BAB 9

"Ra, kamu baik-baik saja?" Mama Rere khawatir saat Rara kembali ke mobil dalam keadaan menangis. Sebenarnya sejak tadi dia ingin menyusul masuk karena perasaannya gak enak, tapi dia masih menahan diri, nanti dulu. Sampai akhirnya, kesabarannya habis, dia hendak membuka pintu untuk keluar, namun bertepatan dengan itu, terlihat Rara keluar dari pagar kos-kosan.

"Mah," Rara langsung memeluk mamanya. Hatinya sakit sekali saat ini, seseorang yang sangat dia percaya, ternyata menusuknya dari belakang.

"Ada apa, Nak?" Mama Rere mengusap punggung Rara, berusaha menenangkan putrinya tersebut. "Kenapa kamu nangis? Cerita, Ra, jangan bikin Mama khawatir."

Rara melepas pelukannya, menyeka air mata sambil membuang nafas berat. "Nanti Rara akan cerita, tapi gak sekarang, Mah." Dia menyalakan mesin mobil lalu meninggalkan kosan Yuyun. Di tengah jalan, Rara membelokkan mobil ke sebuah apotek.

"Kamu sakit, Ra?" Mama Rere makin cemas.

"Rara mau beli test pack, Mah," Rara melepas seatbeltnya.

"Bukannya hari itu sudah pernah nitip sama Papa?"

"Rara ingin beli yang paling akurat. Ini masih belum satu bulan sejak kejadian itu, takutnya test pack biasa belum bisa mendeteksi kehamilan."

"Apa kamu sudah mulai merasakan tanda-tanda kehamilan?" Mama Rere menggenggam tangan Rara, tampak raut cemas di wajahnya. Setiap hari dia berdoa supaya putrinya tidak sampai hamil karena peristiwa itu. Cobaan Rara akan makin panjang lagi jika sampai dia hamil.

Setelah membenarkan masker, Rara keluar dari mobil. Ribet memang, sekarang kemana-mana harus menyembunyikan wajah. Dista, wanita itu telah merenggut kebebasannya.

Rara membeli sekaligus 5 test pack berbeda merek. Secepatnya, dia harus memastikan dirinya hamil atau tidak.

Sesampainya di rumah, tanpa bicara sepatah katapun, Rara langsung masuk ke dalam kamar. Hal itu membuat mamanya hanya bisa menghela nafas panjang. Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan perihal tadi, tapi dia tak mau memaksa jika Rara belum mau cerita.

Keesokan harinya, setelah bangun tidur, Rara langsung mengcek urinnya. Tangisnya pecah saat test pack pertama, bertuliskan positif. Begitupun dengan test pack kedua dan ketiga, yang menunjukkan dua garis merah. Hanya test pack ke 4 dan 5 yang garis satu, mungkin belum bisa mendeteksi kehamilan yang terlalu dini. Total, ada 6 test pack, termasuk yang dibelikan Papa Romeo.

Tubuh Rara luruh ke lantai kamar mandi. Sambil menangis, dia menatap nanar 4 buah test pack yang menunjukkan hasil positif. Sebelah tangannya mengusap perut, dimana sedang tumbuh janin disana. Janin yang terjadi akibat...."Dista," gumam Rara dengan telapak tangan mengepal kuat. "Aku gak akan diam, Dis. Tunggu pembalasanku."

Dia kembali teringat obrolan dengan Yuyun kemarin.

"Sebenarnya, tujuan awal Dista memintaku mencampur vodka di minuman kamu, biar kamu mabuk. Dia pengen kamu terlihat buruk di depan Pak Jovan. Dia ingin Pak Jovan melihat kalau wanita yang sering dia puji, ternyata gak sebaik perkiraannya. Dia juga maksa aku, buat nyaranin kamu nebeng Deni pas pulang karena rumah kalian searah. Kita semua tahu Deni, otaknya mesum. Kira-kira apa yang akan dia lakukan pada wanita mabuk yang sedang bersamanya. Kamu bisa nebakkan, endingnya? Dista berharap, kamu dilecehkan oleh Deni."

Rara sampai menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Sungguh, dia tak habis fikir kenapa Dista sejahat itu padanya. Apa salahnya pada wanita itu, sampai berharap dirinya mendapatkan pelecehan?

"Jadi, kamu mencampur vodka di air mineralku juga?" Sebenarnya pas kembali dari toilet, Rara merasa jika airnya agak aneh rasanya, tapi dia fikir, bukan rasanya yang aneh, tapi indra penciumannya. Beberapa orang minum alkohol disana, jadi room itu tercium pekat bau alkohol. Dia fikir, pusing yang dia rasakan juga efek aroma alkohol di room itu.

