"Tunggu!" Syilla pun berbalik dan berjalan kearah Antony kemudian berkata, "Apa sih kurang ku selama ini? Kelebihan apa sih yang dia miliki yang tidak aku miliki? Aku cantik, aku kaya, apa yang membuat kamu tidak bisa menerima cintaku?" Ujar Syilla yang kini sudah berkaca - kaca matanya akibat menahan tangis dan untungnya ini masih pagi - pagi siswa siswi yang datang baru sedikit.
Ara yang mendengar semuanya ada rasa kasihan sama sahabatnya itu, tapi apa yang bisa dia lakukan, karena ini berhubungan dengan perasaan tidak ada yang bisa memaksakan kehendak untuk menyukai orang, yang memang tak disuka. Ku hapus segera air mataku, dan ku tinggalkan segera tempat persembunyianku di samping pot bunga besar yang ada di parkiran itu, dan melangkahkan kaki ku menuju ruang kelasku. Ku berusaha tegar, dan sebisa mungkin untuk tersenyum kejadian tadi yang kudengar anggap tak pernah ku dengar.
"Kamu tidak kurang satu apapun, kamu memiliki segela - galanya. Tapi ingat perasaan bukan seperti baju yang bisa kamu beli, dan bisa kamu tawar, dan kamu tau sendirikan kalau aku sangat mencintai Ara." ujar Antony menekankan nama Ara, kemudian pergi meninggalkan Syilla begitu saja yang kini sudah dalam keadaan menangis.
Syilla pun berjalan kemobilnya kemudian meninggalkan halaman parkir sekolah, menuju jalan raya, dengan kata lain dia bolos hari ini untuk menenangkan fikirannya yang sedang kacau balau.
Di dalam kelas yang berbeda Antony dan Ara sama - sama sibuk dengan pemikiran mereka masing - masing, hingga pelajaran berlangsung mereka tidak konsentrasi, dan ujung - ujungnya berakhir di hukum membersihkan Wc putra dan Wc putri. Saat mereka sudah sama - sama menyelesaikan hukuman, mereka pun siap - siap kembali kekelas. Di perjalanan kembali kekelas merekapun bertemu tapi, Ara memilih menjauh dari Antony. Ara sayang dan cinta sama Antony tapi disisi lain, Ara juga sayang sama sahabatnya Syilla.
"Mengapa kami harus saling menyukai pada satu laki - laki yang sama." ujar Ara membatin dalam hati, sambil tetap terus berjalan kedepan tanpa menghiraukan panggilan Antony yang sedari tadi mengikutinya di belakang.
💖💖💖
Dikamar, dilantai dua seorang gadis remaja sedang mengamuk dan menangis sejadi - jadinya bahkan barang yang tidak tau apa - apa kini menjadi pelampiasan amarahnya.
Seprei, bantal, guling, peralatan make up, dan lain sebagainya kini sudah tidak pada posisinya.
Ibu Yesi yang mendengar amukan putrinya, hanya bisa mengelus dada tanpa bisa menghentikan perbuatan putrinya itu. Begitulah watak Syilla jika sudah marah, apapun akan menjadi sasaran kemarahannya.
💖💖💖
Kini Ara sudah berada di depan pintu kelas Syilla dan Antony. Dia pun segera membuka pintu lalu kemudian masuk.
"Fhan, Syilla mana." tanya Ara kepada Fhani seraya berjalan kearah Fhani dan duduk di kursi Syilla.
"Tidak tau." seraya mengangkat bahunya tanda memang dia tidak tau.
"Tidak tau bagaimana tadi pagi ada kok, dia di parkiran aku lihat sepertinya sedang bertengkar dengan Antony." ujarku lagi berbicara seraya buang muka.
Fhanipun menatapku tajam, "Kenapa kamu menatapku seperti itu, seolah - olah aku punya hutang bertahun - bertahun sama kamu yang tidak lunas - lunas kubayar." ujarku pada Fhani seraya mengalihkan pandanganku keluar jendela, yang ada di samping tempat duduk Syilla.
💖💖💖
Silahkan tinggal kan jejak berupa like, vote, comment, dan jangan lupa beri bintang lima pada karya aku, dan jangan lupa juga follow my profil. makasih.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
zien
Aku hadir. kk❤
2021-03-24
0
Intanksm98
lanjut...
2020-12-25
0
Om Rudi
Syilla cintanya galak
2020-11-30
0