Bab 5: Bayangan di Hutan

Langkah-langkah Aric, Lyria, dan Kael terdengar tenang, namun penuh kewaspadaan. Hutan Aether tidak seperti hutan biasa. Udara di sekitar mereka terasa berat, hampir seolah-olah kabut magis yang menyelimuti pepohonan memiliki kesadaran sendiri. Daun-daun yang besar dan tebal bergoyang meskipun angin tidak bertiup, dan suara-suara aneh sesekali terdengar, membuat mereka semakin waspada.

"Kita harus tetap bergerak," kata Aric, memecahkan keheningan yang hampir membuat mereka semua kehilangan akal. Pedangnya terhunus, dan setiap otot di tubuhnya siap menghadapi apa pun yang muncul. "Semakin dalam kita masuk, semakin cepat kita bisa menemukan Batu Aether."

Kael mengangguk, meskipun matanya tidak pernah berhenti mengawasi setiap sudut. "Jangan terlalu tergesa-gesa," balasnya. "Hutan ini penuh dengan ilusi dan jebakan. Kita tidak tahu apa yang benar dan apa yang hanya bayangan."

Lyria memegang tongkat sihirnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Cahaya lembut yang berasal dari kristal di ujung tongkatnya membantu menerangi jalan mereka, tetapi juga membuat bayangan pohon-pohon besar di sekitar mereka tampak semakin mengancam. "Aku merasa kita sedang diawasi," bisiknya, mencoba mengendalikan rasa takutnya. "Kalian tidak merasa begitu?"

Aric menoleh ke arahnya, wajahnya yang biasanya ceria kini tampak serius. "Aku juga merasakannya," katanya pelan. "Tapi kita tidak bisa mundur sekarang. Kita harus menyelesaikan ujian ini."

Kael berhenti tiba-tiba, membuat Aric dan Lyria ikut terdiam. Ia memandang ke arah semak-semak yang bergetar di depan mereka. "Ada sesuatu di sana," katanya, suaranya berubah menjadi bisikan yang tegang. Ia meraih busur di punggungnya, dengan cekatan memasang anak panah. "Bersiaplah."

Mereka bertiga menahan napas, menunggu dengan jantung yang berdebar. Suara gemerisik semakin mendekat, dan bayangan besar muncul di depan mereka. Aric mengangkat pedangnya lebih tinggi, bersiap menyerang. Tetapi yang keluar dari balik semak itu bukanlah monster seperti yang mereka bayangkan.

"Seekor... rusa?" Lyria menghela napas lega saat melihat makhluk itu. Rusa itu memiliki tanduk emas dan mata berwarna biru cerah. Binatang itu menatap mereka, seolah menilai apakah mereka layak berada di hutan itu. Kemudian, dengan lompatan anggun, rusa itu menghilang ke dalam kegelapan.

Aric menurunkan pedangnya dan menghela napas panjang. "Hanya seekor rusa," katanya, mencoba tertawa untuk mengurangi ketegangan. "Kita terlalu tegang."

Namun, Kael tidak ikut tertawa. Matanya masih memandang ke arah rusa yang baru saja menghilang. "Itu bukan rusa biasa," gumamnya. "Tanduknya... dan matanya... Itu pasti makhluk magis."

Lyria mengangguk, wajahnya yang pucat sedikit memerah karena rasa lega. "Makhluk magis di Hutan Aether dikenal suka menguji keberanian kita," katanya. "Mungkin itu pertanda bahwa kita harus berhati-hati."

Aric menepuk bahu Kael, mencoba menghiburnya. "Hei, setidaknya itu tidak menyerang kita. Ayo, kita harus tetap fokus."

Kael ingin menjawab, tetapi suara lain tiba-tiba terdengar dari atas. Mereka bertiga menoleh ke arah langit, hanya untuk melihat sesuatu yang tidak mereka duga. Awan-awan gelap berkumpul dengan cepat, dan dari atas pepohonan, makhluk bersayap besar muncul. Mata merah menyala menatap mereka, dan cakar tajamnya mencengkeram cabang pohon.

"Itu... burung bayangan!" Lyria berteriak, wajahnya berubah ketakutan. "Kita harus lari!"

Burung bayangan itu mengepakkan sayapnya dengan suara seperti guntur, dan angin kencang mulai berputar di sekitar mereka. Daun-daun beterbangan, dan ketiganya terlempar ke tanah. Aric mencoba berdiri, tetapi angin yang dihasilkan makhluk itu membuatnya sulit bergerak. "Kita tidak bisa melawan ini dengan mudah!" teriaknya.

