Gelang dari Shiza

Ryuga bersandar pada sisi motornya, di sudut bibir ada permen kaki yang mengisi rongga mulut. Tampang tengil menambah kesan urakan namun beraura mahal. Ryuga fokus pada pintu berwarna putih di depannya yang hanya terbuka sebelah sambil menunggu Shiza keluar dari sana. Mereka setiap hari berangkat dan pulang bersama. Ryuga berdiri dari posisi duduknya menyambut suara langkah terdengar keluar. Senyumnya mengembang di isi permen kaki yang belum habis.

Ryuga memudarkan senyum setelah melihat sosok yang keluar. Seorang pria sangat tampan berkharisma di balut jas hitam bertubuh kekar rambut rapi tersisir di belakang serta wajah bersih dari kumis dan jenggot. Sorot mata begitu tajam mengintimidasi.

"Kamu yang nama nya Ryuga?"

"Iya Om." Pemuda itu membentuk postur tegap seperti pemimpin upacara. Namun ia lupa membuang tangkai permen kaki dari mulutnya.

"Kamu tidak berniat menculik anak saya 'kan?"

"Enggak om, kami beneran ke sekolah." Ryuga menjawab cepat.

"Awas saja sampai melipir kemana-kemana." Papa Rajendra masih berdiri di tempatnya. "Dengan ketampanan kamu yang tidak seberapa itu saya bisa mencari kamu."

"Iya Om saya pastikan Shiza sampai ke sekolah dengan selamat tanpa kekurangan apapun."

"Hati-hati dijalan jangan grepe-grepe anak saya kalau mau tangan kamu tetap utuh !" Papa Rajendra melenggang pergi masuk ke dalam mobilnya.

Ryuga bernafas lega lalu menoleh ke arah mobil hitam yang perlahan meninggalkan pekarangan. "Huh... Nyeremin banget tuh bapak mertua." Gerutunya kesal. "Tampan juga aku."

"Maaf ya lama."

Ryuga tersenyum lembut. "Nggak apa-apa, seberapa lama pun tetap aku tunggu."

Sepasang anak manusia itu membelah jalan berkendara santai tanpa terburu-buru. Ryuga merasa nyaman dan tenang saat bersama Shiza. Entah kenapa ia masih enggan memutuskan hubungan mereka padahal hadiah sudah di terima. Melaju beberapa menit Ryuga dan Shiza sudah tiba di sekolah. Seperti biasa tanpa melewatkan pemeriksaan. Tidak jauh dari sana ada Candra yang memperhatikan, jujur ia rindu ingin bicara dan bercanda dengan Shiza tapi keputusan sudah di ambilnya. Candra tersenyum tipis melihat Ryuga sangat posesif pada temannya itu.

"Kangen ya ngumpul bareng?"

Candra tersentak merasakan berat di pundaknya. "Nggak juga."

"Jangan sedih ada aku yang selalu ada." Dimas berkata penuh percaya diri.

Setiba di kelas pandangan Candra bertemu dengan manik mata Shiza. Mereka hanya saling mengunci tatapan membiarkan gemuruh terasa di dalam dada. Shiza memutuskan pandang lebih dulu dan menurunkan tatapan ke atas meja.

"Dia belum minta maaf." Aysela duduk menghadap ke arah sahabatnya itu.

"Biar aja, aku nggak marah mungkin Candra memang pengen sendiri kita nggak tahu ada masalah apa sampai dia seperti itu. Mungkin sensitif maka nya nggak mau berbagi. Kalian tetap temenan ya sama dia."

Aysela tersenyum. "Dari kelas sepuluh Candra belum pernah dekat sama orang lain selain Dimas dan kamu adalah orang pertama yang jadi teman terdekatnya. Candra banyak menghabiskan waktu sendirian kalau Dimas sedang aktif di basket."

"Tapi mereka kaya nggak akur."

Aysela tertawa. "Pertemanan mereka memang seperti itu."

Shiza kembali melirik pada Candra dan Dimas. Sekilas mereka seperti orang bermusuhan. Shiza merasa lega karena masih ada Dimas. Pembelajaran di mulai hari ini mereka belajar kelompok di isi tiga orang.

"Selir-selirku." Suara Dimas menarik atensi semua orang. "Aku satu kelompok sama si Ungu dulu ya. Jangan sedih besok aku sekelompok sama kalian lagi kok." Sambungnya mendapatkan tabokan dari Violet.

"Nama aku Violet ya Dimas."

"Sana berantem di lapangan biar masuk base sekolah." Seru Cakra menggeser meja.

Shiza dan Aysela menggeleng kepala melihat tingkah teman mereka itu. Dimas memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka memindai semua orang di dalam kelas hanya mereka berdua yang belum berkelompok.

"Aku gabung kalian." Chio meletakkan buku-buku nya sambil menggeser kursi. "Nggak apa-apa 'kan?"

"Iya." Sahut Shiza tersenyum.

