4

Perjalanan Jakarta-Bandung yang harusnya ditempuh dua setengah jam kini menjadi sedikit lambat karena ulah Haras yang selalu memaksa Ayesha untuk tetap tinggal dirumahnya namun Ayesha tetaplah Ayesha si cewek keras kepala.

"Inget ya, jangan sampai orangtuaku tahu kalau kamu nggak tinggal serumah sama aku." ancamnya. dan itu membuat Ayesha semakin muak dengan tingkah Haras.

"Tenang saja, sepulangnya dari rumah Ibu juga aku gak minat buat balik lagi kerumahmu." Ayesha tak takut akan ancaman yang dilontarkan Haras.

Daripada melihat kemesraan Sandra dan Haras lebih dia tahu diri untuk segera menjauh dari kehidupan mereka.

"Assalamualaikum.." Sapanya begitu sampai didepan rumah bercat putih itu.

"Waalaikumsalam, eh ada Den Haras sama Non Ayesha." Bi Siti langsung mengambil barang bawaan yang ada dimobil, menyimpannya dikamar Haras.

Ayesha dan Haras segera melanjutkan langkahnya kekamar orang tua haras.

"Assalamualaikum pa."

"Waalaikumsalam, kalian sudah datang."

Haras langsung mencium punggung tangan Papa Raka pun dengan Ayesha.

"Bagaimana keadaan Mama pa?"

Haras yang sibuk memandangi wajah wanita yang telah melahirkannya merasa sedih, melihat sang Mama tak berdaya ditempat tidur.

"Sudah baikan, Lebih baik kalian istirahat dulu pasti capek kan dari jakarta ke Bandung."

Orang yang melihat tingkah laku haras pasti tak akan menyangka jika sosok didepannya itu Pria yang Dingin dan angkuh, namun bisa berubah lembut dan penyayang tapi itu hanya dilakukan didepan keluarga namun tidak dengan Ayesha yang sudah terbiasa dengan kepribadian ganda suaminya tersebut.

Ayesha pun menuruti perkataan Papa mertuanya, dilangkahkan kakinya menuju kamar dimana tadi Bi siti meletakan barang bawaannya, dimana lagi kalau bukan dikamar Haras.

4jam perjalan membuat tubuhnya terasa pegal, segera setelah pintu tertutup dirinya langsung ambruk diatas kasur empuk milik suaminya.

Baru lima menit matanya terpejam tapi guncangan dibahunya memaksa harus membuka kelopak matanya secara menyeluruh.

Cih, tak bisakah dia bersikap lembut disini, dirumah orangtuanya sendiri.

"Ini ranjangku." katanya.

"Lalu"

"Jadi aku yang berhak tidur disini." perkataannyaa ini lebih tegas dari sebelumnya.

Lihatkan, Pria ini memang memiliki kepribadian ganda. Didepan orangtuanya saja lembut tapi kalau sudah berdua denganku begini mana bisa.

Tidak bisaakah dirinya empati sedikit terhadap Ayesha yang notabene adalah seorang perempuan terlebih dia istrinya sendiri, meskipun tak dipungkiri Ayesha sendiri masih menutup hati nya untuk Haras.

Segera beranjak dari tempat tidur dan ingin membuka pintu kamar.

"Kamu mau kemana?" Belum sempat memegang gagang pintu, suara Haras sudah mengintrogasi.

"Menurutmu, jika aku tak diijinkan tidur dikamarmu, lantas apa yang harus aku lakukan sekarang, menina bobokan dirimu." ejek Ayesha tanpa berbalik menatap haras.

"Pergilah!" usirnya kemudian.

BLAAMM!!!

Ayesha menutup pintu dengan sangat keras menunjukkan betapa sakit hatinya diperlakukan seperti itu.

Masih berada dibalik pintu kamar suaminya, Tetesan bening itupun lolos begitu saja tanpa diminta.

Langkah Ayesha terhenti ketika mendengar suara bi siti yang menghampirinya.

"Non yesha tidak istirahat." Katanya setelah berhadapan dengan dirinya.

"Ini mau bi, oh ya apa kamar tamu kosong." tanya yesha kemudian.

bi siti mengerutkan keningnya merasa aneh dengan pertanyaan menantu majikannya tersebut, bukankah seharusnya Nona mudanya itu tidur sekamar dengan Tuan muda, lantas apa ini. mungkinkah.....

"Eh bi siti, Yesha lagi ngambek bi jadi dia gak mau sekamar sama aku"

Haras yang mendengar suara Ayesha dan bi siti langsung keluar dan menarik tangan Ayesha sepersekian detik tubuh yesha sudah merapat dalam dekapan Haras.

Ayesha melongo melihat setiap perubahan dalam diri Haras, begitu menyebalkan.

"Kamu mau semua orang tahu kalau kita itu nggak baik-baik aja." Haras berucap setelah menutup pintu kamarnya. Dia bersidekap sambil memindai tubuh Ayesha. melihat dari atas sampai kebawah dan tatapannya tertuju pada bibir merah muda ayesha.

Ayesha seketika mendongak melihat pancaran amarah dan gairah sekaligus dalam mata Haras.

"Memang seperti itu kan kenyataannya kan kalau pernikahan ini nggak baik-baik aja." Ayesha berucap dengan suara bergetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Dengan sikapmu seperti itu aku yakin tidak akan lama lagi permintaan perceraianmu terkabul." katanya kemudian segera keluar dari kamar.

Ayesha yang tadinya berdiri langsung terduduk lemas dilantai, menutup wajahnya yang sudah penuh air mata.

*****

Pagi hari menjelang, sayup-sayup Ayesha mendengar seseorang mengetuk pintu, seelah melipat mukena yang dipakainya, segera Ia membuka pintu.

"Iya bi, ada apa." tanya nya setelah mendapati bi siti didepan kamar.

"Nona ditunggu sama den Haras non buat sarapan."

"Iya bi."

Setelah pintu tertutup, Yesha langsung beregas menuju kearah meja makan dimana semuanya sudah berkumpul, begitupun dengan Ibu meakipun masih menggunakan kursi roda.

"Bagaimana keadaan Ibu?" tanya nya setelah duduk disebelah Haras dan mengambil nasi dan lauk pauk untuk suaminya, disusul pula dengan dirinya.

"Alhamdulillah sudah baikan nak." jawabnya seraya menampilkan senyum teduhnya, senyuman menenangkan.

"Syukurlah, Insha allah Ayesha bakalan sering main kesini bu." Ucapnya dan mendapat tatapan heran dari semua orang. terutama suaminya yang langsung terbatuk.

"Pelan-pelan Mas.." Segera mengambilkan gelas yang berisi air putih kepada suaminya.

Terpopuler

Comments

Eka Ranaya

Eka Ranaya

lanjut kak...
💪💪💪💪💪💪

2020-08-21

1

ig : skavivi_selfish

ig : skavivi_selfish

Semangat terus nulisnya kak 💛💛💛

2020-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!