BAB 6

Dengan wajah babak belur, Deni mengemasi barang-barangnya, dia dipecat secara tidak hormat. Beberapa kali dia terlihat mendesis dan memegangi pipi yang terasa nyeri.

"Lo keterlaluan banget, Den," Wentry menghampiri Deni di mejanya. "Lihat efeknya buat Rara. Video tak senonohnya tersebar, tak hanya hanya itu, dia dituduh mengambil kekasih sahabatnya sendiri. Gak hanya Rara, Pak Jovan dan calon istrinya, juga dirugikan disini."

"Gue uga gak tahu kalau bakal jadi seperti ini, Wen. Gue cuma iseng ngasih sedikit, pengen tahu gimana kalau Rara mabuk."

"Iseng kata lo? Keterlaluan!" maki Wentry. "Untung lo cuma dipecat, gak dilaporin polisi. Tapi... rada aneh sih," dia mengerutkan kening, mengingat kembali peristiwa malam itu. "Rara pas keluar dari tempat karaoke, tampak biasa-biasa saja loh, gak seperti orang mabuk."

"Gue juga gak tahu," Deni mengedikkan bahu.

Kling

Ponsel miliknya yang ada di atas meja berbunyi, Deni langsung mengambil benda itu.

[ Good job. Nanti aku transfer bayarannya. Kerjaan buat kamu juga udah aku siapin. ]

...----------------...

Malam hari, keluarga Jovan bertandang ke rumah Dista. Mereka ingin membicarakan soal pernikahan. Sesampainya disana, Jovan langsung kena hajar Pak Rano, papa Dista. Pria yang berprofesi sebagai anggota kepolisian itu tak terima anaknya disakiti seperti itu. Ibu Jovan hendak melindungi anaknya, tapi suaminya melarang. Untungnya, Dista yang maju, menghentikan papanya.

"Udah, Pah, kasihan Jovan," Dista merentangkan kedua lengan, berusaha menutupi tubuh Jovan.

"Untuk apa kamu membela laki-laki bejat seperti dia?" Rano menunjuk wajah Jovan. "Laki-laki yang menggunakan jabatan dan kekuasaan untuk meniduri bawahannya."

"Itu gak benar, Om," sahut Jovan cepat. "Saya tidak pernah memperdaya Rara atau siapa pun. Semua terjadi begitu saja karena kami mabuk. Seseorang telah mencampurkan alkohol di minuman Rara, sehingga dia mabuk."

"Kalian pulang saja, pernikahan Dista dan Jovan batal," ujar Weni, Mama Dista.

Dista menggeleng cepat. "Enggak, aku gak mau pernikahan ini batal."

"Jangan gila kamu, Dis," bentak Weni. "Laki-laki bajingan seperti dia, gak pantas buat kamu."

"Tapi aku cinta sama Jovan, Mah," Dista memegang lengan Jovan. "Jovan gak selingkuh, dia hanya terjebak ONS dengan Rara. Jovan gak ada perasaan pada Rara. Mungkin memang Rara saja yang ingin mengambil Jovan dari aku, makanya dia menggunakan kesempatan malam itu untuk merusak hubunganku dengan Jovan."

"Kamu jangan terlalu bucin, Dista!" bentak Weni, menarik lengan Dista agar berdiri disisinya.

"Tapi benar apa yang Dista katakan, Bu," Bu Mariam, ibu dari Jovan ikut bicara. "Jovan dan Rara hanya terjebak ONS, gak ada hubungan apa-apa. Dan mungkin saja, ini memang akal-akalan Rara untuk merebut Jovan."

"Rara, mabuk, Mah, dia juga gak sengaja."

"Halah, paling dia cuma pura-pura mabuk. Kamu sendiri yang bilang, kalau Deni hanya ngasih alkohol dikit, dan saat keluar dari tempat karaoke, Rara tidak mabuk. Masa yang awalnya enggak, tiba-tiba mabuk parah, mustahil."

"Mah, Pah," Dista berusaha meyakinkan kedua orang tuanya. "Undangan sudah dicetak. Persiapan pernikahan udah 80 persen, gaun juga hampir jadi. Berkas juga sudah masuk KUA. Tolong jangan paksa Dista untuk membatalkan pernikahan ini."

"Tapi bagaimana jika Rara hamil?" ujar Pak Rano.

"Itu juga yang saya fikirkan, Om," sahut Jovan.

"Nanti kita cari cara, lagian belum tentu dia hamil," ucap Dista. "Aku gak mau Rara menang karena mendapatkan Jovan dan menggagalkan pernikahanku. Aku sudah tahu, sejak dulu dia suka pada Jovan, dia ngincer Jovan."

