Bab 12. Tuduhan

Mus menatap Rizal yang baru datang setelah lama di tunggu di pos ronda, membuat yang lain kesal saja di buat nya. Rizal tadi di suruh mencari tuak untuk teman makan kacang goreng, malah lama sekali datang nya dan kacang pun sudah mau habis di makan, lalu sekarang dia datang dengan motor nya yang besar.

Selain keren dia ini juga lumayan tampan, namun entah kenapa tidak juga laku kawin. mungkin karena terlalu pemilih sehingga sampai umur segini pun tak kunjung punya pasangan, sekitar lima pemuda sedang duduk ngobrol karena pos ini memang khusus untuk yang bujangan. Saja dan yang ujung sana bagian untuk yang tua tua.

"Ini tuak nya, lama karena antri tadi." Rizal pun duduk di antara teman teman nya.

"Udah keburu habis kacang nya, Zal." Mus kesal pada teman nya.

"Ya mau gimana wong memang antri kok, malam ini ramai yang beli." Rizal membuka tutup botol.

"Kau juga beli bir ini." seru Angga melihat isi kantong.

"Buat yang tidak minum tuak, ya minum bir saja." jawab Rizal.

"Weeeh banyak uang nih kayak nya." guyon Bima.

"Kalau tidak punya pasangan pasti banyak uang lah, beda cerita saat punya pasangan." jawab Rizal.

"Di pikir pikir memang iya sih, lihat lah Novan yang sampai habis habisan sama Diana." celetuk Angga.

"Kasihan aku sama dia, mana harus mati muda juga! aku yakin dia meninggal karena depresi." Bima menceritakan teman nya.

Rizal hanya menarik nafas panjang karena dia juga kasihan pada teman mereka itu, sudah banyak di makan uang dia oleh sang kekasih, tapi masih di tinggal selingkuh oleh Diana. akhir cetita mereka malah sama sama meninggal, tentu saja para teman nya sangat kehilangan sosok Novan.

"Kau kenapa sih dari tadi kayak orang gelisah gitu?!" Angga heran pada Mus.

"Sebenar nya aku takut keluar dari rumah, takut setan itu muncul lagi." Mus teringat saat dia di jamban.

"Setan apa yang kau bicarakan?" Bima mengerut bingung.

"Malam itu aku pergi kejamban, lalu ada yang melempar batu saat aku sedang menikmati desakan yang mau keluar! lalu akhir nya dia pun datang padaku, ada yang bersayap dan ada yang tubuh nya penuh api." jelas Mus sangat ngeri.

Teman teman nya saling pandang karena merasa Mus hanya berkhayal saja, mungkin rasa nya mereka akan percaya bila yang di temui adalah kuntilanak, lah ini ada pakai sayap segala dan tubuh nya di kobari api. cerita Mus sangat tidak masuk akal sehingga mereka pun tak percaya, paling juga mimpi pikir mereka.

"Masa minum tuak saja kau sudah mabuk, Mus!" Angga memegang kening teman nya.

"Aku tidak bohong, sialan!" Mus menepis tangan Angga.

"Siapa yang akan percaya dengan cerita mu, Mus! kecuali anak kecil, mungkin akan percaya." Rizal juga tidak percaya.

"Demi allah aku tidak bohong, mereka berdua ada di hadapan ku kala itu!" Mus sampai ngotot.

Angga geleng geleng kepala dengan cetita nya Mus yang sangat tidak masuk akal, yang ada malah membuat geli ingin tertawa. sedangkan Mus yang merasa di remehkan kian kesal, dia berdoa dalam hati agar suatu saat para teman nya ini di datangi setan dua yang sudah mendatangi dia.

"Leher mu kenapa, Zal?" Angga malah memperhatikan leher nya Rizal.

"Kenapa?" Rizal meraba leher nya dengan bingung.

"Ini darah kan? kau terluka ya!" Angga mencolek leher Rizal.

Mus dan Bima juga ikut melihat leher Rizal yang sedang di periksa oleh Angga, mereka melihat darah sampai kebaju juga. tidak banyak karena kelihatan seperti darah yang terciprat, yanng di baju juga sudah mengering hanya tinggal di bagian leher saja.

"Aku enggak ada terluka kok!" jawab Rizal bingung.

