kue putu

Setelah berkeliling ke dua pasar, akhirnya Pram menemukan pedagang yang menjual kue putu, klepon, cenil dan berbagai macam jajanan sejenisnya.

Pram memarkirnya mobilnya, dan bersiap untuk turun,

" Tunggu disini saja, biar saya yang keluar Bu Yati." ujar pram,

" aku ingin ikut." suara Laras membuat gerakan Pram terhenti, ia menoleh pada Laras yang duduk di kursi belakang,

" aku ingin makan di tempat." imbuh Laras,

Melihat situasi yang kikuk, Bu Yati menyela,

" sepertinya mbak Laras ngidam, di turuti saja.. Mungkin mbak Laras juga ingin melihat situasi pasar di malam hari..

Saya akan menunggu di mobil saja.."

Mendengar kata kata Bu Yati, Pram mengangguk,

" ya sudah, ayo.." Pram membuka pintu mobil dan turun dari mobil, setelah turun ia berjalan ke arah belakang, niat hati Ingin membuka pintu untuk Laras, tapi rupanya Laras sudah membuka pintu mobil itu sendiri dan berjalan keluar.

Jarak parkir dan penjual putu sekitar tiga ratus meter,

Keduanya berjalan pelan, berdampingan.

Setelah sampai di penjual kue putu, raut Laras yang sedari tadi murung terlihat sedikit bersemangat.

" Ibu, tolong kue Putunya yang baru di buat ya, tiga porsi," Pram memesan pada si ibu penjual,

" yang banyak gula merahnya ya Bu?" imbuh Laras membuat si ibu penjual menatapnya,

" ngidam tho ini?" tanya si ibu penjual saat melihat perut Laras yang sudah terlihat.

Mendengar itu Laras diam tidak menjawab,

" iya Bu, istri saya ngidam.. Jadi sesuai dengan pesanan nya ya Bu, gula merahnya yang banyak.." sahut Pram mengulas senyum ramah, sehingga ibu penjual ikut tersenyum ramah.

Pram dan Laras di persilahkan duduk di kursi plastik.

Sembari menunggu keduanya melihat sekitar,

Banyak orang yang berlalu lalang,

Ada yang jalan berdua bergandengan, ada yang berboncengan sembari berpegangan,

banyak juga yang lainnya, tapi entahlah, sedari tadi hanya orang orang berpasangan saja yang lewat di depan mata Pram dan Laras.

Pram duduk dengan tenang, sesekali melirik Laras yang menyibukkan diri dengan HPnya.

" Ngginggg...." terdengar suara kue putu pesanan Laras sedang di masak.

Pram menghela nafas, lalu melipat kedua tangannya di dada, sembari melihat beberapa penjual yang duduk di emperan toko.

beberapa dari penjual itu terlihat sudah cukup tua,

Mereka menjual beberapa buah buahan, melihat buah yang di jual terlihat masih bagus, Pram bangkit, ia berjalan ke arah penjual itu.

" Mbah.. sadean nopo? ( Mbah... Jual apa?)" tanya Pram sembari berjongkok di depan ibu ibu yang sudah cukup tua itu.

Terlihat mangga dan melon yang masih bagus dan segar.

" Iki nak.. sampean tumbas yoo.. Sik seger seger kok, sek tas di kirim.. ( ini nak.. kamu beli yaa.. Masih segar segar, baru di kirim..)" jawab si Mbah,

Pram tersenyum,

" pun Dalu kok tasih sadean? Ngriyane teng pundi Mbah? ( sudah malam kok masih jualan? Rumahnya dimana Mbah?)"

" omahku dek Purwosari nak.. Lek gak dodol terus aku mene mangan OPO? ( rumahku di Purwosari nak.. Kalau tidak jualan terus aku besok makan apa?)" jawab si Mbah dengan wajah sayu, terlihat bahwa perempuan yang sudah renta itu sesungguhnya lelah.

" Nggih pun, Kulo tumbas sedoyo.. Tapi Mbah langsung wangsul nggih..( ya sudah, saya beli semua.. tapi Mbah langsung pulang ya..)"

" lho? Temenan ( sungguh ) nak??" si Mbah terlihat tidak percaya.

Pram hanya tersenyum, setelah tersenyum ia bangkit.

Laras terlihat heran melihat Pram yang mondar mandir lewat di hadapannya dengan membawa kantong kantong kresek besar.

Entah apa isinya, Laras enggan untuk bertanya.

Setelah selesai dengan kesibukannya, Pram akhirnya kembali duduk disamping Laras,

" belum Bu?" tanya Pram,

" sudah selesai mas," jawab si ibu sembari sibuk menutup kotak kotak yang berisi kue putu hangat itu.

" yang satu jangan di tutup Bu, yang dua saja di masukkan kantong.. " ujar pram sembari mengambil satu kotak yang terbuka,

" katanya mau makan di tempat?" Pram menyodorkan kue putu itu,

Laras mencoba mengambil satu kue, tapi ternyata masih panas,

" terlalu panas ya?" tanya Pram, namun tidak mendapat jawaban,

Tapi itu bukanlah masalah untuk Pram, ia sudah terbiasa di abaikan.

