Bab 8. Gempar lagi

Kegemparan kembali terjadi di rumah nya juragan kambing ketika pekerja nya menemukan apa yang ada di sana, sepasang anak manusia kembali jadi korban atas perbuatan sadis dari pembunuh yang belum bisa di ketahui identitas nya. bentuk meninggal nya juga sama seperti Sandi dan Doni, banyak yang menduga bahwa mereka sedang berhubungan intim.

Sebab keadaan mereka sedang dalam keadaan terbuka walau tidak semua nya, kepala pun sama sama lepas dari raga. semua nya orang langsung mengatakan bahwa pembunuh nya tetap orang yang sama, karena ciri ciri meninggal nya juga sama persis. polisi kian merasa terdesak oleh ucapan warga, karena korban yang meninggal semakin banyak.

Tiap korban yang meninggal selalu berpasang pasangan, seolah pembunuh tidak suka bila ada yang bahagia dengan pasangan nya. banyak menyimpulkan begitu, namun ada juga yang bilang bahwa pembunuh tidak suka ada yang berbuat kotor di kampung ini. apa lagi keadaan Indah dan Ridho bisa di bilang kotor, pakaian mereka terbuka.

"Sandi dan Rea bukan pasangan kotor, mereka sudah menikah!" Pak Lurah tidak setuju.

"Nah kalau di pikir kesana memang benar itu, mereka kan di bunuh saat malam pertama." timpal Pak Risman.

"Pembunuh pasti tau kita sudah menandai nya yang bergerak di malam purnama, tapi karena takut ketahuan maka nya malam tadi pun dia juga membunuh!" Lubis berkata penuh semangat.

"Inti nya di kampung kita pasti ada pembunuh, ini lah yang di sebit dengan pembunuh berantai." Usman juga ikut membuka suara.

"Bisa jadi salah satu keluarga nya dengar saat kita sedang menggunjing pembunuh, maka nya dia merubah siasat!" Pak Risman kian semangat saja.

"Aku yakin seratus persen bahwa ini memang ulah manusia yang berurusan dengan setan, pasti nya dia mau menuntut ilmu." Pak Lurah berkata tegas.

"Siapa di kampung kita yang selalu punya urusan dengan hal ghaib, bukan kah itu bisa di bilang dukun?" Usman penasaran dengan perbincangan yang kian hot.

Pak Lurah ingat dengan kata kata dukun Marto bahwa ini memang ulah manusia yang punya urusan dengan setan, orang itu adalah Purnama dan juga Arya. apa lagi dia mendengar kabar bahwa dulu nya Purnama pernah mendapat gosip bahwa dia adalah setan yang gentayangan di malam jumat, bahkan yang membunuh Bu Winar Ibu nya Nae adalah Purnama juga.

Kabar itu beredar dari mulut nya Nae langsung, sebab saat itu Nae tidak bisa menerima keberadaan Purnama dan Arya yang lahir sebagai siluman ular. maka nya dia dengan tega bilang pada semua orang, bahwa anak nya bukan manusia baik seperti yang lain.

"Mungkin saja ini di bunuh saat kita sedang membaca tahlil." tebak Usman menerka nerka.

"Bisa jadi, kan kita pakai salon sehingga tidak akan dengar suara teriak." angguk Risman setuju.

"Pembunuh nya ini punya ilmu, walau kita di dekat nya pun kita tidak bisa dengar." kesal Pak Lurah yang sudah merasakan.

"Susah kalau sudah ada urusan sama setan, sebab orang punya ilmu kan bahaya." Lubis menggaruk kepala nya..

"Menurut ku kita harus cari dukun yang bisa melihat, ini lawan nya harus dukun." Usman sangat semangat.

"Dukun yang mantap cuma Mbah Marto, apa sebaik nya kita datangi saja?" tawar Pak Lurah pada warga nya.

"Aku sih setuju saja, mari kita kesana." angguk Risman.

Maka mereka pun segera pergi kerumah nya Mbah Marto ketika siap acara mengubur jenazah nya Indah dan Ridho, Pak Lurah sudah yakin bahwa pelaku nya adalah Purnama atau adik nya. sebab mereka memang orang yang paling pantas untuk di curigai.

Selama ini Purnama dan Arya banyak menolong orang yang punya urusan dengan hal ghaib, tidak mustahil bahwa mereka juga bisa menyakiti orang, manusia tidak ada yang tahu jalan pikirkan nya. jangan kan manusia, langit pun bisa berubah bila sudah waktu nya tiba, begitu jug dengan Purnama serta Arya.

