Episode 3. Semerah Buah Stroberi

Keesokan harinya, saat alarm berdering keras di ponselnya, Kimberly yang tertidur cepat semalam karena kelelahan segera bangun dari tidurnya. Ia mengucek kedua matanya, meregangkan kedua tangannya, lalu menoleh ke samping tempat tidurnya.

Namun, saat ia memalingkan wajahnya ke arah tempat tidur di sampingnya yang seharusnya diisi oleh William, ternyata William tidak berada di sana.

Kimberly tersentak kaget dan bangun dari tidurnya. Dengan langkah cepat, ia bergerak ke arah kamar mandi dalam kamarnya, siapa tau William ada disana, tapi rupanya kamar mandi itu kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaan William, bahkan lantai kamar mandi masih terasa kering, menunjukkan bahwa belum ada yang menginjakinya.

Dengan langkah gontai karena habis bangun tidur, Kimberly segera keluar dari kamarnya. Kedua matanya masih terasa mengantuk, bibirnya terus menguap, hingga tiba di ujung tangga atas dan hendak turun, dari arah meja makan, Kimberly melihat suaminya, William, dan ibunya, Dania, tengah mengobrol akrab di meja makan.

Keduanya terlihat sarapan dan tertawa-tawa bersama, hingga saat mendengar langkah kaki menuruni tangga, pandangan keduanya segera menoleh ke sumber suara itu.

Mereka terkejut melihat Kimberly ada disana, namun tidak urung untuk tersenyum dan bangkit dari duduk mereka.

"Kamu udah bangun, Sayang?" sapa William basa-basi, sembari tersenyum manis dan melangkah mendekati Kimberly.

Kimberly yang mendengar sapaan manis itu segera tersenyum dan mer-ang-kul bahu William. Membuat keduanya saling ber-dek-atan tanpa sekat. 

"Iya, barusan aku bangun. Huaammppp ... ngantuk banget. Kemaren aku capek banget, terus langsung tidur. Kamu kok bangun tadi nggak sekalian bangunin aku sih? aku kan gabisa siapin kamu makan jadinya," Kimberly terlihat cemberut dan memajvkan bibirnya.

William dengan lembut mengarahkan Kimberly untuk duduk di sebelahnya di meja makan. Keduanya terlihat berbincang asik, William mengambilkan Kimberly makan dan menyeka mulutnya yang terdapat sisa nasi.

"Kalian makan dulu ya, mama mau cuci baju dulu," setelah menyelesaikan makannya, Dania bangkit dari kursinya dengan membawa piring kosongnya menuju wastafel untuk mencucinya.

Saat Dania pergi, Kimberly melihat ekspresi tajam atau mungkin kesal di wajahnya. Wanita paruh baya itu tidak menatap Kimberly atau William saat berdiri dan pergi dengan tujuan mencuci piring.

"Tadi mama yang masak ini?" tanya Kimberly sembari memalingkan wajahnya kearah William yang saat itu masih asyik menikmati makanannya.

William yang mendengar segera menelan makanannya dan memalingkan wajahnya kearah Kimberly. 

"Iya, pas aku bangun aku lihat mama udah masak di dapur, katanya sih mau masakin kamu, kamu habis ini mau berangkat kerja kan?" tanya balik William dengan tatapan mata yang agak aneh, yang entah apa arti dibalik tatapannya.

Kimberly memperhatikan tatapan William, namun ia tidak mengerti makna yang tersembunyi di dalamnya. Sejak Kimberly menanyakan tentang mamanya, sikap William mulai berubah menjadi aneh. "Iya, aku habis ini mau ke kantor dulu, laporin hasil kerja aku kemaren. Ehm, kamu habis ini mau berangkat ngantor ya, udah rapi aja," 

Kimberly mengulurkan tangannya, hendak merapikan kerah kemeja William. Namun, begitu ujung jarinya menyentuh kain itu, pandangannya terpaku pada jejak merah yang menghiasi leher William. Dengan ekspresi heran, Kimberly terus menata kerah kemeja William, sementara matanya tetap terfokus pada jejak merah yang men0njol di leher lelaki itu.

