andai saja

" Kenapa kok mie nya tidak begitu pedas?" Laras menatap Pram yang masih duduk di hadapannya.

" Lho? Masa? Aku sudah memasukkan semua bumbunya lho?" jawab Pram dengan wajah seakan tidak tau apa apa, padahal dialah pelaku utama yang membuang separuh bubuk cabe.

Mendengar itu Laras bangkit, ia berjalan ke tempat dimana Pram membuka bumbu bumbu mie itu,

Semua bungkus sudah di buang ke tempat sampah.

" Astaga.. Tidak percaya sekali sih? semua bumbu sudah ku masukkan.." ujar pram.

Laras kembali ke kursinya, wajahnya sedikit masam, tapi ia kembali melanjutkan memakan mie nya.

Diam diam Pram tersenyum,

" lucunya.." ucap Pram dalam hati.

sudah pasti Laras tidak akan menemukan sisa bumbu itu, karena Pram langsung membuangnya ke tempat cucian piring.

Pram menatap Laras dengan seksama,

" apakah kau belum merasakan sesuatu ras?" tanya Pram,

" merasakan apa?"

" apa mereka belum bergerak gerak2?" tanya Pram hati hati,

Laras diam, tak menjawab, ia terus memakan mie nya.

Karena Laras tidak menjawab, Pram tidak bertanya lagi.

" Nanti kalau bergerak gerak ku beritahu." jawab Laras setelah mie di mangkoknya habis.

senyum Pram terkembang,

" apa ada lagi yang ingin kau makan? Makanlah yang banyak.. Karena di perutmu ada dua janin,"

" aku tau." jawab Laras pendek.

Pram bangkit, mengambil segelas air putih untuk Laras,

" apa mau susu hangat?" tanya Pram kalem.

" tidak, tadi sore aku sudah minum susu."

" aku besok mau keluar kota, apa ada yang kau inginkan?"

" tidak, aku akan meminta pada Bu Yati jika ingin sesuatu."

Pram menjadi tersadar, bahwa ia terlalu berharap lebih.

" baiklah, aku akan menginap di luar kota selama dua hari, karena aku harus melihat tembakau secara langsung ke petani,

Kau baik baiklah dirumah,

Jangan berlarian dengan perutmu yang sudah besar itu..

hubungi aku jika ada sesuatu.." Pram bangkit, ia tau, Laras tidak akan pernah menghubunginya meski ia berpesan seperti itu.

" jangan tidur terlalu malam," Pram menyentuh kepala Laras, sedikit membelainya, entah dari mana asalnya keberanian itu, setelah meninggalkan sedikit kesan untuk Laras, laki laki itu berlalu pergi, entah kembali ke ruang kerjanya, entah kembali ke kamarnya yang letaknya tidak jauh dari kamar Laras itu.

Laras terdiam, lama...

Ada perasaan aneh yang menghinggapinya,

Kepalanya baru saja di belai oleh Pram,

Hal itu sangat familiar bagi Laras,

dulu Pram sering melakukan hal itu kepadanya,

Dulu sekali ketika ia masih SMP.

Semua kenangan yang pernah terjadi diantara mereka seperti kembali, muncul seperti film pendek.

Laras masih terdiam di tempatnya, ia kebingungan dengan ingatan ingatan lamanya yang merangsek masuk.

" Sudah selesai makannya mbak Laras?" suara Bu Yati membuyarkan pikirannya,

Perempuan setengah baya itu berjalan mendekat.

" mau langsung kembali ke kamar?"

" tidak Bu, saya mau jalan jalan sebentar.. rasanya sedikit sesak.." Laras bangkit dari kursinya,

" tentu saja, perut mba Laras sudah terlihat besar..

Luar biasa kalau membayangkan ada dua bayi di dalamnya.." bu Yati tersenyum,

" mas Pram pasti bahagia punya dua anak sekaligus.." imbuh Bu Yati membuat raut wajah Laras lagi lagi terlihat tidak nyaman.

" mau jalan jalan di halaman depan? Melihat lampu lampu taman dan bunga bunga?" tanya Bu Yati,

" apakah boleh Bu?" tanya Laras dengan wajah polosnya, tentu saja, usia Laras bahkan masih delapan belas tahun.

" Boleh, tapi saya ambilkan jaket dulu.. Dan asal tidak terlalu lama.."

Mendengar itu Laras mengangguk.

___

Rupanya Pram kembali ke kamarnya,

namun bukannya tidur, laki laki itu justru berdiri di samping jendela,

ia membuka tirainya setengah, agar bisa menatap langit malam, lampu lampu tamannya, dan bunga bunga yang sudah tukang kebun susah payah tanam.

" Bukankah aku sudah harus mencari nama?" gumamnya,

" tapi aku belum tau anak anakku itu laki laki atau perempuan.." imbuhnya.

Pram menyandarkan punggungnya pada dinding disamping jendela, lalu menghela nafas pelan.

Ia akan menjadi seorang bapak, anak anak itu akan lahir di usia Pram yang ke dua puluh lima.

Sesungguhnya ia tidak pernah berencana untuk menikah,

Apalagi mempunyai anak secepat ini,

Tapi inilah rencana Tuhan yang tidak bisa ia tolak.

ucapan papanya tiba tiba melintas,

Bahwa dirinya harus sadar dan Tidak boleh lupa bahwa Laras adalah milik adiknya.

Pram memejamkan matanya sejenak,

Ini adalah hal yang paling gila yang pernah ia lakukan,ia akan melepaskan ibu dari anak anaknya.

Dan mungkin saja, ia akan melihat ibu dari anak anaknya itu kembali pada adiknya suatu saat nanti.

bukan tidak mungkin ia dan Laras akan berubah status menjadi ipar,

dan Pram harus sanggup menerima hal itu.

Pram menarik punggungnya dadi dinding, dan berniat menutup tirai, namun gerakannya terhenti saat melihat Laras dan bu Yati sedang berjalan jalan di taman depan.

Pram terdiam, matanya lurus menembus jendela, menatap Laras yang baginya memang sudah cantik sejak kecil itu.

Andai saja segalanya berjalan sesuai dengan keinginan Pram,

Andai saja, Elang saat itu tidak berkata padanya bahwa ia menyukai Laras.

Dan andai saja ia bukan anak pertama yang harus selalu patuh dan mengalah pada Elang yang bebas melakukan apa saja itu.

Pram menghela nafas panjang, lalu mengambil HP di saku celananya,

" Bu Yati, jangan biarkan istriku terlalu lama di luar.." ucap Pram, ternyata yang ia hubungi adalah Bu yati.

Pram cemas, kalau kalau Laras masuk angin, tentunya itu tidak baik untuk ibu hamil.

Setelah mematikan sambungan telponnya, Pram masih terus menatap Laras, Hinga sepuluh menit kemudian, istri kecilnya itu berjalan kembali ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

tenang pram.....seiring waktu pasti laras lbh berat ke ank2nya dr pd perasaannya sdri,mgkn inj crnua menjodohksn kalian dengan jln kecelakaan yg mengakibatkan hdrnya ank,semoga elang nti lbh bijaksana dr pd pak cokro ya,,,,mba ayu lanjut🥰🥰🥰

2024-11-18

3

Chalimah Kuchiki

Chalimah Kuchiki

berharap traumanya laras sama takut ke mas pram mulai hilang

2024-11-18

2

evi Lusi

evi Lusi

semoga seandainya yg kau pikirkan jadi kenyataan pram

2024-11-18

2

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!