"Mereka bukan orang biasa, aku pasti tidak akan mampu menghadapi nya." jelas Mbah Marto ketika mereka semua datang.

"Aku hanya ingin sampean memastikan, apa benar itu ulah Purnama." tegas Pak Lurah.

"Bila itu memang dia, kalian mau apa?" Mbah Marto menatap Pak Lurah.

Terdiam seribu bahasa karena mereka juga tidak tau tindakan selanjut nya bila ini memang ulah Purnama, tidak akan mampu orang orang sini bertindak. mau di usir juga mereka tidak punya bukti nyata, tidak akan bisa langsung bertindak begitu.

"Bila itu dia, maka aku akan mencari dukun kuat agar bisa mengalahkan Purnama." tekad Pak Lurah yang menggebu.

"Mau kemana kalian cari dukun kuat, yang ada nanti malah tertipu karena dukun bukan hal yang mudah untuk di cari." Mbah Marto menatap Pak Lurah dalam.

"Lalu kami harus bagai mana, Mbah? kan tidak mungkin bila kami diam saja saat pembunuh ada di desa ini." Risman membuka suara.

"Pak Risman benar, Mbah! yang ada nanti warga desa akan habis di bantai bila dia di biarkan." Usman juga setuju.

Mbah Marto memejam kan mata nya dan mulut komat kamit membaca mantra nya, dia ingin melihat dari air yang ada dalam baskom besar di hadapan nya ini. yang lain diam saja menunggu apa yang akan di lakukan oleh sang dukun, berharap dia bisa melihat siapa pembunuh nya.

"Semoga saja bisa di lihat, bila memang dia pelaku nya maka aku akan keliling desa lain untuk mencari dukun." tekad Pak Lurah.

"Tapi dia menolong orang dari desa mana mana, Pak." sela Usman.

"Itu paling cuma untuk pencitraan saja, apa lagi suami nya yang sok suci." Pak Risman memang seakan sangat benci.

Duaaaar.

Saat mereka sedang bercakap cakap menjelakan Purnama, mendadak saja air dalam baksom itu meledak hingga membuat dukun Marto terpental kebelakang dengan suara teriakan yang sangat keras sekali, mata nya terasa sangat sakit.

"Aaaaggkkhh!"

"Tolongin dia, Man!" pekik Pak Lurah panik melihat dukun nya.

"Astaga, kok sampai berdarah mata nya!" kaget Usman.

"Mata ku sakit sekali, ambil kan aku air dati gentong itu!" pinta Mbah Marto.

Lubis cepat mengambil satu gayung dan Mbah Marto cepat mengambil untuk cuci muka, dia megap megap menahan rasa sakit pada kedua mata nya. kepala juga berdenyut kencang seakan di tusuk benda tajam, sesakit ini balasan dari mahluk itu.

"Aku tidak bisa melihat wajah nya, dia memakai jubah hitam." Mbah Marto terengah engah.

"Purnama suka pakaian hitam!" seru Risman.

Pak Lurah tidak bisa juga percaya begitu saja karena masalah baju yang di pakai, lagi pula kata Mbah Marto wajah nya belum bisa di lihat jelas.

Othor hari ini gak bisa up banyak, ada keperluan dulu di dunia nyata.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

Pak lurah ini harusnya yg menenangkan warga,, koq malah jadi kompor sih,, biasanya kan itu tugasnya Bu lurah 🤭. Tunggu saja kedatangannya mbak Rani pak lurah kalo dirimu terus menerus memfitnah mbak Pur dan mas Arya

2024-11-15

1

Andini marlang

Andini marlang

wes to ...sing senengane nuduh fitnah ya itu lelakone ...waduh pancen , , laki2 ga KLH sama emak2 tukang gosssiiippp/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/......koyo salles2 Yen ngumpul biang gosip Insentif /Chuckle/

2024-11-15

1

FiaNasa

FiaNasa

kasihan purnama & Arya klau sampai semua warga terhasut,,tunggu ya pak lurah kalau sampai purnama tau kau yg jadi kompor fitnah,,maka siap² untuk menerima bantingannya purnama,,syukur² kau dibekukan oleh arya

