BAB 18

"MasyaAllah, anak Mama cantik sekali," puji Mama Rere saat memasuki kamar Rara. Dia melihat putrinya begitu cocok dengan gamis dan hijab syari warna biru. Sore ini mereka akan ke rumah Om Haikal karena tadi pagi, Tante Rania dan Hana baru pulang dari umroh. "Kamu udah minta izin sama suami kamu?"

"Udah, Mah, tadi pagi kebetulan Bang Jovan telepon, jadi aku minta izin sekalian." Rara kembali menatap cermin, merapikan hijabnya. Tak terbiasa memakai hijab, membuat dia marasa penampilan kurang rapi terus saat berhijab.

"Udah cantik kok, pakai banget," Mama Rere menyentuh punggung Rara. "Pakai hijab terus ya, Nak, istiqomah."

"InsyaAllah, Mah."

Karena semua sudah siap, mereka sekeluarga segera menuju rumah Om Haikal. Disaat terpaksa bertemu dengan orang seperti ini, Rara selalu siap sedia masker untuk menutupi wajahnya.

Sesampainya disana, ternyata sedang banyak tamu. Seperti biasa, seseorang yang baru pulang dari tanah suci, dikunjungi beberapa tetangga dekat.

"Kita lewat pintu belakang saja ya, Mah," Rara menggenggam tangan Mamanya.

Mama Rere ingin sekali menangis setiap kali Rara gelisah seperti ini. Kebahagiaan serta kebebasan putrinya terenggut hanya karena video beberapa detik itu. Entah sampai kapan situasi ini akan terus berlangsung.

"Tante," Hana yang kebetulan ada di dapur langsung girang melihat kedatangan keluarga Om nya. Dia mencium tangan Om dan Tantenya, lalu memeluk Rara. "Kamu kuat, Ra," dia mengusap punggung Rara. Keputusan Rara untuk dipoligami, sempat membuat dia terkejut. Ingin sekali bicara 4 mata dari hari ke hati dengan sepupunya itu, sayangnya dia sedang ada di tanah suci, menjalankan ibadah umroh plus jalan-jalan ke Turki.

Tangis Rara seketika pecah. Ya, dia harus kuat menghadapi semua cobaan ini meski sesungguhnya terasa sangat berat. Dia melepas masker karena hanya ada keluarga dekat di dapur.

"Rara... " panggil Tante Rania saat wanita itu baru masuk ke ruang keluarga. Rara dan yang lainnya sudah pindah kesana. Sebenarnya tadi dia melihat kedatangan keluarga Romeo, tapi karena masih ada tamu, dia terpaksa menunggu para tamu pulang baru masuk ke dalam. Tante Rania memeluk Rara, mengusap lembut punggung keponakannya tersebut.

Setelah cukup lama berpelukan, dia duduk di sebelah Rara dan menggenggam tangannya. "Sabar ya," dia tahu jika hari ini, suami Rara menikah lagi dengan wanita lain. "Ikhas itu memang tidak mudah, apalagi yang kita ikhlaskan adalah suami, bukan uang ataupun barang. Tapi insyaallah jika kamu bisa sungguh-sungguh ikhlas, surga ganjarannya."

"Kalau berat, dilepas saja," celetuk Haidar. Sebenarnya sejak awal, dia tak setuju Rara menikah dengan Jovan. Menurutnya, membesarkan anak seorang diri lebih baik daripada dimadu. "Masih banyak yang sayang sama kamu, Ra."

Rara mengangguk. Dia juga gak mau memaksakan diri. Setelah lahiran, jika dia belum berhasil menjadi istri satu-satunya, dia akan mengajukan gugatan cerai.

"Oh iya, minggu depan ada acara haul Kakeknya Haidar, kita sekeluarga mau kesana, kamu ikut ya, Ra," ajak Tante Rania. Alm. Kakek Haidar adalah seorang Kiai yang cukup terkenal di Jawa, punya pondok pesantren besar.

"Kamu mending ikut aku sama Abang aja, Ra," ajak Hana. "Besok kami berangkat duluan, soalnya sebelum haul, banyak yang dipersiapkan. Aku suka bantu-bantu santriwati disana. Seru disana, Ra, kamu ikut ya?"

Rara menunduk dalam sambil memainkan jemarinya.

"Kenapa, Ra?" Tante Rania kembali menggenggam tangan Rara. Bisa dia lihat, kekhawatiran di wajah Rara. "Kamu belum berani bersosialisasi?"

Rara mengangguk. "Rara malu, Tante," ucapnya sambil menangis.

Tante Rania merangkul bahu Rara, dia sampai ikut menitikkan air mata. Keponakan yang dulunya periang dan pemberani, kini kehilangan semua itu.

Mama Rere ikut menangis. Sama seperti Rara, satu bulan terakhir ini dia bersahabat dekat dengan air mata.

"Rara," Hana ikut memeluk Rara. Usianya dan Rara hanya beda 1 tahun, lebih tua Rara. Kadang dia membayangkan jika berada di posisi Rara, mungkin dia tidak akan kuat.

Rara bersyukur karena dia dikelilingi keluarga yang tulus menyayanginya.

"Ra, apa kamu tidak tertarik untuk memakai cadar?" tanya Hana. "Seperti aku dan Mama," dalam keseharian, Hana dan Tante Rania memang mengenakan cadar.

