Mau tak mau akhirnya Yesha ikut juga dengan suaminya, daripada harus merelakan ah ya meskipun itu sudah kewajibannya tapi ada bagian dari dirinya yang tak rela harus melepas keperawanannya pada sang suami mengingat dirinya begitu mencintai sang madunya.
"Udah sampe, aku duluan." Ucapan Haras seketika membuat dirinya seakan jatuh kedalam jurang tak bertepi. baru tadi dikosan mesra eh udah sampe rumah jadi batu lagi kan.
segera ditepisnya bulir air mata yang hendak jatuh dengan punggung tangannya, dilangkahkannya kaki itu keluar menuju rumah suaminya.
"Assalamualaikum." Ucapnya ketika sudah didalam rumah karena pintu sengaja dibuka.
Ayesha tak mendapati Haras, padahal tidak sampai sepuluh menit dirinya dan haras keluar dari mobil.
"Waalaikumsalam." itu sandra yang baru turun dari kamarnya." Akhirnya kamu dateng juga." seraya memeluk erat tubuh yesha seolah sedang melepas kerinduan pada adiknya.
"Eh.. em iya Mbak, aku langsung ke kamar ya. capek banget nih." setelah berkata demikian langsung saja dirinya menaiki tangga untuk menuju kamarnya, dirinya hanya membawa beberapa baju ganti siapa tau saja kan malah ditendang lagi.
"Apaan coba, dikontrakan aja bilangnya mau adil tapi disini ughh nyesel kan balik lagi." gerutunya sambil melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dan berwudhu karena belum melaksanakan shalat isya.
Dirapikannya mukena setelah itu ia lelihat ponselnya, lupa kalau dirinya belum mengabari sahabatnya jika dirinya kembali kerumah.
Ayesha : Assalamualaikum ly maaf malam ini aku kembali kerumah.
tak ada balasan, segera disimpan kembali benda pipih itu diatas nakas, membayangkan kembali bagaimana dirinya dengan Haras beberapa saat yang lalu membuat pipinya bersemu namun segera ditepis ketika hendak merengguk nikmat akan tubuhnya tatkala satu kata terucap dari bibirnya yang sukses membuatnya membeku, bagaimana bisa ketika dirinya sedang dibawah kungkungan suaminya namun nama Sandra yang disebutnya.
Perlahan air mata itu kembali jatuh meskipun sudah beberapa kali dirinya menguatkan, bahwa dirinya tak boleh egois toh suaminya juga sudah berhak atas dirinya, tapi berkali pun dirinya membiarkan egonya menang, tak mau jika Haras mengambil apa yang selama ini ia jaga tapi hatinya masih untuk orang lain.
Sayup-sayup suara adzan subuh terdengar, entah jam berapa dirinya tertidur, mengerjap sesekali sambil melangkah ke arah kamar mandi namun suara-suara itu masih terdengar dikamar sebelah, kalian tahu kan suara apa itu.
membuat hatinya mencelos, bagaimana bisa ketika dirinya berhasil dirayu oleh sejuta kata manis dari bibir Haras namun subuh ini faktanya mereka masih mesra bahkan tanpa memperdulikan hatinya yang sudah tak berbentuk.
segera dienyahkan fikiran tersebut dan melangkahkan kalinya mengambil air wudhu, menggelar sajadah dan memanjatkan doa tak lupa membaca beberapa lembar ayat suci untuk memberikan ketenangan dalam dirinya.
Segera meraih jilbab instannya, dilangkahkan kakinya keluar kamar set, mengedarkan pandangannya pada pintu kamar sebelah yang masih tertutup, sedetik kemudian bergegas menuruni tangga berjalan ke arah dapur mengambil air dan menuangkan kedalam gelas dengan sekali tegukan untuk meredam rasa panas dalam hatinya.
"Kamu masak apa?" sejenak yesha tertegun melihat kedatangan sandra dengan rambut basahnya.
"Nasi goreng." kawabnya seraya melihat ke arah nasi yang sudah dipindahkan dari magic com kedalam wadah, mulai mengambil bahan dari dalam kulkas dan segera mencucinya.
"Aku bantuin ya." katanya lagi sambil mengambil beberapa bumbu lalu memblendernya sampai tak mendengar derap langkah haras yang sudah mendekat kearah sandra, ingin memeluknya dari belakang namun melihat bahwa tak hanya dirinya didapur membuat ia mengurungkan niatnya dan hanya duduk dimeja makan sambil memperhatikan istrinya membuat bumbu.