"Makasih, Sayang. Aku habis ini mau ada meeting, jadi ya aku bangun pagi-pagi tadi, jam delapan udah harus di kantor. Kamu nanti pulang jam berapa, sampe sore nggak?" tanya William. Seakan tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Kimberly dan tatapan matanya, William dengan cepat meraih tangan Kimberly dan menggenggamnya dengan erat.

"Nggak juga. Aku siang dah pulang. Kerjaan aku nggak banyak. Kemarin mama ada nitipin Tasya ke aku jadi ya aku nggak bisa pulang sore banget. Palingan setelah kerjaan aku selesai aku langsung pulang. Oh iya, Tasya kemana? kok sepi, dia belum bangun?" Kimberly segera menoleh ke segala arah mencari keberadaan Tasya.

Namun, sejauh ia melihat tidak ia temukan gadis kecil itu di manapun. Kosong. Apakah mungkin dia belum bangun? Kimberly selalu menyebutnya tukang pembawa mas4lah dan tukang molor karena kebiasaannya yang suka bangun siang.

"Mungkin belum bangun. Dia kan emang suka gini, bangun siang banget. Kalo belum di bangunin nggak bakal mau bangun. Aku berangkat dulu ya, Sayang. Kamu nanti hati-hati berangkat kerjanya, jangan ngebut-ngebut.

Aku pergi ya," William segera bangkit dari duduknya, men-ci-um lembut kening Kimberly sebelum mengambil tas kerjanya dan berangkat ke tempat kerja tanpa menunggu balasan dari Kimberly.

Kimberly memalingkan wajahnya ke arah suaminya yang perlahan menjauh, hingga akhirnya leny4p dari pandangannya bersamaan dengan pintu yang tertutup.

"Tadi kok leher mas William ada merah-merah ya, apa itu bekas digigit nyamuk, tapi kok bekasnya kayak habis di ...?? nggak! aku dan mas William nggak habis main kemarin. Aku ketiduran sampe nggak tau mas William pulang. Tapi kalo gitu tadi bekas apa? 

"Kenapa mikirin itu rasanya aku khawatir ya? ah udahlah, mending aku segera siap-siap dan berangkat ke kantor," Kimberly terus menerus memikirkan bekas merah di leher William yang ia bingung bekas merah apa itu.

Sejauh ia tahu itu seperti bekas habis di gigit nyamuk atau kecvpan saat dua pasangan berhubungan. Tapi kemarin ia dan William tidak bermain, Kimberly langsung tidur, tanpa menunggu kepulangan William.

Dengan usaha keras untuk mengalihkan pikirannya, Kimberly bangkit dari duduknya dan menuju ke dapur untuk meletakkan piring kotornya disana. Begitu tiba di dapur, ia melihat Dania sibuk mencuci baju di kamar mandi yang berdekatan dengan dapur, pintu kamar mandi terbuka lebar.

Kimberly segera mencuci piringnya di wastafel di depannya, mengelap tangan yang basah, lalu bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap, sebentar lagi ia harus sudah berangkat ke kantornya.

..............................

Pada pukul setengah dua belas siang, saat tiba waktu makan siang, Kimberly memutuskan untuk mampir ke restoran terdekat setelah mengantar calon pembeli ke lokasi tanah yang ia promosikan di media sosial kemarin. Setelah calon pembeli menyatakan butuh waktu untuk mempertimbangkan, Kimberly yang mulai merasa lapar segera bergegas ke restoran terdekat dari sana untuk makan siang.

Sambil menikmati makanannya yang baru saja tiba, Kimberly mengambil ponselnya dengan niat untuk mengecek pekerjaannya. Namun, begitu layar ponsel menyala, ia disambut dengan serangkaian pesan dari teman baiknya yang sudah lama tidak mengunjunginya atau mengirimkan pesan padanya.

Dengan senyum di wajahnya, Kimberly segera membuka nomor temannya itu dan membaca pesan yang dia kirimkan.

