kembar

Laras terbangun, ia mendengar jelas suara televisi yang masih menyala.

Gadis itu menyibakkan selimut tebal yang menyelimutinya, lalu duduk perlahan.

Betapa kagetnya ia saat melihat sosok Pram yang sedang tertidur sembari terduduk itu.

Laras tertegun cukup lama,

entah apa yg membuatnya tertegun,

Melihat sosok Pram yang tertidur, ada perasaan kasihan yang melintas.

Ia tau benar, Pram bukanlah laki laki yang kurang ajar,

Beda dengan Elang yang penuh senyum dan ramah pada setiap orang,

Pram adalah sosok yang pendiam dan penyendiri,

Jika tidak terpaksa berpapasan, Pram tidak pernah menatap atau menyapanya.

Padahal dalam ingatan Laras, saat Laras masih SMP,

Pram tidak begitu dingin terhadapnya,

Pram bahkan sering menemaninya bermain dan berjalan jalan keliling saat ia menyusul ayahnya bekerja.

Meski tidak banyak bicara, tapi saat itu Pram banyak tersenyum pada Laras, bahkan sesekali memegang kepala Laras di sertai helaan nafas sabarnya.

Entah kapan pastinya Pram berubah,

Jika di ingat ingat oleh Laras, Pram menjaga jarak semenjak Elang mulai mendekati Laras.

Benar, semenjak Laras dan Elang mulai berpacaran, Pram menjadi sosok yang berbeda,

seperti orang asing yang tidak pernah Laras kenal.

Kepala Pram tiba tiba bergerak pelan, melihat itu Laras buru buru bangkit, ia berlari ke arah kamarnya.

Pram sontak membuka mata, yang ia temukan adalah sosok Laras yang sedang berlari menjauh.

Pram ingin bangkit, namun di urungkan niatnya mengingat betapa gadis berusia delapan belas tahun itu menghindari dirinya.

Timbul rasa kecewa di hatinya,

Sudah cukup lama keduanya hidup dalam satu atap,

Namun Laras belum juga mau untuk berbincang dengannya sekalipun.

Setiap melihat Pram, gadis itu selalu menjauh dan segera masuk ke dalam kamarnya.

Sesungguhnya Pram ingin membawanya berjalan jalan, agar Laras menghirup udara segar, tapis sepertinya maksud baik Pram itu tidak akan tercapai.

___

Hari ini jadwal Laras periksa kandungan, Pram buru buru pulang dari kantor karena ingin mengantarkan Laras.

Laras sedang duduk tenang di depan kolam ikan yang terletak di tengah rumah, di sekeliling kolam itu juga di hiasi taman yang tidak begitu besar.

Laras memakai dress cantik berwarna coklat muda dengan motif bunga putih.

Pram yang sudah siap berjalan mendekat ke arah Laras, dengan kemeja coklat tua yang lengannya di tekuk sampai bawah siku.

Laki laki bertubuh tinggi itu menghentikan langkahnya tidak jauh dari Laras,

Ia takut Laras kaget melihatnya, namun ternyata kekhawatirannya percuma.

Gadis yang biasanya selalu kabur saat melihatnya itu, kini menoleh ke arahnya, hingga keduanya beradu pandang.

Deg..

Pram tertegun,

Baru kali ini Laras mau menatapnya, ada perasaan hangat yang mengaliri hatinya.

Namun segera di sadarkan dirinya, Pram membuang pandangannya dengan cepat,

" Bu Yati?!" panggil Pram,

" saya sudah siap Bu Yati, ayo segera berangkat?!".

Laras yang melihat sikap Pram itu, juga ikut mengalihkan pandangannya, ia menatap kembali ke arah kolam.

" Aku ingin makan sesuatu," ucap Laras tiba tiba,

Membuat Pram kembali menatap Laras,

" kau ingin makan sesuatu?" tanya Pram seperti tidak percaya gadis itu bicara padanya,

" katakan Laras? Kau ingin makan apa?" tanya Pram masih dengan raut tak percaya.

" aku ingin makan kue putu.." jawab Laras masih menatap ke arah kolam,

" kue putu??"

Pram terdiam, ia berpikir keras wajahnya terlihat bingung.

" Kue putu itu yang seperti apa?" tanya Pram,

" kue putu itu dari tepung beras mas Pram, mas Pram tidak pernah makan?" Bu Yati tiba tiba menyahut sembari berjalan mendekat,

" Saya tidak tau Bu Yati, apa saya pernah memakannya tapi Tidak tau namanya ya Bu?" Pram masih terlihat bingung,

" biasanya ada yang jual keliling mas kalau di kampung kampung, kalau di kota saya tidak pernah melihatnya.."

" lalu dimana saya harus mencarinya Bu Yati?"

" coba di pasar tradisional mas.. Biasanya ada kalau malam.."

Pram menatap Laras kembali,

" akan kucari ras, tapi kita periksa dulu ya?" ujar pram.