"Tapi ini darah, Zal!" kekeh Angga mencium bau amis.

"Lah darah apa? aku juga tidak tau apa apa." Rizal santai saja.

"Kau! kau tadi lama bukan karena membunuh orang kan, Zal?!" Angga tersurut mundur.

Begitu juga hal nya dengan Mus dan Bima setelah mendengar ucapan Angga, Rizal yang di tuduh langsung tersentak kaget karena dia tidak menyangka teman nya akan bicara begitu.

"Kau ngomong apa, Ngga! nanti di dengar orang malah aku kena tuduh." sengit Rizal.

"Saat Sandi dan Rea di bunuh, kau pamit pergi kewc kan!" Mus mulai berpikir macam macam.

"Aku memang kekamar mandi, kenapa kalian malah menuduh ku begini?!" Rizal takut dan juga syok.

"Tunggu! kita tahlilan di rumah juragan kambing, kau juga terlambat dan besok nya Ridho mati begitu!" Angga tersentak kaget.

"Aku tidak begitu, ayo lah jangan tuduh aku begini." teriak Rizal ketakutan.

Tapi teman teman Rizal memang sudah ketakutan karena ada percikan darah di tubuh Rizal, belum lagi peristiwa yang terjadi itu juga bisa sama dengan kehadiran Rizal di sana. semakin curiga lah mereka, sedangkan yang di tuduh sangat ketakutan mendengar nya.

"Tolong percaya lah padaku, aku tidak mungkin begitu!" Rizal sampai mengejar teman teman nya.

"Semua bukti sudah cukup, Zal! darah itu pasti milik korban yang kau habisi, siapa yang kau bunuh kali ini?" Angga mengacuhkan kayu agar Rizal tidak mendekat.

"Aku tidak membunuh siapa pun!" teriak Rizal mulai putus asa dengan tuduhan ini.

"Kita lihat besok siapa yang jadi korban perbuatan mu! tidak ku sangka kau bisa begini." Mus juga kecewa dengan teman nya.

"Kau ku hormati sebenar nya karena lebih tua dari kami, ternyata kau malah rusak begini." Bima tak kalah kecewa nya.

"Tolong lah, tolong percaya padaku! aku juga tidak tau kenapa ada darah di baju dan leher ku." Rizal masih berusaha menjelaskan.

"Andai kau tau maka pasti sudah kau bersihkan, karena kau takut ketahuan oleh kami." geram Angga.

"Kenapa kau tega membunuh mereka?!" Bima bertanya tanpa sadar.

"Aku tidak membunuh mereka! harus berapa kali ku katakan bahwa aku tidak membunuh mereka, soal darah ini pun aku sungguh tidak tau asal nya dari mana!" Rizal sungguh tak habis pikir pada teman teman nya.

Terlebih mereka semua langsung pergi meninggalkan Rizal sendirian, Angga dan yang lain sangat syok. namun di hati nya masih berharap bahwa bukan Rizal yang sudah melakukan ini semua, semoga saja besok tidak ada korban sehingga mereka pun bisa percaya pada Rizal.

Tapi bila ada maka sudah yakin seratus persen bahwa Rizal memang pelaku pembunuhan yang sudah memakan tiga pasang nyawa di desa ini saja, belum di desa lain yang juga ada korban jatuh.

Terpopuler

Comments

Bivendra

Bivendra

mungkinkah dy pelakunya krn ingin kaya? krn iri jg peliharaannya jubah hitam jg serigala

