Bab 7. Gunjingan

Zidan selesai memimpin doa di rumah Juragan kambing karena dia memang di mintai tolong untuk memimpin nya, sebab dia juga punya gelar ustad karena sering jadi imam masjid dan Ayah nya Zidan seorang ulama besar sehingga punya beberapa yayasan yang sekarang sudah di wariskan pada putra nya masing masing, hanya Zidan yang menolak karena dia merasa tidak mampu.

Di panggil ustad saja sebenar nya dia tidak mau, Zidan ingin jadi orang biasa yang tidak punya embel embel apa pun. karena dengan begitu mau bergerak jadi leluasa, terutama untuk istri nya yang kadang kala masih bersikap sembrono bila dengan orang lain.

Orang orang akan menghujat Purnama dengan gelar ustad yang Zidan miliki, sudah banyak ucapan begitu dari orang orang. cuma Purnama dan Zidan memang cuek saja karena merasa itu hanya untuk orang yang iri dengan hidup mereka, sebaik apa pun kita memiliki sifat, bila berhadapan dengan orang iri maka akan selalu salah.

Begitu juga hal nya dengan Purnama, wanita yang punya banyak urusan dengan hal ghaib, dia tidak bisa basa basi dengan orang yang tidak suka pada nya. kerap pula Purnama keluar tidak pakai hijab, untuk saat ini dia memang belum konsisten untuk berhijab bila keluar dari rumah, hal itu lah yang membuat Zidan enggan di panggil ustad.

"Terima kasih sudah datang untuk memimpin doa ya, Mas Zidan." juragan kambing menyalami Zidan dengan amplop.

"Tidak perlu begini, Pak! saya datang karena sebagai tetangga, jadi saya tidak minta bayaran." tolak Zidan halus, memasukan amplop itu kedalam saku juragan kambing.

"Terima kasih banyak, semoga allah membalas kebaikan sampean." juragan kambing berterima kasih.

"Sama sama, sampean yang ihklas ya semoga almarhum Doni di terima di sisi allah." Zidan berkata tulus.

"Amiiin, Ya allah!" harap juragan kambing meneteskan air mata lagi.

"Banyak berdoa untuk Doni, insya allah nanti lepas rasa sedih nya." ujar Zidan yang memang baik.

Setelah itu dia pun berpamitan untuk pulang karena acara juga sudah selesai, dia tidak suka banyak ngobrol dengan Bapak Bapak lain karena mereka suka julid pada istri nya. apa lagi Pak Lurah yang baru ini, seolah sangat tertarik sekali dengan kehidupan Purnama, jadi Zidan hanya menggerutu terus di buat nya.

"Dia alim sekali begitu loh, salah besar dulu Habib jodohin dia sama Purnama." celetuk Pak Risman.

"Salah nya di mana?" Nino menatap Pak Risman tidak suka.

"Aku tau kau dekat dengan Laras dari dulu, tapi ya jangan buta lah sampai tidak bisa melihat keburukan nya Purnama." Pak Risma berkata sambil mengunyah risol.

"Kalau aku buta maka tak akan aku bisa melihat bahwa Purnama wanita baik, setiap jumat membuat sedekah makanan gratis untuk orang yang tidak mampu! memang nya sampean pernah sedekat begitu?" serang Nino telak.

Risman terdiam karena dia memang tidak pernah sedekah begitu, jangan kan membuat makanan gratis seperti Purnama sampai seratus kotak yang di bagikan. memberi uang lima ribu saja dia sangat pelit, cuma mulut nya saja yang suka julid karena iri melihat hidup Purnama dan Zidan yang membaik.

"Dia uang tidak perlu susah payah mencari, kau tidak tau atau pura pura tidak tau kalau Purnama itu bukan manusia biasa?!" bahkan Pak Lubis juga ikut menyerang Nino.

"Lah kan dia punya kebun sawit serta Zidan juga punya banyak kost kostan yang setiap tahun nya dapat uang." Nino tetap membela Purnama.

"Yakin kau bisa membuat hidup mereka berduit begitu, Arya juga sangat enak hidup nya walau cuma buka usaha laundry!" Pak Lubis menyerang Arya juga.

"Sudah lah, Bapak Bapak! kita tidak tau hidup nya orang, tidak perlu sampai harus mengurus mencapai akar nya!" sergah Mbah Karnomo.