(Kim, Lo apa kabar, gue kangen,)

(Sorry ya gue akhir-akhir ini jarang hubungi Lo, gue lagi sibuk sama kerjaan gue. Lo Minggu sibuk nggak? gue pengen ketemu Ama Lo, di rumah Lo. Gue pengen mampir. Lo bisa kan?)

(Oh Lo sibuk ya, kayaknya kerjaan Lo nggak bisa kasih Lo istirahat ya, sampe pas kita ketemu aja Lo masih aja sibuk sama hp Lo.)

(Kim, nanti Lo bales wa gue ya, gue tungguin. Gue online terus. Hari ini hari Rabu kan, gue online sampe sore, malamnya gue ngurusin anak sama suami gue.)

(Yaudah Kim, bales wa gue nanti ya. Bye-bye bocil gue, lope youu tomat, eh so much hehe,)

Pesan yang dikirimkan dari teman baiknya, Jennifer, lengkap dengan stiker-stiker lucu yang menyertai pesannya, sebuah senyum kecil tak terelakkan muncul di wajah Kimberly. Suasana ceria dan kebahagiaan terpancar dari layar ponselnya, memancing tawa kecil yang menggema di ruangan. Tanpa ragu, Kimberly dengan antusias segera membalas pesan tersebut.

(Gue bisa. Lo Dateng aja, gue Minggu libur. Gue tungguin ya, gue sibuk banget sekarang, nggak bisa chat-an sama Lo terus.)

(Bye Jen, lope youu juga.)

Kimberly segera menutup ponselnya dan melangkah cepat keluar dari restoran itu. Dia sudah terlambat untuk janji dengan pembeli selanjutnya yang sudah menunggu di jalan Meja kebalik. Pembeli itu memintanya datang segera untuk mengecek rumah yang ingin dia beli.

Saat Kimberly tiba di lokasi, pembeli itu sudah menunggu dengan mobilnya yang mewah. Mereka berdua langsung meluncur menuju rumah yang akan diperiksa. Di dalam mobil, pembeli itu memberikan instruksi dengan tegas.

"Kita harus cepat, Mbak. Saya ingin segera menyelesaikan transaksi ini," ujar pembeli itu sambil menatap tajam ke arah Kimberly.

Kimberly hanya mengangguk mengerti. Dia tahu betul pentingnya kesepakatan ini bagi pembeli itu. Rumah yang akan dibeli adalah rumah impian pembeli itu, dan Kimberly harus memastikan semuanya berjalan lancar.

Sesampainya di rumah yang akan diperiksa, Kimberly dan pembeli itu langsung masuk. Mereka mulai memeriksa setiap sudut rumah dengan teliti. Pembeli itu terlihat sangat puas dengan kondisi rumah tersebut.

"Rumah ini memang sesuai dengan yang saya inginkan. Saya rasa saya akan segera menyetujuinya," ujar pembeli itu dengan senyum puas.

Kimberly tersenyum lega mendengar kata-kata pembeli itu. Dia pun segera menyodorkan formulir transaksi dan meminta pembeli itu untuk mengisi detail-detail yang diperlukan. Setelah pembeli itu mengisi semua formulir yang Kimberly berikan, mereka berdua duduk di teras yang luas dan sejuk sambil menyelesaikan proses transaksi.

"Terima kasih, Mbak Kimberly. Saya sangat senang bisa menyelesaikan transaksi ini dengan lancar," ujar pembeli itu sambil menyerahkan selembar cek kepada Kimberly.

Kimberly menerima cek tersebut dengan senang hati. Dia merasa senang bisa membantu pembeli itu mendapatkan rumah impiannya. Setelah semua proses selesai, mereka berdua pun berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan telah tercapai.

Kimberly pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada pembeli itu. Mereka berdua pun berpisah dengan senyum di wajah masing-masing. Kimberly merasa puas bisa menyelesaikan transaksi dengan lancar dan membantu pembeli itu mendapatkan rumah impiannya.

