Bab 12: kebenaran yang menghancurkan

Langit memerah seolah terbakar, warna-warna menyala dari api dan petir yang menghujani tanah. Di tengah medan perang, Aric, Lyria, dan Kael berdiri dalam posisi bertahan, dikelilingi oleh pasukan cahaya yang berbaris rapi. Pedang dan tombak prajurit itu berkilauan, menciptakan dinding baja yang tampak tak tertembus. Namun, ketegangan yang sesungguhnya terjadi di antara tiga sahabat, terutama saat Aric masih berjuang mengendalikan energi naga yang bergejolak di dalam tubuhnya.

"Aric, tolong, kau harus mengendalikan ini," desak Lyria, suaranya bergetar. Matanya yang biru bersinar dipenuhi rasa cemas. "Aku tahu kau lebih kuat dari ini. Kau adalah Aric, sahabat kami, bukan Dewa Naga!"

Aric memejamkan matanya, mencoba meredam ledakan energi di dalam dirinya. Tapi setiap kali ia berusaha menenangkan pikirannya, bayangan perang masa lalu menyeruak, penuh dengan pengkhianatan dan kemarahan. "Aku... aku tidak tahu bagaimana melawannya," katanya, tubuhnya gemetar. "Semua ini terasa begitu nyata... begitu... penuh kebencian."

Kael, yang selama ini diam sambil memegang pedangnya, maju dengan wajah tegang. "Aric, kita bisa mengatasi ini bersama. Kita adalah sahabat! Kita sudah melewati begitu banyak hal, dan kita tidak akan meninggalkanmu sekarang." la menatap Aric dengan tekad, meskipun jelas terlihat betapa takutnya ia sebenarnya.

Sebelum Aric sempat menjawab, suara gemuruh dari kejauhan menginterupsi mereka. Pria berarmor emas, pemimpin pasukan cahaya, melangkah maju. Wajahnya yang penuh kebencian tampak dingin, tetapi bibirnya melengkung ke dalam senyum yang menakutkan. "Dewa Naga Kehancuran," suaranya menggelegar seperti guntur, "Kami telah menunggu kembalimu selama berabad-abad. Kali ini, kami tidak akan gagal membinasakanmu."

Aric menelan ludah. Kekuatan naga di dalam dirinya meronta-ronta ingin keluar, ingin menghancurkan musuh yang berdiri di depannya. Tapi di antara semua ketegangan dan kebencian itu, suara Lyria terus menggema di pikirannya, mengingatkannya bahwa ia bukanlah monster yang mereka pikirkan. "Aku harus... aku harus tetap sadar," pikirnya, meski kegelapan di dalam hatinya terus mendesak.

"Jika kau ingin bertarung," Kael memprotes, mengangkat pedangnya ke arah pria berarmor emas, "Kau harus melewati kami dulu!" Suara Kael terdengar tegas, meskipun di dalam dirinya, ia tahu bahwa melawan pasukan cahaya itu seperti mencoba menghentikan badai dengan tangan kosong.

Pemimpin pasukan cahaya menatap Kael, matanya berkilau dengan ejekan. "Kalian manusia kecil ini," katanya, penuh cemoohan. "Tidak tahu apa-apa tentang kekuatan sejati. Dewa Naga akan menghapus kalian semua, seperti yang selalu dilakukan oleh kekacauan."

Lyria maju selangkah, mengangkat tongkatnya. "Kami tidak akan membiarkanmu menyakiti Aric atau siapa pun lagi. Jika kau ingin perang, kami akan melawan, meski itu berarti mempertaruhkan nyawa kami." Keteguhan hatinya terasa hingga ke dalam tulang, meskipun ia tahu mereka mungkin tidak akan selamat.

Aric memandang kedua sahabatnya, perasaan bersalah melanda dirinya. Mereka seharusnya tidak perlu menghadapi ini; semua ini adalah warisannya, beban dari masa lalu yang gelap. "Kael, Lyria," katanya lirih, "Ini bukan pertempuran kalian. Aku tidak ingin kalian terluka... semua ini salahku."

Lyria menoleh, matanya penuh dengan ketegasan. "Kita adalah sahabat, Aric. Kita tidak akan meninggalkanmu, apa pun yang terjadi." Kael mengangguk, setuju tanpa ragu. "Bersama-sama, kita lebih kuat," tambahnya, meskipun tubuhnya gemetar.

Sebelum Aric bisa berkata lebih banyak, gemuruh di tanah semakin keras, dan pasukan cahaya mulai bergerak maju, menyerang dengan kecepatan mengerikan. Mereka adalah pejuang yang terlatih, penuh dengan kekuatan ilahi. Aric tahu mereka tidak akan bertahan lama melawan kekuatan semacam itu, tetapi sesuatu di dalam dirinya bangkit.

"Mereka ingin aku berubah," pikir Aric, merasakan api biru yang membakar di dalam dirinya. "Mereka ingin aku menjadi monster... tapi aku bisa memilih." Kekuatan yang mengalir di dalam tubuhnya bertransformasi, bukan menjadi kehancuran, tetapi menjadi perlindungan.

