cerah

Matahari tampak cerah pagi ini, begitu pula dengan semua penghuni rumah.

Kabar bahwa tuan dan nyonya muda yang sudah tidur seranjang tersebar dengan cepat,

Bahkan sopir pribadi yang berasa di rumah itu turut berbahagia.

Pram yang sudah rapi dengan setelan kerjanya keluar dari kamar.

Kemeja biru muda yang tampak segar menambah ketampanan Pram pagi ini,

Belum lagi wajah yang terlihat penuh cinta.

" Selamat pagi mas Pram," sapa Bu Yati saat Pram sudah sampai di meja makan.

" pagi Bu Yati, apa istriku sudah sarapan?" tanya Pram,

Karena Laras selama ini tidak pernah sarapan dengannya.

" kebetulan belum mas, karena mbak Laras bangun terlambat.." jawab Bu Yati dengan wajah tertunduk sopan.

Pram tersenyum mendengar itu,

" hari ini suruh dia makan lebih banyak Bu," ujar Pram,

" baik mas.. Tapi mbak Laras tadi sempat mengatakan kalau ingin menemani mas Pram sarapan.."

" oh ya?" Pram terlihat senang,

" baiklah, aku akan menunggunya.." Pram duduk dengan tenang sembari membuka HPnya.

Tidak lama terlihat Laras berjalan ke arah ruang makan.

Pagi ini seperti biasa, ibu hamil itu tampak cantik,

namun hari ini lebih manis dan ranum,

Apalagi usianya juga masih begitu belia,

sungguh tampak menggemaskan.

" Aku menunggumu ras.." ujar Pram melempar senyum pada istrinya yang sedang menggunakan daster berwarna kuning muda dengan corak bunga Lily putih itu.

Wajah Laras terlihat bersemu merah, namun perempuan itu tetap duduk disamping Pram.

Melihat pemandangan itu semua pembantu tampak takjub,

Berbulan bulan mereka bekerja dirumah ini, baru sekarang mereka bisa melihat keharmonisan tuan dan nyonya nya.

" Selamat pagi sayang sayangnya papa.." Pram mengelus perut Laras,

Laras hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu.

" boleh aku menyuapimu ras, aku ingin sekali saja menyuapimu.." tanya Pram,

Laras melirik para pembantu,

Lalu menjawab dengan suara yang lirih,

" boleh mas,"

mendengar itu Pram kembali mengulas senyum,

Pagi ini sungguh luar biasa, sungguh kebahagiaan yang tidak pernah ia sangka dan bayangkan.

Tanpa menunggu waktu Pram segera mengambil nasi dan lauk pauk yang sudah di sediakan untuk Laras.

Pram menyuapi Laras dengan telaten, dan yang di suapi pun tampak patuh.

Kedua pembantu yang melihat itu tampak tidak mampu menyembunyikan rasa gembiranya,

Keduanya saling mengulas senyum sembari saling memandang.

Sementara Bu Yati, perempuan itu hanya menghela nafas lega, wajahnya tampak biasanya saja, bukan berarti ia tidak senang,

Namun di balik ke tenangan Bu Yati ada rasa senang yang tidak bisa ia gambarkan.

___

Setelah Pram berangkat, Laras duduk dengan tenang di teras depan seperti biasanya sembari memandangi bunga bunga yang serempak mekar.

" Hari ini cerah sekali.." suara Bu Yati membuyarkan pikiran Laras,

" iya Bu, cerah sekali.." jawab Laras pelan.

" apa ada yang sakit mbak?" tanya Bu Yati hati hati,

" tidak Bu, kenapa?" tanya Laras heran,

" mungkin pinggang mbak Laras sakit?"

Raut Laras berubah, sedikit bersemu merah,

" bukan maksud saya lancang, tapi setiap pagi sudah tugas saya membangunkan mbak Laras..

Jujur saya sedikit terkejut melihat mas Pram berada di tempat tidur mbak Laras,

Tapi saya sungguh senang sekali.." Bu Yati akhirnya mengulas senyum,

" sejak ikut kerumah ini, saya sungguh banyak berpikir,

Karena saya sudah di wanti wanti tentang apa yang akan terjadi pada sampean dan mas Pram,

bukan hal yang mudah bagi saya untuk tetap melayani mas Pram dan mbak Laras dengan baik tanpa menampakkan kesedihan saya..

meskipun saya tidak menikah,

Meskipun saya tidak punya anak..

tapi saya juga bisa merasakan kesedihan yang akan menimpa semua orang jika mas Pram dan mbak Laras benar benar berpisah.."

Laras diam, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, menyembunyikan matanya yang berkaca kaca.

