabar ya, Bu! saya pernah di posisi ini." Bu Lurah mengelus punggung warga nya.

"Aku tidak kuat, Bu Lurah." isak Bu Nah sampai sesak nafas.

"Istigfar, semoga Fira tenang di surga." bujuk Bu Lurah yang ikut menangis karena ingat akan bentuk nya Sandi kala itu.

Angga yang ada di sana mulai tidak tenang karena pikiran dia semakin yakin ini ulah nya Rizal, sebab dia mungkin saja kasihan mau membunuh Mus yang teman sejak dulu. maka pembunuhan Fira ini bisa di anggap sebagai ancaman, agar Mus tidak buka suara pada orang orang tentang rasa curiga mereka.

Bima juga satu pemikiran dengan Angga karena sekarang saja Rizal tidak menampakan diri, soal darah malam itu membuat hati Angga dan Bima sangat yakin bahwa memang Rizal lah yang sudah berbuat kejahatan dan membunuh sepuluh nyawa yang sama sekali tidak berdosa. bahkan sekarang dia juga membunuh calon istri teman nya, Mus sudah seperti orang gila.

"Dia pasti membunuh Fira sebagai ancaman untuk Mus." bisik Bima masih yakin bahwa Rizal adalah pelaku.

"Aku juga berpikir begitu, sebab hanya kita yang menuduh dia dengan bukti nyata." Angga juga setuju.

"Mari kira cari Rizal sekarang!" ajak Bima pada teman nya.

"Mau apa? kau tidak lihat jasad nya Fira, Rizal bukan orang sembarangan!" sergah Angga agak ngeri juga.

"Di mana dia mendapat ilmu begitu? astaga aku sangat tidak percaya bahwa dia bisa begini." keluh Bima.

"Kita tidak boleh juga menampakan curiga sama dia, nanti kita bisa di bantai." cemas Angga.

"Kau merasa tidak, dia membunuh pasangan bahagia atau yang mau menikah." Bima menatap wajah Angga serius.

"Benar! aku juga mulai kepikiran itu, mungkin saja dia iri karena jadi bujang tua dan sama sekali tidak punya pasangan." angguk Angga setuju.

"Tapi Pakde Nino juga bujang tua." lirih Bima pula.

"Beda cerita! Pakde Nino itu patah hati dan dia yang memang tidak mau menikah lagi, kalau Rizal ini memang tidak punya pacar alias tidak ada yang mau sama dia!" ralat Angga.

Terdiam dua pemuda ini karena memang kasus Nino dan Rizal beda, Nino patah hati setelah Sarah meninggal. sedangkan Rizal tidak pernah pacaran alias tidak ada yang mau, jadi mereka punya masalah berbeda.

"Tidaaaaaak! aku tidak mau di tinggal." Mus menjerit keras.

"Mus ingat allah, kau jangan begini." Angga langsung mendekat.

"Calon istriku! huhuhuuuu calon istriku, kenapa dia harus di bunuh?" isak Mus tak berkesudahan.

"Lapangkan dada mu, berusaha lah terima takdir yang allah garis kan untuk mu." bujuk Bima.

Mus tiba tiba saja terbangun dengan mata mendelik karena ingatan nya berputar cepat, dia menatap Angga dan Bima yang ngeri juga melihat tingkah teman nya ini. takut bila Mus kerasukan, malah nanti mereka berdua yang kena amuk setan yang merasuki tubuh nya Mus ini.

"Bapak mu benar, Bima! ini pasti ulah Purnama, dia yang membunuh orang orang ini." Mus berkata keras membuat yang lain kaget sekali.

"Ngomong apa kau, Mus?!" Bima kaget dengan ucapan teman nya.

"Kemarin kita kerumah Purnama untuk minta tolong, kata dia mau mengirim jin untuk menjaga aku dan Fira! nyata nya apa? dia pasti lah pembunuh nya." Mus yakin sekali.

