Hari kedua dirumah Ibu mertua tetap sama, Ayesha terbangun dari tidurnya diatas sofa sedangkan suaminya masih nyenyak diatas kasur empuk kesayangannya.
Segera dilangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk berwudhu dan bersiap untuk melaksanakan kewajibannya kepada sang pencipta, mengadu atas segala takdir yang diberikan dan memohon ampunan atas segala kesalahan, tak lupa juga memohon kekuatan untuk menjadi kehidupan poligami yang dialaminya.
Tak lupa membaca kitab suci sebagai penenang kala hati sedang resah." Shadaqallahul'adzim." Diciuminya Al-Quran tersebut dan diletakkan kembali pada tempatnya. disaat ingin membuka mukena lnya suara Haras menggentikan sejenak aktivitasnya.
" Sudah selesai." Dilihatnya sang suami tengah duduk bersandar pada kepala kasur. dan mendapat anggukan dari ayesha tapi gadis itu masih diam ditempat sambil menggit bibir bawahnya.
Enggan melepas mukenanya, bukan tak ingin memperlihatkan dirinya tanpa kerudung hanya saja perlakuan dari Haras masih enggan untuk dirinya membiarkan Suaminya itu melihat apa yang memang seharusnya menjadi haknya.
"Kenapa tidak dilepas."
Mulai bangun dari kasur dan hendak menghampiri Ayesha yang masih duduk diatas sajadahnya.
"Bisakah kamu keluar dulu atau ke kamar mandi sebentar." jawabnya
"Memang kenapa, bukankah aku suamimu."
suami dari mana kalau setiap hari yang dipikirannya hanya Sandra saja, Cih.
"Ya tapi bisakah kamu mengabulkan permintaanku, bukankah tidak masalah jika aku tak ingin memperlihatkannya padamu."
Maafkan aku Ya Allah, bukan ingin menjadi istri durhaka, hanya saja hamba tak ingin bila suami hamba masih belum bisa bersikap adil pada hamba.
Tak ingin berdebat akhirnya Haras mengalah dan memilih untuk keluar kamar.
Akhirnya Ayesha bisa bernafas lega, segera diirnya membereskan mukena dan menyimpannya ketempat semula, merapikan ranjang dan sofa kembali ke asalnya.
Segera keluar setelah memakai hijab intstannya dan memberi tahu suaminya untuk segera menunaikan shalat subuhnya.
***
Diluar Rumah terlihat Papa Raka dan Mama Nuri sedang jalan pagi, meskipun hanya memakai kursi roda tapi keluar dari rumah untuk menghirup udara pagi yang masih bersih sepertinya tak masalah.
"Assalamualaikum Mah, Pah" Ucap Haras dan Ayesha bersamaan dan membuat orang tua tersebut menahan senyum lebarnya.
tak disangka perjodohan mereka membuahkan hasil, pikir orang tua Haras.
"Bi siti udah bikinin sarapan, Mamah sama Papah juga sarapan ya bareng sama kita ya." Ayesha membantu mendorong kursi roda menggantikan sang papa mertua yang sedang berbincang dengan anak semata wayangnya.
"Bagaimana pekerjaanmu Nak, apa semuanya berjalan lancar." tanya papa setelah mereka duduk dimeja makan.
Ayesha segera menyiapkan keperluan seperti piring sendok nasi goreng, menatanya untuk santap sarapan keluarga tak lupa air putih dan jus jeruknya.
Mulai mengisi piring mertuanya terlebih dahulu setelahnya baru suaminya.
"Segini cukup." menunjukkan piringnya pada Haras dan menjawab Iya.
Hening tercipta tak ada yang membuka suara. sampai sang papa yang memulai dan membuat kedua pasangan pengantin itu terkejut.
"Jadi, kapan kalian akan memberikan cucu untuk Papa dan Mama hm" goda nya.
dan Haras langsung tersedak makanannya.
"Uhuk...uhuk..." segera yesha mengambilkan minum dan memberikannya pada Haras.
"Kita belum kepikiran kesana ma, masih mau pacaram dulu. iya kan sayang." Haras mencoba bersikap senatural mungkin dengan mengusap kepala Ayesha yang tertutup kerudungnya, menunjukkan bahwa dirinya memang sudah menerima perjodohan ini, namun berbeda dengan Ayesha yang hanya tersenyum kikuk.
"Yasudah, kalau gitu Papa mau anter mama duku buat istirahat ke kamar." Apap beranjak dari tempat duduknya dan segera mendorong kursi roda sang istri kedalam kamar.
Selepas kepergian orangtuanya Haras langsung menatap tajam kearah Yesha sambil berkata " Gausah GR dulu, aku gitu biar mereka gak curiga." Ayesha hanya memutar bola matanya enggan menanggapi dan langsung naik kelantai atas setelah membereskan meja makan.
Ditutupnya pintu kamar dan mencoba mencari sesuatu untuk dibaca supaya menghilangkan segala sesuatunya. mencari salah satu buku yang dikira menarik dan langsung membacanya.
kegataran ponsel disisi kanan menjeda sebentar dari aktifitasnya membaca buku, satu pesan masuk dari Lily sahabatnya.
"Sha, besok temenin aku cari kosan ya, aku tunggu dicafe jam 10siang." dan Ayesha sempat terkejut dengn pesan yang dikirimkan sahabatnya itu, kosan untuk siapa pikirnya tapi nanti lah setelah mereka bertemu dirinya akan menanyakan hal itu dan hanya membalas singkat dengan jawaban Iya.
tak terasa dirinya sudah hampir satu jam membaca buku dan kantukpun tiba, suara pintu terbuka pun tak dihiraukannya.
Haras yang melihat acuh dan memilih untuk segera menghubungi sang pujaan hati yang tak lain adalah sandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Eny Ambarwati
perempuan yg sll dirugikan...apa mmg kodrat ya thoor...
2020-11-16
0
Eka Ranaya
thor kok rasanya ga adil banget ya buat ayesha Thor
buat pisah aja dlu thor
ntar biar si haras nyesel thor udah sia2 in ayesha thor..
sungguh malang nasib mu ayesha..
2020-08-22
4