kamar bayi

Pram keluar dari ruangannya, ia sudah bersiap siap untuk pulang.

Namun Hesti buru buru berjalan ke arah Pram, seperti biasanya, perempuan itu selalu tampak cantik meski hari sudah sore.

" Bapak mau pulang?" tanya Hesti sembari membawa tasnya,

langkah Pram tentu saja terhenti,

" ada apa hes?" Pram menoleh ke arah Hesti,

" maaf pak, mobil saya masih di bengkel, apa.. Apa saya boleh menumpang bapak?" Hesti mengulas senyum manis.

Pram terlihat berpikir,

" sepertinya tidak bisa hes, aku harus menemani istriku untuk belanja keperluan untuk bayi kami." Jawab Pram dengan suara dan raut datar.

Pram bukanlah orang yang bodoh, meskipun usianya masih tergolong muda, namun ia sudah berkecimpung di dunia bisnis sejak masih sangat remaja.

berbagai sikap dan ekspresi sudah ia pahami,

Apalagi sikap Hesti yang sering kali terlihat jelas mengharapkan sesuatu dari Pram itu.

Mendengar jawaban Pram tentu saja Hesti terlihat kecewa,

" wah, bapak pasti senang sekali menyambut kelahiran anak bapak.." Hesti berbasa basi demi menutupi kekecewaannya.

" tentu saja." jawab Pram pendek dengan senyum tipis.

" baiklah kalau begitu pak, saya akan pulang dengan taksi online saja.." ujar Hesti lagi lagi mengulas senyum manisnya.

Pram tidak menjawab, ia melanjutkan lagi langkahnya ke arah lift.

Setelah Pram pergi, seorang laki laki datang, ia menatap Hesti dengan senyum mengejek.

" Sejak awal kukatakan, kau harus lebih berani, sekarang dia sudah punya anak dan istri, langkahmu akan semakin sulit," ujar laki laki itu.

" ia punya anak dan istri akibat kebodohanmu juga..!

Andai kau tidak menarikku untuk pergi, pasti aku yang akan menjadi istrinya saat ini, bukan bocah yang baru lulus SMA itu..!" Hesti meluapkan kekesalannya.

" Ah, kau saja yang memang terlalu banyak berpikir, masa mengurus pemuda dua puluh empat tahun saja kau tidak bisa?"

" dia bukan anak kuliahan atau pekerja biasa, jangankan denganku, dengan pak Cokro saja ia sungguh waspada,

Dia bukan orang yang bisa ku perlakukan dengan mudah?! Kalau dia menilaiku kurang ajar, aku yakin dia akan melemparku dari perusahaan ini dengan mudah..!" setelah mengatakan itu Hesti berjalan dengan langkah kesal ke arah lift.

" apa yang kau tunggu?! Antarkan aku pulang, aku tidak membawa mobil hari ini!" protes Hesti saat di depan lift.

_____

Saat Pram baru masuk kerumah, semua pembantu terlihat sibuk,

Rupanya mereka sedang menata kardus kardus besar yang entah apa isinya.

Laki laki berkemeja hitam berlengan panjang panjang itu mendekat ke arah para pembantu,

" apa yang ada di kardus kardus ini?" tanya Pram,

" Selamat sore pak, ini semua kebutuhan bayi yang di kirimkan oleh orang tua bapak,

Tadi nyonya datang kemari.." jelas salah satu pembantu termuda.

" mamaku?" Pram mengerutkan dahi,

" betul pak, tadi juga sempat lama disini, berbincang dengan ibu," imbuh pembantu itu, meski usia Pram dan Laras jauh di bawahnya, namun ia mendapat pesan dari Bu Yati untuk memanggil Pram dengan sebutan bapak dan ibu.

" lalu dimana istriku?" raut wajah Pram terlihat resah tiba tiba,

" ibu sedang di kamar bayi.. dengan Bu Yati..".

Pram langsung berjalan ke arah kamar yang sebelumnya kosong itu, yang memang ia rencanakan untuk kedua bayinya ketika sudah lahir.

Pram sedikit terkejut saat masuk ke dalam kamar yang berukuran enam kali enam itu.

Satu sisi dindingnya sudah di tempeli wallpaper wallpaper lucu,

Lalu ada dua box bayi dengan ukuran yang besar,

dua lemari baju bayi warna warni,

Karpet tebal berwarna biru muda, boneka boneka dan tumpukan mainan.

Dan mainan mainan gantung yang di pasang di plavon,

Pram langsung mengarahkan pandangannya pada sosok perempuan berambut sebahu yang sedang sibuk dengan baju baju bayi di depan lemari baru.

Ia memakai daster berwarna kuning muda, dari samping perutnya terlihat besar sekali.