...----------------...

Jovan, pria itu datang ke rumah Rara beberapa hari setelah sekretarisnya itu dipecat secara tidak hormat. Jujur, dia merasa bersalah karena tak bisa berbuat banyak untuk Rara. Selain belum punya kekuasaan yang besar, dia juga sedang terjerat kasus dengan Rara, makin tak bisa berkutik.

"Maaf," ucap Jovan saat keduanya mengobrol di halaman belakang. "Harusnya aku bisa bantuin kamu, tapi sekali lagi aku minta maaf. Keputusan pemecatan kamu, sudah menjadi keputusan perusahaan, aku gak bisa berbuat apa-apa, Ra."

Rara tersenyum kecut sambil memainkan jemarinya. "Kalaupun tidak dipecat, saya juga akan resign. Menurut Bapak, apa mungkin saya masih punya muka untuk bertemu orang-orang di kantor?" Membayangkan saja, dia sudah tidak sanggup. Rara merutuki dirinya sendiri yang lemah, padahal sudah tak ingin menangis, tapi masih saja, matanya mengeluarkan air.

"Pihak keluarga, memilih untuk tidak melaporkan Dista. Kami tak mau kasus ini makin besar dan makin banyak diketahui orang. Skandal ini antara bos dan sekretaris, perusahaan pasti kena imbasnya. Kami memilih untuk berusaha menghentikan penyebaran video. Video kita sudah tak lagi menjadi trending dan tak banyak muncul potongannya di reel sosial media."

"Tapi pasti sudah banyak yang menyimpan," Rara tersenyum getir. Jovan memang tak banyak dirugikan disini, tak seperti dirinya.

Jovan hanya menanggapi dengan helaan nafas panjang, karena percaya atau tidak, hal itu memang pasti.

"Dista melakukan ini juga karena ada sebabnya, dia sakit hati. Dia bilang tak bisa berfikir jernih saat itu, dia sedang dikuasai emosi." Jovan menoleh ke arah Rara yang duduk di sebelahnya.

Kemarin keluarga sudah membicarakan soal ini, Papanya kekeh ingin melaporkan Dista, tapi mamanya tak setuju. Alasannya, jika masalah ini makin berlarut-larut, kesedihannya juga akan makin panjang lagi, begitupun dengan tekanan batinnya. Mamanya ingin lebih fokus menyembuhkan traumanya bukan memperpanjang masalah ini. Sejak kejadian itu, dia memang tak berani keluar, tak berani melihat sosial media, juga tak berani menonton TV, takut tiba-tiba beritanya muncul di TV.

"Bagaimana dengan hubungan kalian?"

Jovan menghela nafas panjang, diam beberapa saat, lalu menjawab, "Pernikahan kami akan tetap dilaksanakan. Selain karena berkas yang sudah masuk KUA, juga persiapan pernikahan yang sudah 80 persen. Aku melakukan kesalahan, pun dengan Dista. Jadi kami sudah impas. Tapi.... " Jovan menjeda kalimatnya. "Tapi ada yang membuat aku khawatir."

"Khawatir?"

"Aku khawatir jika kamu hamil, Ra."

Rara reflek mengusap perutnya. Sumpah demi apapun, dia tidak ingin di rahimnya, ada janin hasil perbuatan dosanya.

"Bulan depan, aku dan Dista akan menikah, tapi bagaimana jika kamu hamil?" Jovan benar-benar khawatir soal itu. Rara sudah banyak sekali menanggung beban karena perbuatan tanpa sadar mereka. Jika sampai wanita itu hamil, mana mungkin dia memintanya untuk menggugurkan, itu terlalu kejam.

Meski Dista kekeh bilang kalau ini akal-akalan Rara untuk menghancurkan rencana pernikahan mereka, tapi Jovan tak langsung percaya begitu saja. Selama bekerja dengan Rara, gadis itu sangat profesional, tak pernah sekali pun menggodanya. Karena itulah, dia simpati pada Rara, bukan malah menuduh jika ini sebagian dari ulahnya yang kata Dista, hanya pura-pura mabuk

"Berdoalah semoga tak ada yang tumbuh di perut saya," ucap Rara dengan suara bergetar. Yang terjadi malam itu, adalah kesalahan mereka berdua, tak ada sedikitpun niat dia hatinya untuk meminta pertanggung jawaban.

"Bagaimana hubunganmu dengan Fino?"

Rara menggeleng. "Selesai."