"Iya, Ra, tapi hanya sedikit karena aku ragu. Jujur, aku juga berat untuk melakukan itu," Yuyun terus saja menangis. "Makanya kamu bilang, tenggorokan kamu terasa panas saat kita keluar dari room."

"Kalau memang kamu ragu, kenapa kamu ngasih lagi aku minuman saat kita di luar?" bentak Rara yang kembali emosi. Dia merasa jika Yuyun hanya sedang membela diri, agar terlihat tak terlalu bersalah.

"Awalnya, aku ingin membuang minuman tersebut sesampainya di luar. Tapi Dista akan marah dan menyebar videoku jika tahu aku tak menjalankan perintahnya, gak bikin kamu sampai mabuk."

"Egois kamu, Yun. Kamu hanya mikirin diri kamu sendiri," Rara menekan dada Yuyun dengan telunjuknya. Nafanya memburu, ingin sekali dia menampar dan menjambak-jambak rambut Yuyun. Demi menjaga nama baiknya, teman sendiri di korbankan.

"Maafin aku, Ra, maaf," Yuyun menangis sesenggukan. "Aku maksa kamu nganterin Pak Jovan, biar kamu gak pulang sama Deni. Aku fikir, kamu jauh lebih aman bersama Pak Jovan daripada bersama Deni, tapi ternyata," Yuyun menunduk sambil terus menangis. "Maafkan aku, Ra. Tapi demi Tuhan, aku gak jebak kamu dan Pak Jovan. Aku gak mikir jauh kalau kamu bakalan sampai tidur dengan Pak Jovan."

"Apa ini artinya, peristiwa Dista datang pagi-pagi dan nemuin aku tidur dengan Pak Jovan, adalah real, gak masuk dalam rencananya? Dan kaget yang di tunjukkan, benar-benar kaget yang sesungguhnya?"

Yuyun mengangguk. "Dia fikir, kamu akan berakhir tidur dengan Deni, atau paling enggak, dilecehkan Deni. Orang super mesum kayak Deni, pasti akan ngambil kesempatan dalam kesempitan. Lihat kamu mabuk, gak mungkin dia diam saja. Entah itu cuma pegang-pegang, mengambil foto bagian sensitif kamu, atau yang paling parah, meniduri kamu. Saat karaokean, Deni beberapa kali maksa kamu minum kan? Otaknya memang seperti itu, pasti punya rencana enggak-enggak. Makanya aku berusaha agar gak sampai, kamu pulang dengan Deni."

Rara masih tak habis fikir, apa yang membuat Dista tega melakukan ini padanya.

"Aku sudah memikirkan alasan kalau nantinya Dista nanya kenapa kamu pulang dengan Pak Jovan, bukan dengan Deni. Aku akan bilang kalau Pak Jovan maksa kamu nganter dia, dan sebagai bawahan, aku gak bisa nentang."

"Tapi kenapa Dista ngelakuin ini ke aku, Yun? Rasa-rasanya, hubungan kami baik-baik saja. Bahkan sebelum kita ke karaoke, Dista sempat WA aku, bilang buat jagain Pak Jovan, biar gak nakal."

"Dista cemburu sama kamu, Ra. Pak Jovan sering sekali muji kamu yang katanya cantik, cerdas dan cekatan. Pun dengan orang tua Dista, yang sering banding-bandingkan kamu dengannya." Rara baru tahu jika orang tua Dista sering membandingkan dirinya dengan anak mereka. "Mulai dari kamu yang jadi asisten dosen. Lulus dengan cepat dan IPK 3,9. Tahu sendirikan, IPK Dista berapa, bahkan gak sampai 3,00. Dista bilang, muak selalu dibanding-bandingkan sama kamu. Juga muak mendengar semua orang muji kamu."

"Tapi itu semua gak bisa dijadikan alasan dia menjebakku, Yun."

Terpopuler

Comments

shylia

shylia

berharap rara pergi aja ke jepang tanpa jovan tau dia hamil, perbaiki hidupmu ra karena percuma kamu hidup bersama jovan yg gk mencintaimu, dan semoga karma segera datang buat dista.

2024-11-23

1

Firman Joist

Firman Joist

semoga saat bicara dgn yuyun , rara merekam semua pembicaraannya.
bisa sebagai bukti.
ayo bangkit rara.
rebut jovan dari dista
semesta mendukungmu
jangan terpuruk ato lari
pasti kamu bisa.

2024-11-23

0

Arfano Mauza

Arfano Mauza

pergi ja ke Jepang ra... ma bang ryu besarin anak n nata masa depan kamu tuk bahagia lg tnp orang macam dista n menyerahkan segala sesuatu ma yg KUASA pst ada 🌈 setelah hujan... semangaat

2025-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAH 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 NOVEL BARU
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAH 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!