Kael mengangkat busurnya dan menembakkan panah ke arah burung itu. Tetapi panahnya hanya menembus bayangan yang melingkupi tubuh makhluk itu, dan panah tersebut jatuh ke tanah tanpa melukai apa pun. "Panahku tidak berguna!" Kael berteriak, wajahnya penuh rasa frustrasi.

Lyria memejamkan mata dan mulai merapal mantra. Cahaya hijau dari tongkat sihirnya semakin terang, dan akar-akar pohon di sekitar mereka mulai bergerak. "Aku akan mencoba menahannya!" serunya. Akar-akar itu melesat ke atas, mencoba menangkap burung bayangan, tetapi makhluk itu dengan mudah merobek mereka dengan cakarnya.

Aric menggertakkan giginya, matanya menyala dengan semangat bertarung. "Kita tidak bisa terus bertahan. Kita harus menemukan cara untuk melawannya!" Ia mencoba melompat ke arah burung itu, tetapi sebuah sayap besar menghantamnya, membuatnya terhempas ke tanah.

Kael melihat Aric yang kesakitan dan rasa panik mulai menyebar di dadanya. "Aric!" teriaknya, berlari untuk membantu sahabatnya. Tetapi sebelum ia bisa mencapai Aric, bayangan besar burung itu melayang di atas mereka, siap menyerang lagi.

Lyria merasakan tenaganya hampir habis, dan ia tahu mereka tidak akan bertahan lebih lama lagi. "Kita harus kabur!" serunya, matanya dipenuhi air mata. "Ini terlalu kuat untuk kita!"

Aric, dengan susah payah, berdiri dan memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Kita... tidak boleh menyerah," katanya, meskipun tubuhnya penuh luka. "Aku tidak akan lari."

Namun, sebelum mereka bisa memutuskan langkah selanjutnya, sesuatu yang aneh terjadi. Cahaya keemasan tiba-tiba menyinari hutan, membuat burung bayangan itu terkejut dan mundur. Makhluk itu berteriak dengan suara melengking, lalu terbang menjauh, meninggalkan mereka bertiga yang terengah-engah.

Kael memandang sekeliling, mencoba menemukan sumber cahaya itu. Di sana, di tengah hutan, seorang pria misterius berdiri. Jubahnya putih bersih, dan mata birunya memancarkan ketenangan yang aneh. "Kalian tidak seharusnya berada di sini," kata pria itu, suaranya lembut namun penuh otoritas.

Aric mencoba berdiri tegak, meskipun kakinya gemetar. "Siapa... kau?" tanyanya, matanya memicing menatap pria itu.

Pria itu hanya tersenyum tipis. "Aku adalah pelindung Hutan Aether," katanya, matanya memandang mereka dengan rasa ingin tahu. "Dan aku ingin tahu apakah kalian benar-benar layak melanjutkan perjalanan ini."

Lyria, yang masih memegang tongkatnya dengan erat, merasakan rasa takutnya sedikit mereda. "Kami... kami hanya ingin menemukan Batu Aether," katanya pelan. "Kami harus membuktikan diri."

Pria itu menatap mereka satu per satu, seolah menilai keberanian mereka. "Mungkin kalian punya potensi," katanya, suaranya rendah namun jelas. "Tapi ujian ini belum selesai. Bersiaplah, karena cobaan yang lebih besar masih menanti."

Dengan itu, pria itu menghilang dalam kilatan cahaya, meninggalkan mereka bertiga dalam keheningan. Aric, Lyria, dan Kael saling berpandangan, rasa lega dan kebingungan bercampur di wajah mereka. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan tampaknya Hutan Aether memiliki lebih banyak rahasia yang siap terungkap.

Terpopuler

Comments

nalxyt

nalxyt

Tidak ada yang kurang.