Jovan berdecak pelan. Sungguh, kenapa mendengar itu, rasa bersalahnya makin besar. "Jika kamu hamil, katakan padaku. Aku akan tanggung jawab. Bagaimanapun, jika memang ada yang tumbuh, itu adalah anakku, darah dagingku."

Rara terkekeh pelan mendengar ucapan sok pahlawan Jovan. "Anda akan menikah, bagaimana mungkin anda akan bertanggung jawab jika saya hamil?"

Jovan membuang nafas kasar, dia juga bingung soal itu. Satu-satunya yang dia harap, jangan sampai Rara hamil.

"Apa kamu datang untuk bertanggung jawab?"

Jovan dan Rara yang duduk di gazebo, langsung berdiri mendengar suara Papa Romeo. Keduanya menatap pria itu dengan isi hati yang tentunya berbeda. Tadi saat Jovan datang, pria itu ada di toko, sekarang baru pulang.

"Apa kamu kesini untuk bertanggung jawab?" Papa Romeo kembali mengulang pertanyaannya.

"Pak Jovan akan menikah dengan Dista, Pah," ucap Rara yang tak mau Papanya terus menunggu jawaban.

Senyum pahit terukir di bibir Papa Romeo. Dia sudah melihat rekaman CCTV apartemen Jovan, tahu jika keduanya melakukan karena mabuk, bukan karena intimidasi apalagi pemaksaan secara kasar. Tapi seperti apapun awalnya, mereka telah tidur berdua, bahkan videonya tersebar, disini masa depan Rara dipertaruhkan.

"Saya minta maaf, Om, tapi yang terjadi, bukan hanya salah saya, tapi kekhilafan kami berdua. Tidak ada hubungan apapun antara saya dan Rara, tidak juga ada cinta. Saya akan menikah dengan Dista, sesuai dengan rencana dan apa yang telah disepakati kedua belah pihak keluarga."

"Lalu nasib anak saya?" telapak tangan Papa Romeo mengepal kuat, rahangnya mengeras. Ada perasaan tak terima mendengar ucapan Jovan.

"Pah," Rara mendekati papanya, mengusap lengannya. "Rara tidak mengharapkan pertanggung jawaban. Rara juga tidak mau, dikira mengambil calon suami orang, apalagi menusuk teman dari belakang." Rara merasa bersalah pada Dista, dia tak mau menambah rasa bersalah itu dengan mengambil calon suami sahabatnya.

"Tapi, Ra," sesungguhnya yang ditakutkan Papa Romeo adalah masa depan Rara. Dia takut jika nantinya, video tersebut akan membuat Rara susah jodoh.

"Kalau Rara hamil, saya akan tanggung jawab," Jovan tak mau dianggap lepas tangan begitu saja. "Segera cek, Ra, jangan sampai kamu minta tanggung jawab saat saya sudah resmi menjadi suami Dista."

"Berdoa saja supaya saya tidak hamil." Saat ini, itulah harapan terbesar Rara. Dia tak mau semakin jahat dengan mengambil calon suami sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

Bangke kamu jovan mentang"kamu cintanya sm dista apapun perbuatan dista mengenai kamu dan rara yg sdh mempermalukan rara dihadapan publik kamu tutup mata ya udahlah ya smoga pernikahan kamu bahagia van sblm kamu tau kebusukan dista dan jng cari"rara lagi smoga papa romeo segera mengirim rara keluar kota atau luar negri sekalian biar rara bs healing dan melupakan smua kejadian malam kelam itu kasihan kamu rara

2024-11-21

1

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

seharusnya batal dong kok malah lanjut nikah sih.g gentle banget deh jadi cowok mau" disetir orang tua.meskipun udah bikin malu keluarga tapi kamu udah merenggut sesuatu yg berharga dari sakura seharusnya kamu bisa bertanggung jawab atas kejadian itu.meskipun suatu saat sakura hamil ku yakin dia g akan pernah meminta pertanggung jawaban kekamu.mungkin dia dan keluarganya akan pergi ketempat yg bikin dia bahagia dan g ketemu ama laki" pengecut kayak kamu

2024-11-20

20

Wiwin Al Razhaf

Wiwin Al Razhaf

laki2 gak gentle harusnya di batalin meskipun sudah 80 persen disini rara yang dinrugikan banyak... kehormatan ilang kerjaan dah ilang namanya dah jelek batal nikah.... duh enak banget itu si jovan dah dpt perawan tetap mau nikah sama tunangannya... duh jahat pol.. semoga kamu bahagia ra... kelak mendapatkan laki2 yang baik dari mereka semua

2024-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAH 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 NOVEL BARU
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAH 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!