Bu Mariam berdecak kesal. "Sepertinya saya harus memanggil satpam untuk mengusir kalian," dia mengambil ponsel yang ada disaku bajunya, segera menghubungi satpam yang berjaga di depan.
"Jovan, keluar kamu!" Papa Romeo ikut berteriak membantu Rara. "Jika kamu benar laki-laki, tepati janji kamu! Tanggung jawab, nikahi putri saya."
"Pak, masuk!" ucap Mariam di telepon saat sudah terhubung dengan satpam. "Usir dua orang pengacau ini."
Sayangnya sebelum satpam masuk, Jovan lebih dulu keluar. "Rara," gumamnya saat melihat Rara dan Papanya ada di ruang tamu rumahnya. Pantas saja suara teriakan tadi, sudah sangat familiar di telinganya.
Mariam terlihat kesal melihat Jovan keluar. Semoga saja keluarnya Jovan tidak membuat situasi makin kacau.
"Saya datang untuk menagih janji Bapak," ucap Rara. "Saya hamil." Dia mengambil 4 buah testpack di saku celananya lalu menyerahkan pada Jovan.
"Jangan percaya," Mariam merebut testpack di tangan Jovan lalu membuangnya ke lantai. "Bisa saja dia hamil anak pria lain."
"Itu anak Jovan, Mah," ucap Jovan yakin.
"Astaga, Jovan, bisa-bisanya kamu percaya begitu saja dengan ucapan mereka. Bisa saja dia tidur de_"
"Dia masih perawan saat kami melakukan itu," potong Jovan. Dia masih ingat bercak darah yang ada di sprei apartementnya.
Mariam seketika terdiam, bingung harus bicara apa lagi.
"Jangan khawatir akan tertipu, Nyonya," ucap Rara. "Jika anda masih ragu, saya siap tes DNA."
Mariam makin kicep lagi.
"Saya akan tanggung jawab, Om," ucap Jovan sambil menatap Papa Romeo.
"Jangan gila kamu, Van," Mariam menarik lengan Jovan agar melihat ke arahnya. "Bagaimana dengan pernikahan kamu dan Dista, undangan sudah terlanjur disebar."
"Hari itu Jovan sudah bilang, tunda dulu pernikahan dengan Dista sampai seenggaknya, tahu jika Rara tidak hamil. Tapi Mama dan keluarga Dista terus mendesak."
"Enggak, enggak," Mariam menggeleng cepat. "Kamu dan Dista tetap harus menikah karena undangan sudah disebar. Lusa, Van, dua hari lagi. Kedua keluarga akan sama-sama malu jika pernikahan batal. Tamu dari luar kota, bahkan luar negeri, beberapa sudah mulai datang, menginap di hotel yang sudah di sewa Papa. Jangan cari masalah. Dan satu lagi, jangan buat mama malu dengan menikahi sekretaris yang citranya sudah buruk. Yang tubuhnya sudah dilihat banyak orang."
"Tapi Rara hamil anak Jovan, Mah. Dan karena video itu juga, Jovan harus menikahi Rara. Dia sudah dipermalukan, dan sekarang dia hamil. Mana mungkin Jovan lepas tangan."
"Dia dipermalukan karena ulahnya sendiri. Siapa suruh merayu bosnya, padahal bosnya sudah mau menikah dengan sahabatnya. Wanita ini gak bener, Van. Sudah, mending gugurkan saja," Mariam menatap Rara tajam.
"Astaghfirullah!" Papa Romeo sampai beristighfar dan mengelus dada. "Ini cucu anda," dia menunjuk perut Rara. "Ada darah anda yang mengalir padanya."
"Tapi kami tidak mungkin membatalkan pernikahan Jovan dan Dista," Mariam tetap ngeyel. Dia sudah terlanjur woro-woro pada geng sosialitanya kalau akan dapat mantu anak Jendral, mau ditaruh dimana mukanya jika Jovan menikah dengan mantan sekretaris yang namanya suddah buruk karena video yang tersebar luas. " Enggak, gak bisa," membayangkan saja, dia sudah ngeri. Pasti dirinya jadi korban ejekan semua orang jika punya menantu yang tubuhnya sudah dilihat banyak orang.
"Itu anak Jovan, Mah. Gak mungkin Jovan nyuruh Rara membunuh anak Jovan sendiri." Dia tahu, Rara juga korban, jadi tak mungkin dia membiarkan Rara menderita sendiri dengan melakukan aborsi. Semua ini gara-gara Deni. Keisengan cowok itu membuat malapetaka untuk kehidupannya.
"Tapi itu akan membuat Mama malu, Van!"
"Nikahi keduanya."
Semua mata langsung tertuju pada seorang laki-laki yang baru keluar. Dia adalah Pak Yahya, ayah dari Kevan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
mbok Darmi
usulan goblok nikahin keduanya yg pasti rara yg tersiksa udah tau semua jebakan dista, lebih baik pergi jauh ke jepang tinggal disana dan melahirkan di sana jgn kembali biar jovan selalu dihantui rasa bersalah seumur hidup, tak sumpahin dista tdk akan pernah bisa punya anak itu karmanya
2024-11-24
2
Ainisha_Shanti
tak apa ra kalau harus berkongsi suami, asal jangan biar dista menang dan senang sendiri. biar dia tertekan dengan pernikhannya, biar merasa seperti neraka dalam pernikhannya. biar tiada kebahagian seperti dalam angannya. gunakan kehamilan mu untuk meraih lebih perhatian dari jovan.
2024-11-24
2
Jeng Ining
klo emng mw nikahin keduanya ya nikahin Rara hari ini jg dn harus legal agama dn negara biar anak terjamin, perkara lusa mw nikahin dista ya monggo...
2024-11-24
2