"Benar kata Hana," timpal Tante Rania. "Kebebasan itu adalah hak setiap orang. Dunia dan seisinya, cintaan Allah ini, terlalu sayang jika tidak kamu nikmati. Kamu berhak untuk bebas pergi kemana-mana tanpa ketakutan ataupun rasa malu. Mungkin dengan bercadar, kamu bisa lebih bebas melakukan aktivitas. Awalnya memang sedikit risih, tapi lama-lama akan terbiasa. Selain itu, kamu sudah menikah. Bukankah sebaiknya, hanya suami kamu saja yang bisa menikmati keindahan dari paras kamu."

"Keenakan suaminya, Mah," sewot Haidar yang sedang berdiri bersandarkan dinding.

"Astaghfirullah, Haidar," Tante Rania sampai geleng-geleng. "Kamu itu kenapa sih, dari tadi sewot mulu kalau bahas suaminya Rara."

"Kesel aja aku sama tuh orang. Serakah banget jadi laki, masa nikah langsung dua. Harusnya Rara doang, yang jelas-jelas sudah dia rugikan, bukan malah maruk," Haidar memutar kedua bola matanya malas.

"Dia pasti punya alasan kuat kenapa harus menikah dua. Lagian Allah gak melarang poligami, kenapa kamu yang malah marah."

"Memang gak dilarang, tapi ada syaratnya," Haidar masih tak mau kalah. Kalau sudah membahas soal Jovan, bawaannya memang pengen marah terus. Dia sudah menganggap Rara seperti Hana, seperti adik kandung sendiri. "Syaratnya harus adil. Aku gak yakin dia bisa adil."

"Jangan sok tahu kamu."

"Pah, Mama pro tuh ke poligami, nikah lagi gih," Haidar malah ganti menyerang mamanya. Papanya yang dari tadi mengobrol berdua dengan Papa Romeo, malah ikut dibawa-bawa.

"Haidar... " panggil Mamanya dengan suara rendah dan pelototan tajam. "Daripada nyuruh Papa kamu nikah lagi, kamu aja sana yang nikah. Udah kepala 3 loh."

"Mana, kepalaku cuma satu."

Jika Tante Rania kesal karena jawaban Haidar, yang lain malah pada kompak ketawa, pun dengan Rara yang jadi ikutan ketawa.

"Yakin cuma satu, Dar?" goda Papa Romeo. "Yang bawah gak ada kepalanya, ikut ke pangkas pas sunat?" tawa kembali meledak.

"Ada anak gadis disini," protes Tante Rania. Dia menatap Hana yang malah senyum-senyum. Jangan-jangan putrinya itu faham. "Han, ambilin cadar kamu gih, biar Rara nyobain."

Hana kembali dengan cadar warna biru muda, seperti gamis dan hijab yang dipakai Rara. Meski bercadar, Hana memang mengenakan berbagai macam pakaian, tak hanya warna gelap. Dia lalu membantu Rara memakai cadar.

"MasyaAllah, aura kamu kayak lebih terpancar saat pakai cadar, Ra. Mata kamu itu indah banget, kayak matanya Om Meo dan Papa. Meski cuma keliatan matanya doang, udah kelihatan cantik."

Rara tertawa pelan. "Hiperbola banget kamu mujinya, Han. Ya masa cuma keliatan mata, udah keliatan cantiknya sih."

"Tapi benar apa yang dikatakan Hana," Papa Romeo menimpali. "Dari jarak beberapa meter ini saja, cuma keliatan matanya, kamu udah kelihatan cantik banget."

"Ya iyalah, mana mungkin anaknya dikatain jelek," Rara kembali tertawa.

"Orang buta aja, bisa tahu kalau kamu cantik, Ra," Haidar malah lebih hiperbola lagi. Gimana ceritanya orang buta bisa melihat. "Cuma suami kamu aja yang gak bisa lihat. Udah punya istri spek bidadari, eh... nikah lagi sama spek ani-ani."

"Ani-ani itu cakep loh, Bang," protes Hana.

"Cakep tapi murah, buat apa? Mending yang mahal, udah jelas kualitasnya. Ibarat barang, kalau murah, dipakai sekali dua kali, ya udah rusak, beda sama yang mahal, kualitas terjamin."

Rara menoleh pada Tante Rania sambil menggenggam tangannya.

"Ada apa, Ra? Kamu tak suka pakai cadar?"

"Bukan begitu, Tante, tapi Rara malu sama Allah. Pendosa seperti Rara, bercadar hanya demi menutupi aib."

"Ubah niatanmu. Berniatlah memakai cadar untuk menjaga diri dari pandangan laki-laki yang bukan mahram, bukan untuk menutupi aib. Selain itu, Allah menyukai hambanya yang betaubat."

Terpopuler

Comments

mamah fitri

mamah fitri

ntar dulu.. biat aku ngga koleng, ini rania anaknya papa alden?

2024-11-30

3

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

masta Allah, ga nyesal lah baca novel ini.. adem bgt baca nya.. sukses selalu thor🤗

2024-12-28

1

airhy_10

airhy_10

9bulan itu cepat...
tp klo Allah sudah berkehendak
siapa pun tidak bisa mengelak,,
mungkin hati Jovan bisa berpindah
ini beda dg kisah mama.nya,,
Romeo real merasa bersalah dg Rere
sedangkan Jovan justru merasa bersalah dg Dista..
hanya di tangan authorr lanjutannya🤭🤭

2024-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAH 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 NOVEL BARU
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAH 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!