" saya mengenal mas Pram sejak kecil,

Bohong kalau saya tidak tau..

Mas Pram menyimpan perasaan pada mbak Laras, jauh sebelum mas Elang.

Mungkin karena usia mbak Laras yang masih begitu muda, mbak Laras tidak bisa menangkap perasaan mas Pram dengan baik..

Tapi mas Pram tetaplah mas Pram,

Suka mengalah dan memendam perasaan..

Apapun yang dia punya sanggup dia berikan pada mas Elang,

Dalam hatinya penuh dengan kekecewaan akan perselingkuhan pak Cokro dengan ibu mas Elang,

Namun hatinya tetap tulus menyayangi mas Elang,

Ia menjaga mas Elang dengan baik..

Bertindak seakan akan dirinya tidak pernah kecewa dan sakit hati."

Laras tertunduk, memang benar, ia masih begitu muda, memang benar ia masih belum bisa membaca perasaan dan sikap orang lain kepadanya dengan baik.

Mana Laras tau kalau Pram sudah memendam perasaan Padanya,

Karena yang Pram lakukan selama ini hanya diam tanpa menjelaskan apapun.

" Jangan tinggalkan mas Pram ya mbak.." suara Bu Yati terdengar memohon,

" mas Pram mencintai sampean.." imbuh Bu Yati membuat Laras membeku dengan wajahnya yang penuh keresahan.

" pak Cokro pasti menentang..

Karena ia lebih menyayangi mas Elang,

Bagi pak Cokro senyum mas Elang lebih berharga dari pada senyum mas Pram..

Tapi ingatlah dua anak yang akan mbak Laras lahirkan..

Mereka akan sedih jika tumbuh besar tanpa ibunya..".

___

Hesti bisa melihat dengan jelas wajah Pram yang penuh semangat pagi ini.

Tentu saja Hesti kesal, karena laki laki tampan yang setiap hari ia lihat itu belum juga bisa ia miliki.

" Selamat pagi pak," sapanya pada laki laki yang usianya jauh lebih muda darinya dua tahun itu.

" pagi hes, kita keliling dulu ke pabrik sebelum meeting," ujar Pram, padahal ia baru saja duduk di kursinya.

" bukankah tidak ada rencana untuk itu hari ini pak?"

" aku ingin berkeliling sebentar melihat para pekerja dan menyapa mereka," jelas Pram.

Hesti tentu saja hanya bisa patuh,

" Kau saja yang ikut, biarkan yang lain bekerja." imbuh Pram,

" baik pak.." jawab Hesti sembari mengangguk.

Setengah jam kemudian Pram sudah berkeliling ke gedung gedung dimana para pekerja sibuk dengan pekerjaannya.

Pram menyapa beberapa ibu ibu yang sedang bekerja, bertanya tentang kondisi dan kesulitan mereka saat bekerja.

Melihat putra pemilik pabrik yang masih muda dan gagah tentu saja ibu ibu yang sedang lelah bekerja itu seperti mendapatkan angin segar.

Tak jarang dari pekerja pekerja yang masih muda memimpikan kalau kalau Pramudya bisa tertambat pada salah satu diantara mereka.

Namun melihat Hesti yang cantik dan molek, seketika harapan dari para pekerja muda itu sirna.

Hesti yang secantik itu saja tidak sanggup mengambil perhatian Pram, apalagi para pekerja kecil yang selalu memakai masker dan membungkus rambut mereka dengan topi.

Tampak wajah Hesti yang tidak ramah, terlihat jelas Hesti tidak senang Pram berada disekitar pekerja pekerja wanita itu.

Namun Pram mengabaikan hal itu, karena Hesti bekerja dengan sangat baik selama ini.

Pram merasa tidak perlu untuk mempermasalahkan pribadi Hesti, karena mencari sekertaris yang bisa bekerja dengan benar itu sulit,

Dan Pram tidak mau beradaptasi dengan orang baru lagi.

Selama Pram mengabaikan sikap Hesti yang jelas jelas berharap padanya, Pram merasa semua akan baik baik saja.

Terpopuler

Comments

Isda Wardati K

Isda Wardati K

Tolong ya Mas Pram untuk kali ini jangan lagi berikan Laras pada Elang demi anak² demi cinta yang terpendam selama ini. wes hoop ngalahnya saatnya kamu bahagia walaupun jalannya tidak mudah

2024-12-06

4

Isda Wardati K

Isda Wardati K

Terima kasih uo nya mb Ayu
sehat dan bahagia selalu

2024-12-06

3

evi Lusi

evi Lusi

pertahankan laras pram
untuk kali ini sedikit sedikit egois lah jangan ngalah terus sama Elang

2024-12-06

3

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!