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban pertama
2 Bab 2. Heboh
3 Bab 3. mencari dukun
4 Bab 4. Purnama berdarah
5 Bab 5. Kecemasan Zidan
6 Bab 6. Bukan malam purnama
7 Bab 7. Gunjingan
8 Bab 8. Gempar lagi
9 Bab 9. Maharani dan Nilam
10 Bab 10. Nino datang
11 Bab 11. Terlambat
12 Bab 12. Tuduhan
13 Bab 13. Korban ke4
14 Bab 14. pembagian tugas
15 Bab 15. iri hati
16 Bab 16. Mengerjai Risman
17 Bab 17. Memasukan dalam penjara
18 Bab 18. Kegagalan N&X
19 Bab 19. Semua tau
20 Bab 20. Purnama lagi
21 Bab 21. Kerumah Purnama
22 Bab 22. Patah tangan
23 Bab 23. Mengambil alih
24 Bab 24. Tugas masing²
25 Bab 25. Xiela bertemu
26 Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27 Bab 27. Terluka parah
28 Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29 Bab 29. Mendapatkan nya
30 Bab 30. Risman keluar
31 Bab 31. Dingin
32 Bab 32. ketahuan
33 Bab 33. Prasangka Arya
34 Bab 34. di datangi warga
35 Bab 35. Arya datang
36 Bab 36. Purnama turun tangan
37 Bab 37. mendatangi sekolahan
38 Bab 38. Purnama curiga
39 Bab 39.mengajak Arya
40 Bab 40. Menemukan senjata
41 Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42 Bab 42. Menemukan bukti lain
43 Bab 43. Arya ragu
44 Bab 44. Datang lagi
45 Bab 45. Ternyata memang dia
46 Bab 46. Di ikat warga
47 Bab 47. Di ikat semalaman
48 Bab 48. Ternyata
49 Bab 49. Ada arwah
50 Bab 50. Serangan mendadak
51 Bab 51. Melawan para srigala
52 Bab 52. Warga percaya
53 Bab 53. Wira
54 Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55 Bab 55. Kisah Rizal
56 Bab 56. Flasback part 2
57 Bab 57. Xiefa kehilangan
58 Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59 Bab 59. Percakapan cinta
60 Bab 60. Tantangan Arya
61 Bab 61. Percakapan Kakak adik
62 Bab 62. Ulah Nino
63 Bab 63. Membawa kerumah sakit
64 Bab 64. Tempur
65 Bab 65. Pergulatan
66 Bab 66. Sudah operasi
67 Bab 67. Amukan Cakra
68 Bab 68. Dalam kafan hitam
69 Bab 69. Mendapatkan air
70 Bab 70. Risman
71 Bab 71. Tidak pakai dalaman
72 Bab 72. Kekalahan
73 Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74 Bab 74. Siksaan Nino
75 Bab 75. Lembah kematian
76 Bab 76. Memasuki goa air
77 Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78 Bab 78. Siksaan demi siksaan
79 Bab 79. Zidan dan Cakra
80 Bab 80. Berhasil keluar
81 Bab 81. Curhatan
82 Bab 82. Bagas dan Xiela
83 Bab 83. Jadian
84 Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85 Bab 85. Nilam kabur
86 Bab 86. Penyiksaan lagi
87 Bab 87. Leha kena panah
88 Bab 88. Pacaran
89 Bab 89. Cakra di remehkan
90 Bab 90. Kencan
91 Bab 91. Kuburan Wira
92 Bab 92. Di hajar dewi kucing
93 Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94 Bab 94. Menertawakan Xiefa
95 Bab 95. Nasihat Arya
96 Bab 96. Terungkap
97 Bab 97. Di dekati ular
98 Bab 98. Sungai kematian
99 Bab 99. Tuduhan Jalak
100 Bab 100. Hasutan Halda
101 Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102 Bab 102. Aksara terpengaruh
103 Bab 103. Curhat dua besty
104 Bab 104. Mendatangi mereka
105 Bab 105. kejutan
106 Bab 106. Bantingan maut
107 Bab 107. Batu biru
108 Bab 108. Maharani mengamuk
109 Bab 109. Aksara datang
110 Bab 110. Nilam mengamuk
111 Bab 111. Semua mau protes
112 Bab 112. Di dukung penuh
113 Bab 113. Di hajar Nilam
114 Bab 114. Bagas malu
115 Bab 115. Muak cinta
116 Bab 116. Ahkir