Namun, ketika Kimberly hendak pulang, tiba-tiba ada sekelompok pria bert0peng yang datang dan menghalangi jalannya. Mereka terlihat gar-ang dan membawa senj4ta taj4m. Kimberly merasa ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Kami tahu kau memiliki sesuatu besar di dalam tasmu. Serahkan padaku sekarang jika kau ingin ny4wamv selamat!" ujar salah satu dari pria bert0peng itu dengan suara meng4ncam.

Kimberly panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yang mungkin bisa digunakannya untuk meny-elam-atkan diri, namun sebelum dia sempat mengeluarkan satupun barang, tiba-tiba seorang pria tampan, berjaket hitam muncul dari belakang tubuhnya dan mel4wan para pria bertopeng itu.

Pria itu terlihat sangat ahli dalam bertarung dan dengan cepat berhasil mengalahkan para penyer4ng.

Setelah para pria bert0peng itu kabur, pria itu pun mengulurkan tangan kepada Kimberly untuk membantunya berdiri. Kimberly merasa senang dan bersyukur atas pertolongan pria itu.

"Terima kasih atas pertolonganmu. Siapa namamu?" tanya Kimberly dengan rasa penasaran.

.....................................

Wushhh ..

Udara sore terasa sejuk atau bahkan sedikit dingin saat Dania dan pujaan hatinya, William, memasuki sebuah h0tel untuk memesan kamar. Mereka terlihat penuh kebahagiaan, saling bergandengan tangan sambil tersenyum dan melangkah menuju kamar mereka setelah proses pemesanan selesai.

Saat memasuki kamar yang terlihat begitu mewah, jauh berbeda dari kamar mereka di rumah, William dengan ramah mengajak Dania duduk di tepi ranjang.

"Kamu cantik banget, Sayang. Wajahmu sangat indah, senyumanmu membuatku mabvk kepayang dan bi-bi-rmu yang semerah buah stroberi itu membuatku ingin segera melahapnya. Aku tidak tahan, Sayang. Kita langsung bermain yuk," William segera mengerucutkan bibirnya, ingin mengajak Dania berb4ring, namun Dania yang tau perilaku William segera tersenyum dan meraih tangannya.

"Lucu banget sih pacar aku, jadi pengen nyubit hidungnya." Dania segera mencubit gemas hidung mancung William, membuat William semakin cemberut.

Dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya dan tangannya yang perlahan turun, Dania melanjutkan ucapannya. "Kita baru sampe sayang, masa langsung main sih, tapi aku juga udah ga tahan sih. Yaudah yuk kita langsung gass aja, mumpung kita lagi disini sekarang," 

William segera mengajak Dania berbaring, memiringkan tubuhnya dengan gaya super dramatis, menatap ke arah Dania yang saat itu juga tengah menatap kearahnya.

Mereka saling menatap seperti dua kucing yang bertengkar tanpa suara atau kata-kata, tapi tiba-tiba William beraksi layaknya pahlawan dalam film romantis, mendekatkan wajahnya pada wajah Dania dengan semangat super hero, mengajaknya untuk saling melekatkan bi-bir layaknya kedua kutub magnet.

Glekk ...

Ke-cu-pan itu terasa lembut, selembut kapas, namun lama kelamaan semakin kas4r dan terburu-buru. William perlahan me-mb-uka pengait dress yang dikenakan Dania, hingga Dania hanya mengenakan bralette saat itu. saweran bi-bir yang mereka lakukan tidak juga putus, mereka terus beradu skill, dan melanjutkan kegiatan mereka.

"Sayang, oh yeahhh, hmmm," Dania membuka mata lebar-lebar saat William berusaha melepas "sabuk penyelamat" tempat balon udara miliknya bersarang. Dengan penuh semangat, William menggigit es krim raksasa yang sedang Dania bawa, sementara tangan satunya sibuk memainkan balon udara yang lainnya.

William sangat menikmati permainan itu, hingga tanpa sadar Dania melepas shirtnya dan keduanya berakhir dalam keadaan "Eh, ada monyet lepas kandang"!

"Sayanggg," William mengisyaratkan kepada Dania untuk akan melanjutkan permainan mereka ke level yang lebih tinggi. William menaiki tu-b-uh Dania, bersiap mencangkul buah peach miliknya yang semakin menggemaskan di bawah sana.