"Saya bilang ini fakta loh, Mbah! cuma Nino saja yang tetap membela Purnama." Risman kembali membuka suara karena memang dia sangat kesal.

Nino yang merasa orang orang ini hanya ingin mencari belang nya Zidan dan Purnama saja, maka dia segera berpamitan pada juragan kambing untuk pulang. nanti yang ada malah dia semakin emosi saja, biar lah mereka bicara sesuka hati asal kan tidak dengar sampai telinga.

"Gila ya si Nino itu, karena dia dulu naksir Sarah sampai sekarang tetap jomblo." Lubis malah mengatai Nino.

"Maka nya dia sangat membela keluarga Laras, apa sih hebat nya keluarga wanita yang suami nya selalu tidak benar itu!" Risman memang kesal juga.

"Sudah lah, kita tidak usah sibuk mengatai orang yang sudah meninggal." sergah Mbah Karnomo lagi.

Mereka pun terdiam walau dalam hati masih saja menggerutu karena sangat kesal pada Nino, awas saja bila besok dia masih membela Purnama lagi, maka Risman dan Lubis akan mengambil tindakan pada pria yang kalem tersebut. padahal Nino tidak banyak tingkah, hidup sendiri dan yang penting juga tidak mengusik mereka.

...****************...

Purnama menyambut suami nya yang baru pulang baca tahlil, biasa nya di kampung ini setiap ada acara maka akan di bawakan pulang nasi yang di taruh dalam takir plastik. lengkap dengan lauk pauk juga, Zahra paling senang bila Papa nya pulang dari baca doa dan dia yang akan memakan nasi nya.

"Hmmmm enak sekali." Zahra memakan nya lahap.

"Padahal Mama juga masak ayam loh." Purnama menatap anak nya yang sedang makan.

"Beda rasa nya kalau dapat gini, Sayang." Zidan juga melihat putri nya yang sedang makan.

"Papa sering aja pergi acara, biar dapat banyak nasi." ujar Zahra dengan polos nya.

Padahal setiap jumat Purnama juga membuat kan nasi kotak untuk orang orang, tapi Zahra tetap tidak mau karena bukan pemberian dari orang lain. nama nya anak kecil pasti selalu ada saja gebrakan nya, mau seenak apa pun masakan rumah maka selalu kepengen makanan yang dari luar pemberian orang lain.

"Apa ada yang mengatai adik ku?" Maharani datang dengan raut wajah tidak sabar.

"Tidak ada." Zidan menggeleng sambil tersenyum.

"Kau jangan bohong! baca pikiran dia, Pur." suruh Maharani.

"Tidak ada memang, mana berani orang mau mengatai aku." Purnama menjawab sambil tersenyum juga.

Maharani pun lega karena tidak ada yang menuduh adik nya tentang kematian dua pasang anak manusia itu, mungkin saja orang orang hanya berani bicara di belakang.

Maharani tidak tau bahwa sebenar nya Purnama berbohong, dia memang sudah membaca pikiran suami nya. banyak orang yang berbisik tentang diri nya, namun biar lah bungkam saja karena ini masih belum kelewatan.

Terpopuler

Comments

kuaci

kuaci

sarah tu yg keponakan si bu laras bkn ya thor yg meninggal krn di santet adiknya bu laras???

2024-11-14

1

Ela Jutek

Ela Jutek

bantai Ran, ngatain Pur ma Arya tu

2024-11-14

1

Al Fatih

Al Fatih

bapak2 niii,, lama2 bikin grup ghibah nasional utk nyaingin ibu2 .
Kalo kata orang2 tua dulu itu jangan mengganggu harimau yg sedang tidur,, lha ini malah mengganggu ratu ular yg sedang istirahat 😅.