2024-11-18

2

Ela Jutek

Ela Jutek

wah wah mencurigakan juga sih, tapi kalo bukan itu darah sapa coba

2024-11-18

2

Yach Yulianah

Yach Yulianah

sangat kebetulan sekali atau memang Rizal pelakunya 🤔🤔lanjut lanjuuuttttt

2024-11-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban pertama
2 Bab 2. Heboh
3 Bab 3. mencari dukun
4 Bab 4. Purnama berdarah
5 Bab 5. Kecemasan Zidan
6 Bab 6. Bukan malam purnama
7 Bab 7. Gunjingan
8 Bab 8. Gempar lagi
9 Bab 9. Maharani dan Nilam
10 Bab 10. Nino datang
11 Bab 11. Terlambat
12 Bab 12. Tuduhan
13 Bab 13. Korban ke4
14 Bab 14. pembagian tugas
15 Bab 15. iri hati
16 Bab 16. Mengerjai Risman
17 Bab 17. Memasukan dalam penjara
18 Bab 18. Kegagalan N&X
19 Bab 19. Semua tau
20 Bab 20. Purnama lagi
21 Bab 21. Kerumah Purnama
22 Bab 22. Patah tangan
23 Bab 23. Mengambil alih
24 Bab 24. Tugas masing²
25 Bab 25. Xiela bertemu
26 Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27 Bab 27. Terluka parah
28 Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29 Bab 29. Mendapatkan nya
30 Bab 30. Risman keluar
31 Bab 31. Dingin
32 Bab 32. ketahuan
33 Bab 33. Prasangka Arya
34 Bab 34. di datangi warga
35 Bab 35. Arya datang
36 Bab 36. Purnama turun tangan
37 Bab 37. mendatangi sekolahan
38 Bab 38. Purnama curiga
39 Bab 39.mengajak Arya
40 Bab 40. Menemukan senjata
41 Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42 Bab 42. Menemukan bukti lain
43 Bab 43. Arya ragu
44 Bab 44. Datang lagi
45 Bab 45. Ternyata memang dia
46 Bab 46. Di ikat warga
47 Bab 47. Di ikat semalaman
48 Bab 48. Ternyata
49 Bab 49. Ada arwah
50 Bab 50. Serangan mendadak
51 Bab 51. Melawan para srigala
52 Bab 52. Warga percaya
53 Bab 53. Wira
54 Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55 Bab 55. Kisah Rizal
56 Bab 56. Flasback part 2
57 Bab 57. Xiefa kehilangan
58 Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59 Bab 59. Percakapan cinta
60 Bab 60. Tantangan Arya
61 Bab 61. Percakapan Kakak adik
62 Bab 62. Ulah Nino
63 Bab 63. Membawa kerumah sakit
64 Bab 64. Tempur
65 Bab 65. Pergulatan
66 Bab 66. Sudah operasi
67 Bab 67. Amukan Cakra
68 Bab 68. Dalam kafan hitam
69 Bab 69. Mendapatkan air
70 Bab 70. Risman
71 Bab 71. Tidak pakai dalaman
72 Bab 72. Kekalahan
73 Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74 Bab 74. Siksaan Nino
75 Bab 75. Lembah kematian
76 Bab 76. Memasuki goa air
77 Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78 Bab 78. Siksaan demi siksaan
79 Bab 79. Zidan dan Cakra
80 Bab 80. Berhasil keluar
81 Bab 81. Curhatan
82 Bab 82. Bagas dan Xiela
83 Bab 83. Jadian
84 Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85 Bab 85. Nilam kabur
86 Bab 86. Penyiksaan lagi
87 Bab 87. Leha kena panah
88 Bab 88. Pacaran
89 Bab 89. Cakra di remehkan
90 Bab 90. Kencan
91 Bab 91. Kuburan Wira
92 Bab 92. Di hajar dewi kucing
93 Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94 Bab 94. Menertawakan Xiefa
95 Bab 95. Nasihat Arya
96 Bab 96. Terungkap
97 Bab 97. Di dekati ular
98 Bab 98. Sungai kematian
99 Bab 99. Tuduhan Jalak
100 Bab 100. Hasutan Halda
101 Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102 Bab 102. Aksara terpengaruh
103 Bab 103. Curhat dua besty
104 Bab 104. Mendatangi mereka
105 Bab 105. kejutan
106 Bab 106. Bantingan maut
107 Bab 107. Batu biru
108 Bab 108. Maharani mengamuk
109 Bab 109. Aksara datang
110 Bab 110. Nilam mengamuk
111 Bab 111. Semua mau protes
112 Bab 112. Di dukung penuh