Dania merasakan kehangatan dari tvbvh William yang men-in-dih-nya, membuatnya semakin pa-nas karena keinginan untuk makan pisang segar yang menggebu-gebu di dalam dirinya. Mereka saling memandang dengan penuh semangat, tanpa kata-kata yang terucap, namun hanya suara-suara indah dan jeritan merdu yang mengisi ruangan mewah itu.

Mereka terus bermain-main dalam kehangatan yang mendalam, merasakan usapan dan cum-buan yang membuat mereka terbang ke langit ketujuh.

Dania merasakan tu-bu-hnya bergetar saat William menjelajahi setiap sudut tu-bu-hnya dengan semangat dan antusiasme yang melonjak-lonjak seperti kera di pohon!

Saat mereka mencapai climax  bersama-sama, udara di dalam kamar terasa semakin dingin, tapi kehangatan di antara mereka seperti ketika makan es krim di kutub utara! Mereka berp-elu-kan erat, merasakan kelezatan yang mengalir di antara keduanya seperti cokelat panas di hari dingin!

Dania dan William terdiam sejenak, menikmati momen kebersamaan mereka yang penuh semangat petualangan. Mereka saling bertatapan dengan penuh semangat atau mungkin aura kehangatan yang masih juga menyala-nyala di dalam diri mereka.

Setelah beberapa saat, Dania akhirnya memecah keheningan. "Terima kasih, Sayang. Aku sangat mencintaimu," ucapnya sambil tersenyum manis.

William tersenyum balas, "Aku juga mencintaimu, Sayang. Kamu adalah yang terbaik ."

Mereka saling ber-pe-lu-kan erat, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang mengalir di dalam diri me-re-ka. Udara di dalam kamar semakin dingin karena AC yang tetap menyala, namun tu-b-uh mereka yang seperti magnet membuat rasa dingin di dalam kamar itu tidak lagi terasa.

Bersambung ...