2024-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Korban pertama
2 Bab 2. Heboh
3 Bab 3. mencari dukun
4 Bab 4. Purnama berdarah
5 Bab 5. Kecemasan Zidan
6 Bab 6. Bukan malam purnama
7 Bab 7. Gunjingan
8 Bab 8. Gempar lagi
9 Bab 9. Maharani dan Nilam
10 Bab 10. Nino datang
11 Bab 11. Terlambat
12 Bab 12. Tuduhan
13 Bab 13. Korban ke4
14 Bab 14. pembagian tugas
15 Bab 15. iri hati
16 Bab 16. Mengerjai Risman
17 Bab 17. Memasukan dalam penjara
18 Bab 18. Kegagalan N&X
19 Bab 19. Semua tau
20 Bab 20. Purnama lagi
21 Bab 21. Kerumah Purnama
22 Bab 22. Patah tangan
23 Bab 23. Mengambil alih
24 Bab 24. Tugas masing²
25 Bab 25. Xiela bertemu
26 Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27 Bab 27. Terluka parah
28 Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29 Bab 29. Mendapatkan nya
30 Bab 30. Risman keluar
31 Bab 31. Dingin
32 Bab 32. ketahuan
33 Bab 33. Prasangka Arya
34 Bab 34. di datangi warga
35 Bab 35. Arya datang
36 Bab 36. Purnama turun tangan
37 Bab 37. mendatangi sekolahan
38 Bab 38. Purnama curiga
39 Bab 39.mengajak Arya
40 Bab 40. Menemukan senjata
41 Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42 Bab 42. Menemukan bukti lain
43 Bab 43. Arya ragu
44 Bab 44. Datang lagi
45 Bab 45. Ternyata memang dia
46 Bab 46. Di ikat warga
47 Bab 47. Di ikat semalaman
48 Bab 48. Ternyata
49 Bab 49. Ada arwah
50 Bab 50. Serangan mendadak
51 Bab 51. Melawan para srigala
52 Bab 52. Warga percaya
53 Bab 53. Wira
54 Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55 Bab 55. Kisah Rizal
56 Bab 56. Flasback part 2
57 Bab 57. Xiefa kehilangan
58 Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59 Bab 59. Percakapan cinta
60 Bab 60. Tantangan Arya
61 Bab 61. Percakapan Kakak adik
62 Bab 62. Ulah Nino
63 Bab 63. Membawa kerumah sakit
64 Bab 64. Tempur
65 Bab 65. Pergulatan
66 Bab 66. Sudah operasi
67 Bab 67. Amukan Cakra
68 Bab 68. Dalam kafan hitam
69 Bab 69. Mendapatkan air
70 Bab 70. Risman
71 Bab 71. Tidak pakai dalaman
72 Bab 72. Kekalahan
73 Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74 Bab 74. Siksaan Nino
75 Bab 75. Lembah kematian
76 Bab 76. Memasuki goa air
77 Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78 Bab 78. Siksaan demi siksaan
79 Bab 79. Zidan dan Cakra
80 Bab 80. Berhasil keluar
81 Bab 81. Curhatan
82 Bab 82. Bagas dan Xiela
83 Bab 83. Jadian
84 Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85 Bab 85. Nilam kabur
86 Bab 86. Penyiksaan lagi
87 Bab 87. Leha kena panah
88 Bab 88. Pacaran
89 Bab 89. Cakra di remehkan
90 Bab 90. Kencan
91 Bab 91. Kuburan Wira
92 Bab 92. Di hajar dewi kucing
93 Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94 Bab 94. Menertawakan Xiefa
95 Bab 95. Nasihat Arya
96 Bab 96. Terungkap
97 Bab 97. Di dekati ular
98 Bab 98. Sungai kematian
99 Bab 99. Tuduhan Jalak
100 Bab 100. Hasutan Halda
101 Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102 Bab 102. Aksara terpengaruh
103 Bab 103. Curhat dua besty
104 Bab 104. Mendatangi mereka
105 Bab 105. kejutan
106 Bab 106. Bantingan maut
107 Bab 107. Batu biru
108 Bab 108. Maharani mengamuk
109 Bab 109. Aksara datang
110 Bab 110. Nilam mengamuk
111 Bab 111. Semua mau protes
112 Bab 112. Di dukung penuh
113 Bab 113. Di hajar Nilam