"Gila kau, Mus!" Angga juga tidak percaya sekarang.

"Kalian jangan tertipu, wanita itu adalah iblis yang sudah membunuh semua orang!" Mus berkata kian keras.

"Kenapa kalian kerumah, Purnama?" Pak Lurah menatap tiga pemuda ini dengan tajam karena penasaran.

"Kami...anu! kami hanya minta tolong saja pada nya, sebab Mbak Pur kan orang yang paham banyak hal ghaib." Angga gagap sekali mau menjawab karena takut salah bicara.

"Tapi ini pasti bukan ulah dia, Rizal adalah pelaku nya!" Bima terpaksa bilang begitu.

"Rizal?!"

Semua nya jadi kaget karena malah Rizal pula sekarang yang mendapat tuduhan, Bima tidak punya pilihan lain selain membuka fakta yang sudah mereka bertiga ketahui. walau bisa di bilang itu juga masih dugaan, karena mereka tidak punya bukti nyata.

"Saat malam kami kumpul di pos, dia pergi beli tuak. namun dia pergi sangat lama sekali, setelah pulang malah ada bercak darah di leher dan baju nya." jelas Bima.

"Esok pagi nya ada penemuan mayat Arjun dan orang tua nya, Pak." Angga membantu bicara juga.

"Kenapa kalian baru bilang sekarang? anak ku sudah keburu mati, bila kalian bilang dari awal maka Fira tidak akan jadi korban!" teriak Pak Darto.

"Di mana dia biasa nya beli tuak?" tanya Pak Lurah gemetar.

"Di tempat nya Pak Sihombing, dia selalu kesana." jawab Bima.

"Nah ini ada orang nya! apa malam minggu kemarin lapo tuak Bapak banyak yang antri?" Bima mendekati Pak Hombing.

"Hanya dua orang saja, Rizal dan Samsul." jawab pak Hombing.

Angga dan Bima saling pandang dengan hati yang sudah cocok, Rizal pergi sangat lama dan dia bilang lapo tuak sedang sangar ramai sehingga sampai antri.

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

KLO sy masih curiga nya juragan Adi, Krn kan di bangkit LG di raga nya si Barok trus di basmi LG bakal datang LG,, pasti gak salah lg si juragan adi

2024-11-20

1

Karin Nurjayanto

Karin Nurjayanto

rizal samsul nino,,, kalo kata mb pur dia menggunakan ilmu lama bisa jadi si nino,,, tapii apa ya mungkin??

2024-11-20

1

Dewi

Dewi

Ak curiga jurgan andi krn pnya ilmu yg langka atau bisa di bilng ilmu jmn dlu dan mgkn rizal di rsuki gtuan jdi rizal gk sdar ..