Wajahnya yang cantik dan terlihat masih begitu muda itu tampak di penuhi senyum yang tenang,

Ia melihat menatap baju bayi itu satu persatu, sebelum menata baju baju itu, Laras terlihat memandangi baju baju itu cukup lama,

Terlihat ada sebuah perasaan yang ia tekan dalam dirinya.

Bu Yati yang sedang menata mainan menyadari kehadiran Pram,

dengan langkah pelan Bu Yati berjalan keluar dari kamar bayi itu.

Pram berjalan mendekat,

Menarik kursi dan duduk disamping Laras,

Melihat Pram yang tiba tiba duduk di sampingnya Laras sedikit kaget, namun tidak mampu menghapus kecantikannya yang tampak begitu ranum di mata Pram.

" Jangan membuatku kaget mas, bagaimana kalau aku melahirkan tiba tiba gara gara kaget?" protes Laras dengan suara rendah.

Pram tersenyum,

" maaf.." katanya reflek membelai perut Laras.

" jadi.. Kita tidak jadi belanja?" tanya Pram,

" Tante mengirimkan semua yang di butuhkan, apakah ada yang perlu kita beli lagi?" Laras memandang Pram, dan keduanya sekarang bertukar pandang, begitu dekat.

" Dia mengatakan sesuatu? Kudengar dia lama disini?" tanya Pram tenang,

mendengar itu raut wajah Laras seketika berubah, raut yang sebelumnya tenang dan senang menghilang.

" kenapa? Apa yang mama katakan?" tanya Pram,

" jika kau tidak bicara, aku tidak akan mengerti tentang apa yang kau rasakan,

Kau tau kan, kau tidak boleh stress..

Katakan padaku, mungkin aku bisa mengurangi sedikit beban pikiranmu.." ujar Pram sabar,

terdengar helaan nafas Laras,

" dia hanya memberitahuku bahwa Elang akan pulang dua bulan lagi." jawab Laras tanpa memandang Pram.

Pram terdiam, cukup lama.

" Aku memang marah dengan apa yang terjadi padaku,

Tapi yang di dalam perutku ini adalah darah dagingku..

Ini adalah pilihan yang sulit untukku,

Aku bahkan belum dua puluh tahun,

Sering kali aku bingung,

Bimbang,

Aku tidak tau bagaimana harus bersikap,

awalnya aku begitu tidak terima dan membencimu,

Namun seiring waktu aku menyadari,

Kau juga tidak menginginkan hal ini terjadi,

Kau juga terpaksa harus menjadi ayah di usia yang muda,

Hal itu pasti mempengaruhi pekerjaan dan harapan harapanmu." ujar Laras,

" menurutmu apa harapan ku?" tanya Pram dengan suara tenang,

" Laki laki sepertimu tentu saja pasti mempunyai banyak mimpi,

membangun bisnismu agar lebih besar,

mempunyai pasangan yang setara denganmu.. Mungkin.." jawab Laras menatap Pram.

Pram mengatupkan bibirnya, menahan perasaan pedih di sudut hatinya,

Bagaimana bisa perempuan yang sangat muda ini berkata seperti itu, siapa yang mengajarinya,

Ia bahkan berbicara tentang pasangan yang setara,

Andaikan Laras tau, banyak harapan Pram yang berasal dari dirinya, yang ia simpan dan tumpuk di dasar terdalam hatinya.

" kau bicara seakan akan tau apa yang benar benar ku ingin kan ras..

Padahal selama ini kau tidak pernah menatapku..".

Laras terdiam, ia tampak kaget dengan apa yang Pram ucapkan,

" aku memang anak kecil, tapi aku tidak bodoh mas,

Kau dulu yang bersikap memusuhiku,

Padahal kau dulu adalah orang yang selalu siap membelaku dan selalu berada disampingku..?" protes Laras, dengan baju bayi yang masih di pangkuannya.

" aku tidak pernah memusuhimu ras.." jawab Pram pelan,

" lalu apa maksudmu dengan tiba tiba diam, acuh, dan selalu bersikap seakan akan aku tidak ada di sekitarmu mas?

Apakah aku salah menafsirkan sikapmu yang dingin dan terkesan sinis padaku itu?

Kau bahkan bersikap seperti itu selama bertahun tahun, sejak aku kelas dua SMA?" Laras menatap Pram dengan serius sekarang, tatapannya seakan menuntut sebuah penjelasan.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

ayo pram ktksn sejujurnya biar laras tau ug sebenarnya,laras gadis pintar psti bisa berpikir bijak dia tdk akan sanggup meninggalksn anak2nya,,mba ayu kdng gak sabar nunggu up nya🤭🤭

2024-11-24

3

Chalimah Kuchiki

Chalimah Kuchiki

tiap ada update an malah bikin deg deg an 🥲 ga siap liat mas pram bakal galau

2024-11-24

3

evi Lusi

evi Lusi

aslinya dua orang sama2 memendam rasa

2024-11-24

3

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!