"Hari ini jangan pedesnya, 1 aja cukup." Ucapnya enteng entah sindiran atau apa tapi membuat mata Yesha memanas.
"Iya." jawaban yesha dan sandra berbarengan membuat keduanya menoleh sandra tersenyum ramah namun yesha hanya tersenyum datar.
Ketiganya sarapan dalam diam, ayesha sudah ingin beranjak namun diurungkan tatkala sandra bersuara." Yesha nanti ke mall yuk, beli kebutuhan dirumah, aku lihat udah mau abis."
Yesha ingin menolak, namun tidak salah juga kan mengiyakan permintaan madunya ini toh hanya berbelanja, hitung-hitung mengakrabkan diri.
Seusai mengantarkan haras sampai teras depan rumah, mereka berdua kembali masuk namun atmosfer canggung masih menyelimuti terutama ayesha sejurus kemudian dia berkata." Ehm.. yaudah mba aku siap-siap dulu ya." dan langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
berganti pakaian, seperti biasa memakai pakaian tertutup dan tak lupa hijab instannya. segera keluar dari kamar ada keinginan untuk mengetuk pintu kamar sebelah namun ia urungkan, lebih baik menunggunya diruang keluarga saja.
Sandra keluar dengan dress selutut berwarna putih dengan aksen sabuk dipinggangnya, cantik. tak salah memang Haras begitu mencintai wanita itu begitu dalam dibandingkan dengan dirinya.
"ayo." katanya dan segera melangkah keluar menuju garasi, kami menggunakan mobil Haras yang lain. Sandra yang mengemudi sampai ke pelataran Mall . kami turun dan langsung menuju supermarket untuk membeli kebutuhan rumah tak jarang aku yang menanyakan ingin membeli apa ataupun dirinya. dirasa cukup akhirnya kami membayar, ada sedikit perdebatan untuk membayar antara dibayar oleh yesha atau sandra, alhasil yesha harus mengalah" sebagai peemintaan maaf" katanya dengan tatapan memohonnya.
Berbelanjan selesai tak terasa waktu menunjukan makan siang, setelah memilih salah satu restoran untuk menikmati makan siang akhirnya terpilih restoran cepat saji karena yesha harus menemui lily sahabatnya itu. setelah pesanan mereka datang sandra ijin ke toilet sebentar namun belum sampai ditempat yang dituju dirinya dikagetkan akan tangan yang melingkar dipinggangnya, rupanya Haras juga tengah di Mall yang sama dengan yesha dan Sandra.
"Lepasin har, malu." katanya manja.
"Sama istri sendiri kok." masih mencium bahu sandra dan segera membalikan badannya mereka berhadapan ingin melakukan yang lebih namun dirinya tau situasi akhirnya ia urungkan.
Sandra merasa tak nyaman takut kalau yesha melihat kelakuan dirinya dengan Haras, buru-buru dilepasnya rangkulan tangan Haras.
"Aku sama yesha kesini." ujarnya setelah sandea mencuci tangannya, mereka sedang duduk berdua menikmati makan siang.
" aku tahu." jawabnya enteng sambil menyuapkan makanannya.
"Yaudah aku balik lagi ya, gak enak ninggalin yesha lama-lama." hendak beranjak namun tangannya ditahan oleh haras.
"Gausah, dia udah pergi kok." dan itu membuat sandra menbulatkan matanya tak oercaya, segera diedarkan pandangnya dimana saat dirinya dan yesha hendak makan dan benar saja meja itu sudah kosong.
"Kenapa nggak bilang sih." dan buru-buru melangkahkan meninggalkan haras dengan segala rasa bersalahnya.
melihat kearah parkiran, dilajukannya mobil itu menuju rumah dan benar saja barang belanjaannya sudah ada didapur namun belum dibereskan, segera dirinya bereskan namun tetap tak menemukan istri pertama suaminya itu.
Disandarkannya tubuhnya pada kursi meja makan, menghela nafas sejenak dan meraup wajahnya dengan kedua tangannya.
" Maafkan aku yesha.." lirihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Eny Ambarwati
kok mau2nya tersakiti trs...terbuat dr apa hati Ayesha itu thoor
2020-11-16
0
Umi Aat
udah pergi aj sha nyesek aku bacany
2020-09-06
0
🌹Mami zila##
hiks....hiks...hiks...
2020-08-30
1