16

Seorang wanita muda berhijab tengah duduk berdua dengan seorang laki-laki disebuah cafe. keduanya masih terdiam, rasa penasaran masih menggelayuti pikiran laki-laki tersebut, banyak spekulasi bermunculan dipikirannya.

bagaimana bisa wanita secantik Ayesha diperlakukan tak adil oleh lelaki apalagi itu suaminya sendiri.

Sekelebat kejadian beberapa waktu lalu masih diingatnya, Haras sedang makan malam romantis bersama Sandra disebuah restoran mewah salah satu hotel bintang lima. Keduanya begitu mesra bagai pasangan yang sedang dimabuk cinta.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan sekarang Al?"

Ayesha rasanya sudah lelah, ditinggalkan di Villa sesaat setelah dirinya menyerahkan raganya untuk suaminya, tak dianggap sama sekali, sungguh sakit.

"Apa benar laki-laki ini suamimu?" Alvin memberikan ponselnya kedapa Ayesha, Ayesha menerimanya dirinya begitu terkejut kala melihat isi dari ponsel Alvin yang ternyata adalah potret sang suami dengan madunya, begitu mesra dan romantis dilihat dari beberapa dekorasi yang tertata dengan rapi.

matanya memanas, ingin sekali dirinya menyangkal namun ia urungkan dan hanya memberi anggukan sebagai jawaban setelah memberikan ponselnya kepada pemiliknya.

"Aku harus kasih dia pelajaran." Alvin bersungut dan hendak melangkah keluar namun segera ditahan oleh Ayesha.

"Dia..Dia istri kedua suamiku." Ujarnya pelan dan segera melepaskan cekalan tangannya pada Alvin.

Alvin yang semula hendak keluarpun duduk kembali, menelisik wajah cantik berhijab itu dengan peeasaan hancur, bagaimana bisa wanita yang dicintainya rela dimadu, apakah karena dirinya tak seseksi istri keduanya atau.......

Dienyahkan segala pikiran negatif dari otaknya sekarang yang harus ia pikirkan adalah perasaan Ayesha, gadis itu masih menunduk mungkin menangis dalam diam, dilihatnya kerudung yang basah oleh air mata namun segera dihapus kala Alvin tengah melihatnya.

Gadis itu tak ingin egois, suaminya berhak bahagia jika bersama dirinya tidak tapi itu lebih baik daripada harus berselingkuh dibelakangnya seperti apa yang lily ucapkan waktu mereka masih dikontrakan.

"Lebih baik kita temui mereka." Ucapan Alvin sontak membuat Ayesha mengangkat kepalanya dengan mata sembab dirinya memberanikan diri menatap temannya itu.

"Nggak perlu, aku udah ijinin kok, lebih baik anterin aku pulang. aku capek." pinta Ayesha sambil menyeka air matanya, beranjak dan segera melangkah keluar sebeluk Alvin mengiyakan permintaannya.

Didalam mobilpun keduanya masih terdiam hanya suara dari audio mobil yang terdengar, Ayesha dengan rasa sakit yang terus menganga sementara Alvin dengan berbagai macam pertanyaan dibenaknya.

"Al.."

"Sha.."

Mereka berucap secara spontan dan akhirnya Ayesha lebih dulu menundukan kepalanya.

"Tolong rahasian ini dari Ibu sama Ayahku ya Al." Pinta nya dengan wajah memelas.

Sungguh Alvin tak tega melihat gadis yang dicintainya di sia-sia kan begitu saja apalagi oleh suaminya sendiri.

"Tapi kamu harus janji kalau ada apa-apa hubungi aku. okey" Balasnya seraya tersenyum dan menular juga pada Ayesha meskipun hanya senyuman tipis.

Keduanya pun tiba pada saat malam hari, Alvin hanya mengantarkan Ayesha sampai depan pagar rumahnya. Ayesha bergegas masuk setelah mengucapkan salam.

Tak ada siapapun karena dirinya pulang kerumah Haras tidak kerumah Mama mertuanya, dilihatnya garasi mobil Haras belum ada artinya dirinya masih dengan madunya.

Tak berselang lama ponselnya berdering menampilkan nama sang sahabat, Lily.

"Waalaikumsalam.." jawabnya.

"Benarkah?" tanya nya tak percaya.

"Baiklah, kalau begitu besok aku siap-siap. Assalamualaikum.."

Telpon terputus, sebenarnya dirinya ingin meminta ijin pada suaminya tapi melihat dari sifatnya rasanya tak perlu, membuka kembali layar ponselnya, membuka aplikasi Whatsapp mengetik huruf demi huruf.

Har, aku ijin ke kota XX, Lily mengajakku untuk join bisnis dengan saudaranya, besok aku berangkat. Jangan cemas aku juga sudah ijin pada Mama.

Send, hanya centang dua abu-abu, dimatikannya ponsel tersebut, berjalan kearah tangga menuju kamarnya, melelahkan. Tanpa disadari dirinya terlelap bahkan tanpa mengganti baju.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***