Mendengar itu Laras tidak menjawab, namun ia beranjak,

" ya sudah Bu Yati, ayo kita berangkat.." Laras berjalan ke arah Bu Yati yang berdiri di belakang Pram.

Sesampainya dirumah sakit, Laras tidak keberatan Pram mengikuti masuk ke dalam ruangan.

Pram duduk dengan tenang menunggu Laras yang sedang di periksa oleh dokter,

Saat perut Laras di buka, Pram sontak mengalihkan pandangannya, ia tidak mau Laras merasa tidak nyaman.

Namun dada Pram berdebar dengan cepat saat mendengar suara detak jantung,

Yah, itu suara detak jantung anaknya.

" pak, Bu, kabar baik.. Ini janinnya tidak hanya satu, tapi dua.." suara dokter membuat Pram langsung mengalihkan pandangannya pada layar yang memperlihatkan bentuk dan pergerakan bayi itu.

dada Pram berdebar semakin kencang,

Diam diam ia mengintip Laras,

Ia ingin tau respon Laras setelah mendengar kabar dari dokter bahwa anak mereka tidak hanya satu, tapi dua.

Dan benar apa yang di prediksi oleh Pram, wajah Laras memucat, Laras menutup mulutnya rapat rapat.

" bagaimana kondisi janinnya dok??" tanya Pram khawatir,

" sehat," jawab dokter sembari terus menggerakkan sebuah alat di atas perut Laras.

" untuk jenis kelamin belum terlihat jelas ya, mungkin untuk bulan depan sudah bisa di ketahui..

pak.. tolong makan ibunya lebih di awasi ya, karena janinnya kembar, jadi kebutuhan nutrisi dan gizinya dobel..

ibu harus makan lebih dari biasanya..

Akan saya berikan vitamin vitamin ya..?" ujar si dokter pada Pram,

" baik dokter.. Tolong beri saya informasi tentang makanan yang boleh dan tidak boleh di makan oleh ibu hamil dokter.."

mendengar itu si dokter mengulas senyum,

" Anak pertama ya?" tanya dokter,

Pram mengangguk,

" usia berapa pak? Sepertinya masih muda sekali, ibunya juga begitu?"

" saya dua puluh empat dokter.." jawab Pram mengulas senyum,

" baiklah, akan saya rekomendasi kan makan apa saja yang baik untuk ibu hamil,

Ibu.. Sudah selesai.. Silahkan.." dokter mempersilahkan Laras untuk bangun dari atas tempat periksa.

___

Selama dalam perjalanan suasana hening, tidak ada satu orang pun yang bicara, begitu pula Bu Yati.

Bu Yati duduk di kursi belakang dengan Laras,

Bu Yati tau tentang hasil pemeriksaan, tapi Bu Yati tidak berani membahasnya karena wajah Laras terlihat masih shock.

Setelah lama diam, akhirnya Pram bertanya,

" mau pulang dulu, atau sekalian ikut mencari kue Putunya?" suara Pram terdengar tenang.

Laras tidak menjawab, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela.

" mbak Laras.. Apa masih ingin makan kue putu?" tanya bu Yati sembari menyentuh lengan Laras.

" masih Bu, aku ingin yang masih hangat.." Jawab Laras pelan,

" kalau begitu ikut saja, sekalian kita cari makan.." sahut Pram sembari lurus menatap jalan raya.

Terpopuler

Comments

Indi Purwanti

Indi Purwanti

aaah... mba ayuu ga pernah gagal.... salam hangat mba ayu semoga selalu dilancarkan dan di beri kesehatan ya mbaa.. makasih banyak diantara segala macam kesibukan masi di sempetin up 😁

2024-11-12

5

evi Lusi

evi Lusi

tokoh laki2 disetiap novel mbak Ayu semua kusuka

2024-11-13

5

Mika Saja

Mika Saja

mgknkah seblm Laras dekat dengan elang pram lah yg pertama suka SM Laras,,, Pram knp kau mengalah sekali SM elang pdhl Jan Klian Ade kakak meskipun beda ibu....

