Ayesha yang baru saja menyelesaikan shalat maghribnya segera beanjak karena sedari tadi ponselnya terus berdering, ada satu panggilan masuk dari suaminya.
"Assalamualaikum. San" Sapanya ketika sambungan terhubung.
"Waalaikumsalam, Sha bisakah kamu pulang sekarang?" ternyata itu adalah suaminya bukan sandra. terdengar suara orang menangis, mungkinkah....
"Memang kenapa Har? Apa terjadi sesuatu?" Ayesha yang sedang memakai jilbab pun segera duduk untuk mendengarkanbapa yang sebenarnya terjadi hingga haras langsung menelponnya.
"Mama masuk rumah sakit, dari tadi nanyain kamu terus." jelasnya.
"Astagfirullahhaladzim. apa yang terjadi dengan Mama Har? Apa beliau baik-baik saja." Ayesha coba memberitahu Lily lewat secarik kertas yang ditulisnya, memberitahu bahwa dirinya harus pulang kerumah karena mertunay sedang dirawat. dan lily beri anggukan.
"Aku segera kesana, Assalamualaikum." Telen terputus tak memunggu waktu lama, ayesha segera bersiap untuk pulang kembalinamun dirinya meyakinkan sahabatnya bahwa itu hanya sebentar dan mungkin besoknya jika tak ada masalah dirinya akan kembali untuk meneruskan kerja sama yang tadi siang sudah disepakati bersama Sakha.
"Bisa anterin aku ly?." pintanya. dan sang sahabat langsung menghubungi saudaranya itu untuk menjemput dan mengantarkan Ayesha ke bandara.
***
Ayesha tiba dirumah sakit hampir tengah malam, tepatnya pukul setengah duabelas malam, dirinya segera mencair dimana letak kamar tempat mertuanya dirawat, setelah menayakan pada resepsionis Ayesha langsung bergegas menuju ruangan.
Sepanjang perjalanan dirinya dari kota XX je kota halamannya tak hentinya dirinya melantunkan doa supaya mama mertuanya itu baik-baik saja pasalnya haras tak mengatakan apapun selain mengabari bahwa Mama nya sednag dirawat, tak hanya itu dirinya juga langsung mengubungi Ibu dan juga Ayahnya.
Suara pintu berderik, membuat seseorang menoleh dan sedikit tersenyum, akhirnya datang juga begitulah pikir lelaki tersebut yang tak lain adalah Haras. Papa ya baru saja pulang setelah tadi siang menunggu sang istri.
"Assalamulaikum, Ma." diusapnya pelan tangan sang Mama.
Mama Nuri yang tertidur pun mengerjap kala merasakan sentuhan ditangan kirinya yang tak terpasang selang infus.
Dengan hati-hati dirinya mencoba untuk beranjak duduk namun segera dicegah oleh Auesha.
"Mama tiduran aja ya, maaf kalo yesha baru bisa jenguk sekarang." Diliriknya sang suami yang masih memperhatikan dirinya dan sang ibunda.
Mama Nuri hanya mengangguk pasrah ada binar bahagia sekaligus kecewa dimatanya, bagaimana bisa anak satu-satinya itu menghianati wanita secantik dan sebaik Ayesha.
"Mama sudah tau semuanya, semua keputusan ada ditanganmu, jika yang terbaik menurutmu dengan jalan berpisah Mama Ikhlas nak."
Sorot matanya menampilkan betapa kecewanya dirinya terhadap anaknya yang hanya mempermainkan sebuah pernikahan, berpoligami. Memang Rasulullah SAW pun mengijinkan jika seorang suami bisa memiliki lebih dari satu istri namun dizaman sekarang rasanya sulit untuk menemukan wanita yang rela dimadu, termasuk menantunya itu.
"Sshhh... Mama gaboleh ngomong gitu, Ayesha ikhlas kok Ma, Mas Haras juga adil sama Yesha. Kami semua hidup rukun selama ini dirumahnya Mas Haras."
Ayesha mencoba menyakinkan sang Mama bahwa pernikahan poligaminya baik-baik saja, Ia tak mau menunjukan rasa kecewa nya pada sang Mama mertua terlebih dengan keadaannya sekarang.
"Lebih baik Mama tidur sekarang, biar Yesha yang jagain mama disini, Mas Haras biar pulang saja" tambhanya dan melihat kearah suaminya, pandangan mereka bertemu ada rasa kecewa dalam diri Ayesha, mengapa sampai saat ini suaminya itu seolah tak terjadi apa-apa ketika kejadian dipuncak kemarin.
Ayesha tak ingin memikirkan perasaannya yang menjadi prioritas utama adalah kesembuhan sang Mama.
Haras yang sedari tadi diam pun akhirnya angkat bicara. " Biar aku yang jaga disini, lebih baik kamu istirahat. kamu juga baru sampai kan." Haras melihat adanya koper didekat pintu pertanda istri pertamanya itu langsung ke rumah sakit.
Mama yang melihat arah pandang anaknya itupun sedikit terkejut karena mendapati sang menantu yang membawa koper kecil, darimana kah dirinya, apa benar hubungan mereka baik-baik saja...
Mama Nuri mencoba untuk terus berprasangka baik pada menatunya, tak mungkinkah sang menantu akan mengecewakan dirinya, terlebih lagi jika gaun yang dibeli waktu itu tidak mungkin Ayesha tak mencobanya, karena sekalipun dirinya meminta sesuatu Ayesha pasti akan mengabulkannya, seperti saat ini ketika dirinya berbaring di rumah sakit, Ayesha langsung datang keruangannya walaupun sudah tengah malam.
Setelah perdebatan panjang antara Ayesha dan Haras yang tak mau mengalah, akhirnya mama Nuri buka suara.
"Kalo gitu kalian aja yang jagain Mama."
Ucapan Mama Nuri membuat mata ayesha membulat sempurna bagaimana bisa dirinya berdua dengan suaminya sedangkan kejadian waktu di villa saja sudah dilupakan begitu saja oleh Haras tanpa perkataan maaf. Membuat Ayesha tahu diri bahwa dirinya tak diinginkan oleh suaminya.
Mau tak mau Haras ataupun Ayesha menyetujuinya, Ayesha berbaring disofa sedangkan Haras hanya duduk dikursi sambil menatap Mama tercintanya itu seakan menelisik apa yang sebenarnya mamanya inginkan.
Sementara dirumah Haras ada sandra yang sedang menunggu kepulangan suaminya yang tak kunjung datang setelah mengirim pesan bahwa dirinya tak bisa pulang karena harus menjaga sang mama dirumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Maaf kalo banyak typo bertebaran 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Umi Aat
cerai aj sih... nikah ma sahabatnya aj
2020-09-06
1
azzh
jg smpai sandra hamil klu bneran malas bacanya kenapa ayesha selalu menderita terus ga pernah bahagia.. buat haras pasti akan menyesal krn udah menelantarkan ayesha serta ga berlaku adil sama dia
2020-09-05
3
Nanik Purnomo
ga adil buat ayesha
2020-09-05
3