114 Bab 114. Bagas malu
115 Bab 115. Muak cinta
116 Bab 116. Ahkir
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Korban pertama
2
Bab 2. Heboh
3
Bab 3. mencari dukun
4
Bab 4. Purnama berdarah
5
Bab 5. Kecemasan Zidan
6
Bab 6. Bukan malam purnama
7
Bab 7. Gunjingan
8
Bab 8. Gempar lagi
9
Bab 9. Maharani dan Nilam
10
Bab 10. Nino datang
11
Bab 11. Terlambat
12
Bab 12. Tuduhan
13
Bab 13. Korban ke4
14
Bab 14. pembagian tugas
15
Bab 15. iri hati
16
Bab 16. Mengerjai Risman
17
Bab 17. Memasukan dalam penjara
18
Bab 18. Kegagalan N&X
19
Bab 19. Semua tau
20
Bab 20. Purnama lagi
21
Bab 21. Kerumah Purnama
22
Bab 22. Patah tangan
23
Bab 23. Mengambil alih
24
Bab 24. Tugas masing²
25
Bab 25. Xiela bertemu
26
Bab 26. Penyesalan Bagaskara
27
Bab 27. Terluka parah
28
Bab 28. Mencari janur dan kelapa
29
Bab 29. Mendapatkan nya
30
Bab 30. Risman keluar
31
Bab 31. Dingin
32
Bab 32. ketahuan
33
Bab 33. Prasangka Arya
34
Bab 34. di datangi warga
35
Bab 35. Arya datang
36
Bab 36. Purnama turun tangan
37
Bab 37. mendatangi sekolahan
38
Bab 38. Purnama curiga
39
Bab 39.mengajak Arya
40
Bab 40. Menemukan senjata
41
Bab 41. Masuk sekolah bersama Arya
42
Bab 42. Menemukan bukti lain
43
Bab 43. Arya ragu
44
Bab 44. Datang lagi
45
Bab 45. Ternyata memang dia
46
Bab 46. Di ikat warga
47
Bab 47. Di ikat semalaman
48
Bab 48. Ternyata
49
Bab 49. Ada arwah
50
Bab 50. Serangan mendadak
51
Bab 51. Melawan para srigala
52
Bab 52. Warga percaya
53
Bab 53. Wira
54
Bab 54. Mengeluarkan jasad Rizal
55
Bab 55. Kisah Rizal
56
Bab 56. Flasback part 2
57
Bab 57. Xiefa kehilangan
58
Bab 58. Rasa sedih Xiefa
59
Bab 59. Percakapan cinta
60
Bab 60. Tantangan Arya
61
Bab 61. Percakapan Kakak adik
62
Bab 62. Ulah Nino
63
Bab 63. Membawa kerumah sakit
64
Bab 64. Tempur
65
Bab 65. Pergulatan
66
Bab 66. Sudah operasi
67
Bab 67. Amukan Cakra
68
Bab 68. Dalam kafan hitam
69
Bab 69. Mendapatkan air
70
Bab 70. Risman
71
Bab 71. Tidak pakai dalaman
72
Bab 72. Kekalahan
73
Bab 73. Merinding sekujur tubuh
74
Bab 74. Siksaan Nino
75
Bab 75. Lembah kematian
76
Bab 76. Memasuki goa air
77
Bab 77. Tidak boleh mengmpat
78
Bab 78. Siksaan demi siksaan
79
Bab 79. Zidan dan Cakra
80
Bab 80. Berhasil keluar
81
Bab 81. Curhatan
82
Bab 82. Bagas dan Xiela
83
Bab 83. Jadian
84
Bab 84. Siksaan yang Purnama berikan.
85
Bab 85. Nilam kabur
86
Bab 86. Penyiksaan lagi
87
Bab 87. Leha kena panah
88
Bab 88. Pacaran
89
Bab 89. Cakra di remehkan
90
Bab 90. Kencan
91
Bab 91. Kuburan Wira
92
Bab 92. Di hajar dewi kucing
93
Bab 93. Ingin melihat pembunuhan
94
Bab 94. Menertawakan Xiefa
95
Bab 95. Nasihat Arya
96
Bab 96. Terungkap
97
Bab 97. Di dekati ular
98
Bab 98. Sungai kematian
99
Bab 99. Tuduhan Jalak
100
Bab 100. Hasutan Halda
101
Bab 101. pengakuan cinta versi Bagas
102
Bab 102. Aksara terpengaruh
103
Bab 103. Curhat dua besty
104
Bab 104. Mendatangi mereka
105
Bab 105. kejutan
106
Bab 106. Bantingan maut
107
Bab 107. Batu biru
108
Bab 108. Maharani mengamuk
109
Bab 109. Aksara datang
110
Bab 110. Nilam mengamuk
111
Bab 111. Semua mau protes
112
Bab 112. Di dukung penuh
113
Bab 113. Di hajar Nilam
114
Bab 114. Bagas malu
115
Bab 115. Muak cinta
116
Bab 116. Ahkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!