2024-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban pertama
2 Bab 2. Heboh
3 Bab 3. mencari dukun
4 Bab 4. Purnama berdarah
5 Bab 5. Kecemasan Zidan
6 Bab 6. Bukan malam purnama
7 Bab 7. Gunjingan
8 Bab 8. Gempar lagi
9 Bab 9. Maharani dan Nilam
10 Bab 10. Nino datang
11 Bab 11. Terlambat
12 Bab 12. Tuduhan
13 Bab 13. Korban ke4
14 Bab 14. pembagian tugas
15 Bab 15. iri hati
16 Bab 16. Mengerjai Risman
17 Bab 17. Memasukan dalam penjara
18 Bab 18. Kegagalan N&X
19 Bab 19. Semua tau
20 Bab 20. Purnama lagi
21 Bab 21. Kerumah Purnama
22 Bab 22. Patah tangan
23 Bab 23. Mengambil alih
24 Bab 24. Tugas masing²
25 Bab 25. Xiela bertemu
26 Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27 Bab 27. Terluka parah
28 Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29 Bab 29. Mendapatkan nya
30 Bab 30. Risman keluar
31 Bab 31. Dingin
32 Bab 32. ketahuan
33 Bab 33. Prasangka Arya
34 Bab 34. di datangi warga
35 Bab 35. Arya datang
36 Bab 36. Purnama turun tangan
37 Bab 37. mendatangi sekolahan
38 Bab 38. Purnama curiga
39 Bab 39.mengajak Arya
40 Bab 40. Menemukan senjata
41 Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42 Bab 42. Menemukan bukti lain
43 Bab 43. Arya ragu
44 Bab 44. Datang lagi
45 Bab 45. Ternyata memang dia
46 Bab 46. Di ikat warga
47 Bab 47. Di ikat semalaman
48 Bab 48. Ternyata
49 Bab 49. Ada arwah
50 Bab 50. Serangan mendadak
51 Bab 51. Melawan para srigala
52 Bab 52. Warga percaya
53 Bab 53. Wira
54 Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55 Bab 55. Kisah Rizal
56 Bab 56. Flasback part 2
57 Bab 57. Xiefa kehilangan
58 Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59 Bab 59. Percakapan cinta
60 Bab 60. Tantangan Arya
61 Bab 61. Percakapan Kakak adik
62 Bab 62. Ulah Nino
63 Bab 63. Membawa kerumah sakit
64 Bab 64. Tempur
65 Bab 65. Pergulatan
66 Bab 66. Sudah operasi
67 Bab 67. Amukan Cakra
68 Bab 68. Dalam kafan hitam
69 Bab 69. Mendapatkan air
70 Bab 70. Risman
71 Bab 71. Tidak pakai dalaman
72 Bab 72. Kekalahan
73 Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74 Bab 74. Siksaan Nino
75 Bab 75. Lembah kematian
76 Bab 76. Memasuki goa air
77 Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78 Bab 78. Siksaan demi siksaan
79 Bab 79. Zidan dan Cakra
80 Bab 80. Berhasil keluar
81 Bab 81. Curhatan
82 Bab 82. Bagas dan Xiela
83 Bab 83. Jadian
84 Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85 Bab 85. Nilam kabur
86 Bab 86. Penyiksaan lagi
87 Bab 87. Leha kena panah
88 Bab 88. Pacaran
89 Bab 89. Cakra di remehkan
90 Bab 90. Kencan
91 Bab 91. Kuburan Wira
92 Bab 92. Di hajar dewi kucing
93 Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94 Bab 94. Menertawakan Xiefa
95 Bab 95. Nasihat Arya
96 Bab 96. Terungkap
97 Bab 97. Di dekati ular
98 Bab 98. Sungai kematian
99 Bab 99. Tuduhan Jalak
100 Bab 100. Hasutan Halda
101 Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102 Bab 102. Aksara terpengaruh
103 Bab 103. Curhat dua besty
104 Bab 104. Mendatangi mereka
105 Bab 105. kejutan
106 Bab 106. Bantingan maut
107 Bab 107. Batu biru
108 Bab 108. Maharani mengamuk
109 Bab 109. Aksara datang
110 Bab 110. Nilam mengamuk
111 Bab 111. Semua mau protes
112 Bab 112. Di dukung penuh
113 Bab 113. Di hajar Nilam
114 Bab 114. Bagas malu
115 Bab 115. Muak cinta
116 Bab 116. Ahkir