Episodes
1 Episode 1. Nontonin Orang Coblosan
2 Episode 2. Sosok yang Perhatian
3 Episode 3. Semerah Buah Stroberi
4 Episode 4. Perasaan di Masa Lalu
5 Episode 5. Masih Aman
6 Episode 6. Keanehan di Kamar Dania
7 Episode 7. Kecurigaan Kimberly
8 Episode 8. Sangat Dekat di Masa Lalu
9 Episode 9. Mama Dania Simpanan Suamiku
10 Episode 10. Akan Membalas Dend4m
11 Episode 11. Kembali Merebut Posisi
12 Episode 12. Mereka Sudah Saling Kenal
13 Episode 13. Roti Kotak-kotak yang S*ksi
14 Episode 14. Hari Anniversary Pernikahan
15 Episode 15. Menunjukkan Taringnya
16 Episode 16. Setelah Hari Anniversary
17 Episode 17. Kekesalan Dania
18 Episode 18. Kelinci Kecilmu
19 Episode 19. Mengubah Nama Kepemilikan Aset
20 Episode 20. Aku atau Kamu
21 Episode 21. Menggugat Cerai
22 Episode 22. Gagal Jantung
23 Episode 23. Ada Cerita di Masa Lalu
24 Episode 24. Salah dan Benar
25 Episode 25. Proses Pengalihan Saham
26 Episode 26. Kupu-kupu Malam
27 Episode 27. Pekerjaan Kedua Dania
28 Episode 28. Pel4cur mur4han
29 Episode 29. Hanya Boleh Memanggil Nyonya
30 Episode 30. Bukan Lagi An4k Tiri tapi Majikan
31 Episode 31. William Menjadi Kuli
32 Episode 32. Berniat Menghancvrkan
33 Episode 33. Karena Faktor Usia
34 Episode 34. Jalan-jalan ke Dufan dan Ancol
35 Episode 35. Kamu di Bawah dan Aku di Atas
36 Episode 36. Kepolosan Tasya
37 Episode 37. Jadilah Pacarku
38 Episode 38. Menjadi Gelandangan
39 Episode 39. Aku akan Menikahimu
40 Episode 40. Sebuah Cincin Berlian
41 Episode 41. Kemarahan Dewi
42 Episode 42. Teman Satu Sekolah
43 Episode 43. Mereka Pacaran
44 Episode 44. Rencana Balas Dendam
45 Episode 45. Tasya Hilang
46 Episode 46. Crush di Kampus
47 Episode 47. Menggunakan Susuk
48 Episode 48. Buket Bunga dari William
49 Episode 49. Kedatangan Sisil
50 Episode 50. Orang yang Ramah dan Hangat
51 Episode 51. Menambah Susuk
52 Episode 52. Lamaran Lusa
53 Episode 53. Perihhhh!!
54 Episode 54. Ulang Tahun Dania
55 Episode 55. Tante Tomat
56 Episode 56. Kita Putus
57 Episode 57. K4RMA IBU TIRI J4HAN4M
58 Episode 58. Dua Garis Merah
59 Episode 59. Itu Anakmu
60 Episode 60. Jangan Panggil Pak
61 Episode 61. Masa Lalu Dania dan William
62 Episode 62. Tasya Meningg4l
63 Episode 63. Kemarahan Kimberly
64 Episode 64. Menikah di Gereja
65 Episode 65. Selingkvhannya atau Kekasihnya
66 Episode 66. Membeli Rumah Baru
67 Episode 67. Mr. Jon atau William
68 Episode 68. Kamu Baik dan Cantik
69 Episode 69. Psik0pat yang Kej4m
70 Episode 70. Berangkat ke Manado
71 Episode 71. Cek Kehamilan
72 Episode 72. Muka yang Mirip
73 Episode 73. Bawa Calon Suami dari Arab
74 Episode 74. Dania Kegugvran
75 Episode 75. Kau Begitu Mempesona
76 Episode 76. Ternyata Sepupu
77 Episode 77. Aku Mencintaimu, Kim
78 Episode 78. Bosnya adalah Kekasihnya
79 Episode 79. Kami Akan Menikah
80 Episode 80. Meminta Restu
81 Episode 81. Dia Menjijikk4n
82 Episode 82. Hanya Sebatas Iri
83 Episode 83. You are My Heart Now
84 Episode 84. Dari Hati ke Hati
85 Episode 85. Hamil
86 Episode 86. Menjadi yang Kedua
87 Episode 87. Romantis dan Menawan
88 Episode 88. Mama Baru
89 Episode 89. Sebahagia dan Selanggeng Nasi Goreng
90 Episode 90. Di Hotel Toscana
91 Episode 91. Malam Pertama yang Terbaik
92 Episode 92. Masih Gress
93 Episode 93. Dia adalah Temanku
94 Episode 94. Honeymoon di New York
95 Episode 95. Lovers of the Red Sky
96 Episode 96. Dia Hanya Korban
97 Episode 97. Berangkat ke New York
98 Episode 98. The Shops & Restaurants at Hudson Yards
99 Episode 99. Resmi Bercerai
100 Episode 100. Goodbye and See You Again (TAMAT)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1. Nontonin Orang Coblosan
