keresahan pram

Pram mengikuti langkah papanya keluar dari gedung H yang khusus untuk memproduksi rokok rokok filter.

Pram tidak terlalu banyak bicara, karena ia tau situasi hati papanya itu sedang tidak baik.

" Adikmu akan cuti bulan depan. Persiapkan dirimu." ujar Cokro tiba tiba, sembari terus melangkah.

Pram tidak menjawab, ia terus mengikuti langkah papanya.

" perkiraan kapan Laras melahirkan?"

" Minggu depan pa. bisa maju atau mundur." jawab Pram akhirnya.

" Kita usahakan Laras melahirkan sebelum adikmu pulang.

papa tidak tau bagaimana caranya, hubungi dokter.

saat elang datang, Laras sudah harus kembali seperti semula."

Langkah Pram langsung terhenti, raut wajahnya yang awalnya tenang itu kini berubah,

Laki laki itu tampak tidak bisa menerima kata kata papanya kali ini.

Menyadari dirinya tidak mendapatkan jawaban dari putranya, langkah Cokro terhenti, ia berbalik dan menatap putranya yang berdiri sekitar dua meter darinya itu.

Terlihat jelas bahwa Pram sedang menahan rasa tidak terimanya.

Laki laki berkemeja navy bergaris putih itu bahkan tidak mau menatap Cokro.

" Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Cokro,

" kau tidak terima dengan kata kata papa?" tanya Cokro lagi,

Namun Pram masih diam, sepertinya laki laki itu sedang berusaha payah untuk menjaga lisannya agar tidak sampai menyakiti hati papanya.

" Tidak pa." jawab Pram dengan suara datar.

" Laras itu kekasih adikmu, kau lah yang muncul menjadi orang ketika dalam hubungan mereka.

Meskipun itu kau lakukan tanpa kau sengaja tetap saja kau penjahatnya Pram.

Aku tidak ingin kau berperang dengan adikmu.

Kalian berdua adalah putraku.

Yang terbaik adalah menempatkan semua di posisi semula.

Laras kembali pada Elang, dan kau carilah ibu yang baik untuk anak anakmu,

Bukankah itu baik Pram?" cokro menatap putranya tegas, dalam hatinya sungguh tidak ada hal yang lebih baik dari pada apa yang sudah ia putuskan.

" ini keputusan sulit Pram, papa harap kau mengerti,

Elang sedang mas pendidikan,

Kalau dia tau apa yang sudah terjadi, dia bisa hancur.

Apa kau ingin menjadi penyebab hancurnya hidup adikmu?"

Pram tertunduk, namun tangannya terkepal menahan diri.

" kau laki laki yang dewasa dan kuat.

Kau lebih tangguh dari elang karena itu aku memilihmu untuk meneruskan perusahaan ini kelak.

Apa jadinya jika kuserahkan perusahaan ini pada adikmu yang sama sekali tidak tertarik bisnis itu?"

Cokro berkata seakan akan dirinya begitu menyayangi dan perduli pada Pramudya.

Namun Pramudya bukanlah orang yang bodoh, ia menyadari ketimpangan kasih sayang papanya.

Andai saja Elang mau terjun ke dunia bisnis,

Mungkin Pram tidak akan berdiri di belakang papanya seperti sekarang, namun akan berdiri jauh di belakang papanya, sementara yang memegang kekuasaan di bawah papanya sudah pastilah Elang.

Pramudya benar benar tau, kalau dirinya hanyalah sebagai pengganti dan pelengkap.

_____

Saat Pram kembali ke kantornya, disana sudah ada pak Suryo yang menunggu Pram.

Pram sedikit kaget,

" Apa bapak sudah lama menunggu saya?" tanya Pram saat melihat Suryo sudah duduk di sofa panjang yang terletak ditengah ruangannya.

" Tidak akan ada yang mendengar kita disini pram," sahur Suryo dengan wajah tenang.

Mendengar itu Pram mengangguk pelan, lalu duduk di hadapan Suryo.

" Ada apa om?" tanya Pram dengan wajah serius,

" aku sudah bicara dengan Laras Pram, soal bagaimana ke depannya kalian berdua," ujar Suryo.

" ke depannya kami?" Pram mengerutkan dahinya.

" jangan berpisah Pram, hiduplah bersama sama dan besarkan anak anak kalian dengan baik.."

Pram terlihat terkejut dengan kata kata Suryo,

Ia sungguh Tidak pernah menyangka,

Suryo adalah bawahan papanya yang paling setia, bahkan tidak pernah menentang perintah papanya, apapun itu.