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Korban pertama
2
Bab 2. Heboh
3
Bab 3. mencari dukun
4
Bab 4. Purnama berdarah
5
Bab 5. Kecemasan Zidan
6
Bab 6. Bukan malam purnama
7
Bab 7. Gunjingan
8
Bab 8. Gempar lagi
9
Bab 9. Maharani dan Nilam
10
Bab 10. Nino datang
11
Bab 11. Terlambat
12
Bab 12. Tuduhan
13
Bab 13. Korban ke4
14
Bab 14. pembagian tugas
15
Bab 15. iri hati
16
Bab 16. Mengerjai Risman
17
Bab 17. Memasukan dalam penjara
18
Bab 18. Kegagalan N&X
19
Bab 19. Semua tau
20
Bab 20. Purnama lagi
21
Bab 21. Kerumah Purnama
22
Bab 22. Patah tangan
23
Bab 23. Mengambil alih
24
Bab 24. Tugas masing²
25
Bab 25. Xiela bertemu
26
Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27
Bab 27. Terluka parah
28
Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29
Bab 29. Mendapatkan nya
30
Bab 30. Risman keluar
31
Bab 31. Dingin
32
Bab 32. ketahuan
33
Bab 33. Prasangka Arya
34
Bab 34. di datangi warga
35
Bab 35. Arya datang
36
Bab 36. Purnama turun tangan
37
Bab 37. mendatangi sekolahan
38
Bab 38. Purnama curiga
39
Bab 39.mengajak Arya
40
Bab 40. Menemukan senjata
41
Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42
Bab 42. Menemukan bukti lain
43
Bab 43. Arya ragu
44
Bab 44. Datang lagi
45
Bab 45. Ternyata memang dia
46
Bab 46. Di ikat warga
47
Bab 47. Di ikat semalaman
48
Bab 48. Ternyata
49
Bab 49. Ada arwah
50
Bab 50. Serangan mendadak
51
Bab 51. Melawan para srigala
52
Bab 52. Warga percaya
53
Bab 53. Wira
54
Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55
Bab 55. Kisah Rizal
56
Bab 56. Flasback part 2
57
Bab 57. Xiefa kehilangan
58
Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59
Bab 59. Percakapan cinta
60
Bab 60. Tantangan Arya
61
Bab 61. Percakapan Kakak adik
62
Bab 62. Ulah Nino
63
Bab 63. Membawa kerumah sakit
64
Bab 64. Tempur
65
Bab 65. Pergulatan
66
Bab 66. Sudah operasi
67
Bab 67. Amukan Cakra
68
Bab 68. Dalam kafan hitam
69
Bab 69. Mendapatkan air
70
Bab 70. Risman
71
Bab 71. Tidak pakai dalaman
72
Bab 72. Kekalahan
73
Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74
Bab 74. Siksaan Nino
75
Bab 75. Lembah kematian
76
Bab 76. Memasuki goa air
77
Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78
Bab 78. Siksaan demi siksaan
79
Bab 79. Zidan dan Cakra
80
Bab 80. Berhasil keluar
81
Bab 81. Curhatan
82
Bab 82. Bagas dan Xiela
83
Bab 83. Jadian
84
Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85
Bab 85. Nilam kabur
86
Bab 86. Penyiksaan lagi
87
Bab 87. Leha kena panah
88
Bab 88. Pacaran
89
Bab 89. Cakra di remehkan
90
Bab 90. Kencan
91
Bab 91. Kuburan Wira
92
Bab 92. Di hajar dewi kucing
93
Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94
Bab 94. Menertawakan Xiefa
95
Bab 95. Nasihat Arya
96
Bab 96. Terungkap
97
Bab 97. Di dekati ular
98
Bab 98. Sungai kematian
99
Bab 99. Tuduhan Jalak
100
Bab 100. Hasutan Halda
101
Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102
Bab 102. Aksara terpengaruh
103
Bab 103. Curhat dua besty
104
Bab 104. Mendatangi mereka
105
Bab 105. kejutan
106
Bab 106. Bantingan maut
107
Bab 107. Batu biru
108
Bab 108. Maharani mengamuk
109
Bab 109. Aksara datang
110
Bab 110. Nilam mengamuk
111
Bab 111. Semua mau protes
112
Bab 112. Di dukung penuh
113
Bab 113. Di hajar Nilam
114
Bab 114. Bagas malu
115
Bab 115. Muak cinta
116
Bab 116. Ahkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!