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Korban pertama
2
Bab 2. Heboh
3
Bab 3. mencari dukun
4
Bab 4. Purnama berdarah
5
Bab 5. Kecemasan Zidan
6
Bab 6. Bukan malam purnama
7
Bab 7. Gunjingan
8
Bab 8. Gempar lagi
9
Bab 9. Maharani dan Nilam
10
Bab 10. Nino datang
11
Bab 11. Terlambat
12
Bab 12. Tuduhan
13
Bab 13. Korban ke4
14
Bab 14. pembagian tugas
15
Bab 15. iri hati
16
Bab 16. Mengerjai Risman
17
Bab 17. Memasukan dalam penjara
18
Bab 18. Kegagalan N&X
19
Bab 19. Semua tau
20
Bab 20. Purnama lagi
21
Bab 21. Kerumah Purnama
22
Bab 22. Patah tangan
23
Bab 23. Mengambil alih
24
Bab 24. Tugas masing²
25
Bab 25. Xiela bertemu
26
Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27
Bab 27. Terluka parah
28
Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29
Bab 29. Mendapatkan nya
30
Bab 30. Risman keluar
31
Bab 31. Dingin
32
Bab 32. ketahuan
33
Bab 33. Prasangka Arya
34
Bab 34. di datangi warga
35
Bab 35. Arya datang
36
Bab 36. Purnama turun tangan
37
Bab 37. mendatangi sekolahan
38
Bab 38. Purnama curiga
39
Bab 39.mengajak Arya
40
Bab 40. Menemukan senjata
41
Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42
Bab 42. Menemukan bukti lain
43
Bab 43. Arya ragu
44
Bab 44. Datang lagi
45
Bab 45. Ternyata memang dia
46
Bab 46. Di ikat warga
47
Bab 47. Di ikat semalaman
48
Bab 48. Ternyata
49
Bab 49. Ada arwah
50
Bab 50. Serangan mendadak
51
Bab 51. Melawan para srigala
52
Bab 52. Warga percaya
53
Bab 53. Wira
54
Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55
Bab 55. Kisah Rizal
56
Bab 56. Flasback part 2
57
Bab 57. Xiefa kehilangan
58
Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59
Bab 59. Percakapan cinta
60
Bab 60. Tantangan Arya
61
Bab 61. Percakapan Kakak adik
62
Bab 62. Ulah Nino
63
Bab 63. Membawa kerumah sakit
64
Bab 64. Tempur
65
Bab 65. Pergulatan
66
Bab 66. Sudah operasi
67
Bab 67. Amukan Cakra
68
Bab 68. Dalam kafan hitam
69
Bab 69. Mendapatkan air
70
Bab 70. Risman
71
Bab 71. Tidak pakai dalaman
72
Bab 72. Kekalahan
73
Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74
Bab 74. Siksaan Nino
75
Bab 75. Lembah kematian
76
Bab 76. Memasuki goa air
77
Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78
Bab 78. Siksaan demi siksaan
79
Bab 79. Zidan dan Cakra
80
Bab 80. Berhasil keluar
81
Bab 81. Curhatan
82
Bab 82. Bagas dan Xiela
83
Bab 83. Jadian
84
Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85
Bab 85. Nilam kabur
86
Bab 86. Penyiksaan lagi
87
Bab 87. Leha kena panah
88
Bab 88. Pacaran
89
Bab 89. Cakra di remehkan
90
Bab 90. Kencan
91
Bab 91. Kuburan Wira
92
Bab 92. Di hajar dewi kucing
93
Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94
Bab 94. Menertawakan Xiefa
95
Bab 95. Nasihat Arya
96
Bab 96. Terungkap
97
Bab 97. Di dekati ular
98
Bab 98. Sungai kematian
99
Bab 99. Tuduhan Jalak
100
Bab 100. Hasutan Halda
101
Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102
Bab 102. Aksara terpengaruh
103
Bab 103. Curhat dua besty
104
Bab 104. Mendatangi mereka
105
Bab 105. kejutan
106
Bab 106. Bantingan maut
107
Bab 107. Batu biru
108
Bab 108. Maharani mengamuk
109
Bab 109. Aksara datang
110
Bab 110. Nilam mengamuk
111
Bab 111. Semua mau protes
112
Bab 112. Di dukung penuh
113
Bab 113. Di hajar Nilam
114
Bab 114. Bagas malu
115
Bab 115. Muak cinta
116
Bab 116. Ahkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!