2024-11-12

4

lihat semua
Episodes
1 rumah keluarga Cokro
2 tidak mau
3 saran yuniar
4 biarkan anakku hidup
5 sofa
6 kembar
7 kue putu
8 bunga asoka
9 andai saja
10 menendang nendang
11 perut laras
12 angkringan
13 kamar bayi
14 aku tak akan berubah pikiran
15 tetaplah bersama
16 keresahan pram
17 percakapan
18 perasaanku
19 subuh
20 cerah
21 kontraksi
22 menjelang dua puluh lima tahun
23 ruang bayi
24 aku ingin egois
25 apa boleh?
26 sikap lembut
27 kau tega kepada adikmu?
28 Zavier dan Zerina
29 keluarga kecil
30 mama elang
31 ketidaksetujuan suryo
32 semangat untuk laras
33 ketegasan Pram
34 peringatan pram
35 mimpi buruk
36 kakung
37 pagi yang cerah
38 aku tidak perduli
39 mimpi buruk
40 Anak kesayangan
41 kecurigaan elang
42 pencarian
43 petir
44 gelang yang cantik
45 pertanyaan elang
46 siapa laki laki itu
47 es krim
48 dia adikku
49 jujurlah
50 tangis bayi
51 jangan sentuh anak istriku
52 kembali padaku!
53 IGD
54 amarah suryo
55 pembelaan
56 desakan
57 jika segalanya bisa di ulang
58 senyum zavier
59 percakapan di sofa rumah sakit
60 air mata laras
61 air mata pram
62 Tidak ada Laras disini
63 penyesalan Bu yati
64 kesadaran pramudya
65 kembalikan istriku
66 guncangan
67 Rejdo prawira
68 tidak pantas
69 cucu keluarga prawira
70 di pangkuan eyang
71 pak dhe
72 penyesalan eyang
73 masa lalu
74 menguji kesabaran
75 saya sudah terlalu tua
76 biarkan saja
77 selamatan
78 rasa takut
79 pabrik kayu
80 perbincangan larut malam
81 tidak setia
82 makan malam
83 air mata Bu yati
84 anakmu!
85 ayo menikah
86 kerinduan
87 aku bapak kandungmu
88 kemana bapak selama ini?
89 ibu yang pergi
90 air mata Naina
91 maafkan eyang
92 5 tahun
93 gerbang sekolah
94 om
95 pecel tumpang
96 penjelasan
97 Tidak bisa
98 pulanglah
99 rumah kakek dan nenek
100 mereka keponakanku
101 jangan lari lagi
102 Sekolah
103 kakakmu berbeda
104 kenyataan menyakitkan
105 maafkan aku
106 aku tidak bisa memaafkanmu
107 rumah belanda
108 tempat yang dekat
109 ibu guru rara
110 ketakutan elang
111 Bu guru cantik
112 kamar laras
113 keraguan pram
114 tipe lili
Episodes

Updated 114 Episodes

1
rumah keluarga Cokro
2
tidak mau
3
saran yuniar
4
biarkan anakku hidup
5
sofa
6
kembar
7
kue putu
8
bunga asoka
9
andai saja
10
menendang nendang
11
perut laras
12
angkringan
13
kamar bayi
14
aku tak akan berubah pikiran
15
tetaplah bersama
16
keresahan pram
17
percakapan
18
perasaanku
19
subuh
20
cerah
21
kontraksi
22
menjelang dua puluh lima tahun
23
ruang bayi
24
aku ingin egois
25
apa boleh?
26
sikap lembut
27
kau tega kepada adikmu?
28
Zavier dan Zerina
29
keluarga kecil
30
mama elang
31
ketidaksetujuan suryo
32
semangat untuk laras
33
ketegasan Pram
34
peringatan pram
35
mimpi buruk
36
kakung
37
pagi yang cerah
38
aku tidak perduli
39
mimpi buruk
40
Anak kesayangan
41
kecurigaan elang
42
pencarian
43
petir
44
gelang yang cantik
45
pertanyaan elang
46
siapa laki laki itu
47
es krim
48
dia adikku
49
jujurlah
50
tangis bayi
51
jangan sentuh anak istriku
52
kembali padaku!
53
IGD
54
amarah suryo
55
pembelaan
56
desakan
57
jika segalanya bisa di ulang
58
senyum zavier
59
percakapan di sofa rumah sakit
60
air mata laras
61
air mata pram
62
Tidak ada Laras disini
63
penyesalan Bu yati
64
kesadaran pramudya
65
kembalikan istriku
66
guncangan
67
Rejdo prawira
68
tidak pantas
69
cucu keluarga prawira
70
di pangkuan eyang
71
pak dhe
72
penyesalan eyang
73
masa lalu
74
menguji kesabaran
75
saya sudah terlalu tua
76
biarkan saja
77
selamatan
78
rasa takut
79
pabrik kayu
80
perbincangan larut malam
81
tidak setia
82
makan malam
83
air mata Bu yati
84
anakmu!
85
ayo menikah
86
kerinduan
87
aku bapak kandungmu
88
kemana bapak selama ini?
89
ibu yang pergi
90
air mata Naina
91
maafkan eyang
92
5 tahun
93
gerbang sekolah
94
om
95
pecel tumpang
96
penjelasan
97
Tidak bisa
98
pulanglah
99
rumah kakek dan nenek
100
mereka keponakanku
101
jangan lari lagi
102
Sekolah
103
kakakmu berbeda
104
kenyataan menyakitkan
105
maafkan aku
106
aku tidak bisa memaafkanmu
107
rumah belanda
108
tempat yang dekat
109
ibu guru rara
110
ketakutan elang
111
Bu guru cantik
112
kamar laras
113
keraguan pram
114
tipe lili

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!