subuh

Hari masih subuh ketika Bu Yati dan para pembantu sudah sibuk di dapur.

Semua mengerjakan kesibukannya masing masing.

" Bapak tidak terlihat Bu Yati, biasanya bapak selalu ada di ruang olahraga subuh subuh.." kata salah satu pembantu,

" mungkin dia lelah.. Di punya tanggung jawab yang besar..

Nanti kalau jam enam mas Pram belum juga bangun, baru kita bangun kan.." jawab bu Yati sembari mengatur sayuran dan buah.

" Ini untuk mbak Laras ya, potong dulu buahnya, dia biasa makan buah sebelum sarapan, seperti biasanya saja..

Sayurnya dia mau jagung dan bayam hari ini.." ujar Bu Yati.

Dengan langkah tenang Bu Yati berjalan ke arah kamar nyonya mudanya itu,

tanpa berpikir apapun Bu yati berhenti di depan pintu kamar Laras dan memutar handel pintu.

Bu Yati sudah terbiasa membangunkan Laras setiap subuh,

ia mendapat pesan dari ayah dan ibu Laras agar selalu mengingatkan Laras untuk berjalan jalan di waktu subuh tanpa memakai alas kaki.

Meski setelahnya Laras akan kembali tidur, namun pesan itu tidak bisa bu Yati abaikan.

Dan syukurlah Laras mau patuh dan melakukannya tanpa paksaan.

Terlihat jelas bahwa Laras juga menyayangi anak anak dalam perutnya, karena itu dia mau hidup dengan sehat dan makan dengan baik.

Bu Yati membuka pintu berwarna putih itu, dan berjalan masuk ke dalam kamar yang hanya di terangi dengan lampu meja itu.

Bu Yati berjalan mendekat ke arah tempat tidur, karena lampu yang begitu redup Bu Yati tidak bisa melihat dengan jelas,

Namun langkah Bu Yati tiba tiba terhenti saat matanya menangkap sosok Pram yang sedang tertidur disamping Laras.

Bu Yati bahkan sampai mengerjap ngerjapkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Pram terlihat bertelanjang dada, sementara tubuh bagian bawahnya tertutupi selimut,

Sementara Laras, kancing dasternya terlihat terbuka semua, bahkan terlihat oleh bu Yati dada yang tidak menggunakan bra itu.

Keduanya tampak lelap, bahkan Pram yang terbiasa bangun subuh itu tidak bergerak sama sekali.

Begitu juga dengan Laras,

Lengan Pram yang besar itu rupanya menjadi bantal yang empuk untuknya hingga Laras betah dan tidak menyadari kehadiran Bu Yati.

Bu Yati mundur, dengan perasaan yang masih bingung perempuan yang sudah cukup usia itu berjalan keluar dari kamar Laras.

Kamar itu memang tidak pernah di kunci,

Pram melarang kamar Laras di kunci untuk berjaga jaga jika sesuatu yang mendesak terjadi.

Namun semalam Pram juga lupa, ia tidak mengunci kamar Laras karena ia memang tidak bermaksud untuk bermalam di kamar Laras.

Setelah sampai di luar kamar Laras, bu Yati segera berjalan ke arah dapur,

Lumayan jarak antara kamar Laras dan dapur.

Setelah sampai di dapur bu Yati langsung terduduk,

Ia memikirkan apa yang sudah ia lihat di kamar nyonya mudanya.

" Kenapa Bu Yati? Bu Laras tidak mau bangun?" tanya salah satu pembantu yang khusus di tugaskan untuk memasak.

" Kalian jangan berisik ya, jangan ganggu tuan dan nyonya kita, biarkan mereka bangun dengan sendirinya." ucap Bu Yati terdengar tegas.

" Bukankah pak Pram biasa berangkat pagi? apa beliau tidak marah jika kita tidak membangunkannya?"

" mereka tidur di kamar dan tempat tidur yang sama, untuk pertama kalinya setelah mereka berumah tangga.

Kita jangan merusak moment itu.

Kalian mengerti?"

Wajah kedua pembantu itu langsung berubah sumringah,

keduanya tampak senang dengan kabar yang mereka dengar dari Bu Yati.

" Berarti Bu Laras sudah menerima pak Pram?"

" wah, syukurlah.. Bu Laras akan tetap disini dengan kita?!" dua pembantu itu bersahutan, tampak sekali mereka begitu senang.

" Jangan terlalu menampakkan wajah kalian yang ceria itu,

itu akan nampak tidak sopan di depan majikan kita.

berpura puralah seperti tidak tau dan tidak terjadi apapun.

Tugas kita membuat mereka merasa nyaman,

Jangan sampai mbak Laras merasa malu dan sebagainya di sebabkan oleh raut wajah ceria yang tidak bisa kalian kendalikan." Bu Yati memperingatkan.

Waktu sudah menunjukkan jam enam pagi, Pram membuka matanya, bau pewangi ruangan yang lembut terus terusan menyentuh hidungnya.

Saat mata Pram terbuka, ia langsung terbentur dengan wajah polos Laras yang masih terlelap.

senyum Pram langsung terkembang,

di ciuminya pipi Laras yang bulat dan ranum itu,

" cup.. cup..cup..." entah berapa kali bibir Pram mendarat, hingga membuat Laras membuka matanya perlahan.

" selamat pagi ras.." suara Pram terdengar lembut di telinga Laras,

Laras tidak menjawab, tapi malah menyembunyikan wajahnya di dada bidang Pram.

Tentu saja Pram gemas dengan sikap Laras itu, di belai rambut Laras.

" Aduh..!" keluh Laras tiba tiba,

" kenapa?" Pram bangkit,

" anak anak ini.. Mereka menendang nendang keras sekali.." keluh Laras dengan wajah malu.

Pram tersenyum, ia mendaratkan kecupannya sekali lagi pada kening Laras,

Lalu menyentuh perut Laras yang cukup besar itu,

" yang baik.. Kasihan mama.." ujar Pram sembari membelai perut Laras dengan hati hati.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

semogs setlh ini mrka bisa bersama dan elang bisa menerimanya

2024-12-05

3

evi Lusi

evi Lusi

kn kita para pembaca ikutan mesam mesem mbak Ayu
suuueneng poll kita ini

2024-12-05

4

Abian Arka

Abian Arka

aku aja yg baca senyam senyum...selmt mas Pram

2024-12-05

5

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!