"Tidak!" teriak Aric, dan api biru di sekelilingnya membentuk perisai besar yang melindungi dia dan kedua sahabatnya. Para prajurit cahaya menyerang, tetapi serangan mereka memantul dari energi naga yang kini digunakan untuk melindungi, bukan menghancurkan.

Pemimpin pasukan itu menyipitkan matanya, tampak terkejut. "Kau melawan sifat aslimu? Lucu. Tapi itu tidak akan bertahan lama." la mengangkat tangannya, dan tombak cahaya muncul di genggamannya. Dengan satu gerakan cepat, ia melempar tombak itu ke arah Aric, bertekad untuk menghancurkan perisai.

Lyria mengangkat tongkatnya, memanggil mantra perlindungan untuk memperkuat perisai Aric. Kael mengayunkan pedangnya, mencoba menangkis serangan prajurit yang mendekat. "Kita tidak bisa bertahan seperti ini selamanya!" teriak Kael, wajahnya penuh ketegangan.

Aric tahu mereka berada di ambang kekalahan. Tapi saat itu, suara lembut dan tenang bergema di dalam dirinya. "Aric," suara itu terdengar seperti bisikan angin, "Kekuatanmu bukan hanya kehancuran. Kau adalah warisan dari kedamaian dan perlindungan juga.

Gunakan itu."

Dengan napas yang terengah-engah, Aric fokus, mengubah energi naga di dalam dirinya. Api biru berubah menjadi cahaya lembut, menyelimuti dirinya dan kedua sahabatnya. Perisai yang tadinya rapuh menjadi kokoh, seolah terbuat dari bintang yang tak tergoyahkan.

Pemimpin pasukan cahaya tampak marah. "Tidak mungkin! Dewa Naga seharusnya tidak bisa menggunakan kekuatan seperti itu!" la menyerang sekali lagi, tetapi kali ini serangannya tidak menembus cahaya yang Aric ciptakan.

Aric menatap pria berarmor emas itu, napasnya stabil. "Aku bukan hanya Dewa Kehancuran," katanya, suara gemanya terdengar di seluruh medan perang. "Aku adalah Aric. Aku adalah teman, pelindung, dan aku tidak akan membiarkanmu melukai siapa pun lagi."

Pertempuran berhenti sejenak, semua mata tertuju pada Aric. Bahkan naga hitam yang sebelumnya mendukung kehancurannya kini memperhatikan dengan rasa ingin tahu. Keputusan Aric mengubah jalannya pertempuran, dan mungkin, nasib dari warisan kelamnya.

Episodes
1 Bab1: mimpi 3 sahabat
2 Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3 Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4 Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5 Bab 5: Bayangan di Hutan
6 Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7 Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8 Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9 Bab 9: Memori yang Terbangun
10 Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11 Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12 Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13 Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14 Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15 Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16 Bab 16: Hutan kegelapan
17 Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18 Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19 Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20 Bab 20: Hati yang Terbelah
21 Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22 Bab 22: Api dan bayangan
23 Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24 Bab 24: Keputusan Terakhir
25 Bab 25: Bangkit dari Abu
26 Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27 Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28 Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29 Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30 Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31 Bab 31: Perjalanan Kembali
32 Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33 Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34 Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35 Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36 Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37 Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38 Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39 Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40 Bab 40: Pilihan Aric
41 Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42 Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43 Bab 43: Jejak Kekuatan
44 Bab 44: Awal dari Akhir
45 Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46 Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47 Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48 Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49 Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50 Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51 Bab 51: Bisikan Kegelapan
52 Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53 Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54 Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55 Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56 Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57 Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58 Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59 Bab 59: Langit Para Dewa
60 Bab 60: Warisan Kegelapan
61 Bab 61: Pilihan yang Berat
62 Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63 Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64 Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65 Bab 65: Tanda yang Terungkap
66 Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67 Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68 Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69 Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70 Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71 Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72 Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73 Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74 Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75 Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76 Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77 Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78 Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79 Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab1: mimpi 3 sahabat
2
Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3
Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4
Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5
Bab 5: Bayangan di Hutan
6
Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7
Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8
Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9
Bab 9: Memori yang Terbangun
10
Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11
Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12
Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13
Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14
Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15
Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16
Bab 16: Hutan kegelapan
17
Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18
Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19
Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20
Bab 20: Hati yang Terbelah
21
Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22
Bab 22: Api dan bayangan
23
Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24
Bab 24: Keputusan Terakhir
25
Bab 25: Bangkit dari Abu
26
Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27
Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28
Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29
Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30
Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31
Bab 31: Perjalanan Kembali
32
Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33
Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34
Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35
Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36
Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37
Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38
Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39
Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40
Bab 40: Pilihan Aric
41
Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42
Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43
Bab 43: Jejak Kekuatan
44
Bab 44: Awal dari Akhir
45
Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46
Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47
Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48
Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49
Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50
Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51
Bab 51: Bisikan Kegelapan
52
Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53
Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54
Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55
Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56
Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57
Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58
Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59
Bab 59: Langit Para Dewa
60
Bab 60: Warisan Kegelapan
61
Bab 61: Pilihan yang Berat
62
Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63
Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64
Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65
Bab 65: Tanda yang Terungkap
66
Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67
Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68
Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69
Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70
Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71
Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72
Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73
Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74
Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75
Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76
Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77
Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78
Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79
Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!