2
Episode 2. Sosok yang Perhatian
3
Episode 3. Semerah Buah Stroberi
4
Episode 4. Perasaan di Masa Lalu
5
Episode 5. Masih Aman
6
Episode 6. Keanehan di Kamar Dania
7
Episode 7. Kecurigaan Kimberly
8
Episode 8. Sangat Dekat di Masa Lalu
9
Episode 9. Mama Dania Simpanan Suamiku
10
Episode 10. Akan Membalas Dend4m
11
Episode 11. Kembali Merebut Posisi
12
Episode 12. Mereka Sudah Saling Kenal
13
Episode 13. Roti Kotak-kotak yang S*ksi
14
Episode 14. Hari Anniversary Pernikahan
15
Episode 15. Menunjukkan Taringnya
16
Episode 16. Setelah Hari Anniversary
17
Episode 17. Kekesalan Dania
18
Episode 18. Kelinci Kecilmu
19
Episode 19. Mengubah Nama Kepemilikan Aset
20
Episode 20. Aku atau Kamu
21
Episode 21. Menggugat Cerai
22
Episode 22. Gagal Jantung
23
Episode 23. Ada Cerita di Masa Lalu
24
Episode 24. Salah dan Benar
25
Episode 25. Proses Pengalihan Saham
26
Episode 26. Kupu-kupu Malam
27
Episode 27. Pekerjaan Kedua Dania
28
Episode 28. Pel4cur mur4han
29
Episode 29. Hanya Boleh Memanggil Nyonya
30
Episode 30. Bukan Lagi An4k Tiri tapi Majikan
31
Episode 31. William Menjadi Kuli
32
Episode 32. Berniat Menghancvrkan
33
Episode 33. Karena Faktor Usia
34
Episode 34. Jalan-jalan ke Dufan dan Ancol
35
Episode 35. Kamu di Bawah dan Aku di Atas
36
Episode 36. Kepolosan Tasya
37
Episode 37. Jadilah Pacarku
38
Episode 38. Menjadi Gelandangan
39
Episode 39. Aku akan Menikahimu
40
Episode 40. Sebuah Cincin Berlian
41
Episode 41. Kemarahan Dewi
42
Episode 42. Teman Satu Sekolah
43
Episode 43. Mereka Pacaran
44
Episode 44. Rencana Balas Dendam
45
Episode 45. Tasya Hilang
46
Episode 46. Crush di Kampus
47
Episode 47. Menggunakan Susuk
48
Episode 48. Buket Bunga dari William
49
Episode 49. Kedatangan Sisil
50
Episode 50. Orang yang Ramah dan Hangat
51
Episode 51. Menambah Susuk
52
Episode 52. Lamaran Lusa
53
Episode 53. Perihhhh!!
54
Episode 54. Ulang Tahun Dania
55
Episode 55. Tante Tomat
56
Episode 56. Kita Putus
57
Episode 57. K4RMA IBU TIRI J4HAN4M
58
Episode 58. Dua Garis Merah
59
Episode 59. Itu Anakmu
60
Episode 60. Jangan Panggil Pak
61
Episode 61. Masa Lalu Dania dan William
62
Episode 62. Tasya Meningg4l
63
Episode 63. Kemarahan Kimberly
64
Episode 64. Menikah di Gereja
65
Episode 65. Selingkvhannya atau Kekasihnya
66
Episode 66. Membeli Rumah Baru
67
Episode 67. Mr. Jon atau William
68
Episode 68. Kamu Baik dan Cantik
69
Episode 69. Psik0pat yang Kej4m
70
Episode 70. Berangkat ke Manado
71
Episode 71. Cek Kehamilan
72
Episode 72. Muka yang Mirip
73
Episode 73. Bawa Calon Suami dari Arab
74
Episode 74. Dania Kegugvran
75
Episode 75. Kau Begitu Mempesona
76
Episode 76. Ternyata Sepupu
77
Episode 77. Aku Mencintaimu, Kim
78
Episode 78. Bosnya adalah Kekasihnya
79
Episode 79. Kami Akan Menikah
80
Episode 80. Meminta Restu
81
Episode 81. Dia Menjijikk4n
82
Episode 82. Hanya Sebatas Iri
83
Episode 83. You are My Heart Now
84
Episode 84. Dari Hati ke Hati
85
Episode 85. Hamil
86
Episode 86. Menjadi yang Kedua
87
Episode 87. Romantis dan Menawan
88
Episode 88. Mama Baru
89
Episode 89. Sebahagia dan Selanggeng Nasi Goreng
90
Episode 90. Di Hotel Toscana
91
Episode 91. Malam Pertama yang Terbaik
92
Episode 92. Masih Gress
93
Episode 93. Dia adalah Temanku
94
Episode 94. Honeymoon di New York
95
Episode 95. Lovers of the Red Sky
96
Episode 96. Dia Hanya Korban
97
Episode 97. Berangkat ke New York
98
Episode 98. The Shops & Restaurants at Hudson Yards
99
Episode 99. Resmi Bercerai
100
Episode 100. Goodbye and See You Again (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!