Laki laki itu, mengambil satu kue, meniupnya pelan, dan setelah kue itu cukup hangat ia memberikannya pada Laras,

Lebih tepatnya tangannya berniat menyuapi Laras.

Melihat tangan Pram sudah di depan mulutnya, Laras terlihat kaget, ia terdiam dan wajahnya terlihat ragu.

" Suapan ini untuk anak anakku.. Jadi tolong terimalah.." ucap Pram dengan suara setengah memohon.

Raut wajah Laras tampak berubah mendengar ucapan pram, meski masih terlihat canggung,

Tapi mulutnya perlahan terbuka, dan menerima suapan Pram.

Tak hanya sekali, Pram menyuapinya sampai beberapa kali, hingga kue dalam kotak itu akhirnya habis.

Pemandangan itu terlihat biasa saja bagi orang orang sekitar,

Namun bagi Bu Yati, itu adalah pemandangan yang luar biasa,

sudah berbulan bulan keduanya hidup berdua, tapi baru kali ini ada kedekatan diantara suami istri itu.

Sesungguhnya Bu Yati sempat menasehati Laras,

Karena Bu Yati kasihan sekali melihat bagaimana cara Laras memperlakukan suaminya.

Meskipun keduanya menikah karena terpaksa,

Meskipun keduanya akan berpisah setelah anak mereka lahir,

Tapi kedekatan tetap di perlukan demi kesehatan kandungan Laras.

" Mbak Laras mungkin Tidak butuh mas Pram,

Tapi anak di dalam perut mbak Laras butuh papanya,

Sesekali biarkan mas Pram menyentuh perut mbak Laras,

kasihan mas Pram mbak,

Dia juga tidak menginginkan hal semacam ini terjadi.

Dia juga pasti merasa sangat bersalah pada mbak dan mas Elang,

Tapi nasi sudah menjadi bubur..

Tolong lakukan yang terbaik selama mengandung..

Perlakukan mas Pram sedikit lebih baik, karena sesungguhnya mas Pram bukanlah orang jahat..

Mbak Laras harus mulai bicara kepadanya,

Bagaimanapun kalian adalah suami istri..

Mintalah apa yang mbak Laras inginkan..

Apapun kebutuhan mbak Laras..

Mas Pram pasti senang,

Tolong, pertimbangkan saran pembantu ini ya mbak??" ucap Bu Yati saat itu.

Bu Yati tidak pernah menyangka bahwa sarannya itu akan di pertimbangkan oleh Laras, mengingat Laras yang masih muda dan egois.

Bu Yati menyentuh dadanya, ada rasa syukur yang besar dalam hatinya..

meskipun ia juga mengenal Elang dan ikut merawatnya,

Tapi jauh di dasar hati Bu Yati lebih condong ke Pram.

Bukan karena Pram anak pertama yang pastinya akan lebih banyak mewarisi apa yang pak Cokro punya.

Tapi karena ia mengenal Pram sedari kecil, sedari almarhum nyonyanya masih ada.

Ia tau benar, bagaimana pak Cokro menekan Pram untuk menjadi penerusnya.

Bahkan setelah Elang hadir, tekanan pak Cokro pada Pram lebih tidak masuk akal bagi Bu Yati.

Pram hanyalah remaja yang ingin bermain seperti teman teman lainnya, tapi Pram harus terus ikut bekerja di akhir pekan.

Bu Yati juga tau benar bahwa Pram ingin menjadi seorang TNI, namun pak Cokro menentang keinginan Pram dengan keras.

Pram benar benar tidak di beri jalan, ia hanya boleh hidup sesuai dengan keinginan papanya.

Berbeda dengan Elang,

Elang hidup dengan bebas dan penuh pilihan,

Kasih sayangnya melimpah ruah,

Apapun yang Elang inginkan, tidak pernah ada satupun penolakan dari pak Cokro.

Luar biasanya, Pram tetap menerima dengan tenang semua itu, meski ia tau dirinya tidak menerima kasih sayang yang sama.

Bu yati diam diam berharap, semoga saja Laras bisa berubah pikiran setelah melahirkan nanti,

Semoga saja Tuhan memihak Pram yang sabar dan pengertian itu.

mata Bu Yati berkaca kaca penuh haru,

apalagi saat Bu Yati melihat Pram dan Laras sudah berjalan kembali ke arah mobil.

Terpopuler

Comments

Murni Zain

Murni Zain

kok visual aku mas Pram tu, postur tubuhnya seperti om Pamungkas.🤔🤭🤭
maaf ya mbak.. saya kok selalu terbayang om Pamungkas.. klo baca cerita mbak Ayu. 🙏🥰

2024-11-14

4

evi Lusi

evi Lusi

lambat laun semoga timbul cinta buat pram dan sebaliknya

2024-11-14

3

evi Lusi

evi Lusi

semoga laras membuka hatinya buat pram

2024-11-14

3

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!