2024-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab1: mimpi 3 sahabat
2 Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3 Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4 Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5 Bab 5: Bayangan di Hutan
6 Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7 Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8 Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9 Bab 9: Memori yang Terbangun
10 Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11 Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12 Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13 Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14 Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15 Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16 Bab 16: Hutan kegelapan
17 Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18 Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19 Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20 Bab 20: Hati yang Terbelah
21 Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22 Bab 22: Api dan bayangan
23 Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24 Bab 24: Keputusan Terakhir
25 Bab 25: Bangkit dari Abu
26 Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27 Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28 Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29 Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30 Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31 Bab 31: Perjalanan Kembali
32 Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33 Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34 Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35 Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36 Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37 Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38 Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39 Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40 Bab 40: Pilihan Aric
41 Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42 Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43 Bab 43: Jejak Kekuatan
44 Bab 44: Awal dari Akhir
45 Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46 Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47 Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48 Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49 Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50 Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51 Bab 51: Bisikan Kegelapan
52 Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53 Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54 Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55 Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56 Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57 Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58 Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59 Bab 59: Langit Para Dewa
60 Bab 60: Warisan Kegelapan
61 Bab 61: Pilihan yang Berat
62 Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63 Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64 Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65 Bab 65: Tanda yang Terungkap
66 Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67 Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68 Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69 Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70 Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71 Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72 Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73 Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74 Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75 Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76 Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77 Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78 Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79 Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab1: mimpi 3 sahabat
2
Bab 2: Perjalanan ke Akademi
3
Bab 3: Pintu Menuju Masa Depan
4
Berikut adalah Bab 4: Ujian Pertama
5
Bab 5: Bayangan di Hutan
6
Bab 6: Pertemuan Tak Terduga
7
Bab 7: Bayangan Masa Lalu
8
Bab 8: Rahasia yang Terungkap
9
Bab 9: Memori yang Terbangun
10
Bab 10: Pintu ke Masa Lalu
11
Bab 11: Warisan Perang yang Terlupakan
12
Bab 12: kebenaran yang menghancurkan
13
Bab 13: Bayangan Pengkhianatan
14
Bab 14: Kebangkitan di Tengah Kekacauan
15
Bab 15: Rahasia Nyra Terungkap
16
Bab 16: Hutan kegelapan
17
Bab 17: Pertarungan dengan Kegelapan
18
Bab 18: Rahasia yang Terungkap
19
Bab 19: Bayangan Masa Lalu
20
Bab 20: Hati yang Terbelah
21
Bab 21: Pertarungan di Ambang Kegelapan
22
Bab 22: Api dan bayangan
23
Bab 23: Kebenaran yang Tersembunyi
24
Bab 24: Keputusan Terakhir
25
Bab 25: Bangkit dari Abu
26
Bab 26: Jejak Musuh di Tanah Kawan
27
Bab 27: Sang Penyelamat yang Mencurigakan
28
Bab 28: Misi yang Berawal di Dalam Hati
29
Bab 29: Bisikan dari Kegelapan
30
Bab 30: Menghadapi Kebenaran
31
Bab 31: Perjalanan Kembali
32
Bab 32: Cahaya dalam kegelapan
33
Bab 33: Rahasia dari Masa Lalu
34
Bab 34: Pertempuran yang tak terhindarkan
35
Bab 35: Kepulangan yang Diresap
36
Bab 36: Jejak Keberanian Menuju Kuil Kuno
37
Bab 37: Kebenaran yang Terungkap
38
Bab 38: Pertemuan Tak Terduga
39
Bab 39: Bayangan Masa Lalu
40
Bab 40: Pilihan Aric
41
Bab 41: Ujian di Dalam Kuil
42
Bab 42: Langkah Menuju Takdir
43
Bab 43: Jejak Kekuatan
44
Bab 44: Awal dari Akhir
45
Bab 45: Langkah ke Medan Perang
46
Bab 46: Pertarungan Tak Terelakkan
47
Bab 47: Setelah Badai Berlalu
48
Bab 48: Di Gerbang Kegelapan
49
Bab 49: Kekuatan Baru yang Terbangkitkan
50
Bab 50: Jejak Dendam yang Tertinggal
51
Bab 51: Bisikan Kegelapan
52
Bab 52: Di Antara Cahaya dan Bayangan
53
Bab 53: Cahaya di Tengah Gelapnya Takdir
54
Bab 54: Jejak Langkah di Kota Eldoria
55
Bab 55: Bayangan Masa Lalu yang Kembali
56
Bab 56: Perjalanan ke Kuil Bayangan Naga
57
Bab 57: Kuil Bayangan Naga
58
Bab 58: Ujian Keteguhan Hati
59
Bab 59: Langit Para Dewa
60
Bab 60: Warisan Kegelapan
61
Bab 61: Pilihan yang Berat
62
Bab 62: Pertemuan Tak Terduga
63
Bab 63: Pengkhianatan yang Terungkap
64
Bab 64: Di Balik Bayangan Para Dewa
65
Bab 65: Tanda yang Terungkap
66
Bab 66: Persekutuan yang Tidak Terduga
67
Bab 67: Pertaruhan di Balik Gunung Api
68
Bab 68: Bayang-Bayang Pengkhianatan
69
Bab 69: Pertarungan di Tengah Pengkhianatan
70
Bab 70: Jejak Api di Bawah Langit Malam
71
Bab 71: Kebangkitan di Tengah Abu
72
Bab 72: Keputusan yang Membebaskan
73
Bab 73: Jalan Menuju Kebebasan
74
Bab 74: Ujian di Gerbang Veyndor
75
Bab 75: Pertarungan di Kuil Langit
76
Bab 76: Duel Tak Terelakkan
77
Bab 77: Langkah Menuju Kehancuran
78
Bab 79: Cahaya di Tengah Kegelapan
79
Bab 80: Pertempuran Melawan Dewa Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!