🌷🌷🌷🌷🌷

Meski pun resmi berpacaran tapi tidak sedikit orang mencari perhatian Shiza dan Ryuga mencoba peruntungan untuk jadi selingkuhan. Sayangnya pusat perhatian dua insan itu hanya pada pasangannya, totalitas memang untuk hubungan mereka.

"Duduk Shiza kenapa berdiri?" Keluh Ryuga sejak tadi tidak suka melihat kekasihnya berdiri duduk mengambil apa yang di butuhkan.

"Iya."

Ryuga tersenyum senang lalu melanjutkan makannya. "Hari ini kita main kemana?"

"Aku kurang tahu tempat bagus disini."

Ryuga tersenyum. "Kalau gitu kamu ngikut aja ya." Pemuda itu tersenyum.

"Za, kamu belum ambil ekskul 'kan disini ?" Aysela baru ingat.

"Iya, ekskulnya apa aja."

"Banyak, nanti aku kirim ke kamu." Sahut Chio langsung mengirim nama-nama ekskul di sekolahnya.

Shiza membuka room chat. Manik matanya berbinar melihat salah satu bidang kesukaannya. "Musik, aku suka."

Ryuga menoleh. "Nanti kamu satu ekskul sama Candra dong." Wajah tampan itu terlihat tidak senang.

"Candra ikut musik juga." Shiza tidak bisa menutupi raut senangnya.

"Tuh 'kan ! Kamu senang, kamu jangan ikut itu deh." Ryuga merasakan jika semua pandang tertuju ke arahnya. "Jangan salah paham aku nggak cemburu tapi nggak suka aja."

"Apa bedanya yang mulia !" Chio gereget sekali

"Ya udah sih, kalau memang Shiza mau ikut musik. Kenapa pakai dilarang segala." Sahut Dariel tersenyum tipis sangat puas melihat wajah kesal sahabatnya.

Ryuga mendelik kesal. "Kamu boleh ikut itu tapi aku yang antar jemput ya."

Shiza mengangguk sambil tersenyum. Sementara yang lain menatap jengah pada Ryuga.

"Kapan bisa di cintai seperti Shiza." Gumam Adel tidak lepas memandang wajah sahabatnya itu.

🌷🌷🌷🌷🌷

Izin telah di kantongi kini Ryuga dan Shiza berada di salah satu tempat yang sering di kunjungi anak muda. Tidak hanya kalangan mereka saja ada juga orang-orang dewasa.

"Pasar malam." Shiza melihat banyaknya orang berjualan disana.

"Iya, aku pengen sekali kesini sejak kecil tapi nggak ada kawan." Tatapan sendu terbaca di dua bola kata Ryuga. "Kadang aku iri sama Dariel dan Chio bisa datang kesini bersama orang tua mereka waktu kecil. Aku pengen makan jajanan disini, belanja dan juga merasakan bermain disana." Tunjuk Ryuga lagi sambil tersenyum hambar.

"Kenapa nggak kesini sama orang tua kamu?"

Ryuga menoleh lalu menarik tangan Shiza tanpa menjawab. "Kita cari sesuatu dulu."

Shiza mengangguk melupakan pertanyaannya. Kaki keduanya melangkah menuju stand makanan. Shiza merasa terenyuh melihat antusiasnya Ryuga. Apa mungkin pemuda itu tidak pernah menghabiskan waktu bersama keluarganya. Tanya itu bergelayut di benak Shiza.

"Enak ?"

Ryuga mengangguk. "Enak banget kamu cobain deh." Satu suapan ia berikan pada kekasihnya.

Shiza melebarkan penglihat sampai tatapannya jatuh pada pedagang aksesoris. Selama ia mengenal Ryuga sepertinya pemuda itu suka aksesoris serta gantungan kunci yang unik. Shiza menarik tangan Ryuga kesana di depan meja penjual. Pilihan Shiza jatuh pada salah satu gelang titanium yang menurutnya cocok untuk Ryuga.

"Sini tangan kamu?"

Ryuga mengulurkan tangan sambil memakan kue yang di beli. Ia membiarkan Shiza mencocokan gelang di tangannya. "Aku suka yang itu." Ucapnya pada pilihan pertama.

Shiza melihat kembali mencari celah ketidak cocokan nya tapi kata Ryuga gelang itu bagus untuknya. "Ini aku yang bayar nggak terima penolakan."

"Siap tuan putri."

Ryuga menikmati serta mencoba apa saja yang ada disana dan Shiza setia menemani meskipun perasaannya tidak nyaman karena terlalu ramai. Ia tidak mau melunturkan bahagia yang terlihat dari Ryuga. Senyum pemuda itu sangat polos bak anak kecil baru pertama di ajak bermain.