113 Bab 113. Di hajar Nilam
114 Bab 114. Bagas malu
115 Bab 115. Muak cinta
116 Bab 116. Ahkir
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Korban pertama
2
Bab 2. Heboh
3
Bab 3. mencari dukun
4
Bab 4. Purnama berdarah
5
Bab 5. Kecemasan Zidan
6
Bab 6. Bukan malam purnama
7
Bab 7. Gunjingan
8
Bab 8. Gempar lagi
9
Bab 9. Maharani dan Nilam
10
Bab 10. Nino datang
11
Bab 11. Terlambat
12
Bab 12. Tuduhan
13
Bab 13. Korban ke4
14
Bab 14. pembagian tugas
15
Bab 15. iri hati
16
Bab 16. Mengerjai Risman
17
Bab 17. Memasukan dalam penjara
18
Bab 18. Kegagalan N&X
19
Bab 19. Semua tau
20
Bab 20. Purnama lagi
21
Bab 21. Kerumah Purnama
22
Bab 22. Patah tangan
23
Bab 23. Mengambil alih
24
Bab 24. Tugas masing²
25
Bab 25. Xiela bertemu
26
Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27
Bab 27. Terluka parah
28
Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29
Bab 29. Mendapatkan nya
30
Bab 30. Risman keluar
31
Bab 31. Dingin
32
Bab 32. ketahuan
33
Bab 33. Prasangka Arya
34
Bab 34. di datangi warga
35
Bab 35. Arya datang
36
Bab 36. Purnama turun tangan
37
Bab 37. mendatangi sekolahan
38
Bab 38. Purnama curiga
39
Bab 39.mengajak Arya
40
Bab 40. Menemukan senjata
41
Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42
Bab 42. Menemukan bukti lain
43
Bab 43. Arya ragu
44
Bab 44. Datang lagi
45
Bab 45. Ternyata memang dia
46
Bab 46. Di ikat warga
47
Bab 47. Di ikat semalaman
48
Bab 48. Ternyata
49
Bab 49. Ada arwah
50
Bab 50. Serangan mendadak
51
Bab 51. Melawan para srigala
52
Bab 52. Warga percaya
53
Bab 53. Wira
54
Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55
Bab 55. Kisah Rizal
56
Bab 56. Flasback part 2
57
Bab 57. Xiefa kehilangan
58
Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59
Bab 59. Percakapan cinta
60
Bab 60. Tantangan Arya
61
Bab 61. Percakapan Kakak adik
62
Bab 62. Ulah Nino
63
Bab 63. Membawa kerumah sakit
64
Bab 64. Tempur
65
Bab 65. Pergulatan
66
Bab 66. Sudah operasi
67
Bab 67. Amukan Cakra
68
Bab 68. Dalam kafan hitam
69
Bab 69. Mendapatkan air
70
Bab 70. Risman
71
Bab 71. Tidak pakai dalaman
72
Bab 72. Kekalahan
73
Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74
Bab 74. Siksaan Nino
75
Bab 75. Lembah kematian
76
Bab 76. Memasuki goa air
77
Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78
Bab 78. Siksaan demi siksaan
79
Bab 79. Zidan dan Cakra
80
Bab 80. Berhasil keluar
81
Bab 81. Curhatan
82
Bab 82. Bagas dan Xiela
83
Bab 83. Jadian
84
Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85
Bab 85. Nilam kabur
86
Bab 86. Penyiksaan lagi
87
Bab 87. Leha kena panah
88
Bab 88. Pacaran
89
Bab 89. Cakra di remehkan
90
Bab 90. Kencan
91
Bab 91. Kuburan Wira
92
Bab 92. Di hajar dewi kucing
93
Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94
Bab 94. Menertawakan Xiefa
95
Bab 95. Nasihat Arya
96
Bab 96. Terungkap
97
Bab 97. Di dekati ular
98
Bab 98. Sungai kematian
99
Bab 99. Tuduhan Jalak
100
Bab 100. Hasutan Halda
101
Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102
Bab 102. Aksara terpengaruh
103
Bab 103. Curhat dua besty
104
Bab 104. Mendatangi mereka
105
Bab 105. kejutan
106
Bab 106. Bantingan maut
107
Bab 107. Batu biru
108
Bab 108. Maharani mengamuk
109
Bab 109. Aksara datang
110
Bab 110. Nilam mengamuk
111
Bab 111. Semua mau protes
112
Bab 112. Di dukung penuh
113
Bab 113. Di hajar Nilam
114
Bab 114. Bagas malu
115
Bab 115. Muak cinta
116
Bab 116. Ahkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!