Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan

Langit di atas mereka dipenuhi naga yang melesat cepat, sisik mereka memantulkan kilauan cahaya dari petir yang menggelegar di antara awan kelam. Aric, Lyria, dan Kael berdiri terpaku di padang luas yang diliputi oleh hiruk-pikuk pertempuran. Suara dentingan logam dan raungan makhluk-makhluk raksasa bergema di udara, membuat ketiga sahabat itu merasa begitu kecil di tengah kekacauan yang terjadi.

"Apa... apa ini?" bisik Lyria, suaranya hampir tak terdengar di tengah gemuruh pertempuran. Ia menggenggam tongkat sihirnya lebih erat, jari-jarinya gemetar.

Kael, yang biasanya begitu percaya diri, kini tampak pucat. "Kita... kita ada di masa lalu," katanya dengan nada tak percaya. "Ini perang besar yang disebut dalam legenda... perang yang membinasakan ras naga."

Aric berdiri kaku, matanya membelalak melihat kehancuran di sekelilingnya. Ia merasa perutnya mual melihat darah mengalir membasahi tanah dan asap membubung ke angkasa. Namun, yang paling menakutkan adalah perasaan akrab yang mengalir di dalam dirinya. Seolah-olah ia pernah berada di sini sebelumnya. Seolah-olah ini adalah kenangan yang lama ia pendam.

"Aric," suara dalam kepalanya bergema, lembut namun tegas. Aric memegang kepalanya, rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya membuatnya tersentak. "Ingat siapa dirimu... ingat keadilan yang pernah kau perjuangkan."

"Siapa kau?" Aric berbisik, rasa panik mengisi suaranya. Namun, tidak ada jawaban selain gema dari jeritan dan tangisan para prajurit yang bertempur.

Sebelum Aric bisa berkata lebih banyak, seekor naga besar dengan sisik sehitam malam meluncur ke arah mereka, taringnya menyala dengan api biru yang menyala-nyala. Lyria dan Kael bersiap, mengangkat senjata mereka dengan gemetar. Tapi naga itu tidak menyerang. Sebaliknya, ia mendarat dengan dentuman keras di depan mereka, matanya yang besar dan cemerlang menatap Aric dengan intensitas yang tak dapat dipahami.

"Dewa Naga Kehancuran," suara naga itu dalam dan penuh kekuatan. "Kau telah kembali."

Aric merasa tubuhnya membeku, kata-kata naga itu menggema di dalam dirinya. "Aku bukan... aku bukan Dewa Naga," katanya, suaranya pecah. "Aku hanya... aku hanya Aric."

Naga itu mengeluarkan suara serupa tawa, meskipun terdengar lebih seperti gemuruh gunung. "Kau tidak ingat, tapi tubuhmu tahu," kata makhluk raksasa itu. "Kau adalah warisan dari kehancuran dan kebencian, dari kesetiaan yang dikhianati."

Lyria melangkah maju, mencoba menengahi. "Apa yang kau bicarakan?" Ia menatap naga itu dengan keberanian yang dipaksakan. "Aric adalah teman kami. Ia bukan dewa apa pun."

Naga itu menundukkan kepala, matanya memperhatikan Lyria dengan rasa ingin tahu. "Kalian semua hanyalah anak-anak kecil yang tersesat," katanya. "Tapi kebenaran akan menghancurkan kepolosan kalian."

Kael mengayunkan pedangnya, kemarahan terlihat di wajahnya. "Jika kau ingin melukai kami, cobalah," katanya, suaranya penuh ketegangan. "Kami tidak akan membiarkanmu mengganggu kami lebih jauh."

Namun, sebelum naga itu bisa menjawab, tanah di sekitar mereka mulai bergetar. Suara gemuruh yang semakin mendekat membuat mereka bertiga menoleh, hanya untuk melihat pasukan besar mendekat. Di depan pasukan itu, seorang pria bertubuh kekar mengenakan armor emas berkilauan, memimpin dengan tangan terangkat tinggi.

"Para prajurit cahaya," bisik naga itu dengan penuh kebencian. "Penjagal ras kami. Mereka datang untuk menghancurkan apa yang tersisa."

Aric melihat sosok pria itu, dan sesuatu di dalam dirinya bergolak. Ia merasakan kemarahan yang mendalam, kemarahan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Kenangan-kenangan asing mengalir ke dalam pikirannya: kenangan tentang pertarungan, tentang pengkhianatan, dan tentang perasaan kehilangan yang luar biasa.

Pria berarmor emas itu mengangkat pedangnya, matanya yang bercahaya menatap langsung ke arah mereka. "Dewa Naga!" suaranya bergema di seluruh medan perang. "Hari ini, kami akan mengakhiri penderitaan yang kau sebabkan! Kami akan membebaskan dunia dari kutukanmu."

Aric ingin berteriak bahwa ia bukan dewa, bahwa ia tidak tahu apa yang terjadi. Tapi kata-kata itu tidak keluar. Sebaliknya, rasa amarah menguasainya, dan ia merasakan kekuatan yang menakutkan membangkit di dalam tubuhnya.