Terpopuler

Comments

Tini Uje

Tini Uje

masih mnunggu konflik kecil kecilan nih thor 😁🫰

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Ada gadis cantik di sekolah
2 Idola sekolah
3 Rasa penasaran
4 Deal
5 Hujan
6 Kita belum kenalan
7 Ryuga salting
8 Shiza itu milik aku
9 Denial
10 Ryuga tantrum
11 Masuk fanbase sekolah
12 Jahitan di kepala
13 Kesepian
14 Definisi dari kata indah
15 Di keluarkan
16 Berteman di sekolah saja
17 Confess dan perubahan
18 Ingin sendiri
19 Cukup Unik
20 Gelang dari Shiza
21 Ryuga dengan segala kesepian
22 Fira Alesha
23 Segenap pengertian
24 Di tinggalkan
25 Pick me
26 Dua kata maaf
27 Shiza gadis taruhan
28 Shiza si antagonis
29 Ryuga galau
30 Jujurnya Fira
31 Di anggap Adik
32 Tinggal sendiri
33 Biar kita punya cerita
34 Obrolan random
35 Rasa canggung
36 Pelukan Rindu
37 Selalu ada dimana-mana
38 Membangun ke bersamaan
39 Tentang mimpi
40 Tamparan dari Fira
41 Liburan selesai
42 Kabar untuk Candra
43 Air mata duka
44 Niat berhenti
45 Tentang Ray
46 Tidak bisa bergerak
47 Cedera
48 Bukan Shiza
49 Terlambat
50 Keputusan
51 Aku pasti jemput kamu
52 Ryuga tanpa Shiza
53 Tujuh Tahun kemudian
54 Boleh bepergian
55 Postingan pertama
56 Undangan
57 Pulang
58 Kekasih Shiza
59 Tantrum lagi
60 Cinta & Obsesi
61 Rumah kita
62 Jangan benci aku
63 Biar saja
64 Secantik apa
65 Bagaimana kalau kita menikah?
66 Apa aku bisa?
67 Menepi sejenak
68 Aku siap
69 Jangan berubah
70 Ayo ke rumah ku !
71 Aku yang akan menikahi nya
72 Seperti mafia menyelesaikan misi
73 Aku sadar diri
74 Keindahan pagi hari
75 Dia masa lalu kamu masa depan
76 Ryuga cerewet
77 Di tangani ahli nya
78 Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79 Berusahalah lebih keras
80 Bukan pengganti tapi penetap
81 Aku bukan selebriti
82 Di pinggiran kota
83 Koma unresponsive
84 Suamiku bukan mati otak
85 Kami sudah di persimpangan
86 Kamu duniaku Ryuga
87 Enam bulan kemudian
88 Bonus bab
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ada gadis cantik di sekolah
2
Idola sekolah
3
Rasa penasaran
4
Deal
5
Hujan
6
Kita belum kenalan
7
Ryuga salting
8
Shiza itu milik aku
9
Denial
10
Ryuga tantrum
11
Masuk fanbase sekolah
12
Jahitan di kepala
13
Kesepian
14
Definisi dari kata indah
15
Di keluarkan
16
Berteman di sekolah saja
17
Confess dan perubahan
18
Ingin sendiri
19
Cukup Unik
20
Gelang dari Shiza
21
Ryuga dengan segala kesepian
22
Fira Alesha
23
Segenap pengertian
24
Di tinggalkan
25
Pick me
26
Dua kata maaf
27
Shiza gadis taruhan
28
Shiza si antagonis
29
Ryuga galau
30
Jujurnya Fira
31
Di anggap Adik
32
Tinggal sendiri
33
Biar kita punya cerita
34
Obrolan random
35
Rasa canggung
36
Pelukan Rindu
37
Selalu ada dimana-mana
38
Membangun ke bersamaan
39
Tentang mimpi
40
Tamparan dari Fira
41
Liburan selesai
42
Kabar untuk Candra
43
Air mata duka
44
Niat berhenti
45
Tentang Ray
46
Tidak bisa bergerak
47
Cedera
48
Bukan Shiza
49
Terlambat
50
Keputusan
51
Aku pasti jemput kamu
52
Ryuga tanpa Shiza
53
Tujuh Tahun kemudian
54
Boleh bepergian
55
Postingan pertama
56
Undangan
57
Pulang
58
Kekasih Shiza
59
Tantrum lagi
60
Cinta & Obsesi
61
Rumah kita
62
Jangan benci aku
63
Biar saja
64
Secantik apa
65
Bagaimana kalau kita menikah?
66
Apa aku bisa?
67
Menepi sejenak
68
Aku siap
69
Jangan berubah
70
Ayo ke rumah ku !
71
Aku yang akan menikahi nya
72
Seperti mafia menyelesaikan misi
73
Aku sadar diri
74
Keindahan pagi hari
75
Dia masa lalu kamu masa depan
76
Ryuga cerewet
77
Di tangani ahli nya
78
Bukan pilihan tapi ditakdirkan
79
Berusahalah lebih keras
80
Bukan pengganti tapi penetap
81
Aku bukan selebriti
82
Di pinggiran kota
83
Koma unresponsive
84
Suamiku bukan mati otak
85
Kami sudah di persimpangan
86
Kamu duniaku Ryuga
87
Enam bulan kemudian
88
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!