Lalu sekarang, kenapa Suryo mengatakan hal yang mungkin bisa menyebabkan perpecahan antara dirinya dan papanya.

" Aku sudah banyak berpikir Pram, aku memang bawahan papamu,

aku juga sudah bekerja lama sekali dengannya,

Tapi...

Laras adalah putriku Pram,

Dan kedua bayi di perut Laras adalah cucuku..

Bagaimana aku tega mereka tumbuh besar tanpa ibu kandungnya..

Bukankah aku terlalu kejam jika bekerja sama dengan papamu untuk memisahkan anak anak dan ibunya?" tatapan Suryo terlihat sedih saat mengatakan itu.

Pram membisu, ia tertunduk sembari memegangi kedua wajahnya cukup lama.

Dalam hatinya sempat terbersit keinginan itu, untuk terus hidup bersama Laras dan anak anaknya.

Bohong jika ia tidak ingin hidup bahagia seperti orang lain dengan keluarga yang utuh.

Tapi jika ia memilih itu, ia harus bersiap siap berperang dengan papa dan adiknya.

" Kau adalah anak yang baik Pram, aku tau kau akan berpikir ribuan kali untuk menentang papamu aku sangat tau itu Pram..

Tapi pikirkan lah kedua anakmu..

Sanggupkah kau membesarkan mereka tanpa Laras?"

ruangan kantor yang memang selalu hening itu kini terasa lebih hening,

Dinding berwarna putih itu menjadi saksi betapa resahnya Pram selama ini.

Meski laki laki itu lebih banyak diam, lebih banyak berpikir tanpa mengungkap kan apa yang ia rasakan pada orang lain.

" Apakah Laras mau hidup dengan saya om?" akhirnya Pram bertanya di tengah keresahannya,

" Saya bisa menentang siapapun, asal Laras mau hidup dengan saya,

Tapi jika hati Laras masih tertambat pada Elang..

Sungguh saya tidak mau memaksanya om,

Meski dengan alasan anak anak..

saya tidak mau memaksa dia untuk berada disamping saya demi saya dan anak anak..

Mungkin anak anak akan menderita, begitu pula saya..

Tapi kami akan bertahan dan pulih seiring waktu.." jawab Pram dengan tatapan yang dalam.

" jujur saja, saya sudah mempersiapkan banyak hal semenjak saya lulus kuliah dan mulai duduk di bawah pimpinan papa.

Saya berpikir untuk tidak selamanya berada di dalam naungan papa,

Karena saya tau benar papa tidak sepenuh hati pada saya.

Apalagi sekarang saya akan mempunyai dua orang anak om,

Saya harus menjaga masa depan mereka.

Dan sepintar apapun orang menyembunyikan rahasia, Elang pasti akan tau suatu saat..

saya sudah mempersiapkan diri untuk berdiri sendiri om,

Hanya saja persiapan saya belum matang.

Jika diperlukan, saya bahkan sudah siap untuk pergi jauh bersama anak2..

biarkan saya yang pergi om,

Sehingga Laras bisa tenang dengan Elang kelak..

Sungguh kebahagiaan Laras adalah yang utama bagi saya om.." ujar Pram.

Hari Suryo seperti di sayat sayat mendengar itu,

Dalam hati dirinya sedih juga marah, ia kesal pada Cokro yang hanya mementingkan putra keduanya,

Dan ia sedih dengan Pram yang terus terusan mengalah dan mengabaikan perasaannya.

" jika Laras mau untuk bersamamu, apakah kau bersedia Pram?" tanya Suryo,

" saya kira tidak semudah itu Laras melupakan Elang om.."

" jawablah Pram, apakah kau mau jika Laras mau?"

Pram sempat terdiam sejenak,

Namun ia mengangguk setelahnya,

" Kebahagiaan Laras penting untuk saya om.." jawab Pram dengan suara dalam.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

pak cokro kau egois sekali,,kau utamakan ank yg kau sayangi tanpa memikirkan perasaan anak yg lainnya,pram jgn ikutin kta papa mu yg tdk bnar itu,,lakukan apa yg menurutmu benar,ikutin pak suryo yg mau mendukungmu,,laras jg pasti akn berpikir ulng klo meninggalkan anak2nya

2024-12-01

5

Isda Wardati K

Isda Wardati K

terima kasih mb Ayu.
sehat selalu

2024-12-01

4

Aningrum

Aningrum

Masih pinisirin nih Thor,, di balik sikap kerasnya papa, sebenarnya ada kejadian apa,,

2024-12-01

5

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!