"Aric!" teriak Lyria, mencoba meraih tangan sahabatnya. "Kau harus melawan perasaan itu. Ini bukan dirimu."

Namun, Aric sudah terjebak dalam arus kenangan dan emosi yang meluap-luap. Tubuhnya terasa ringan, dan ia merasakan energi gelap membungkus dirinya. Api biru mulai menyala di sekelilingnya, dan matanya bersinar seperti permata obsidian.

Kael melihat perubahan itu dan mundur ketakutan. "Aric... jangan biarkan itu menguasaimu!" teriaknya. "Kau harus tetap sadar."

Naga hitam itu mengangguk, seolah-olah puas. "Sekarang kau tahu," katanya. "Bangkitlah, Dewa Naga. Buktikan pada mereka siapa yang sebenarnya kuat."

Aric mengerang, berusaha melawan kekuatan yang ingin mengambil alih dirinya. Ia mendengar suara Lyria dan Kael, namun suara mereka semakin jauh. Dunia di sekitarnya tampak memudar, digantikan oleh kegelapan yang dalam.

"Aku tidak ingin ini," pikirnya, meskipun ia tidak yakin apakah itu benar-benar keinginannya.

Namun, saat prajurit cahaya mendekat, Aric merasakan sesuatu yang lebih kuat dari keraguan: keinginan untuk bertahan, untuk melindungi. Ia tidak tahu siapa yang harus ia percaya, atau apa yang harus ia lakukan. Tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan dirinya dikendalikan.

"Aku adalah Aric," katanya, meskipun suaranya bergema dengan kekuatan lain yang lebih tua dan lebih gelap. "Dan aku akan melawan apa pun yang mencoba menghancurkan aku dan teman-temanku."

Dengan energi biru yang masih menyala di sekelilingnya, Aric berbalik, menatap pria berarmor emas yang mendekat. Prajurit itu tersenyum, tetapi senyuman itu penuh kebencian.

"Baiklah, Dewa Naga," katanya. "Tunjukkan kekuatanmu. Tunjukkan mengapa kami harus takut padamu."

Aric menyiapkan diri, tidak tahu apakah ia akan menang atau kalah, tetapi tahu satu hal: ia tidak akan menyerah. Di sampingnya, Lyria dan Kael berdiri dengan senjata terangkat, siap untuk bertarung bersama.

rahasia di bab berikutnya?

Episodes
1 Bab1: mimpi 3 sahabat
2 Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3 Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4 Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5 Bab 5: Bayangan di Hutan
6 Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7 Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8 Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9 Bab 9: Memori yang Terbangun
10 Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11 Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12 Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13 Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14 Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15 Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16 Bab 16: Hutan kegelapan
17 Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18 Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19 Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20 Bab 20: Hati yang Terbelah
21 Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22 Bab 22: Api dan bayangan
23 Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24 Bab 24: Keputusan Terakhir
25 Bab 25: Bangkit dari Abu
26 Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27 Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28 Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29 Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30 Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31 Bab 31: Perjalanan Kembali
32 Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33 Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34 Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35 Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36 Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37 Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38 Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39 Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40 Bab 40: Pilihan Aric
41 Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42 Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43 Bab 43: Jejak Kekuatan
44 Bab 44: Awal dari Akhir
45 Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46 Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47 Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48 Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49 Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50 Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51 Bab 51: Bisikan Kegelapan
52 Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53 Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54 Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55 Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56 Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57 Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58 Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59 Bab 59: Langit Para Dewa
60 Bab 60: Warisan Kegelapan
61 Bab 61: Pilihan yang Berat
62 Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63 Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64 Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65 Bab 65: Tanda yang Terungkap
66 Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67 Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68 Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69 Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70 Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71 Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72 Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73 Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74 Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75 Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76 Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77 Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78 Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79 Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab1: mimpi 3 sahabat
2
Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3
Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4
Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5
Bab 5: Bayangan di Hutan
6
Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7
Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8
Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9
Bab 9: Memori yang Terbangun
10
Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11
Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12
Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13
Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14
Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15
Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16
Bab 16: Hutan kegelapan
17
Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18
Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19
Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20
Bab 20: Hati yang Terbelah
21
Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22
Bab 22: Api dan bayangan
23
Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24
Bab 24: Keputusan Terakhir
25
Bab 25: Bangkit dari Abu
26
Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27
Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28
Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29
Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30
Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31
Bab 31: Perjalanan Kembali
32
Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33
Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34
Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35
Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36
Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37
Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38
Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39
Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40
Bab 40: Pilihan Aric
41
Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42
Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43
Bab 43: Jejak Kekuatan
44
Bab 44: Awal dari Akhir
45
Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46
Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47
Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48
Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49
Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50
Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51
Bab 51: Bisikan Kegelapan
52
Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53
Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54
Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55
Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56
Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57
Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58
Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59
Bab 59: Langit Para Dewa
60
Bab 60: Warisan Kegelapan
61
Bab 61: Pilihan yang Berat
62
Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63
Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64
Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65
Bab 65: Tanda yang Terungkap
66
Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67
Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68
Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69
Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70
Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71
Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72
Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73
Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74
Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75
Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76
Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77
Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78
Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79
Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!